Anda di halaman 1dari 48

BAB 15

Mengelola Produktivitas
dan Kualitas
Hubungan Produktivitas dan Kualitas
Menggambarkan hubungan antara produktivitas dan
kualitas.
Produktivitas adalah ukuran kinerja perekonomian:
Produktivitas membandingkan seberapa banyak yang
dapat diproduksi dengan sumber daya yang
digunakan untuk memproduksinya.
Dengan demikian, semakin banyak output produksi
yang menggunakan sumber daya yang lebih sedikit,
produktivitas semakin bertumbuh dan semakin
banyak orang diuntungkan.

Produktivitas juga mengacu pada kuantitas dan kualitas


dari apa yang kita produksi.
Bila sumber daya digunakan secara lebih efisien,
kuantitas hasil tentu saja lebih besar.
Namun jika produk yang dihasilkan itu tidak
mempunyai kualitas yang memuaskan,
konsumen akan menolaknya.
Oleh karena itu, memproduksi kualitas berarti
menciptakan kesesuaian atas penggunaan—
menawarkan keistimewaan yang diinginkan
konsumen.
Di Bangalore India, 110.000 orang dipekerjakan untuk membuat piranti lunak,
menjalankan sistem komputer, memproses transaksi, dan bekerja di layanan call
center (seperti dalam gambar) yang dioperasikan oleh ICICI OneSource
<www.icicionesource.com>, menerima telepon dari pelanggan yang berasal dari
perusahaan-perusahaan multinasional yang berkantor pusat di AS dan Eropa. Jaringan
yang mengglobal membuat hal tersebut mungkin untuk dilakukan, dan banyak di
antara pekerjaan-pekerjaan tersebut (350.000 tersebar di seluruh India)
mempekerjakan orang-orang dari India (outsource), dengan memanfaatkan penyalur
tenaga kerja dari India; karena para pekerja hanya dibayar 10% hingga 20% dari
tingkat pendapatan orang AS dan Eropa. Sekalipun begitu, mereka berpenghasilan 8
kali lebih besar daripada rata-rata pendapatan orang India per tahunnya ($450).
Mengukur Produktivitas

produktivitas tenaga kerja


Rasio produktivitas yang diukur dengan cara
membagi total output dengan total input tenaga
kerja
Perbandingan
Produktivitas
Internasional
Produktivitas
dalam Berbagai
Industri AS
Menjelaskan penurunan dan pemulihan
produktivitas AS yang telah terjadi dalam
kurun waktu 30 hingga 35 tahun terakhir.
Pada tahun 1970-an, produktivitas AS mulai
mengalami penurunan yang berlanjut hingga
1980-an.
Selanjutnya, perubahan produktivitas terjadi
pada tahun-tahun menjelang tahun 1994,
ketika bisnis Amerika mendapatkan pangsa
pasar yang signifikan dalam beberapa industri
besar.
Pada tahun 2003, perusahaan-perusahaan AS tetap
menjadi eksportir terkemuka di dunia dalam
beberapa industri utama.
Dewasa ini, banyak perusahaan Asia dan Eropa sekali
lagi terdorong untuk mengejar pesaing-pesaing
mereka dari AS.
Perubahan nasib ini terjadi karena beberapa alasan.
Pertama, bisnis AS berkonsentrasi pada pemahaman
arti produktivitas yang sebenarnya dan merancang
sarana untuk mengukurnya.
Setelah mempelajari bahwa kualitas harus
didefinisikan dari segi nilai bagi pelanggan, kalangan
bisnis merancang ulang organisasi dan usaha
pemasaran untuk memfokuskan usaha yang lebih
berorientasi-pelanggan.
Ketika perbaikan kualitas diimplementasikan, semakin
banyak perusahaan menyadari manfaatnya.
Keberhasilan ini menyoroti interdependensi antara
empat unsur penting: pelanggan, mutu,
produktivitas, dan laba.
Meningkatkan Kualitas
Mengidentifikasikan kegiatan yang melibatkan
manajemen kualitas total dan menerangkan enam
perangkat yang dapat digunakan perusahaan untuk
mencapainya.
Manajemen kualitas total/total quality management
(TQM) mencakup semua kegiatan yang perlu untuk
menempatkan barang dan jasa berkualitas tinggi ke
pasar.
Kegiatan ini mempertimbangkan semua bagian
bisnis, termasuk pelanggan, pemasok, dan
karyawan.
Pendekatan strategis terhadap TQM dimulai
dengan fokus pelanggan, yang meliputi
metode untuk menetapkan apa yang
diinginkan pelanggan dan kemudian
mengarahkan semua sumber daya perusahaan
dalam memuaskan keinginan dan kebutuhan
pelanggan tersebut.
TQM mencakup empat kegiatan manajerial dasar:
(1) perencanaan kualitas,
(2) penataan kualitas,
(3) pengarahan kualitas, dan
(4) pengendalian kualitas.
Dalam industri otomotif, kunci pengukuran kualitas (atau kelemahannya) adalah
jumlah pengembalian produk (recall). Berdasarkan standar ini, masih dimungkinkan
untuk meningkatkan total quality management (TQM) di General Motors
<www.gm.com>, yang telah menerima recall yang lebih banyak atas kendaraannya
pada kuartal pertama tahun 2004—7.5 juta unit—dibandingkan pada tahun 2003,
termasuk produk Cadillac SRX-nya yang terbaru (sebuah kendaraan keluarga hibrida–
SUV). GM mengatakan bahwa perusahaan telah proaktif—menangani masalah-
masalah potensial untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Para analis
berargumen bahwa cacat pada produk GM mulai menurun, terutama karena dua
tindakan: bergantung pada pemasok luar untuk komponen-komponen besar dan
menggunakan suku cadang yang sama untuk jutaan kendaraannya.
Ada enam perangkat yang lazim digunakan untuk
TQM:
1. Analisis nilai-tambah adalah evaluasi atas
semua aktivitas kerja, aliran bahan baku, dan
administrasi untuk menentukan nilai yang
ditambahkan bagi pelanggan.
2. Kendali proses produksi secara statistik (SPC)
mengacu pada metode yang digunakan
karyawan untuk mengumpulkan data dan
menganalisis variasi dalam kegiatan produksi
untuk menentukan kapan penyesuaian
dibutuhkan.

Bagan kendali dan variasi proses adalah dua


contoh dari SPC.
variasi proses
Variasi produk yang timbul dari perubahan dalam
input produksi

bagan kendali
Metode pengendalian proses yang memetakan
hasil pengambilan contoh dalam sebuah diagram
untuk menentukan kapan suatu produk mulai
menyimpang dari kondisi kerja normal
Studi Variasi Proses
Bagan Kendali Proses
3. Pengamatan kualitas/biaya mengidentifikasi biaya
terkini perusahaan dan memperlihatkan bidang-
bidang yang memiliki potensi penghematan biaya
paling besar.
Biaya kualitas berkaitan dengan pencarian,
perbaikan, atau pencegahan barang dan jasa yang
rusak.
Itu semua bisa disebabkan karena kegagalan
internal (yang terjadi selama produksi dan
sebelum produk-produk yang rusak
meninggalkan pabrik) atau karena kegagalan
eksternal (yang ditemukan setelah produk yang
rusak meninggalkan pabrik).
4. Tim perbaikan kualitas merupakan kelompok
karyawan yang berkolaborasi dari berbagai
bidang kerja yang bertemu secara berkala untuk
menetapkan, menganalisis, dan menyelesaikan
masalah produksi umum.
Tujuan mereka adalah memperbaiki metode
kerja maupun produk yang mereka buat.
Di pabrik Delphi Automotive
System <www.delphi.com>, di
Courtland, Ohio, yang mem buat
tabung plastik untuk penghubung
listrik, personel pengecekan
kualitas merupakan bagian dari
angkatan kerja yang terus
mengalami peningkatan. Sejak
1999, Delphi telah meng habiskan
$30 juta untuk pembelian
peralatan baru, dan sebuah
jaringan manufaktur secara
elektronik (e-manufacture) yang
sangat efisien, sehingga pengawas
pabrik dapat bekerja dari
rumahnya sendiri menggunakan
komputer pribadi. Dan untuk para
pekerja pengecekan kualitas,
pekerjaan mereka dipermudah
dengan tingkat produk cacat yang
hanya 14 unit per juta.
5. Dengan benchmarking, sebuah perusahaan
memperbaiki produk atau prosedur bisnisnya sendiri
dengan cara membandingkannya dengan kinerja di
masa lalu atau dengan contoh kasus terbaik dari
orang lain.
6. Menjadi lebih dekat dengan pelanggan adalah
sebuah proses agar dapat senantiasa dekat dengan
pelanggan dan mencari cara untuk menjamin
perusahaan memberikan nilai dan kualitas dari
produk yang pelanggan beli.
Tren dalam Manajemen Produktivitas
dan Kualitas
Mengidentifikasi tiga tren manajemen produktivitas
dan kualitas, termasuk manajemen rantai pasokan.
Tiga tren dalam manajemen kualitas dan produktivitas
telah muncul ketika perusahaan belajar berhadapan
dengan persaingan yang ketat.
1. ISO 9000 (dan ISO 9000:2000) adalah program
sertifikasi yang membuktikan bahwa suatu pabrik,
laboratorium, atau kantor telah memenuhi
persyaratan manajemen-kualitas yang ketat yang
ditetapkan oleh International Organization for
Standardization.
Sertifikat ini memungkinkan perusahaan untuk
membuktikan bahwa perusahaan mengikuti
prosedur yang terdokumentasi untuk menguji
produk, melatih karyawan, mencatat arsip, dan
memperbaiki kerusakan produk.
ISO 14000 memberikan sertifikat dalam perbaikan
lingkungan hidup.
Dengan memperluas ISO ke dalam wilayah
perlindungan lingkungan dan pengelolaan limbah
berbahaya, ISO 14000 menuntut sebuah perusahaan
untuk mengembangkan satu sistem manajemen
lingkungan.
2. Rekayasa ulang proses bisnis berfokus pada
peningkatan produktivitas maupun kualitas proses
bisnis—mengkaji ulang setiap langkah operasi
sebuah organisasi mulai dari awal.
Rekayasa ulang (reengineering) adalah pemikiran
ulang fundamental dan perancangan ulang proses
untuk mencapai perbaikan dramatis dalam kinerja.
Tahapan dalam Proses Rekayasa Ulang
Tahapan dalam Proses Rekayasa Ulang
Sampai beberapa tahun yang lalu, Seagate Technology <www.seagate.com>, sebuah
perusahaan pembuat hard drive komputer di California, membuat hampir semua
komponennya sendiri. Sayangnya, perusahaan membutuhkan komponen dari pabrik-
pabrik di Minnesota sampai Malaysia dan Irlandia, masing-masing dengan pemasok
dan persediaannya sendiri. Seagate tidak cukup fleksibel untuk tanggap terhadap
perubahan kebutuhan pelanggan. Kemudian perusahaan ini merekayasa ulang dirinya:
Sekarang operasi di seluruh perusahaan itu dijalankan oleh sistem perencanaan
berbasis komputer, daftar pemasok telah dipangkas, bahkan komponen-komponen
penting didatangkan dari luar (outsourced).
3. Rantai pasokan mengacu pada kelompok
perusahaan dan arus aktivitas yang beroperasi
bersama untuk menciptakan suatu produk.
Strategi tradisional menganggap bahwa perusahaan
dikelola sebagai perusahaan individu dan bukan
sebagai anggota dari serangkaian mata rantai
pasokan yang terkoordinasi.
Manajemen rantai pasokan memandang rantai
pasokan secara menyeluruh untuk memperbaiki
keseluruhan arus melalui satu sistem yang terdiri
dari perusahaan-perusahaan yang bekerja bersama.
Karena pelanggan akhirnya mendapatkan nilai yang
lebih baik, SCM memberikan anggota rantai pasokan
suatu keunggulan kompetitif.
Menambah Nilai Melalui Rantai
Pasokan
Menjelaskan bagaimana strategi rantai pasokan
dan strategi tradisional berbeda dalam
mengoordinasikan operasi antarperusahaan.
Strategi rantai pasokan adalah gagasan di mana
para anggota dari rantai pasokan tersebut—
aliran semua kegiatan dan perusahaan yang
dapat menambah nilai dalam memproduksi
sebuah produk—mendapatkan keunggulan
kompetitif dengan bekerja sama sebagai suatu
sistem yang terkoordinasi dari berbagai unit.
Rantai Pasokan untuk Roti Bakar
Di tahun 2006, Anda akan dapat mengambil produk apa pun di rak Wal-Mart dan
memindainya secara otomatis pada kartu debit Anda, tanpa harus mengantre di
kasir. Teknologi yang sama—yang diberi nama radio frequency identifi cation (RFID)
—akan memberi tanda ke ruang penyimpanan Wal-Mart agar mengisi kembali rak
untuk barang yang telah Anda beli. Sistem ini akanmembantu Wal-mart
<www.walmartstores.com> menghindari kesalahan rantai pasokan dan menghemat
biaya hingga $8 miliar per tahun, namun kabar baik ini tidak berlaku bagi semua
orang: perusahaan produk konsumen yang ingin bertahan di rak Wal-Mart harus
mengeluarkan jutaan dolar untuk memenuhi permintaan peritel raksasa ini.
Sebaliknya, strategi tradisional mengasumsikan
perusahaan dikelola sebagai sebuah
perusahaan individu, yang melakukan kegiatan
berdasarkan kebutuhannya masing-masing.
Dengan mengelola rantai pasokan sebagai satu
kesatuan—dengan menggunakan manajemen
rantai pasokan—perusahaan dapat lebih
mengoordinasikan kegiatan dalam satu
jaringan.
Dengan berbagi informasi, biaya total serta biaya
persediaan dapat dikurangi, kualitas dapat
ditingkatkan, dan pengiriman kepada para
pelanggan menjadi lebih cepat.
Ketika dilayani dengan pelayanan yang lebih baik
serta lebih cepat, pelanggan akan lebih
memilih produk dari rantai pasokan.

Anggota rantai pasokan juga mendapatkan


keunggulan lebih besar dibandingkan
pesaingnya yang kurang efektif secara
operasional.
Produktivitas dan Kualitas Sebagai Alat
Bersaing
Membahas empat strategi yang digunakan
perusahaan dalam memperbaiki produktivitas dan
kualitas
Kemampuan yang luas di tingkat perusahaan dalam
bersaing dengan meningkatkan produktivitas serta
kualitas dapat dilakukan berdasarkan 4 strategi:
1. Berinvestasi dalam inovasi serta teknologi
telah memungkinkan peningkatan
produktivitas serta kualitas, terutama dari
pengaplikasian Internet serta teknologi
komunikasi.
2. Menerapkan pandangan jangka panjang
dengan suatu komitmen untuk melakukan
peningkatan yang berkelanjutan telah terbukti
berhasil meningkatkan kualitas produk dan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Penekanan pada kualitas kerja para pegawai
dapat meningkatkan kesejahteraan dan
keikutsertaan pegawai dalam meningkatkan
kinerja perusahaan dan produktivitas
nasional.
Saat ini banyak perusahaan yang telah
mengembangkan lingkungan yang lebih
berorientasi pada para pekerjanya yang
mengedepankan kesetiaan, kerja sama, serta
komitmen.
4. Peningkatan yang dilakukan dalam sektor jasa
merupakan potensi besar dalam hasil produktivitas
dan kualitas yang belum dikelola.
Dalam usahanya untuk menyediakan layanan yang
lebih memuaskan, perusahaan mengenali 5 kriteria.
5 kriteria yang digunakan pelanggan dalam
mempertimbangkan kualitas layanan yang
diterimanya:
(i) keandalan,
(ii) cepat tanggap,
(iii) kepastian,
(iv) empati, dan
(v) berwujud.

Anda mungkin juga menyukai