Anda di halaman 1dari 25

Disusun Oleh:

 Amanda (00218013)
 Andi Sri Ayu A
(00218014)
 Manisah (00218003)
D-III Kebidanan

“Konsep Dasar dan Prinsip


Epidemiologi”
Materi Pembelajaran

 Epidemiologi Deskriptif dan Analitik

 Frekuensi Masalah Kesehatan

 Ukuran Dalam Epidemiologi

 Epidemi, Pandemi dan Endemi

 Screening Test
Epidemiologi yang mempelajari tentang E
frekuensi dan penyebaran suatu masalah P
kesehatan yang ada di dalam suatu populasi I
dan harus mengkaji semua variabel yang D
terdiri dari 3 aspek, yaitu :
E
1) Waktu 2) Tempat M
Penyebaran kejadian Berkaitan dengan lokasi D
penyakit dinyatakan dalam sumber penyakit secara I
bulanan (jangka pendek) geografis, lokasi saat O E
atau tahunan (jangka terjadinya infeksi atau
L S
panjang) terjadinya cedera
O K
G R
3) Manusia (orang) I I
Penyebaran kejadian P
penyakit menurut orang
adalah umur dan jenis
T
kelamin I
F
Epidemilogi deskriptif akan menjawab
L
pertanyaan berikut ini : A
N
J
What U
? T
A
N
Wher Who
e? ?

Whe
n?
Epidemiologi yang lebih menitikberatkan E
pada studi analisis apakah suatu fenomena P
masalah kesehatan ada hubungannya atau I
tidak dengan paparan berbahaya tertentu D
E
M
I
O
Misalnya : L A
Setelah ditemukan secara deskriptif bahwa O N
banyak perokok yang menderita kanker paru, G A
maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah L
memang “rokok” itu merupakan faktor
I
I
penyebab terjadinya kanker.
T
I
K
 Frekuensi Masalah Kesehatan

Banyaknya kelompok masyarakat yang terserang


penyakit

1) Menemukan masalah kesehatan melalui cara :


a. Penderita yang datang berobat ke puskesmas,
terutama penyakit menular yang berbahaya dan
dapat menimbulkan wabah penyakit.
b. Laporan dari masyarakat yang datang ke
puskesmas.
c. Kunjungan rumah dalam rangka perawatan
keluarga.
2) Penelitian atau survei kesehatan.
3) Study kasus
Ukuran dalam Epidemiologi

 Perhitungan Frekuensi Penyakit  Rate, Rasio, Proporsi

 Ukuran Morbiditas

 Ukuran Mortalitas

 Ukuran Fertilitas
 Ukuran Morbiditas

 1) Insidensi Rate umlah penyakit/kejadian (kasus baru) pada


kelompok penduduk tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu
  Jumlah kejadian dalam waktu
Angka insedensi tertentu x
Jumlah populatin at risk waktu Konstanta
tertentu

Contoh: Pada bulan Desember 1988 di Kecamatan X terdapat penderita


Campak 88 orang anak balita. Jumlah anak yang mempunyai risiko
penyakit tersebut (anak balita) di Kecamatan X = 8.000. Maka insidensi
rate penyakit campak tersebut adalah:

80 x 1000 = 80 x 1000 = 10 atau 0,010


8000 8000 1000
 Lanjutan…..
2) Prevalensi
Rate
a. Point prevalence yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru)
yang ada pada suatu saat tertentu
Point prevalence = Jumlah penderita yang ada pada suatu saat
waktu x Konstanta
Jumlah penduduk pada saat itu

Contoh: Kasus penyakit TBC Paru di Kecamatan Moyang pada waktu


dilakukan survei pada bulan Juli 1988 adalah 98 orang dari 24.000
penduduk kecamatan tersebut. Maka prevalence rate di Kecamatan
tersebut adalah:

98 x 1000 = 4 atau 0,010


24.000 1000
 Lanjutan…..

b. Periode Prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru)


yang ada pada suatu periode tertentu
Periode prevalence = Jumlah penderita lama+baru dalam suatu periode
tertentu x Konstanta
Jumlah penduduk pada pertengahan periode waktu
yang bersangkutan

Contoh: pada periode tahun 2013 (Januari-Desember) di Kelurahan A


terdapat 75 penderita Malaria. Pada pertengahan tahun 2013 penduduk
kelurahan A tersebut berjumlah 5000 orang. Maka periode prevalence
malaria di kelurahan A adalah:

75 x 1000 = 15 atau 0,05


5000 1000
 Ukuran Mortalitas

1) Crude Death Rate (CDR) yaitu angka kematian kasar adalah


jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk di pertengahan tahun yang sama.
CDR = Jumlah kematian yang dicatat dalam tahun kalender x
1000
Jumlah seluruh penduduk pertengahan tahun
yang sama

Contoh:
Jumlah penduduk Jakarta pertengahan tahun 2000 berjumlah
11.000.000 orang. Pada tahun tersebut terdapat kematian 200.000
orang.
Hitung berapa angka kematian kasarnya!

CDR = D x 1000
F
= 200.000 x 1000 = 18.18 dibulatkan 18
11.000.000
 Lanjutan…..

2) Infant mortality rate (IMR)

IMR = Jumlah kematian bayi selama satu tahun x 1000


Jumlah bayi lahir hidup di area yang
sama dan tahun yang sama

Contoh: Hitungan Angka Kematian Bayi


Dari Susenas 2004 hasil perhitungan AKB dengan Mortpak 4 adalah 52
per 1000 kelahiran dengan referensi waktu Mei tahun 2002. Artinya di
Indonesia pada tahun 2002, diantara 1000 kelahiran hidup ada 52 bayi
yang meninggal sebelum usia tepat 1 tahun.

52 x 1000 = 52.000 atau 52


1000 1000
 Lanjutan…..

3) Perinatal mortality rate (PMR)


Jumlah kematian janin pada kehamilan 28 minggu
atau lebih+jumlah kematian bayi < 7 hari selama 1 tahun
PMR x
= 1000
Jumlah bayi lahir hidup di area yang
sama dan tahun yang sama
4) Maternal mortality rate (MMR)

Jumlah kematian ibu karena kehamilan,


dersalian dan masa nifas selama satu tahun x
MMR
= Jumlah kelahiran hidup pada tahun1000
dan wilayah yang sama
 Ukuran Fertilitas

Crude Birth Rate (CBR), yaitu Angka kelahiran kasar adalah jumlah
kelahiran yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yang sama

CBR = Jumlah kelahiran hidup selama satu tahun x 1000


Jumlah penduduk pada pertengah tahun
yang sama
Kenaikkan kejadian suatu penyakit yang
berlangsung cepat dan dalam jumlah insidens
yang di perkirakan.
E
P
I
D Contohnya : Filariasis (Kaki Gajah)
E Penyakit ini merupakan penyakit menular menahun
yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini

M ditularkan melalui gigitan nyamuk. Filariasis pertama


kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah
itu tidak muncul dan sekarang belum diketahui
I bagaimana perkembangannya. Filariasis tersebar luas
hampir di seluruh Propinsi di Indonesia
Penyakit yang berjangkit menjalar ke beberapa
Negara atau seluruh benua
P
A
N
D
E Contohnya : Virus H1N1 (Flu Babi)
Muncul di Meksiko pada bulan Maret, 2009 dan

M menyebar ke seluruh dunia pada kecepatan yang


belum pernah terjadi sebelumnya, jauh lebih cepat
daripada pandemi lainnya dalam sejarah, yaitu hanya
I memerlukan waktu kurang dari enam minggu
Penyakit yang umum terjadi terus menerus di
suatu tempat atau prevalensi suatu penyakit yang
biasanya terdapat di suatu tempat.

E
N
D Contohnya : DBD

E Musim penghujan, serangan penyakit DB rentan


terjadi di sejumlah daerah di Kota
Pekalongan.Termasuk di Kelurahan Kandang Panjang,
M Kecamatan Kota Pekalongan Utara.Warga Kandang
Panjang mulai mengeluhkan indikasi DB setelah
I beberapa warganya dilarikan ke rumah sakit akibat
DB. Dikatakan, ada lima titik rawan yang menjadi
endemik nyamuk demam berdarah. Lima daerah ini
antara lain Kelurahan Medono, Kauman, Bendan, Pasir
Sari, dan Kandang Panjang.
Screening Test

Menurut WHO pengertian skrining


adalah upaya pengenalan penyakit atau
kelainan yang belum diketahui dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau
prosedur lain yang dapat secara cepat
membedakan orang yang tampak sehat
benar-benar sehat dengan orang yang
tampak sehat tetapi sesungguhnya
menderita kelainan.
Tujuan Screening

 Mendapatkan mereka yang menderita sedini mungkin


sehingga dapat dengan segera memperoleh
pengobatan
 Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas
kesehatan tentang sifat penyakit dan selalu waspada
melakukan pengamatan terhadap gejala dini

 Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat

 Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk


memeriksakan diri sedini mungkin

 Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna


bagi klinisi dan peneliti
Syarat-Syarat Screening

1) Penyakit yang dituju harus merupakan masalah


kesehatan
2) Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan
pengobatan bagi mereka yang dinyatakan menderita
penyakit yang mengalami tes.
3) Tersedianya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti bagi
mereka yang dinyatakan positif serta tersedianya biaya
pengobatan bagi mereka yang dinyatakan positif melalui
diagnosis klinis,
4) Tes penyaringan terutama ditujukan pada penyakit yang
masa latennya cukup lama dan dapat diketahui melalui
pemeriksaan atau tes khusus.
5) Tes penyaringan hanya dilakukan bila memenuhi syarat
untuk tingkat sensitivitas dan spesifitasnya karena kedua
Lanjutan….

6. Semua bentuk atau teknis dan cara pemeriksaan dalam


tes penyaringan harus dapat diterima oleh masyarakat
secara umum
7. Sifat perjalanan penyakit yang akan dilakukan tes harus
diketahui dengan pasti
8. Adanya suatu nilai standar yang telah disepakati
bersama tentang mereka yang dinyatakan menderita
penyakit tersebut
9. Biaya yang digunakan dalam melaksanakan tes
penyaringan sampai pada titik akhir pemeriksaan harus
seimbang dengan resiko biaya bila tanpa melakukan tes
tersebut
10.Harus dimungkinkan untuk diadakan pemantauan
(follow up) terhadap penyakit tersebut serta penemuan
penderita secara berkesinambungan. Keberhasilan suatu
tes skrining berhubungan dengan tujuan skrining.
Macam-macam Screening

 1) Mass screening dilakukan pada seluruh populasi blood


pressure skrining pada seluruh masyarakat yang berkunjung
pada pelayanan kesehatan.
2) Selective screening populasi tertentu Pap’s smear dan
mammography
3) Single disease screening dilakukan untuk satu penyakit
TBC
4) Case finding screening menyelidiki suatu kelainan yang
tidak berhubungan dengan kelompok pasien yang datang untuk
kepentingan pemeriksaan kesehatan penderita yang datang
dengan keluhan diare kemudian dilakukan pemeriksaan
terhadap mamografi atau rongen torax
5) Multiphasic screening beberapa penyakit pada satu
Contoh Screening

Mammogr Pap
afi Smear

Uji latih
VCT
jantung
Daftar Pustaka

 Eliana dan Sumiati, Sri. 2016. MODUL BAHAN AJAR


CETAK KEBIDANAN KESEHATAN MASYARAKAT.
Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
 Rinsy, Y. 2017. SKRINING EPIDEMIOLOGI.
Yogyakarta : Lembah Pustaka.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai