Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR PENGHAMBAT

KOMPETENSI BUDAYA
By:
ERIK KUSUMA, S.Kep.Ns., M.Kes
DEFINISI KOMPETENSI BUDAYA
 Kompetensi budaya adalah kompetensi yang
dimiliki oleh seseorang (baik secara pribadi,
berkelompok, organisasi, atau dalam etnik dan
ras) untuk meningkatkan kapasitas,
ketrampilan, pengetahuan yang berkaitan
dengan kebutuhan utama dari orang-orang lain
yang berbeda kebudayaannya
 Kompetensi budaya adalah memeberikan
asuhan keperawatan yang efektif untuk pasien
dari berbagai budaya dengan cara hormat dan
mengetahui budaya yang di anut oleh masing-
masing pasien.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
BUDAYA
 Mengembangkan kompetensi budaya →proses
hidup yang terus berjalan dan melibatkan setiap
aspek perawatan klien
 Dua hal yang perlu diperhatikan oleh perawat :

1. Memperhatikan pandangan yang luas dan


sikap yang terbuka terhadap
individu/keluarga dan budaya mereka
2. Menghindari memandang individu/keluarga
dengan pandangan yang sama
TAHAPAN PENGEMBANGAN
KOMPETENSI BUDAYA
 Cultural awareness (kesadaran budaya)
Kemampuan seseorang untuk melihat ke luar dirinya
sendiri dan menyadari akan nilai-nilai budaya,
kebiasaan budaya yang masuk. 
Selanjutnya, seseorang dapat menilai apakah hal
tersebut normal dan dapat diterima pada budayanya
atau mungkin tidak lazin atau tidak dapat diterima di
budaya lain.
 Cultural Knowledge
Informasi dan pertimbangan yang telah dimiliki
memang tidak mudah untuk dapat diterapkan dalam
pemahaman suatu budaya. Namun, pengetahuan
budaya merupakan faktor penting bagi seseorang
untuk menangani situasi yang akan dihadapinya. 
 Cultural understanding
Memiliki pengetahuan tentang budaya yang
dianutnya dan juga budaya orang lain melalui
berbagai aktivitas dan pelatihan penting agar
dapat memahami dinamika yang terjadi dalam
suatu budaya tertentu.
 Cultural Competence
Tingkat tertinggi dari kesadaran budaya adalah
kompetensi budaya. Kompetensi budaya
berfungsi untuk dapat menentukandan
mengambil suatu keputusan dan kecerdasan
budaya. 
FAKTOR PENGHAMBAT KOMPETENSI
BUDAYA
1. Stereotype merupakan penilaian terhadap
seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap
kelompok di mana orang tersebut dapat
dikategorikan
2. Prejudice adalah membuat keputusan sebelum
mengetahui fakta relevan mengenai objek tersebut
3. Rasisme adalah suatu system kepercayaan atau
doktrin yang mengatakan bahwa perbedaan
biologis yang melekat pada manusia menentukan
pencapaian budaya atau individu
4. Etnosentris adalah penilaian terhadap
kebudayaan lain atas dasar dan standar budaya
sendiri
5. Konflik budaya/cultural conflict adalah
pertentangan antara kebudayaan satu
dengan kebudayaan yang lain yang
menimbulkan satu permasalahan dan bias
mengakibatkan nilai-nilai kebudayaan
menjadi luntur
6. Culture shock adalah perubahan nilai
budaya seiring dengan perkembangan
jaman dan wawasan yang makin
berkembang biasanya terjadi pada orang-
orang yang secara tiba-tiba berpindah atau
dipindahkan ke lingkungan baru
PENYEBAB KONFLIK
 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah
individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu
dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan dengan
kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung
pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu
perasaan setiap warganya akan Berbeda-beda.
Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi
ada pula yang merasa terhibur. 
 Perbedaan latar belakang kebudayaan,
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda.  Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan
pendirian yang Berbeda itu pada akhirnya
akan menghasilkan Perbedaan individu yang
dapat memicu konflik. 
 Perbedaan kepentingan antara individu
dan kelompok
Manusia memiliki perasaan, pendirian
maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk
tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
misalnya kepentingan perbedaan dalam hal
pemanfaatan hutan.
 Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyrakat. Perubahan adalah
sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau mendadak
bahkan, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat
pedesaan yang mengalami proses industrialisasi
yang mendadak akan memunculkan konflik sosial
sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional
yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai
kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak
kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis
pekerjaannya.
Thankyu

Anda mungkin juga menyukai