FISIOLOGI USIA TUA

DR BISTOK SIHOMBING, M.HSM-SPD, FINASIM

RSUP H ADAM MALIK MEDAN
 PEMAHAMAN PERBEDAAN
 USIA KRONOLOGIS
 USIA FISIOLOGIS
 PEMAHAMAN PERBEDAAN
 AGING
 HOMEOSTENOSIS
 SENESCENCE
 FISIOLOGI ORGAN ORGAN MANUSIA
 AGING: MENUNJUKKAN SUATU PROSES PERUBAHAN SESUAI BERJALAN
WAKTU DIMANA BIASANYA BERTAHAP DAN SPONTAN.
• PROSES GENERATIF SEIRING WAKTU
 SENESCENCE: HILANGNYA KEMAMPUAN SEL UNTUK MEMBELAH
&BERKEMBANG (DAN SEIRING WAKTU AKAN MENYEBABKAN KEMATIAN)
• PROSES DEGENERATIF YANG INKOMPATIBLE DENGAN KEHIDUPAN

 HOMEOSTENOSIS: PENYEMPITAN / BERKURANGNYA CADANGAN

HOMEOSTATIS YANG TERJADI SELAMA PENUAAN PADA SETIAP SISTEM
ORGAN
USIA KRONOLOGIS VS USIA FISIOLOGIS

 USIA KRONOLOGI ADALAH USIA SESUAI DENGAN LAMANYA TAHUN

HIDUP
 USIA FISIOLOGIS: USIA YANG DIUKUR DENGAN KAPASITAS FUNGSIONAL
 PROSES MENUA BUKANLAH SESUATU PATOLOGIS MELAINKAN PROSES
NORMAL YANG BERLANGSUNG SEJAK MENGALAMI KEADAAN MATUR
DAN BERAKHIR DENGAN KEMATIAN.
 BIASANYA PROSES INI MULAI UMUR 40 TAHUN
TEORI PROSES MENUA

 TEORI RADIKAL BEBAS

PRODUK HASIL METABOLISME OKSIDATIF SANGAT REAKTIF & BEREAKSI DENGAN
KOMPONEN PENTING SELULER MISAL DNA LIPID, MEMBUAT MENJADI MOLEKUL
YANG TIDAK BERFUNGSI NAMUN BERTAHAN LAMA DAN MENGGANGGU FUNGSI
SEL LAIN DALAM BENTUK ROS DAN RNS
 TEORI GLIKOSILASI
PROSES GLIKOSILASI NON ENZIMATIK YAITU PERTAUTAN GLUKOSA DENGAN
PROTEIN YANG MEMBENTUK AGES (ADVANCED GLYCATION END PRODUCTS)
 TEORI DNA REPAIR
UMUR PANJANG DITENTUKAN OLEH BESAR KECILNYA DNA REPAIR YANG DIINDUKSI
OLEH ULTRAVIOLET
FISIOLOGI PENUAAN BERBAGAI
ORGAN
KULIT

 KERIPUT
 KOLAGEN MENIPIS (AKTIFITAS MMP MENINGKAT)
 KULIT
PERUBAHAN TERKAIT USIA
EPIDERMIS MENIPIS,DENGAN PENINGKATAN PERSIMPANGAN
DERMO-EPIDERMAL,MEMBATASI TRANSFER NUTRISI &
MEMBUAT PEMISAHAN LAPISAN LEBIH MUDAH
PERGANTIAN SEL LEBIH LAMBAT
AKTIFITAS MELANOSIT LEBIH SEDIKIT,DENGAN PERBAIKAN
DNA YANG LEBIH LAMBAT.
PENGIKATAN PROTEIN EPIDERMAL YANG BERUBAH
BERKURANGNYA LAPISAN LEMAK SUBKUTAN
JUMLAH UJUNG SARAF KULIT BERKURANG
FUNGSI KUKU MENJADI BERKURANG
FUNGSI KEKEBALAN KULIT BERKURANG
PENURUNAN ALIRAN DARAH MELALUI LAPISAN VASCULAR
DERMAL
KELNJAR KULIT LEBIH SEDIKIT
IMPLIKASI KLINIS
MENINGKATNYA SOBEKAN KULIT
PENYEMBUHAN LUKA MENJADI LAMBAT
MENINGKATNYA FOTOSENSISTIF,DENGAN
MENINGKATKAN RESIKO KEGANASAN PADA
KULIT
KULIT KERING,& KASAR,PENGHALANG KULIT
MENJADI ABNORMAL SEHINGGA LEBIH RENTAN
TERHADAP DERMATITIS KONTAR IRITAN
MENGURANGI ELASTISITAS & KEKUATAN KULIT
SENSASI KULIT BERUKURANG(MISALNYA :
SENTUHAN,SUHU)
AMBANG NYERI MENINGKAT
KUKU MENJADI TEBAL,KERING,& RAPUH
PENINGKATAN KECENDRUNGAN INFEKSI KULIT
& KEGANASAN
KULIT TAMPAK LEBIH DINGIN &
PUCAT,THERMOREGULASI KURANG
EFISIEN,PERTUMBUHAN DAN FUNGSI RAMBUT &
KELENJAR MELAMBAT
THERMOREGULASI KURANG EFISIEN
 PENGECAP
PENURUNAN KEMAMPUAN PENGECAPAN. PENURUNAN SENSITIVITAS TERHADAP
RASA.

PENGHIDU
DEGENERASI SEL SENSOSIK MUKOSA PENURUNAN SENSITIVITAS TERHADAP
HIDUNG. BAU SEHINGGA KEHILANGAN
SELERA MAKAN.

PERABA
PENURUNAN KECEPATAN HANTARAN 1. PENURUNAN RESPON TERHADAP
SARAF. STIMULASI TAKTIL.
2. PENYIMPANGAN PERSEPSI NYERI.
3. RISIKO TERHADAP BAHAYA TERMAL
YANG BERLEBIHAN.
 PERUBAHAN MORFOLOGIS & PERUBAHAN FUNGSIONAL
STRUKTUR
1. PENURUNAN JARINGAN LEMAK SEKITAR MATA. PENURUNAN PENGLIHATAN JARAK DEKAT
2. PENURUNAN ELASTISITAS & TONUS JARINGAN. (PRESBIOPI)
3. PENURUNAN KEKUATAN OTOT MATA. PENURUNAN KOORDINASI GERAK BOLA MATA.
4. PENURUNAN KETAJAMAN KORNEA. DISTORSI BAYANGAN.
5. DEGENERASI PADA SKLERA, PUPIL DAN IRIS. PANDANGAN BIRU – MERAH.
6. PENINGKATAN PENYAKIT MATA. PENURUNAN PENGLIHATAN MALAM.
7. PENINGKATAN DENSITAS & RIGIDITAS LENSA. PENURUNAN KETAJAMAN MENGENALI WARNA
8. PERLAMBATAN SISTEM INFORMASI DARI SSP. HIJAU, BIRU & UNGU.
9. PENURUNAN PRODUKSI AIR MATA. KESULITAN MENGENALI BENDA YANG
BERGERAK.
BERKURANGNYA ADAPTASI TERHADAP
KEGELAPAN .
MATA MENJADI KERING.
 Perubahan Morfologis dan Struktur Perubahan Fungsional
PENDENGARAN
1. PENURUNAN SEL RAMBUT KOKLEA KESULITAN MENDENGAR SUARA
2. DEGENERASI PUSAT PENDENGARAN. BERFREKUENSI TINGGI.
3. HILANGNYA FUNGSI NEUROTRANSMITTER. PENURUNAN KEMAMPUAN DAN
4. ATROFI ORGAN KORTI DAN SARAF PENERIMAAN BICARA.
AUDITORIUS. PENURUNAN FUNGSI MEMBEDAKAN
UCAPAN.
HILANGNYA KEMAMPUAN (DAYA)
PENDENGARAN PADA TELINGA DALAM,
TERUTAMA TERHADAP BUNYI SUARA,
ANTARA LAIN SUARA YANG TIDAK JELAS,
SULIT MENGERTI KATA KATA
(PRESBIKUSIS).
SISTEM MUSKULAR

 MASSA OTOT BERKURANG SECARA BERMAKNA (SARCOPENIA) KARENA

BERKURANGNYA SERAT OTOT
 EFEK PENUAAN PALING KECIL PADA OTOT DIAFRAGMA, LEBIH PADA OTOT
TUNGKAI DIBANDING LENGAN
 SINTESIS RANTAI BERAT MYOSIN
 INERVASI, ↑ JUMLAH MYOFIBRIL PER UNIT OTOT
 INFILTRASI LEMAK KE BERKAS OTOT
 ↑ FATIGABILITAS
 ↓ LAJU METABOLISME BASAL (BERKURANG 4%/DECADE SETELAH USIA 50)
SISTEM SKELETAL

 MELAMBATNYA PENYEMBUHAN FRAKTUR

 BERKURANGNYA MASSA TULANG PADA PRIA DAN PEREMPUAN, BAIK
TULANG TRABEKULAR MAUPUN KORTIKAL
 BERKURANGNYA FORMASI OSTEOBLAST TULANG
HEMATOLOGI

 BERKURANGNYA CADANGAN SUMSUM TULANG AKIBAT KEBUTUHAN YANG MENINGKAT

 ATTENUATED RETIKULOSIS TERHADAP PEMBERIAN ERITROPOIETIN
 GERIATRI MARROW FIBROSIS
KEHILANGAN SUBSTANSI TULANG
PERLUASAN JARINGAN ADIPOSE DI BONE MARROW
 GERIATRI SITOKIN INFLAMASI IL-6 HEMATOPOIESIS
 GERIATRI INFLAMASI HEPCIDIN ANEMIA
 GERIATRI THYMUS ATROFI SEL T LIMFOSIT
 GERIATRI JUMLAH DAN FUNGSI SEL GRANULOSIT, MONOSIT, EOSINOFIL, BASOFIL,
ERITROID SEL, LIMFOSIT
JANTUNG
Perubahan
 ARTERI PROKSIMAL MENEBAL, DILATASI, DAN
ELASTISITAS MENURUN
 FIBROSIS DAN INFILTASI LEMAK PADA SA NODE
DAN SYSTEM KONDUKSI
 DENYUT JANTUNG BERKURANG 10% SAAT
ISTIRAHAT DAN 25% SAAT AKTIVITAS
 PENEBALAN DINDING VENTRIKEL AKIBAT
MENINGKATNYA UKURAN MIOSIT
 UKURAN ATRIUM KIRI MENINGKAT AKIBAT
PERUBAHAN PENGISIAN JANTUNG
Konsekuensi
 PENINGKATAN TEKANAN DARAH SISTOL,
KEENDERUNGAN TERJADI CAD
 PENURUNAN KONDUKSI DARI SA NODE KE
SYSTEM KONDUKSI (AV BLOCK)
 PENURUNAN CO SAAT ISTIRAHAT
 MENINGKATKAN TEKANAN PENGISIAN
JANTUNG; DENYUT JANTUNG BERKURANG
 KECENDERUNGAN TERJADINYA ATRIAL
FIBRILASI
Perubahan Konsekuensi
 MENINGKATNYA KATEKOLAMIN DI  KECENDERUNGAN TERJADI GAGAL
SIRKULASI DENGAN PENURUNAN JANTUNG
RESEPTOR KATEKOLAMIN
 TERGANGGUNYA KONSUMSI  KECENDERUNGAN TERJADI GAGAL
OKSIGEN SAAT AKTIVITAS
JANTUNG
PERUBAHAN PADA JANTUNG &
PEMBULUH DARAH

• Jantung : Penurunan Cardiac Output 1 % per tahun sesudah usia 30 tahun

• Tekanan Darah : Peningkatan TD Systole 1 mmHg setiap tahun sesudah umur 50
tahun , TD Diastole tidak berpengaruh
• Arteriosklerosis & penyakit Arteri Koroner : Penebalan dinding arteri dan
kehilangan elastisitas, hilangnya sel SA node menyebabkan konduksi terlambat.
• Myocytes :
o Kematian sel yang tidak diikuti oleh regenerasi Myocytes yang memacu
terjadinya MCI.
o Penurunan respon terhadap stimulasi Beta Reseptor
• EKG : Sedikit pemanjangan interval PR, QRS, dan, QT.
SISTEM RESPIRASI

 PENURUNAN ELASTISITAS PARU

 PENURUNAN AREA PERMUKAAN ALVEOLUS
 MENINGKATNYA VOLUME RESIDUAL
 KETIDAKSEIMBANGAN KAPASITAS VENTILASI-PERFUSI
 BERKURANGNYA TEKANAN OKSIGEN ARTERI
 MENINGKATNYA RIGIDITAS DINDING DADA
 BERKURANGNYA KEKUATAN OTOT PERNAPASAN
 BERKURANGNYA RESPON BATUK
 BERKURANGNYA KAPASITAS BERNAPAS YANG
MAKSIMAL
 PENURUNAN RESPON TERHADAP HIPERKAPNEA DAN
HIPOKSIA
SALURAN CERNA
 HIDUNG DAN MULUT :
BERKURANGNYA INDRA PENCIUMAN
ESOFAGUS : DAN RASA
MENURUNNYA PERISTALTIK RESEKSI GUSI
ESOFAGUS KESULITAN DALAM MENELAN
KEHILANGAN KETEGANGAN
SPIKTER ESOFAGUS LAMBUNG :
BERKURANGNYA ELASTISITAS
DINDING LAMBUNG
HATI : PENURUNAN PRODUKSI BICARBONAT
HATI MENGECIL KARENA DAN PERLINDUNGAN MUKOSA
HILANGNYA SEL HEPATOSIT LAMBUNG
BERKURANGNYA KEMAMPUAN MENURUNNYA PENGOSOSNGAN
UNTUK MENYARING LAMBUNG
ZAT,TERMASUK OBAT-OBATAN
PERUBAHAN DALAM KERJA
PANKREAS :
EMPEDU
USUS BESAR : PENURUNAN SEKRESI PROTEASE
PERISTALTIK USU MENJADI PANKREAS DAN LIPASE
LAMBAT
PENURUNAN TINGKAT
PEMBELAHAN SEL DAN USUS KECIL :
PERBAIKAN MUKOSA PENURUNAN KAPASITAS JARINGAN
PERUBAHAN FAUNA MIKROBA LIMFOID
PERUBAHAN DNA DARI SEL
EPITEL
BERUKRANGNYA VASKULARISASI
USUS
GINJAL DAN SALURANNYA
 MENURUNNYA CREATININE CLEARENCE DAN GFR
10ML/ 10 TAHUN KEHIDUPAN, MULAI USIA 40TH
 PENURUNAN MASSA GINJAL SEBANYAK 25%,
TERUTAMA DARI KORTEKS.
 MENURUNNYA REGULASI NATRIUM, SEHINGGA
EQUILIBRIUM NORMAL SULIT DICAPAI
 MENURUNNYA REGULASI KALIUM
 AKSENTUASI PELEPASAN ADH SEBAGAI RESPON
TERHADAP DEHIDRASI
 MENURUNNYA AKTIVASI VIT D
 BERKURANGNYA PRODUKSI NITRIT OKSIDA
 GFR YANG MENURUN SECARA KONSTAN SETELAH UMUR 40
TAHUN DIAKIBATKAN OLEH ;
 MENINGKATNYA BLOOD PRESSURE YANG MASIH DALAM
NORMAL RANGE
 JUMLAH GLOMERULI YANG TERUS MENURUN FUNGSI DAN
MASSA NYA + GLOMERULI YANG MENJADI SKLEROTIK
 MENURUNNYA FUNGSI PEMBENTUKAN URINE 5% SETIAP
10 TAHUN
 MENURUNNYA PEMBENTUKAN RENIN DAN ALDOSTERON
(30-50% DARI USIA DEWASA MUDA)
 MENURUNNYA RANGSANG HAUS (DICURIGAI KARENA
BERUBAHNYA FUNGSI BARORECEPTOR, DAN GANGGUAN
MENTAL, NAMUN ALASAN JELAS MASIH BELUM DIKETAHUI)
 MENURUNNYA RESPON TERHADAP VASOPRESIN
 MASSA GINJAL SECARA KESELURUHAN BERKURANG 20-
30% DARI UMUR 30-90 TAHUN. MEMBUAT GINJAL
TERLIHAT KECIL PADA ULTRASOUND SCANNING, MESKIPUN
FUNGSI GINJAL MASIH DALAM BATAS NORMAL RANGE.
 DISTAL NEFRON KERAP MEMBENTUK DIVERTIKULA (3 PER
TUBULA SAMPAI UMUR 90 TAHUN) YANG BISA MENJADI
KISTA BENIGNA YANG KERAP DITEMUKAN PADA POPULASI
GERIATRIC.
 BERUBAHNYA SIRKADIAN RITME.
ENDOKRIN
 Sistem Endokrin

- PENURUNAN HORMON T3
- PENINGKATAN HORMON PARATIROID
(PTH)

- PENURUNAN DEHIDROEPIANDROSTERON (DHEA) - RESISTENSI INSULIN

- PENURUNAN SINTESIS INSULIN

- PENURUNAN SINTESIS HORMON

- PENURUNAN SINTESIS TESTOSTERON OVARIUM
(ESTROGEN DAN PROGESTERON)
PERUBAHAN PADA SISTEM
ENDOKRIN

MENURUN MENINGKAT TIDAK MENGALAMI

PERUBAHAN
GROWTH HORMONE ACTH LH
INSULIN GROWTH KORTISOL TIROKSIN
FACTOR-1 INSULIN EPINEFRIN
PREGNENOLONE AMILIN PROLAKTIN
DHEA FSH
ALDOSTERON LH
ESTROGEN PTH
TESTOSTERON NOREPINEFRIN
T3 ARGININ
ARGININ VASOPRESSIN
VASOPRESSIN TSH
VITAMIN D REVERSED T3
SARAF
SISTEM SARAF PUSAT

- BERKURANGNYA MASSA OTAK

- BERKURANGNYA ALIRAN DARAH KE OTAK
- PROLIFERASI ASTROSIT
- BERKURANGNYA DENSITAS KONEKSI DENDRITIK
- BERKURANGNYA MIELIN
- PERUBAHAN NEUROTRANSMITER: DOPAMIN,
SEROTONIN
- PENINGKATAN AKTIVITAS MAO
- PENURUNAN RESEPTOR GLUKOKORTIKOID
HIPOKAMPAL
SISTEM SARAF TEPI

- HILANGNYA NEURON MOTOR SPINAL

- BERKURANGNYA SENSASI GETAR
- BERKURANGNYA SENSITIVITAS TERMAL
- BERKURANGNYA POTENSIAL AKSI SARAF
SENSORIK
- BERKURANGNYA SARAF BERMIELIN
- MENINGKATNYA HETEROGENITAS SELAPUT
AKSON
SEKIAN & TERIMA KASIH