kembal
Pengenalan Singkat (2)
Ciri-ciri penduduk asli (The Ukuran
Origin) Kepulauan Maluku Tulang
umumnya berkulit gelap,
Postur Tubuh
berambut ikal, mempunyai (A) (B)
kerangka tulang besar dan
kuat, profil tubuh mereka
yang lebih atletis
dibandingkan dengan rata-
jika
Umumnya
The Origin
rata suku lain di Indonesia,
hal tersebut dikarenakan
aktifitas utama mereka yakni
berlayar, bertani, berburu,
dan berenang mencari hasil
laut. Berenang
Berlayar Bertani
kembal
kembali
SISTEM PERKAWINAN
Kita Ke
KUA Bang, Mau Neng,
Kemana? Kawin Neng, Buruan
Yukk? Masuk Gih
Kaw
Kawin Lari Kawin in
Mas
kembal
Kawin Lari
DUKUNG GERAKAN HIDUP SEHAT
Minta
Bagaimanapun Juga Tangan Di Atas Lebih Baik Dari Tangan Di Bawah Loh!
Kawin Masuk
Kalo Mau Masuk Ada Jam Besuknya Gimana?
Antar Pukul
Sotong manya
pu
kembali
Antar
Sotong Antar Sotong adalah kegiatan
para nelayan yang berkumpul
menggunakan perahu dan
lentera untuk mengundang
cumi-cumi dari dasar laut
mengikuti cahaya lentera
mereka menuju pantai dimana
masyarakat sudah menunggu
kembali
PUKUL
MANYAP Pukul Manyapu adalah acara
adat tahunan yang
U dilakukan di Desa Mamala-
Morela yang biasanya
dilakukan pada hari ke-7
setelah Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi ini dipandang
sebagai alat mempererat tali
kembali
Sistem Kemasyarakatan
PELA (1)
Pela berasal dari kata "Pila" yang berarti "buatlah sesuatu untuk bersama". Sedangkan jika
ditambah dengan akhiran “-tu”, menjadi "pilatu", artinya adalah menguatkan, usaha agar tidak
mudah rusuh atau pecah. Tetapi juga ada yang menghubungkan kata pela ini dengan pela-pela yang
berarti saling membantu atau menolong. Dengan beberapa pengertian ini, maka dapat dikatakana
bahwa PELA adalaah suatu ikatan persaudaraan atau kekeluargaan antara dua desa atau lebih
dengan tujuan saling membantu atau menolong satu dengan yang lain dan saling merasakan
senasib penderitaan. Dalam arti bahwa senang dirasakan bersama begitupun susah dirasakan
bersama (Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Maluku, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1977/1978, hlm 27).
kembal
PELA (2)
Hubungan pela ini dibentuk oleh para datuk atau para
leluhur dalam ikatan yang begitu kuat. Ikatan pela ini hanya
terjadi antara desa kristen dengan desa kristen dan juga
desa kristen dengan desa islam. Sedangkan antara desa
Islam dengan desa Islam tidak terlihat (Frank L. Cooley,
Mimbar dan Takhta, Jakarta: PSH, 1987, hlm 183).
PANAS – PELA - PANAS – PELA – PANAS – PELA
kembal
Berikut adalah beberapa ”Sanitri”
atau pejabat tradisional dalam
kehidupan sosial masyarakat Suku
Ambon : Pela Minum
Tuan Tanah Patalima Kapitan
Darah
Pela tampa
Kewang Jajaro Muhabet
Sirih
Jenis-Jenis Pela
Ciee Sebatas
Adek-Kakak
Pela Keras
Pela Ade
Atau Pela
Kaka
Minum
Darah
Pela Lunak
Panas Atau Pela
Pela Tampa
Sirih
Kebaya Putih Tangan Panjang
Dikenakan oleh
wanita-wanita dari
kalangan keluarga
kerajaan, guru, dan
pendeta.
kembali
Kebaya Hitam Gereja
Kebaya hitam gereja terdiri dari kebaya
berlengan panjang yang dibuat dari
bahan brokat hitam serta kain sarung
dari jenis brokat yang sama.
Penggunaan pakaian ini biasanya dipadukan dengan kaos kaki putih, serta
sanggul bulan yang diperkuat dengan haspel atau tusuk kondeyang terbuat
dari emas atau perak.
kembali
kembal
Kebaya Dansa
Merupakan pakaian
yang bentuknya seperti
kemeja, namun tanpa
memakai kancing.
Berbahan
kain polos, dan umunya
dikenakan oleh kaum
pria pada acara pesta
rakyat.
kembali
Baju bermotif garis-garis
geometris yang umumnya
dikenakan pada upacara
pelantikan raja, acara cuci negeri,
serta acara panas pela dan
dikombinasikan dengan sarung
tenus khas Maluku. Ditambahkan
pula lenso atau sapu tangan.
kembali
Baju Nona Rok
Terdiri atas kebaya putih panjang
yang dibuat dari kain brokrat
halus, peding atau ikat pinggang
dari bahan perak, kaos kaki putih,
dan sepatu pantofel hitam, rok
yang dijahit dengan model lipit
kecil dari kain motif kembang-
kembang kecil berwarna merah
atau orange, serta sanggul yang
disebut konde bulan.
kembal
kembal
kembali
kembali fin kembali
Kelompok
Sepuluh
Suku Ambon