Anda di halaman 1dari 17

PENGKAJIAN PRIMER &

SKUNDER TRIAGE
DEFINISI
TRIAGE

Triage adalah suatu proses


penggolongan pasien
berdasarkan tipe dan tingkat
kegawatan kondisinya
(Zimmermann dan
Herr,2006)
TUJUAN TRIAGE

Mengidentifikasi kondisi yang mengancam


nyawa

Memprioritaskan pasien menurut kondisi


keakutannya
Menampatkan pasien sesuai dengan
keakutannya berdasarkan pada pengkajian yang
tepat dan akurat
Menggali data yang lengkap tentang keadaan
pasien
 Triage harus dilakukan dengan segera dan
singkat
 Kemampuan untuk menilai dan merespons
dengan cepat kemungkinan yang dapat
menyelamatkan pasien dari kondisi sakit atau
cedera yang mengancam nyawa dalam
department gawat darurat
 Keakuratan dan ketepatan data merupakan
kunci dalam proses pengkajian
 Keputusan dibuat berdasakan pengkajian
Sistem triase medis memilah-milih pasien berdasarkan kondisi pasien saat
masuk ruang perawatan dan memberikan kode warna untuk pasien, mulai
dari merah, kuning, hijau, putih dan hitam.
Merah: Kode warna merah Kuning: Kode warna kuning
diberikan kepada pasien yang diberikan kepada pasien yang
jika tidak diberikan penanganan memerlukan perawatan segera,
dengan cepat maka pasien pasti namun masih dapat ditunda karena
akan meninggal. Contohnya ia masih dalam kondisi stabil.
seperti pasien dengan gangguan Contohnya seperti pasien dengan
pernapasan. patah tulang di beberapa tempat.
Hijau: Kode warna hijau diberikan kepada mereka yang
memerlukan perawatan namun masih dapat ditunda.
Biasanya pasien cedera yang masih sadar dan bisa
berjalan masuk dalam kategori ini. Ketika pasien lain
yang dalam keadaan gawat sudah selesai ditangani,
maka pasien dengan kode warna hijau akan ditangani.
Contohnya seperti pasien dengan patah tulang ringan,
luka bakar minimal.

Putih: Kode warna putih diberikan kepada pasien


hanya dengan cedera minimal di mana tidak
diperlukan penanganan dokter.
Hitam: Kode warna hitam
diberikan kepada pasien yang
setelah diperiksa tidak
menunjukkan tanda-tanda
kehidupan. Misalnya, mereka
yang masih hidup namun
mengalami cedera yang amat
parah sehingga meskipun
segera ditangani, pasien
tetap akan meninggal.
PENGKAJIAN PRIMER

KOMPONEN PEMERIKSAAN TINDAKAN

Airway  Periksa apakah jalan  Periksa & atur jalan napas


(Jalan napas) napas paten atau tidak untuk memastikan
 Periksa vokalisasi kepatenan.
 Ada tidaknya aliran  Identifikasi & kelurkan
udara benda asing
 Periksa adanya suara (darah,muntahan,secret,atau
napas abnormal : pun benda asing) yang
stridor,snoring,gurgling. menyebabkan obstruksi
jalan napas baik parsial
maupun total.
 Pertahankan dan lindungi
tulang servikal.
Breathing  Periksa ada tidaknya  Auskultasi suara napas
(Pernapasan) pernapasan efektif dengan 3  Atur posisi pasien utk
M (melihat naik turunnya memaksimalkan ekspansi
dinding dada, mendengarkan dinding dada
suara napas, dan merasakan  Berikan oksigen
hembusan napas).  Beri bantuan napas
 Warna kulit dengan menggunakan
 Identifikasi pola pernapasan masker/Bag Valve Mask
abnormal. (BVM)/EndotrachealTube
(ETT) jika perlu.
Circulation  Periksa denyut nadi, kualitas  Lakukan tindakan CPR/defibrilasi
(Sirkulasi) dan karakternya. sesuai dengan indikasi
 Periksa adanya gangguan irama  Lakukan tindakan penanganan
jantung/abnormalitas jantung pada pasien yang mengalami
dengan atau tanpa EKG disritmia
 Periksa pengisian kapiler, warna  Bila ada perdarahan lakukan
kulit dan suhu tubuh, serta tindakan penghentian perdarahan
adanya diaphoresis  Pasang jalur IV
 Ganti volume darah/cairan yang
hilang dengan cairan kristaloid
isotonic atau darah.
PENGKAJIAN SEKUNDER

NO KOMPONEN PERTIMBANGAN
1  Observasi penampilan pasien, perhatikan postur & posisi tubuh.
 Periksa apakah pasien menggunakan pelindung atau tindakan
prlindungan diri
 Tanyakan keluhan umum yang diderita pasien
 Bagaimana tingkat kesadaran pasien?
 Amati perilaku pasien apakah tampak
tenang/ketakutan/gelisah/kooperatif
Observasi umum  Kaji komunikasi verbal pasien, apakah bicaranya
jelas/bingung/bergumam
2 Kepala dan wajah  Periksa apakah ukuran dan bentuk
pupil kanan-kiri sama, apakah
bereaksi terhadap cahaya
 Periksa status visual pasien
 Palpasi kulit kepala yang mengalami
luka
 wajah,apakah bentuknya
simetris/asimetris
 Periksa adanya
luka/laserasi/perdarahan pada telinga
 Periksa ekspresi wajah yang asimetris
dan cara bicara yang menggumam
3 Leher  Periksa adanya pembengkokan pada leher, adanya
perdarahan/luka.
 Periksa adanya emfisema subkutan/deviasi trakea
 Palpasi adanya luka/jejas atau keluhan nyeri pada tulang
servikal

4 Dada  Periksa adanya benjolan/luka/perdarahan


 Periksa naik-turunnya dinding dada,simetris atau tidak
 Periksa adanya penggunaan otot bantu pernapasan
 Auskultasi suara napas kanan-kiri sama atau tidak
adanya suara napas tambahan
 Auskultasi suara jantung normal atau tidak
5 Abdomen  Periksa adanya luka/distensi abdomen/memar/benda asing
yang menancap/jahitan operasi
 Auskultasi bising usus dan gangguan aortik abdominal
 Palpasi dan bandingkan denyut dikedua sisi abdomen
 Lakukan perkusi untuk mengidentifikasi adanya
cairan/udara
6 Ekstremitas  Periksa dan palpasi adanya benjolan/memar,luka
perdarahan dan edema
 Perhatikan ada nya bekas luka, nyeri/patah tulang
 Palpasi dan bandingkan denyut nadi dikedua tangan
 Catat perbedaan warna,suhu tubuh,capillary refill time
(CRT), pergerakan dan sensasi

7 Punggung  Jika dicurigai terdapat luka pada punggung pasien, maka


balikkan pasien dengan cara log roll
 Periksa dan palpasi adanya benjolan/memar/nyeri/luka
Triage adalah suatu proses
penggolongan pasien
berdasarkan tipe dan tingkat
kegawatan kondisinya, yang
bertujuan untuk mengidentifikasi
kondisi yang mengancam nyawa,
memprioritaskan pasien menurut
kondisi keakutannya,
menempatkan pasien sesuai
dengan keakutannya berdasarkan
pada pengkajian yang tepat dan
akurat, menggali data yang
lengkap tentang keadaan pasien.
TERIMAKASIH


Anda mungkin juga menyukai