Lapkas Oma &RSK David Aron

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

LogoType

Laporan Kasus
OTITIS MEDIA AKUT STADIUM OKLUSI AURIS
SINISTRA DENGAN RHINOSINUSITIS KRONIK EC.
ALERGI

DAVID ARON MAMPAN PRYONO


I11112065

Pembimbing:
dr. Rangga Putra Nugraha, Sp. THT-KL.,M.Sc

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Identitas Pasien

1Nama : Khoirul Fikri


Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 24 tahun
2Tanggal lahir : 04 April 1995
Pekerjaan : PNS Guru SMA
Alamat : Jalan Danau Sentarum
3
MRS : 26 Desember 2019

4
Identitas Pasien
Keluhan Utama
1 Telinga terasa berdengung, nyeri telinga sejak seminggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

2 Pasien datang ke Poli THT RS Untan, dengan keluhan telinga terasa berdengung, nyeri t
elinga, serta telinga terasa penuh sejak seminggu yang lalu, keluar cairan tidak ada. Pa
2 sien mengeluhkan hidung tersumbat, keluar cairan lender berwarna kuning dari hidung s
ejak 4 bulan yang lalu. Riwayat mengorek telinga terlalu dalam tidak ada, sakit kepala
tidak ada, sering bersin bersin dipagi hari tidak ada, tidak terdapat gigi bolong. Nyeri
menelan tidak ada, sakit tenggorokan dan suara serak tidak ada.
3
Riwayat Penyakit Dahulu: penyakit asma sejak 17 tahun yang lalu.
Riwayat Pengobatan:
3 Pasien belum berobat untuk keluhan yang dirasakan saat ini
4 Riwayat penyakit keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil Guru. Pasien berobat dengan menggunakan
pembiayaan umum.
Tanda – Tanda Vital

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 131/74 mmHg
Nadi : 75x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,7 0C
SPO2 : 98%
Pemeriksaan Fisik

• Kepala : normocephal
• Mata: konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva
hiperemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil
(+/+) isokor
• Telinga : lihat status lokalis
• Hidung : lihat status lokalis
• Mulut : bibir kering(-), stomatitis(-), lidah kotor dan
tremor(-), karies gigi (+)
• Tenggorok : lihat status lokalis
• Leher: lihat status lokalis
Pemeriksaan Fisik

• Thorax
– Inspeksi : normochest, simetris, retraksi dinding dada
(-)
– Palpasi : tidak ada bagian dada yang tertinggal saat
bernapas
– Perkusi : sonor pada semua lapang paru
– Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
• Jantung
– Inspeksi : tidak dilakukan
– Palpasi : tidak dilakukan
– Perkusi : tidak dilakukan
– Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, bising jantung
(-)
Pemeriksaan Fisik

• Abdomen
– Inspeksi : ruam makulopapular (-)
– Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali
(-), splenomegali (-)
– Perkusi : timpani pada seluruh kuadran
abdomen
– Auskultasi : bising usus (+) normal
• Ekstremitas
– Superior : akral hangat, udem (-/-), CRT < 2 detik
– Inferior : akral hangat, udem (-/-), RCT < 2
detik.
Status Lokalis (Telinga)
Telinga kanan Telinga kiri

Aurikula Edema (-), hiperemi (-), massa (-). Edema (-), hiperemi (-), massa (-).

Preaurikula Edema (-), hiperemi (-), massa (-), Edema (-), hiperemi (-), massa (-),
fistula (-), abses (-). fistula (-), abses (-).

Retroaurikula Edema (-), hiperemi (-), massa (-), Edema (-), hiperemi (-), massa (-),
fistula (-), abses (-). fistula (-), abses (-).

Palpasi Nyeri pergerakan aurikula (-), Nyeri pergerakan aurikula (-),


nyeri tekan tragus (-). nyeri tekan tragus (-).

MAE Edema (-), hiperemi (-), serumen Edema (-), hiperemi (-), serumen
(+), furunkel (-). (+), furunkel (-).

Membran timpani
DIAGNOSIS
Intak, berwarna putih, reflek Intak, berwarna putih, reflek
cahaya (+). cahaya (+).
Status Lokalis (Hidung)

Rinoskopi anterior Cavum nasi kanan Cavum nasi kiri


Mukosa hidung Hiperemi (+), sekret (+) mukus Hiperemi (+), sekret (+)
purulen, massa (-). mukus purulen, massa (-).

Septum Deviasi (-)- dislokasi (-). Deviasi (-), dislokasi (-).

Konka inferior dan media Edema (-), hiperemi (-). Edema (-), hiperemi (-).

Meatus inferior dan Sekret (+), polip (-) Sekret (+), polip (-).
media
Status Lokalis (Tenggorokan)

Mulut Dapat membuka mulut dengan baik


Warna mukosa bukal: merah muda
edema: (-)
Mukosa Mukosa hiperemis (-)
oral Uvula di tengah
pemeriksaa Permukaan rata, kripta tidak melebar
n orofaring T1-T1
Tonsil hiperemis (-)
Peritonsil abses (-)
Warna merah muda
Status Lokalis

01 02

03 04
Tampak intak, berwarna putih, reflex cahaya posi
tif pada kedua telinga
Status Lokalis

01 02

03 04
Tampak hiperemis pada konka hidung
Diagnosis & Tatalaksana

Diagnosis Tatalaksana
Otitis Media Akut Stadium Medikamentosa
Oklusi Auris Sinistra deng • Pseudoephedrine HCl tab 60 mg.
an Rhinosinusitis Kronik et • Triprolidine HCl tab 2,5 mg
causa alergi • Cefadroxil monohydrate caps 500 mg
• Edukasi: menjaga agar telinga tidak terkena ai
r, jangan mengorek telinga, & kontrol teratur
Tinjauan Pustaka

DEFINISI OMA

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa


telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mas
toid. Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis med
ia.1 Otitis media akut merupakan inflamasi pada telinga tengah d
alam waktu 3 minggu pertama.2
Otitis Media

Otitis Media
Otitis Media Otitis Media
Kronik
Akut (OMA) Sub Akut
(OMK)

Risiko
Tipe aman,
rendah,
Tipe bahaya
Risiko tinggi

Skema Pembagian Otitis Media1


Etiologi OMA

 Sumbatan tuba Eustachius


 ISPA
 Kuman penyebab OMA (bakteri piogenik):
 Streptococcus Pneumoniae (38%)
 Haemophilus Influenzae (27%)
 Staphylococcus aureus (2%)
 Anak-anak : ISPA >>  kemungkinan OMA >>
 Bayi : OMA dipermudah karena posisi tuba E
ustachius pendek, lebar dan horizontal.
Patofisiologi OMA

Sembuh / normal

Fungsi tuba tetap


Tekanan negatif terganggu
Gangguan tuba efusi OME
telinga tengah
Infeksi (-)

Etiologi : Tuba tetap terganggu


- Perubahan tekanan udara tiba-tiba + ada infeksi
- Alergi
- Infeksi
- Sumbatan : sekret
OMA
tampon
tumor

Sembuh OME OMSK


Manifestasi Klinis OMA

1. Keluar cairan putih dari telinga.


2. Edema pada membran timpani.
3. Nadi dan suhu meningkat.
4. Nyeri hebat di telinga.
5. Terdapat sensasi penuh ditelinga.
6. Penurunan fungsi pendengaran.
Stadium OMA

Gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya


Stadium oklusi tuba
tekanan negatif didalam telinga tengah yang terjadi akibat
eustachius absorpsi udara.
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani
Stadium hiperemis sehingga membran timpani tampak hiperemis serta edema
Tampak membran timpani menonjol (bulging)
Stadium supurasi Pasien tampak sangat sakit
Rasa nyeri di telinga bertambah hebat
Terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar dari liang
Stadium perforasi telinga
Pasien tampak tenang, suhu badan turun
Bila daya tahan tubuh baik / virulensi kuman rendah resolusi
Stadium resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan
Penatalaksanaan OMA

STADIUM STADIUM STADIUM STADIUM


OKLUSI HIPEREMIS SUPURASI PERFORASI

 Obat tetes hidung • Antibiotik selama 7


HCl efedrin 0,25 % hari: golongan peni
untuk anak < 12 ta silin atau eritromisin • Antibiotik • Obat cuci telinga H
hun
2O2 3% selama 3-
• Analgesik • Miringotomi bila 5 hari
 HCl efedrin 0,5 % membran timpani
dalam larutan fisiol • Resistensi: asam kla • Antibiotik 3 minggu
masih utuh
ogis untuk anak dia vulanat atau sefalo
tas 12 tahun dan d sporin
ewasa
Definisi Rhinosinusitis

DEFINISI KLINIS DARI RHINOSINUSITIS MERUPAKAN INFLAMASI MUKOSA HIDUNG DAN SINUS
PARANASAL DISERTAI DUA ATAU LEBIH SIMPTOM, SALAH SATU ATAU LEBIH DARI ETIOLOGI BAKTERIA,
NASAL BLOCKAGE/OBSTRUCTION/CONGESTION DAN NASAL DISCHARGE (ANTERIOR/POSTERIOR
NASAL DRIP), FACIAL PAIN, REDUCTION OR LOSS OF SMELL, PADA CT SCAN DITEMUKAN MUKOSA
OSTEOMEATAL COMPLEX DAN ATAU SINUS EDEM, SERTA LAMA GEJALA DIKLASIFIKASIKAN MENJADI
AKUT (<12 MINGGU, SIMPTOM DAPAT SEMBUH SEMPURNA) DAN KRONIK (>12 MINGGU SIMPTOM
HILANG TIDAK SEMPURNA DAN DAPAT EKSASERBASI).
Klasifikasi Rhinosinusitis
Rhinosinusitis Kronik
Rhinosinusitis Kronik
Rhinosinusitis Kronik
Rhinosinusitis Kronik
THANKS

Anda mungkin juga menyukai