bioaktfif lain, pertumbuhan sel dan Injuri Jaringan aktivasi, reepitelisasi fagositosis dan debridement
Haemoragik, aktivitas platelet
dan degranulasi, aktivasi Neovaskularisasi, pembentukan komplement, pembekuan dan jaringan granulasi, kontraksi luka Haemostasis
Terputusnya jaingan baru, remodelling
Rekrut sel melalui kemotaksis, ekstraseluller matrik dan penutupan fagositosis dan debridement luka FASE PENYEMBUHAN LUKA ( WOUND HEALING ) Fase Inflamasi ◦ awal dari proses penyembuhan luka sampai hari ke 5 ◦ terjadi peradangan akut dalam 24-48 jam pertama setelah cedera ◦ Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka ◦ Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka menuju ketengah luka ◦ disertai reaksi hemostatis yang melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang berperan untuk terjadinya kemotasis retrofil, makrofag, mast sel, sel endotel dan fibroglas ◦ kemudian terjadi fase dilatasi dan akumulasi leposit dan mengeluarkan mediator inflamasi TGF Beta 1 akan mengaktifasi fibroglas untuk mensistensis kolagen Fase Proliferasi Fase ini mengiuti fase inflamasi dan berlangsung selama 2-3 minggu. Pada fase ini terjadi neoangiogenesis membentuk kapiler baru Fase ini disebut fibroplasi menonjol perannya. Fibroglas mengalami proliferasi dan berfungsi dengan bantuan vitamin B dan vitamin C serta oksigen dalam mensistensis kolagen Serat kolagen kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelisasi Fase Remodelling atau Maturasi ◦ Fase ini merupakan fase terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka ◦ Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. ◦ Fase ini berlangsung mulai 3 minggu – 2 tahun. Akhir dari penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal Prinsip penutupan luka Tujuan dari perawatan luka adalah untuk menghentikan pendarahan,mencegah infeksi,menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk menyembuhkan luka. 1. Menghentikan perdarahan ◦ Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan ◦ Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat (<10menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri. ◦ Penggunaan torniket yang terlalu lama biasa merusak ektremitas. 2. Mencegah infeksi ◦ Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku,kotoran,jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing ◦ Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan antiseftik. Air dan larutan antiseftik harus dituangkan kedalam luka ◦ Setelah memberikan anastesi lokal,periksa hati-hati apakah ada benda asing dan bersifat jaringan mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi luka besar memerlukan anastesi. ◦ Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati- hati. Namun demikian,beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik,yaitu: Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi) Luka tembus kedalam jaringan (vulnes pungtum),harus disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob 3. Profilaksis tetanus ◦ Jika belum difaksinasi tetanus,beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif bila diberikan sebelum 24jam luka ◦ Jika telah mendapatkan faksiansi tetanus,beri ulang TT jika sudah waktunya. 4. Menutup luka ◦ Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama,luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka) ◦ Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam,luka sangat kotor atau terdapat benda asing,atau luka akibat gigitan binatang ◦ Luka bernanah tidak boleh dijahit,tutup ringan luka tersebut dengan menggunakan kasa lembab. ◦ Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer,haris tetap ditutup ringan dengan kasa lembab. Jika luka bersih dalam waktu 48jam berikutnya,luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang tertunda) ◦ Jika luka terinfeksi,tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan sendirinya. 5. infeksi luka
tanda klinis:nyeri,bengkak,berwarna kemerahan,terasa panas dan mengeluarkan nanah.
Tata laksana Buka luka jika dicurigai terdapat nanah Bersihkan luka dengan cairan desinfektan Tutup ringan luka dengan kasa lembab. Ganti balutan setiap hari,leboh sering bila perlu Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya dalam waktu 5 hari) Berikan kloksasilin oral (25-50mg /kg BB/dosis 4x sehari) karena sebagian besar luka biasanya mengandung staphylococus Berikan ampicilin oral(25-50mg/kg BB/dosis 4xsehari),gentamisin(7,5 mg/kg BB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol (7,5mg/kg BB/dosis 3xsehari)jika dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna. NUTRISI DAN PENYEMBUHAN LUKA
Nutrisi adalah satu faktor yang penting dalam
penyembuhan luka. Setiap fase dalam penyembuhan luka memerlukan nutrisi. Kurangnya dukungan nutrisi dapat meningkatkan angka kejadian kematian dan kecacatan dalam perawatan luka kekurangan atau kelebihan nutrisi yang di butuhkan akan menyebabkan pasien mengalami malnutrisi. Penyebab kekurangan nutrisi biasanya adalah tidak adekuatnya penyerapan, kurangnya kemampuan melakukan metabolisme nutrisi, dan kejadian hipermetabolisme pada kondisi sakit atau dirawat dirumah sakit. Kekurangan nutrisi biasanya diklasifikasikan menjadi protein energy malnutrition ( PEM ) atau sering disebut marasmus. TIPE PENYEBAB MANIFESTASI Protein energy / caloric Protein dan kalori tidak Penuranan BB secara malnutrition ( PEM / adekuat teratur PCM / marasmus ) Kadar protein viseral
Protein malnutrition ( Protein tidak adekuat, Kehilangan protein
PEM ) / kuashiorkor karbihidrat dan lemak sangat cepat adekuat
Mixed protein – caloric Protein dan kalori tidak Kaejadian adekuat
malnutrition ( mix ke 2 adekuat Biasanya pada pasien nya ) yang sedang dirawat di rumah sakit Penuranan BB cepat Protein hilang dengan cepat STARVATION ( KELAPARAN ) Starvition terjadi saat asupan kalori tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Konvensasi yang terjadi adalah tubuh berusaha memenhi kenutuhan glukosa jaringan dengan memecah glikogen yang tersimpan dalam hati. Protein tidak disimpan dalam tubuh sehimgga jika tubuh memerlukan protein, akan terjadi pemecahan protein yang ada dalam tulang, otot dan organ lain. Hal ini mengakibatkan pelepasan katekolamin yang dapat menstimulasi pemecahan lemak dan protein dalam tubuh sehingga terjadi penurunan BB yang signifikan. Penurunan BB terjadi sangan cepat, ukuran otot mengecil, dan protein serum menurun. Jika hal ini tidak tertangani, akan mengakibatkan kematian. Tahapan Manifestasi Awal Peningkatan nitrogen urin Peningkatan haluaran urin Penurunan BB cepat Penurunan masa otot GDS dan insulin menurun Lanjut Penurunan BB lambat Penurunan masa otot lambat Peningkatan amonia urin Penurunan nitrogen urin Asidosis metabolik, biasanya terkompensasi Menjelang akhir Penurunan BB cepat Penurunan otot lengan tengah Kreatinin meningkat Urin meningkat Penurunan albumin serum Penurunan tranferin Penurunan limfosit KEBUTUHAN NUTRISI PADA PENYEMBUHAN LUKA
Saat terjadi kerusakan jaringan,katekolamin dilepaskan dan terjadi
peningkatan metabolik (hipermetabolik). Pada fase hipermetabolik,terjadi peningkatan kebutuhan kalori dan protein berlebih. Hipermetabolik pada awal kejadian luka terjadi selama 10-14hari. Jika pada fase ini hipermetabolik teratasi,pada hari berikutnya kebutuhan metabolik tubuh kembali normal. Pada keadaan stres jaringan karena luka,tubuh mengalami hipermetabolik dan biasanya disertai kejadian kelaparan. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan penurunan nafsu makan saat terjadi luka. Jika penurunan nafsu makan dapat diimbangi dengan diet yang adekuat,kebutuhan nutrisi teratasi dalam waktu lebih cepat 5-7hari. PENGKAJIAN NUTRISI Pengkajian nutrisi merupakan hal dasar dalam menentukan penatalaksanaan nutrisi untuk mendukung penyembuhan luka. Joint commissien for Accreditation of Healthcare Organization(JCAHO) (2003) merekomendasikan bahwa pengkajian nutrisi dilakukan 24 jam setelah pasien masuk RS. Untuk rawat jalan,sebaiknya pengkajian nutrisi dilakukan pada saat kunjungan pertama hingga kunjungan kedua perawatan luka. Dalam pengkajian status nutrisi ,banyak instrumen yang dapat digunakan dan telah direkomendasikan,yaitu Nutritional Screening Initiative (NSI) yang biasanya digunakan untuk pasien geriatrik (lansia) menurut DeGroot pada tahun 1998. Dalam mengkaji dan menganalisis status nutrisi pasien dengan luka,beberapa hal penting terkait riwayat pasien yang harus dikaji dan diperhatikan oleh petugas kesehatan,adalah sebagai berikut. BB saat ini dan bandingkan dengan BB sebelum sakit Nafsu makan sebelum sakit dan bandingkan dengan nafsu makan saat ini Keterlibatan atau pengaruh keluarga dalam memotivasi pasien untuk makan Keadaan mulut,gigi,dan tenggorokan pasien apakah berjamur atau kotor sehingga tidak enak makan Pemahaman pasien dan keluarga tentang pentingnya protein dan nutrisi dalam penyembuhan luka JENIS NUTRISI PERAN Protein Fagositosis,proliferasi fibroblas,angiogenesis,pembentukan kolagen dan remodeling,respons imun,prekursor nitric oxide Lemak Membentuk dan stabilisasi dinding sel,inflamasi,cadangan energi Karbohidrat Suplai energi lomfosit,makrofag,dan fibroblas;pemisahan protein,produksi laktat,angiogenesis Vitamin A Epitelisasi,penutupan luka(memberi kekuatan),respons inflamasi,angiogenesis,pembentukan kolagen Vitamin B Kofaktor sistem enzim,respons imun,sintesis protein,lemak,dan karbohidrat Vitamin C Sintesis kolagen,keutuhan dinding pembuluh darah,fibroblas,fungsi imun antioksidan,migrasi makrofag Vitamin D Metabolisme kalsium Vitamin E Antioksidan Vitamin K Faktor koagulasi Copper Ikatan kolagen,eritropoiesis Besi Pembentukan kolagen,fungsi leukosit,transpor oksigen
Magnesium Sintesis protein
Zink Pembentukan kolagen,sintesis protein,stabilitas membran sel,pertahanan tubuh host Kasus 2: Pengaruh mitos dalam penentuan makanan Solusi yang dapat dilakukan adalah: Kaji mitos tentang makanan apa saja yang berkembang,misalnya tidak boleh makan ikan dan telur karena nanti gatal,tidak boleh makan nasi untuk pasien yang kencing manis,makan jamu-jamuan supaya luka cepat kering,dll. Kaji apakah ada riwayat alergi saat mengonsumsi makanan tersebut sehingga harus dihindari. Edukasi pasien dan terutama keluarga tentang kebutuhan nutrisi dan anjuran dietnya. Pasien dengan luka membutuhkan protein yang lebih banyak. Sumber protein terutama berasal dari telur dan ikan. Jika memang tidak ada alergi terhadap jenis makanan tersebut,tidak perlu dihindari. Berikan lembar informasi tentang pengaturan makanan. Jika perlu, anjurkan konsultasi ke bagian gizi agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang jenis makanan yang baik untuk pasien tersebut. Evaluasi pemahaman pasien dan keluarga. Kasus 3: kualitas kebersihan mulut dan gigi Solusi yang dapat dilakukan adalah: Saat pasien tidak nafsu makan,kaji kondisi mulut dan giginya. Biasanya pasien tidak nafsu makan karena sakit dan jarang mandi,pasien tidak dimotivasi oleh keluarga untuk tetap menyikat gigi sehingga gigi kotor dan mulut berjamur atau kering. Anjurkan pasien untuk rajin menyikat gigi walaupun tidak mandi Jika sulit menyikat gigi,ajarkan pasien tentang oral hygiene dengan menggunakan kasa dan iodine cair. Berikan contoh terlebih dahulu pada keluarga tentang cara menggunakan oral hygiene. Jika sudah sangat berjamur,anjurkan terapi jamur pada mulut(obat kumur) Banyak juga kasus gigi lepas,gigi sakit dan mudah berdarah karena hiperglikemia. Sarankan pasien untuk menggunakan sikat gigi bayi(khusus gusi) dan menggunakan pasta gigi khusus kesehatan gusi Evaluasi kembali kebersihan mulut pasien dengan kunjungan berikutnya Kasus 4: pengetahuan keluarga tentang pengaturan makanan Solusi yang dapat dilakukan adalah: Evaluasi pengetahuan pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi dan pengaturannya untuk penyembuhan luka pasien Edukasi pasien dan keluarga tentang makanan yang dapat membantu penyembuhan luka.
Kasus 5: pemberian suplemen dan makanan tambahan
Solusi yang dapat dilakukan adalah: Evaluasi pengetahuan pasien dan keluarga tentang pentingnya suplemen dan makanan tambahan untuk penyembuhan luka pasien. Edukasi pasien dan keluarga tentang jenis suplemen dan makanan tambahan yang dapat membantu penyembuhan luka. Suplemen anak-anak dapat diberikan,seperti vitamin A,B,C,dll Berikan lembar informasi yang dapat dibawa pulang Evaluasi pengetahuan pasien dan keluarga pada kunjungan berikutnya Daftar makanan yang mendukung penyembuhan luka
JENIS KEBUTUHAN SUMBER KEGUNAA
Protein 1,0-1,5g/kg Ikan patin,ikan lele,putih Fagositosis,proliferasi BB/24 jam telur,daging,keju fibroblas,angiogenesis,pe mbentukan kolagen dan remodeling,respons imun,prekursor nitric oxide
Lemak 1-2%kcal Kacang,minyak,susu,ikan Membentuk dan
yang berminyak stabilisasi dinding sel baru,inflamasi,cadangan energi Karbohidrat 35-40kcal/kg Beras merah,beras kupas satu Suplai energi BB/24jam kali,gandum,kentang,ubi,roti, limfosit,makrofag dan mie fibroblas,pemisahan protein,produksi laktat,angiogenesis Vitamin A 750mg Wortel,bayam,brokoli,melon Epitelisasi,penutupan luka,respon inflamasi,angiogenesis,p embentukan kolagen Vitamin B 3mg Daging (hati),susu,ikan Kofaktor sistem enzim,respons imun,sintesis protein,lemak dan karbohidrat Vitamin C 100-1000 mg Sayuran,buah-buahan Sintesis kilagen,keutuhan dinding pembuluh darah,fibroblas,fungsi imun,antioksidan,migrasi makrofag