Anda di halaman 1dari 31

Diabetes Mellitus

Gestasional
C1

102013258 SIGIT DESWANTO

102017210 HELMY LUTFI FAWWAZI

102018070 HENDRA RESKY SEPTHIAN

102012102 SISKA

102017189 AGUSTINA THEOPIEL SILIENSING

102018015 JUMRIANA

102018059 VALERIO CHRISTOPHER HOMALESSY

102018094 CINDY CARISSA

102018139 NADIA ADIASA

Pembimbing : dr. Danny A. Hermawan, Dip. Derm


SKENARIO 6

Seorang ibu hamil usia 29 tahun G1P0A0


usia kehamilan 30 minggu, datang dengan
keluhan lemas, sering merasa lapar, haus,
dan sering BAK dalam beberapa minggu
terakhir. Ibu berobat ke dokter dan
didiagnosis dengan diabetes gestasional.
RUMUSAN MASALAH

Seorang ibu hamil usia 29 tahun G1P0A0


usia kehamilan 30 minggu mengeluh
lemas, sering merasa lapar, haus, dan
sering BAK beberapa minggu terakhir.
MIND MAP makroskopi
s
mikroskop
is

organ
regulasi
tatalaksana glukosa
dan edukasi fisiologi
DM
gestasional hormon
yang
terlibat
patologis
R
pemeriksaan
penunjang M patofisiologis
DM pada
DM
kehamilan
gestasional

tanda,
faktor
gejala,
resiko DM
komplikasi
gestasion
DM
al
gestasional
HIPOTESIS

Gejala yang dialami ibu hamil tersebut


(lemas, sering merasa lapar, haus, dan
sering BAK) merupakan gejala diabetes
melitus gestasional.
SASARAN BELAJAR
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan organ-organ yang terlibat dalam regulasi
glukosa secara makroskopis dan mikroskopis.

2. Mampu menjelaskan peran hormon-hormon yang terlibat pada regulasi glukosa


baik dalam keadaan fisiologis normal maupun pada keadaan diabetes khususnya
yang terjadi pada kehamilan.

3. Mengetahui dan mampu menjelaskan patofisiologis terjadinya diabetes pada


kehamilan (resistensi terhadap insulin).

4. Memahami faktor-faktor risiko, tanda dan gejala serta komplikasi diabetes pada
kehamilan.

5. Menegtahui pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakan


diagnosis diabetes pada kehamilan.

6. Memahami penatalaksanaan serta edukasi pada kasus diabetes pada kehamilan.


Glukosa Darah
 karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber tenaga utama dalam tubuh
 prekursor untuk sintesis berupa glikogen,
ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat,
galaktosa dalam laktosa susu, glikolipid, dan
dalam glikoprotein dan proteoglikan.

Nilai Glukosa
Bukan DM DM
Darah (mg/dl)
Puasa :  
Plasma vena <110 ≥126

Darah kapiler <90 ≥110


Organ yang Terlibat pada
Regulasi Glukosa

Hipofisis
 Terletak di cella turcica
 Memiliki 2 lobus yang secara
anatomi dan fisiologis berbeda
 Hipofisis anterior  adenohiofisis
 Hipofisis posterior  neurohipofisis
Hipofisis
berbentuk spt buah
anggur agak gepeng

Hipofisis dibagi
menjadi :
1.Hipofisis pars
anterior
2.Hipofisis pars
intermedia
3. Hipofisis pars
posterior
Hipofisis pars anterior
Hipofisis pars anterior
2 golongan sel:
1. Kromofil (suka warna)
a. Sel asidofil (sel alfa)
b. Sel basofil (sel beta)
2. Kromofob (tidak suka
warna)
Hipofisis pars intermedia
- antara hipofisis
pars anterior dan
posterior
 Menghasilkan :
melanocyte
stimulating
hormone (MSH)
fungsi : mengatur
warna kulit
Hipofisis pars posterior
 paling pucat
 serat saraf tidak
bermielin
 Hipofisis pars poterior
terdapat:
a. Badan herring : bulat
atau lonjong, dekat
pembuluh darah,
warna merah
b. Sel pituisit : sel
penyokong
(neuroglia)
Organ yang Terlibat pada
Regulasi Glukosa

Pankreas
memiliki 2 jaringan utama:
Asinus  sekresi getah
pencernaan ke duodenum
(eksokrin)
Pulau pulau Langerhans 
sekresi insulin & glucagon ke
darah (jar.endokrin)
mengandung tiga jenis sel utama
yaitu sel alfa, beta, dan delta
Pankreas (Pulau Langerhans)

kelompok sel-sel
yang berwarna lebih
pucat dibandingkan
sel-sel asinus.
Kelenjar Adrenal
 Terletak di kutub atas ginjal
 2 bagian :
 Korteks  hormone steroid
 Medulla  katekolamin

Steroid adrenal dibagi menjadi tiga kategori:


Mineralokortikoid (aldosterone)
mengatur keseimbangan mineral (elektrolit) : na & k
Glukokortikoid (kortisol)
metabolisme glukosa, protein & lemak
Hormone seks
Hormon paling banyak = dehidroepiandrosteron.
Kelenjar Adrenal

Kapsul Fibrosa

Zona Glomerulosa

Zona Fasikulata Korteks

Zona Retikularis

Medulla
Hormon yang Mengatur Metabolisme
Glukosa
Efek pada
Jaringan
Hormon Efek metabolik Glukosa
Asal
Darah
1) mentransfer glukosa ke dalam sel
2) Meningkatkan penyimpanan glukosa
sebagai glikogen, atau konversi
menjadi asam lemak
Pankreas  3) Meningkatkan sintesis asam lemak Menurunka
Insulin
Sel β dan protein n
4) Menekan pemecahan protein
menjadi asam amino, dari 
jaringan adiposa ke dalam lemak bebas
asam.
1) Meningkatkan pelepasan glukosa
Pankreas  dari glikogen Menimbulka
Glukagon
α Sel 2) Meningkatkan sintesis glukosa dari n
asam amino atau asam lemak.
1) Meningkatkan pelepasan glukosa
dari glikogen Menimbulka
Epinefrin Medula adr
enal 2) Meningkatkan pelepasan asam n
lemak dari jaringan adiposa.
1) Meningkatkan glukoneogenesis Menimbulka
Kortisol Korteks adr
enal 2) Antagonies insulin. n
Growth Menimbulka
Anterior pit Antagonies Insulin
Hormone uitari n
Patofisiologi Diabetes Gestasional
Fisiologi Normal Patofisiologi
Metabolisme Ibu beralih dari Plasenta menghasilkan hormon
metabolism karbohidrat menjadi pertumbuhan, CRH, laktinogen
pemanfaatan lemak plasenta, dan progesteron.
Hiperplasia sel β berikutnya Hormon-hormon ini
meningkatkan asupan glukosa
oleh janin dengan menyebabkan
resistensi insulin pada ibu
Peningkatan sekresi insulin Hiperglikemia yang beredar
akhirnya menyebabkan
pelepasan insulin janin yang
menyebabkan insulinaemia
Peningkatan sensitivitas insulin
lebih dini resistensi insulin
progresif

Komponen penting patofisiologi diabetes gestasional:


disfungsi sel β & resistensi insulin
Disfungsi Sel β

kehilangan kemampuan untuk merasakan


[glukosa darah] atau melepaskan insulin
sbg respon
Resistensi Insulin Kronis

• Kegagalan pensinyalan insulin 


translokasi transporter glukosa 4 (GLUT
4) = transporter primer membawa
glukosa  sel digunakan sebagai
energi
• Penderita diabetes gestasional, tingkat
penyerapan glukosa yang dirangsang
insulin ↓ 54% : kehamilan normal
Faktor Resiko
Saat Melahirkan Pada Ibu
Beberapa kali keguguran Usia hamil pertama lebih
tua (>30 tahun)
Riawayat melahirkan bayi Obesitas, kenaikan BB
mati tanpa sebab jelas berlebih saat hamil
Riwayat melahirkan anak + Riwayat diabetes mellitus
cacat bawaan dalam keluarga
Pernah pre-eklampsi Riwayat diabetes
gestasional pada
kehamilan sebelumnya
Infeksi saluran kemih
berulang sebelum hamil
Riwayat melahirkan bayi
besar
Tanda & Gejala

(Polyuri (Polydips (Polyfag


 Hiperglikemia
a) ia) ia)
 Glikosuria

 Ketonemia

 Gula darah sewaktu >200

mg/dl

 Gula darah puasa >126 mg/dl


Komplikasi
Pada Ibu hamil Pada janin/bayi
Hipertensi & kolestrol: Makrosomnia cenderung
retinopati, nefropati, operasi ceasar
neuropath, ateroskelosis
Hidraamnion Kematian perinatal tinggi
Bakteriuria Kelainan kongenital
Persalinan distosia Kematian intra uterin
Kematian maternal jarang Abortus berulang tanpa
sebab
Emesis, hyperemesis berat Respiratory distress
syndorm
Diabetes gestasional pada Kemungkinan distosia baju
kehamilan berikutnya saat persalinan pervagina
PEMERIKSAAN
Diabetes Melitus pada Kehamilan,
didiagnosis bila memenuhi satu atau
lebih kriteria di bawah ini:
Kadar glukosa
Tes
(mg/dl)

Glukosa darah puasa 126

Glukosa darah 2 jam pasca pembebanan 75 gram


200
glukosa

Glukosa darah sewaktu 200


PEMERIKSAAN

Tes toleransi glukosa oral :


Minta ibu untuk makan makanan yang cukup
karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa
selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah
vena di pagi hari, kemudian diikuti pemberian
beban glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam
200 ml air diminum dalam waktu paling lama 5
menit.
Dilanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah 1
jam lalu 2 jam kemudian.
PEMERIKSAAN
Diagnosis Diabetes Melitus Gestasional
ditegakkan berdasarkan kriteria satu
dari nilai kadar glukosa darah dibawah
ini pada saat dilakukan Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO)

Kadar

Tes glukosa

(mg/dl)

Glukosa darah puasa 92-125

Glukosa darah 1 jam pasca pembebanan


180
glukosa 75 gram

Glukosa darah 2 jam pasca pembebanan


153-199
glukosa 75 gram
TATALAKSANA

Non- Terapi
farmakologis Medis
(Terkait gaya (obat-
hidup) obatan)
• Terapi nutrisi medis (pengaturan diet) • Insulin
• Aktivitas fisik • Metformin
• Menjaga berat badan • Aspirin
• Pemantauan kadar gula darah
TATALAKSANA
Non-farmakologis(Terkait gaya hidup)
• KALORI
 Terapi nutrisi • Underweight : 35-40 kcal/kg
medis • BB ideal : 30-34 kcal/kg
(pengaturan diet) • Overweight : 23-25 kcal/kg
• intake protein : 1-1,5 gram/kg.

Aktivitas fisik • 30 menit/ hari atau 150 menit/minggu

• riwayat obesitas : ↑BB <11,5 kg


• BB ideal :↑BB 0,5-2,5 kg (trimester I)
Menjaga berat
badan • ↑500 gr/minggu(trimester
selanjutnya)
• KGD puasa <95 mg/dL
Pemantauan • 1 jam postprandial <140 mg/dL
kadar gula darah • 2 jam post prandial <120 mg/dL
TATALAKSANA
Terapi Medis (obat-obatan)
• drug of choice 

Insulin
• Hiperglikemia (puasa, postprandial) setiap
kali waktu makan : dosis 0,7-1,0 unit/kgBB/
hari
• Hiperglikemia saat tertentu : insulin saat
spesifik

Metformi • bila GD dapat terkontrol


• Risiko GD ↓ (hipoglikemia) dan BB ↑ lebih

n kecil

• dosis rendah : 80 mg/hari (akhir trimester I

Aspirin -kelahiran bayi) u/ menurunkan risiko


preeklampsia pada ibu hamil dengan
diabetes gestasional.
KESIMPULAN

 Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes mellitus yang


terjadi dan diketahui saat hamil. Diabetes mellitus
gestasional perlu penanganan yang serius karena dapat
mempengaruhi janin dan dapat mengancam masa depan
janin. Kondisi ini perlu penanganan professional untuk
mencegah komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai