Dengue Shock Syndrome Pada Anak
Dengue Shock Syndrome Pada Anak
pada Anak
dr. Yowendru
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Program Dokter Internsip
Indonesia
RSUD Sejiran Setason
Bangka Barat
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Usia
Tanggal Masuk : 06 Mei 2017
:9
tahun Tanggal Pemeriksaan : 06 Mei 2017
Berat Badan : 21 kg Ruangan : IGD RSUD
Sejiran Setason
Alamat : Tuik,
Jaminan : Jamkesda
Kelapa
ALLOANAMNESA
Keluhan Utama
Demam ± sejak 5 hari yang lalu
Darah rutin
Leukosit 6.400/mm3
Trombosit 6.000/mm3
Hematokrit 40,6%
DAFTAR MASALAH
DBD grade IV
Anemia Berat
Susp. DIC
RENCANA PENATALAKSANAAN
Infeksi dengue
Lebih dari 50 juta infeksi dengue yang terjadi setiap tahunnya
Telah meningkat 30 kali lipat selama 50 tahun terakhir
Merupakan penyakit virus dengan penularan melalui nyamuk yang
menyebar paling cepat
Lebih sering berkembang menjadi berat pada anak-anak, sekitar 27% - 56%
kasus diperlukan rawat inap
Insidens global meningkat dari 8,3 juta kasus (1990) menjadi 58,4 juta kasus
(2013), estimasi rata-rata 9.221 kematian setiap tahunnya
EPIDEMIOLOGI
Faktor Risiko
Orang yang tinggal atau berpergian ke daerah tropis dan subtropics,
terutama daerah pedesaan
Anak dengan usia 5 – 10 bulan dikaitkan dengan peningkatan risiko
untuk menjadi DBD atau DSS
Infeksi dengue sekunder dengan serotipe yang berbeda
Usia muda, infeksi sekunder, jenis kelamin wanita dan infeksi dengan
serotipe dengue 2 merupakan faktor risiko untuk menjadi DSS
Usia > 40 tahun, infeksi sekunder, diabetes mellitus, letargi,
pembesaran kandung empedu, dan keterlambatan rawat inap
dikaitkan dengan berkembang menjadi DBD
Diabetes mellitus merupakan faktor risiko untuk DBD / DSS pada
Kuba, Brasil, Singapore, dan Taiwan
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Patogen
Merupakan virus RNA dengan anggota dari Flaviviridae family, genus
Flavivirus. Terdapat 4 jenis serotipe
dengue virus tipe 1 (DENV-1)
dengue virus tipe 2 (DENV-2) dikaitkan dengan penyakit yang lebih berat
dengue virus tipe 3 (DENV-3)
dengue virus tipe 4 (DENV-4)
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Transmisi
Nyamuk adalah vektor utama dalam transmisi.
Aedes aegypti, spesies utama dalam transmisi virus dengue
Aedes albopictus
Aedes polynesiensis
Aedes scutellaris
Manusia adalah satu-satunya hospes reservoir yang diketahui.
Berbagai primata dapat terinfeksi meskipun peran mereka dalam
transmisi masih tidak terbukti
Penularan vertikal dari dengue jarang terjadi
Penularan melalui paparan darah yang terinfeksi dan
transplantasi jarang terjadi namun pernah dilaporkan
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Patogenesis
Virus menginfeksi sel dendritik pada kulit, kemudian menyebar melalui
pembuluh limfe
Replikasi virus terjadi pada sel fagosit mononuklear
Setelah itu virus menyebar secara hematogen
Replikasi virus yang lebih lanjut terjadi pada sel Kupffer dan makrofag
lainnya
Hepatosit hanya terinfeksi pada kasus berat
Faktor yang mengarah kepada penyakit lebih berat
Beragam virulensi dari rantai dengue dan genotipe yang berbeda. Infeksi
DENV-2 dan DENV-3 lebih berat, sedangkan infeksi DENV-1 dan DENV-4 lebih
ringan
Respon imun terhadap infeksi sekunder mungkin lebih banyak pro-inflamasi
dibandingkan dengan infeksi pertama
Faktor genetik hospes
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Respon imun
Pada pasien dengan infeksi primer, antibodi IgM lebih dulu muncul
IgM dapat dideteksi pada 50% pasien dengan onset penyakit 3-5 hari.
99% pada pasien dengan onset hari ke-10
Puncaknya 14 hari setelah onset gejala dan menurun hingga tidak
terdeteksi lagi pada 2 – 3 bulan
Kemudian antibodi IgG dapat dideteksi pada 7 hari setelah onset dan
kemungkinan masih dapat dideteksi untuk seumur hidup
Selama infeksi sekunder, IgG dapat dideteksi dalam kadar yang tinggi
meski pada fase akut, sementara IgM secara signifikan lebih rendah
disbanding infeksi primer
Infeksi primer menginduksi imunitas seumur hidup pada serotipe yang
menginfeksi dan mencegah penyakit klinis akibat serotipe lainnya
selama 2 – 3 bulan
RIWAYAT DAN PEMERIKSAAN FISIK
Ultrasonografi
Ascites
Penebalan dinding empedu
TATALAKSANA (menurut tempat
rawat) Tatalaksana rawat jalan
Rawat jalan Kembali setiap hari unguk periksa
progresifitas (hingga 1 – 2 hari
Kriteria rawat jalan setelah demam turun)
Probable dengue tanpa warning Asupan cairan yang adekuat
signs
Berikan asetaminophen jika demam
Mampu mempertahankan status (dilarang aspirin atau NSAID)
hidrasi melalui oral Tirah baring
Mampu BAK setiap ≤ 6 jam Kembali ke RS jika:
Tidak ada perbaikan atau bertambah
berat pada saat pemulihan
Nyeri perut
Muntah persisten
Akral dingin dan basah
Letargi, gelisah atau kejang
Tanda perdarahan
Sesak nafas
Tidak BAK > 4 jam
TATALAKSANA (menurut tempat
rawat)
Rawat inap Tatalaksana rawat inap
Kriteria rawat inap Pasien tanpa warning sign
asupan cairan oral yang
Probable dengue dengan
adekuat, IV jika tidak bias
warning sign minum
Tidak dapat minum
Pasien dengan warning sign
Pasien risiko: Wanita hamil, segera berikan cairan
anak-anak, lansia secara IV
Pasien yang tinggal sendiri Berikan volum minimum
atau tanpa adanya akses untuk mempertahankan
mudah ke fasilitas kesehatan perfusi dan urin output yang
adekuat. Hentikan jika
pasien sudah melewati fase
kritis
TATALAKSANA (menurut tempat
rawat)
Perawatan intensif Tatalaksana perawatan
Kriteria perawatan intensif intensif
Terdapat kebocoran plasma yang Resusitasi cairan untuk
mengarah ke syok atau mempertahankan volum
akumulasi cairan pada paru dan sirkulasi yang adekuat
abdomen
Pertimbangkan transfuse
Perdarahan hebat
jika terdapat perdarahan
Tanda kerusakan organ
hebat
TATALAKSANA (terapi cairan)
Cairan intravena
Probable dengue tanpa warning sign
Asupan oral
Cairan IV jika tidak dapat secara oral (NS 0,9% dengan atau tanpa dextrose)
Maintenance dose:
4 mL/kg/jam untuk 10 kg BB ideal pertama
2 mL/kg/jam untuk 10 kg BB ideal berikutnya
1 mL/kg/jam untuk BB ideal sisanya
TATALAKSANA (terapi cairan)
Anti-nyeri
Berikan asetaminofen pada pasien dengan demam tinggi
Jangan berikan aspirin, ibuprofen atau NSAID lain maupun
steroid
Produk darah
Rekomendasi WHO 2009 untuk transfusi darah pada dengue
berat
Transfusi sel darah merah hanya diberikan jika mencurigai atau
jelas terdapat perdarahan hebat
Berikan 5 – 10 mL/kg PRC atau 10 – 20 mL/kg whole blood
PENCEGAHAN
Pengendalian lingkungan
Menguras tempat penyimpanan air seminggu sekali
Menutup tempat penampungan air
Membuang dan menutup barang bekas yang dapat menampung air
Pelihara ikan yang dapat memangsa larva pada penampungan air
Penggunaan bahan kimia
Larvasida dapat digunakan pada wadah air yang tidak sering
dipindahkan
Adultisida hanya digunakan untuk menekan atau mencegah endemik
PENCEGAHAN
Proteksi diri
Gunakan pakaian yang dapat meminimalkan paparan kulit dengan
nyamuk pada pagi hari
Oleskan obat nyamuk pada area kulit yang terbuka
Gunakan kelambu pada saat tidur disiang hari
Proteksi keluarga
Memasang skrining nyamuk pada jendela dan pintu
Jika terdapat gigitan dalam ruangan, pertimbangkan untuk
menggunakan produk insektisida
TERIMA KASIH