GANGGUAN
NEUROTIK, GANGGUAN
SOMATOFORM, DAN
GANGGUAN YANG
BERKAITAN DENGAN
STRESS
Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD Pasar Minggu
F40 – F48 F40.0 Agora fobia
.00 Tanpa Gangguan Panik
.01 Dengan Gangguan Panik
F40. Gangguan Anxietas F40.1 Fobia sosial
F40.2 Fobia spesifik
Fobik
F40.3 Fobia Khas (terisolasi)
F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT
Pedoman diagnostik:
(a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik merupakan manifestasi primer dari anxietas
(b) Anxietas harus terbatas dan menonjol pada situasi sosial tertentu saja
(c) Menghindari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol
F40.2 – FOBIA KHAS
• (TERISOLASI)
Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan dan tidak beralasan serta
terbatas pada situasi yang sangat spesifik. Ketakutan pada situasi fobik ini
tidak berfluktasi
• Contoh: kegelapan, tempat tinggi, naik pesawat, hewan, meihat darah
• Mulai timbul pada usia anak atau dewasa muda
Pedoman diagnostik:
(a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik merupakan manifestasi primer dari
anxietas
(b) Anxietas harus terbatas pada adanya objek/situasi fobik tertentu
(c) Situasi fobik sedapat mungkin dihindari
F40 – GANGGUAN ANXIETAS
FOBIK
Penatalaksanaan secara umum terapi fobia:
• Terapi psikologik
(a) Terapi perilaku
(b) Lain-lain: hypnotherapy, psikoterapi suportif, terapi keluarga
(c) Terapi pemaparan (exposure therapy)
• Farmakoterapi
(a) Agorafobia: anti anxietas, antidepresan
(b) Fobia sosial: SSRI
(c) Fobia spesifik: anti anxietas
F41 – GANGGUAN ANXIETAS
LAINNYA
F41.0 – Gangguan panik
F41.1 – Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 – Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 – Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 – Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 – Gangguan anxietas YTT
F41.0 – GANGGUAN PANIK
• Gejala anxietas/panik berat yang berulang, spontan, tidak
terduga
• Tidak terbatas pada situasi/rangkaian kejadian tertentu
• Dimulai pada usia akhir masa remaja, awal masa dewasa atau
usia pertengahan
• Sering disertai gejala obsesif dan depresif
Gejala dominan bervariasi pd masing-masing orang, tetapi onset
mendadak dalam bentuk papitasi, nyeri dada, perasaan tercekik,
pusing kepala, dan perasaan tidak riil. Gejala sekunder timbul
rasa takut mati, kehilangan kendali, menjadi gila.
F41.0 – GANGGUAN PANIK
Pedoman diagnostik:
Gangguan panik baru menjadi diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya salah
satu gangguan fobia seperti yang tercakup dalam F40.
Untuk diagnosis pasti bbrp serangan berat dr anxietas otonomik harus terjadi dalam
periode kira-kira satu bulan:
(a) Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak bahaya
(b) Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya
(c) Terdapat keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam periode antara serangan
panik
F41.0 – GANGGUAN PANIK
Penatalaksanaan:
Farmakoterapi: SSRI, alprazolam
Psikoterapi:
Pedoman Diagnostik
Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stressor luar biasa
dengan onset dari gejala; onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah
kejadian. Ditemukam gejala:
Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah ubah; selain gejala permulaan berupa
keadaan “terpaku” (“daze’’), gejala tampak: depresif, anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif
dan penarikan diri. Tidak satupun gejala tsb mendominasi gambaran klinisnya utk waktu lama.
Stres menjadi berkelanjutan atau tidak dapat dialihan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda
setelah 24-48jam dan biasanya hampir menghilang setelah 3 hari
F43.1 – GANGGUAN STRES
PASCA TRAUMA
Respons yang berkepanjangan terhadap situasi yang menimbulkan stress,
bersifat menakutkan dan menyebabkan stress (singkat atau berkepanjangan)
cth: musibah yang alamiah, peperangan, kecelakaan berat, menyaksikan
kematian yang mengerikan, menjadi korban penyiksaan, terorisme, perkosaan
atau kejahatan lain.
Gejala khas: bayangan traumatik terulang kembali/flashback atau dalam mimpi,
terjadi dengan latar belakang yang menetap berupa kondisi perasaan
”beku”dan penumpulan emosi, menjauhi oranglain, tidak responsif terhadap
lingkungannya, anhedonia, menghindari aktivitas dan situasi yang berkaitan
dengan traumanya
Gejala otonomik berlebih: kenekatan berlebih, mudah kaget, tertegun dan
insomnia. Anxietas dan depresi lazimnya disertai gejala tsb, ide bunuh diri tidak
jarang.
Timbul dalam waktu 6 bulan sejak situasi traumatik berat
Tatalaksana: komprehensif → medikasi, psikoterapi, edukasi, dukungan
psikosial, modifikasi pola hidup
Pedoman diagnostik:
Tidak boleh secara umum didiagnostik kecuali ada bukti bahwa timbulnya
dalam waktu 6 bulan dari suatu peristiwa traumatik yang luar biasa berat.
Harus selalu ada dalam ingatan, bayangan, atau mimpi mengenai peristiwa
tersebut secara berulang-ulang. Ada penarikan diri secara emosional,
penumpulan perasaan, dan penghindaran terhadap stimulus yang mungkin
mengingatkan kembali akan traumanya akan tetapi tidak esensial untuk
diagnosis.
F43.2 – GANGGUAN
PENYESUAIAN
Keadaan stres yang subjektif dan gangguan emosional yang
mengganggu kinerja dan fungsi
Manifestasi bervariasi:
afek depresif (putus harapan, mudah menangis)
Anxietas (gelisah, tidak tenang)
Perasaan tidak mampu menghadapi & menyesuaikan, merencakan masa depan,
Disabilitas dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari,
gangguan tingkah laku (membolos, mencuri)
Faktor diatas harus ditetapkan dengan jelas dan harus ada bukti yang kuat dan mungkin
dapat diperkirakan, bahwa gangguan tsb mungkin tidak akan terjadi tanpa adanya hal tsb.
Apabila sesuai, maka bentuk klinis ditentukan dgn menggunakan karakter kelima
F43.20 Reaksi depresif singkat
Keadaan depresif ringan Bersifat semetara dengan jangka waktu tidak melebihi 1 bulan
F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan
Keadaan depresif ringan yang terjadi sebagai respon menghadapi suatu keadaan stress
berkepanjangan, akan tetapi tidak melebihi kurun waktu 2 tahun
F43.22 Reaksi campuran anxietas dan depresif
Keduanya menonjol, tetapi tidak lebih berat dari yang dijumpai pada gangguan campuran
anxietas dan depresif F41.2 atau gangguan anxietas campuran lainnya F41.3
F43.23 Dengan predominan gangguan emosi lainnya
Gejala biasa meliputi berbagai reaksi emosi seperti anxietas, depresi,
kekhawatiran, ketegangan dan amarah. Kategori ini dipakai untuk reaksi pada
anak-anak dimana ditemukan perilaku regresif, seperti mengompol atau
menghisap jempol
F43.24 Dengan predominan gangguan tingkah laku
Gangguan utamanya menyangkut tingkah laku, misalnya reaksi duka cita pd
remaja yang menimbulkan perilaku agresif atau dissosial
F43.25 dengan gangguan campuran emosi dan tingkah laku
Emosi dan gangguan perilaku menonjol
F43.28 Dengan gejala predominan lainnya YDT
F43.8 Reaksi terhadap stress berat lainnya
F43.9 Reaksi terhadap stress berat YTT
F44 – GANGGUAN
DISOSIATIF (KONVERSI)
F44.0 – Amnesia disosiatif
F44.1 – Fugue disosiatif
F44.2 – Stupor disosiatif
F44.3 – Gangguan trans dan kesurupan
F44.4 – Gangguan motorik disosiatif
F44.6 – Anestesia dan kehilangan sensorik disosiatif
F44.7 – Gangguan Disosiatif (Konversi) campuran
F44.8 - Gangguan Disosiatif (Konversi) lainnya
.80 – Sindrom Ganser
.81 – Gangguan kepribadian multiple
F44.9 – Gangguan Disosiatif (Konversi) YTT
F44 - GANGGUAN
DISOSIATIF (KONVERSI)
Kehilangan sebagian/seluruh dari integrasi normal, seperti: ingatan masa
lalu, kesadaran akan identitas,dan kendali terhadap gerakan tubuh.
Gangguan terhadap kemampuan untuk mengendalikan secara
sadar&selektif
Gangguan ini merupakan hal yg bersifat psikogenik yg berkaitan dengan
kejadian traumatik, problem yg tidak dapat diselesaikan dan tidak dapat
ditolerir atau gangguan dalam pergaulan.
Pedoman diagnostik :
Tidak ada bukti gangguan fisik
Adanya gangguan psikologis dalam keadaan yg stressfull atau
hub.interpersonal yg terganggu (meskipun disangkal)
F44.0 – AMNESIA DISOSIATIF
Ketidakmampuan mengingat kembali informasi, biasanya
mengenai kejadian traumatik dan penuh stress
Wanita>>, sering pada usia dewasa muda
Bentuk:
(a) Amnesia terlokalisir: peristiwa dalam waktu singkat (beberapa
jam/hari)
(b) Amnesia umum: hilangnya memori dari seluruh periode amnesia
(c) Amnesia selektif: kegagalan mengingat beberapa bagian dari
peristiwa yang terjadi dalam waktu singkat
F44.1 – FUGUE DISOSIATIF
Ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan perjalanan dengan
meninggalkan rumah/ tempat kerjayang tampak disengaja dan tidak
mampu mengingat masa lalunya
pada beberapa kasus penderita menggunakan identitas baru
Bingung/ gagal mengingat identitas personal
Menyebabkan distress & hendaya dalam pekerjaan, fungsi sosial
F44.2 STUPOR DISOSIATIF
Perilaku stupor tetapi tidak didapatkan tanda penyebab fisik
Didapatkan bukti atau penyebab psikogenik penuh stress ataupun problem social
atau interpersonal yang menonjol
Didiagnosis berdasarkan sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan
volunteer dan respons normal terhadap rangsangan dari luar seperti cahaya, suara,
dan perabaan.
Berbaring atau duduk tanpa bergerak-gerak untuk jangka waktu yang lama
Pedoman diagnostik:
a. Stupor
b. Tidak ditemukan gangguan fisik atau psikiatrik lain
c. Ada problem atau kejadian baru yang penuh stress
F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan
Adanya kehilangan penghayatan sementara akan identitas diri dan kesadaran
terhadap lingkungannya.
Gambaran Klinis :
Berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat,
kekuatan lain.
Perhatian dan kewaspadaan terbatas atau terpusat pada satu atau dua aspek yg
ada dilingkungan dan seringkali gerakan, posisi tubuh dan kata2nya juga
terbatas dan diulang2.