Anda di halaman 1dari 7

TINDAK KORUPSI E KTP

NAMA KELOMPOK 3
1. Abel Rama V. P.
2. Charisatun Nisa’
3. Hayu Hanifa P.
4. Qurrotul A’ini
5. Rochmad Tri P.
  

LATAR BELAKANG

Bahasa Latin Korupsi adalah


: sesuatu yang
rusak, busuk,
“ corruptio” menggoyahkan,
atau memutarbalik,
“corruptus” menyogok.
PEMBAHASAN
 

KRONOLOGI AWAL
Mulanya proyek ini berjalan lancar dengan pengawasan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kasus korupsi e-KTP sendiri, bermula dari rencana Kementerian Dalam Negeri RI dalam pembuatan
e-KTP. Sejak 2006 Kemendagri telah menyiapkan dana sekitar Rp 6 triliun yang digunakan untuk proyek
e-KTP dan program Nomor Induk Kependudukan (NIK) nasional dan dana senilai Rp 258 milyar untuk
biaya pemutakhiran data kependudukan untuk pembuatan e-KTP berbasis NIK pada 2010 untuk seluruh
kabupaten/kota se-Indonesia. Pada 2011 pengadaan e-KTP ditargetkan untuk 6,7 juta penduduk sedangkan
pada 2012 ditargetkan untuk sekitar 200 juta penduduk Indonesia.
PERKEMBANGAN KASUS
 Pencarian bukti baru
Untuk menindaklanjuti pelimpahan berkas oleh KPK, Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi kemudian
mengadakan sidang. Dalam perjalanannya, ada lebih dari 10 sidang yang dilaksanakan.

 Sidang Praperadilan
Rencananya sidang praperadilan pertama akan dilaksanakan pada 12 September 2017. Namun karena
Novanto masih sakit dan atas permintaan KPK, maka hakim kemudian memutuskan untuk menggeser jadwal
sidang pada 20 September 2017.

 Kecurigaan Korupsi
Belum sampai perekaman dilakukan di berbagai kabupaten dan kota, pihak kepolisian mengabarkan bahwa
mereka mencurigai terjadinya korupsi pada proyek e-KTP.
 Reaksi Warganet
Terjadinya kasus korupsi e-KTP di era digital tidak hanya menimbulkan reaksi dari warga biasa, tetapi juga
dari warganet selaku pengguna media digital. Oleh karena itu mereka meluapkan respon di jejaring sosial mereka
masing-masing dengan beragam cara.
 Akhir Dari Sidang Praperadilan
Praperadilan yang diajukan mantan Ketua DPR Setya Novanto terhadap Komisi Pemberantasan
Korupsi memasuki babak akhir. Hari ini, Kamis (14/12/2017), agenda praperadilan sampai pada
kesimpulan dan putusan. Namun, pada hari terakhir ini, praperadilan yang diajukan mantan Ketua
Fraksi Partai Golkar itu semestinya digugurkan.

 Akhir Drama Setya Novanto Di Kasus Korupsi E-Ktp

24 April 2018, Setnov divonis 15 tahun penjara dan denda sebesar Rp 500 juta.
Apakah ada pertanyaan?

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai