Anda di halaman 1dari 16

Proposal Kewirausahaan

WAFLE MBAH TUL


1. Latar Belakang
• Beras (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman sereal utama,
yang menjadi pokok makanan sebagian besar penduduk dunia,
terutama negara-negara Asia. Jumlah padi yang dipanen di seluruh
dunia kurang lebih sekitar 600 juta ton setiap tahun (Esa, dkk.,
2013).
• Proses penggilingan padi menghasilkan 70 persen beras
(endosperm) sebagai produk utama, serta beberapa produk
sampingan seperti sekam (20 persen) dan bekatul (8–10 persen)
(Chen, dkk., 2012). Hingga saat ini, sebagian besar produk samping
penggilingan padi tersebut digunakan sebagai pakan ternak.
• Bekatul dilaporkan mengandung sejumlah
senyawa fenolik, serta kaya akan serat
pangan, vitamin, dan mineral (Henderson,
dkk., 2012).
• Beberapa penelitian mengenai
fungsionalitas bekatul bagi kesehatan
antara lain: antikanker,
antihipokolesterolemik, dan
antiaterogenik (Henderson, dkk., 2012 dan
Kharisma, 2015).
2. Manfaat
Secara morfologi,
bekatul terdiri atas
lapisan perikarp, testa
dan lapisan aleurone.
Lapisan-lapisan ini
mengandung sejumlah
nutrien seperti protein,
lemak dan serat pangan
serta sejumlah vitamin
dan mineral.
3. Tujuan
• Memanfaatkan Limbah Bekatul
Sebagai Produk Pangan Fungsional
• Menciptakan Peluang Usaha Bagi
Mahasiswa
ANALISIS EKONOMI USAHA

1.Strengt
Weakness 1.Opportu 1.Threat
h
(Kelemah nity (Ancama
(Kelebih
an (Peluang) n)
an)
Strength (Kelebihan)
• Pemanfaatan bekatul sebagai produk pangan di Indonesia masih sangat
terbatas,
• Mengurangi limbah bekatul yang seringkali dapat mencemari lingkungan
• Peluang pengembangan bekatul sebagai pangan fungsional masih sangat
terbuka. Hal ini dikarenakan angka produksi gabah kering giling di Indonesia
mencapai 75,36 juta ton pada tahun 2015 (BPS, 2016), sehingga jumlah
bekatul yang dapat dimanfaatkan kurang lebih 6–7,54 juta ton (bekatul yang
dihasilkan dari penggilingan beras sekitar 8–12 persen).
Weakness (Kelemahan)
• Tidak terstandarnya kualitas bekatul yang dihasilkan
oleh unit penggilingan padi
• Kurang terjaminnya pasokan bekatul bagi industry
• Karakteristik bekatul yakni adanya aktivitas enzim
lipase. Enzim lipase pada bekatul mampu
menghidrolisis kandungan minyak menjadi gliserol dan
asam lemak bebas. Konversi ini menyebabkan
terbentuknya aroma tengik, sehingga tidak dapat
diterima oleh konsumen. Sehingga diperlukan
stabilisasi untuk merusak aktivitas enzim lipase.
• pengolahan bekatul sebagai bahan pangan harus
dilakukan sesegera mungkin, dalam waktu yang tidak
lebih dari 24 jam.
• kurangnya kesadaran masyarakat tentang manfaat kesehatan bekatul,
• kualitas bekatul yang belum terstandar,
• serta belum banyak industri hilir yang tertarik untuk mengembangkan
bekatul.
• Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan selama
pengolahan dan penanganan untuk menjaga kualitas bekatul.
• Misalnya saja, kendala yang disebabkan aktivitas enzim lipase yang
menyebabkan terbentuknya aroma tengik (Budijanto, dkk., 2010).
• Hal ini apabila tidak mampu ditangani dengan baik akan menurunkan
penerimaan konsumen terhadap bekatul.
Sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan bekatul
mengingat potensinya terhadap kesehatan yang sangat menjanjikan.
Opportunity (Peluang)

• Belum ada yang memanfaatkan limbah


bekatul menjadi produk pangan
fungsional berupa waffle / belum
adanya pesaing bisnis
• Merupakan produk camilan yang dapat
dikonsumsi mulai anak sampai dewasa
Threat (Ancaman)

• Munculnya competitor dari usaha kami


Metode Pelaksanaan

• Persiapan alat dan bahan


1
2 • Proses pengolahan

• Pengemasan dan
3 pemasaran
Persiapan alat dan bahan
• Bahan-Bahan Waffle : 500 gr bekatul, 150 gr tepung pisang.
100 gr terigu, 2 sdt baking powder, 2 ons gula pasir, 50 gr
mentega , 425 ml susu, 5 butir telur, 1 sdt garam
• Bahan Toping Waffle : Saus coklat, Potongan stroberi, Parutan
Keju, es krim aneka rasa, Madu, buah-buahan
• peralatan : baskom, cetakan waffle, kocokan dan sebuah
piring saji.
• Bahan mentega harus dicairkan terlebih dahulu sebelum diolah menjadi adonan.
• Untuk mencairkan bahan ini bisa dilakukan dengan cara masukkan margarin atau
mentega kedalam wajan dan nyalakan api yang sedang. Tunggu sampai wajan
menjadi lebih panas secara merata. Setelah itu baru cairkan mentega dengan cara
biarkan mentega sampai meleleh secara merata. Setelah mencair, angkat sajian ini
dan hidangkan dalam wadah untuk kemudian tunggu sampai bahan ini menjadi
lebih hangat.
• Selanjutnya pecahkan telur dalam wadah dan aduk-aduk secara merata hingga
telur menjadi lepas secara merata. Lalu sisihkan sementara. Setelah itu campurkan
beberap bahan kering kedalam wadah untuk diayak dengan menggunakan
saringan. Adapun beberapa bahan kering yang dimaksud diantaranya adala
bekatul, tepung terigu, gula pasir, gara dan baking pwoder. Ayak dengan
menggunakan saringan dan sisihkan dalam wadah
Proses pengolahan
• Untuk membuat adonan waffle bisa dilakukan dengan mencampurkan
bahan-bahan cair seperti halnya susu dengan dengan telur. Campur dan
aduk bahan ini secara merata sampai semuanya tercampur emrata.
• Setelah itu, tuangkan bahan cair ini kedalam campuran bahan kering yang
sudah diayak.
• Aduk-aduk kembali secara merata dan masukkan margarin cair
kedalamnya. Aduk-aduk secara merata hingga tercampur.
• Kemudian kocok secara merata sampai anda mendapatkan konsistensi
yang tepat.
• Selagi menunggu silahkan panaskan wajan waffle dan berikan margarin
kedalamnya tunggu sampai wajan panas.
• Tuangkan adonan kedaamnya sapai penuh dan tutupi dengan
menggunakan penutupnya. Masak sampai matang dan bagian pinggirnya
krispi secara merata.
Pengemasan dan pemasaran
• Pengemasan dalam wadah kotak
kardus dengan desain yang menarik
• Pemasaran : secara online dan offline .
Online (Ig, fb, wa). Offline edukasi
market (brosur, pamphlet, banner).

Anda mungkin juga menyukai