Anda di halaman 1dari 43

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

KISTA TIROID
Oleh: dr. Ari Utama

BAGIAN/DEPARTEMEN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2019
OUTLINE
Anatomi
Pendahuluan
Kelenjar Tiroid

Fisiologi
Kista Tiroid
Kelenjar Tiroid

Laporan kasus Diskusi


PENDAHULUAN
• Kelenjar tiroid  organ yang terletak di leher bagian anterior
antara vertebra C5 dan T1, di bawah m. platisma, sternotiroid,
dan sternohyoid.
• Nodul tiroid  lesi diskret pada kelenjar tiroid dan secara
radiologis terpisah dari jaringan sekitar parenkim tiroid.
• Nodul tiroid dapat disebabkan oleh banyak kelainan, salah
satunya adalah kista tiroid.
• Kista tiroid  cairan yang dibungkus kantong yang terdapat di
kelenjar tiroid.
• Kista tiroid: 10-30% dari seluruh nodul tiroid.
• 0,78% dari tumor jinak pada nodul tiroid  kista tiroid (RSCM-
FKUI tahun 1999-2003)
ANATOMI
Makroskopis:
• Terdiri dari 2 lobus dextra dan sinistra dihubungkan oleh isthmus
• Ukuran: Panjang 4 cm, lebar 2 cm, tebal 20-40mm ; Isthmus 2-6
mm
• Berat 25 gram
• Lokasi:
– Di leher bagian anterior antara vertebra C5 dan T1, di bawah muskulus
platisma, sternotiroid, dan sternohyoid.
– Bagian atas di linee obliq cartilago thyroidea
– Isthmus di atas cincin trachea ke 2 dan 3
– Bagian bawah di atas cincin trachea ke 4 dan 5
ARTERI
• Arteri tiroidea superior memperdarahi kornu superior
kelenjar.
• Arteri tiroidea inferior  memperdarahi kornu inferior
tiroid.
• Arteri tiroid ima (tidak selalu ada) muncul dari sembarang
arteri (arteri subklavia, arteri karotis komunis kanan,
mamaria interna, atau arkus aorta) untuk memperdarahi
kelenjar tiroid bagian tengah. Kadang-kadang dapat
menggantikan arteri tiroidea inferior sebagai salah satu
pembuluh utama yang memasok kelenjar tiroid.
VENA
• Vena tiroidea superior
• Vena tiroidea media
• Vena tiroid inferior yang berpasangan terletak
pada aspek anterior trakea dan beranastomosis
secara bebas satu sama lain. Vena tersebut
merupakan sumber potensial perdarahan selama
tiroidektomi atau trakeostomi.
VASKULARISASI
INNERVASI
• N. laringeus superior
– Cabang interna
– Cabang eksterna
• N. laringeus inferior (rekuren)
– Kanan
– kiri
FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Tabel 1. Efek fisiologi hormon tiroid
Organ target Efek Mekanisme
Jantung Kronotropik, Meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik,
inotropik meningkatkan respon sirkulasi katekolamin, meningkatkan
proporsi miosin rantai padat
Jaringan adiposa Katabolik Stimulasi lipolisis
Otot Katabolik Meningkatkan pemecahan protein
Tulang Perkembangan Mempromosi pertumbuhan dan perkembangan tulang
Sistem saraf Perkembangan Mempromosi perkembangan otak
Usus Metabolik Meningkatkan absorbsi karbohidrat
Lipoprotein Metabolik Menstimulasi pembentukkan reseptor LDL
Lain-lain Kalorigenik Menstimulasi konsumsi oksigen oleh jaringan (kecuali testis,
uterus, limfonodus, lien, hipofisis anterior), meningkatkan
laju metabolisme
FISIOLOGI KELENJAR TIROID

• Dua hormon utama


– Tiroksin (T4 ) dan triiodotironin (T3)
• Diperlukan untuk hemeostasis semua sel
• Mempengaruhi perkembangan, pertumbuhan, dan
metabolisme sel
• Dianggap sebagai hormon metabolisme utama karena
mereka menargetkan hampir semua jaringan
BIOSINTESIS T4 DAN T3
Proses biosintesis:
• Ingesti yodium
• Transport aktif dan uptake iodida (I-) oleh kelenjar tiroid
• Oksidasi I- dan iodinasi residu tiroglobulin (Tg) tirosin
• Coupling residu iodotyrosine (MIT dan DIT) untuk membentuk
T4 dan T3
• Proteolisis Tg dengan melepaskan T4 dan T3 ke dalam sirkulasi
PRODUKSI T4 DAN T3
• T4  produk utama kelenjar tiroid (70-90 μg per
hari)
• T3 berasal dari 2 proses:
– Sekitar 80% dari T3 yang bersirkulasi berasal dari
deiodinasi T4 dalam jaringan perifer
– Sekitar 20% berasal dari sekresi tiroid langsung
KISTA TIROID
• Nodul tiroid umumnya jinak (>90%)
• Wanita >>
• Angka kejadian meningkat seiring bertambahnya usia
• Sekitar 32,63% nodul tiroid adalah keganasan dan
67,37% adalah tumor jinak (RSCM-FKUI tahun 1999-
2003)
• Kista tiroid  10-30% dari seluruh nodul tiroid.
• 0,78% dari tumor jinak pada nodul tiroid  kista tiroid
(RSCM-FKUI tahun 1999-2003)
PATOGENESIS
• Patogenesis  belum diketahui
• Kemungkinan disebabkan oleh proses infark,
destruksi folikel tiroid, degenerasi kistik dari
folikel tiroid dan proses nekrosis dari tumor
jinak atau ganas.
GEJALA KLINIS
• Kebanyakan asimptomatik
• Sering secara insidental didapatkan nodul dari
pemeriksaan pencitraan.
• Kista dapat menyebabkan kompresi pada struktur
sekitarnya  disfagia, rasa penuh di leher, tersedak,
sesak, odinofagia, sensasi globus, dan perubahan
suara.
• Sejumlah kecil  menyebabkan over produksi hormon
tiroid.
GEJALA KLINIS
Tabel 2. Gambaran klinis nodul tiroid

Gambaran klinis
Pertambahan ukuran nodul secara cepat
Riwayat keluarga dengan kanker tiroid
Riwayat paparan radiasi di leher
Usia muda (<20 tahun) dan usia tua (>70 tahun)
Serak atau perubahan suara yang penyebabnya tidak diketahui
Limfadenopati servikal
Gejala kompresi meliputi disfagia, disfonia, serak, sesak, dan batuk
Stridor
Nodul yang sangat padat atau keras
Nodul terfiksasi ke jaringan sekitar
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Fungsi tiroid
• USG
• FNAB
Gambar 1. Evaluasi nodul tiroid. FNAB, fine needle aspiration biopsy; RAI,
radioactive iodine ablation; US, ultrasound
TATALAKSANA
• Konservatif
• Operatif
Gambar 8. Algoritma diagnosis dan tatalaksana nodul
tiroid
TIROIDEKTOMI
• Indikasi mayor:
– Adanya perluasan massa ke ekstratiroid pada sisi
ipsilateral kelenjar tiroid
– Adanya massa residu yang mengenai nervus laringeus
rekuren, esofagus, atau dinding trakea
– Adanya invasi luas ke vaskular atau kapsular, atau
adanya keganasan tiroid stadium III atau karsinoma sel
Hurthle.
TIROIDEKTOMI
• Tiroid lobektomi
• Tiroidektomi subtotal
• Near-total
• Total tiroidektomi

Semua pasien harus dalam kondisi eutiroid sebelum


menjalani operasi.
Prosedur Jaringan yang dibuang Indikasi
Total lobektomi unilateral, termasuk Satu lobus dan isthmus Inisial terapi standar pada semua nodul
lobus piramidal dan isthmus indeterminate
Nodul soliter
Penyakit multinodular unilateral
Subtotal tiroidektomi bilateral (unilateral Lebih dari separuh dari kelenjar tiroid dan Struma difusa toksik pada Graves’ disease
lobektomi dan reseksi kontralateral) isthmus
Struma multinodular nontoksik dan toksik
bilateral
Hashimoto tiroiditis
Near-total tiroidektomi Lobektomi pada satu sisi, isthmectomy, Pasien papillary carcinoma low-risk, tidak
dan reseksi subtotal pada lobus memerlukan ablasi radioiodine
kontralateral

Total tiroidektomi Kedua lobus dan isthmus Sebagian besar kasus karsinoma papillary,
folikuler, dan meduler
Beberapa kasus struma multinodular luas

Tirotoksikosis berat dengan struma kecil

Eksisi Isthmus Isthmus Pada karsinoma anaplastik atau limfoma

Riedel’s tiroiditis
Gambar 3. Jenis operasi pada kelenjar tiroid. A, Total tiroidektomi (atau near-total
thyroidectomy dilakukan pada kanker tiroid (dan beberapa pasien dengan Graves’
disease). B, Subtotal tiroidektomi atau Dunhill operation dilakukan pada sebagian
besar kasus Graves’ disease. C, Tiroid lobektomi dilakukan pada beberapa nodul
jinak dan indeterminate.
RESUME
• Seorang wanita, 44 tahun datang ke Klinik THT-KL RSH Palembang
pada tanggal 13 September 2019. Pasien mengeluhkan benjolan di
leher sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan di leher berukuran sebesar
kelereng berwarna sama dengan sekitar dan tidak nyeri.
Pertambahan ukuran benjolan lambat. Tidak terdapat gangguan
menelan, perubahan suara, dan sesak nafas. Tidak ada keluhan
dada berdebar-debar dan keringat yang berlebihan, tidak ada mata
menonjol, tidak ada tremor, dan tidak terdapat penurunan berat
badan yang drastis. Pasien tidak pernah menjalani pengobatan
dengan penyinaran di daerah leher. Anggota keluarga lain tidak ada
yang sakit seperti ini. Pasien berobat ke Sp T.H.T.K.L dan disarankan
untuk operasi di RSMH.
• Pada pemeriksaan fisik regio colli dengan palpasi teraba
massa kenyal, berbatas tegas, permukaan rata, tidak nyeri
tekan, warana sama dengan sekitar dan benjolan ikut
bergerak saat pasien menelan, dengan ukuran ± 5x2 cm.
• Pasien didiagnosis dengan nodul tiroid suspek kista tiroid
dan diagnosis banding kista duktus tiroglosus dan nodul
tiroid suspek keganasan.
• Penderita dilakukan pemeriksaan laboratorium darah, USG
tiroid, dan FNAC.
Gambar 4. Foto Pasien
LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb 11,5 11,40-15,00 g/dL
WBC 6590 4,73-10,89x103 /mm3
Ht 35 35-45%
Trombosit 258000 189-436 x103/ul
Diff. Count
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 12 1-6%
Neutrofil 41 50-70%
Limfosit 39 20-40%
Monosit 8 2-8%
TSH
fT4
T3
USG TIROID
• Hasil USG Tiroid tanggal 10 Juli 2019:
Didapatkan nodul beregenerasi kistik di tiroid
kanan yang mendorong trakea ke kontralateral.
FNAC
• Hasil FNAC tanggal 10 Juli 2019:
Suspek folikular neoplasia dengan tiroiditis dan
kista tiroid.
• Diagnosis
Kista tiroid
• Rencana tindakan
Tiroidektomi (lobektomi)
Gambar 5. Foto intraoperatif
Gambar 6. Foto kista tiroid setelah ekstirpasi
POST OPERASI
• Kista tiroid yang diekstirpasi berukuran 5x2x
sentimeter.
• Post operasi diberikan terapi injeksi
seftriakson 2x1 gram/IV dan drip tramadol
1ampul/kolf RL/8 jam.
FOLLOW UP
• Hari-1: serak (-), sesak (-), susah menelan (-), cemas (-),
tangan dan kaki keram (-)
• Hari-3: tidak ada keluhan selain nyeri di daerah operasi
• Kontrol hari ke-7: tidak ada keluhan, jahitan operasi
dibuka
• Kontrol minggu kedua post operasi: tidak ada keluhan
dan pasien dianjurkan untuk kontrol bila ada keluhan,
atau tiap 3 bulan.
DISKUSI
• Seorang wanita, 44 tahun datang dengan keluhan benjolan
di leher dengan pertambahan ukuran yang lambat.
• Nodul tiroid umum terjadi, namun hanya 2-6% yang
terdeteksi dengan palpasi dan pada umumnya jinak (>90%).
• Wanita >> pria, dan angka kejadian meningkat seiring
bertambahnya usia.
• Kista tiroid ditemukan dalam 10-30% dari seluruh nodul
tiroid. Namun, dari penelitian di RSCM-FKUI tahun 1999-
2003 hanya 0,78% dari tumor jinak pada nodul tiroid yang
merupakan kista tiroid.
DISKUSI
• Pada pasien gangguan menelan (-), perubahan suara (-), dan
sesak nafas (-). Berdebar-debar (-), keringat yang berlebihan (-
), mata menonjol (-), tremor (-), penurunan berat badan yang
drastis (-).
• Pada umumnya, pasien dengan kista tiroid  asimptomatik.
• Nodul atau kista lebih dari 2-3 cm atau terletak di perifer 
dapat menyebabkan kompresi pada struktur sekitarnya,
menimbulkan gejala disfagia, rasa penuh di leher, tersedak,
sesak, odinofagia, sensasi globus, dan perubahan suara.
• Sebagian besar nodul tiroid tidak mempengaruhi fungsi tiroid
DISKUSI
• Pemeriksaan fisik regio colli: teraba massa kenyal, berbatas
tegas, permukaan rata, tidak nyeri tekan, warana sama
dengan sekitar dan benjolan ikut bergerak saat pasien
menelan, dengan ukuran ± 5x2 cm.
• Pasien didiagnosis dengan nodul tiroid suspek kista tiroid
dan diagnosis banding kista duktus tiroglosus dan nodul
tiroid suspek keganasan.
• Penderita dilakukan pemeriksaan laboratorium darah,
fungsi tiroid, USG tiroid, dan FNAC.
DISKUSI
• Hasil laboratorium TSH, T3, T4.
• Hasil USG Tiroid: didapatkan nodul beregenerasi kistik di tiroid
kanan yang mendorong trakea ke kontralateral.
• Hasil FNAC: suspek folikular neoplasia dengan tiroiditis dan kista
tiroid.
• Pasien ini didiagnosais dengan kista tiroid dan direncanakan untuk
dilakukan tiroidektomi (lobektomi).
• Pasien dengan nodul tiroid biasanya ditatalaksana secara
konservatif tanpa pembedahan.
• Pembedahan dapat dipertimbangkan pada kasus nodul jinak jika
nodul tersebut menyebabkan kompresi ke struktur sekitar.
DISKUSI
• Dimeja operasi didapatkan massa di superfisial lobus tiroid dextra.
• Setelah kista lepas dilakukan palpasi, teraba fluktuatif dan tidak
teraba ada bagian padat, diputuskan untuk melakukan ekstirpasi
kista tiroid saja, kemudian perdarahan dirawat, drain tidak dipasang
karena perdarahan minimal, luka dijahit berlapis, otot dan fasia
muskulus sternohioid dijahit dengan vicryl 3.0, dilanjutkan dengan
jahitan subkutikuler dengan prolen 5.0, dan operasi selesai.
• Kista tiroid yang diekstirpasi berukuran 5x2x sentimeter.
• Post operasi diberikan terapi injeksi seftriakson 2x1 gram/IV dan
drip tramadol 1ampul/kolf RL/8 jam.

Anda mungkin juga menyukai