Anda di halaman 1dari 24

FOME TB

TAHAP I
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.

(thn)
Kepala Tamat SD/ Supir Bus
1. Tn. Y L 56 -
keluarga Sederajat

Tamat SD/ Pegawai pabrik


2. Ny. Y Istri P 45 -
Sederajat

SD
3. Sdr.I Anak L 14 Pelajar Pasien

4. Sdr. P Anak L 12 SD Pelajar -


• Pasien hidup dalam keluarga dengan bentuk nuclear family.
Pasien Sdr I berusia 14 tahun memiliki 1 saudara perempuan
dan 1 saudara laki-laki. Pasien tinggal Bersama ibu dan adik
dirumah, sedangkan Tn Y pergi bekerja sebagai supir bus
jurusan medan pergi setiap 1 bulan 2 kali sehingga Tn Y hanya
beberapa hari saja di rumah selebihnya di perjalanan dan di
luar pulau jawa. Ibu bekerja sebagai buruh pabrik yang
bekerja dari siang sampe sore.
• Pendidikan dalam keluarga ini secara umum masih kurang.
Tn.Y dan Ny.Y berpendidikan terakhir SD. Pekerjaan Tn. Y
sehari-hari adalah Supir bus antar propinsi dan sampai saat
ini masih bekerja seperti biasanya. sedangkan Ny.W hanya
seorang ibu rumah tangga. Anaknya yaitu Sdr I dan Sdr P
masih menjalani
TAHAP II
• Nama : Sdr I
• Umur : 14 tahun
• Alamat : Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Kabupaten
Karanganyar
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pendidikan: SD
• Suku : Jawa
• Tanggal Pemeriksaan : 12, 13 dan14 November 2019
Anamnesis
• Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak 1 minggu yang
lalu, batuk disertai dahak yang berwarna kuning. Pasien mengaku pernah
menjalani pengobatan rutin TBC 10 tahun yang lalu. Awal mulanya, pada
saat pasien berumur 5 tahun pasien mengalami sesak napas kemudian
pasien dibawa oleh ibunya ke RS Jajar. Setelah ditanyakan oleh dokter,
ternyata ibu pasien sedang dalam pengobatan TB. Pasien dilakukan uji
Mantoux dan rontgen. Didapatkan uji Mantoux yang positif dan rontgen
gambaran TB paru.
• Pihak RSUD Moewardi yang bekerjasama dengan pihak Puskesmas Jaten 1
selanjutnya mengerahkan kader TB Puskesmas Jaten 1 yang berada di
wilayah desa pasien untuk melakukan edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai pentingnya kontrol secara rutin, pentingnya
mengetahui cara penularan, dan komplikasinya. Sehingga, sejak saat itu
pasien mulai rutin kontrol dan meminum obat.
Alasan kedatangan berobat
• Pasien mengeluhkan batuk yang berdahak
kekuningan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
juga memiliki riwayat pengobatan TB sekitar
10 tahun yang lalu dan telah dinyatakan
sembuh. Keluarga Pasien mencurigai adanya
kekambuhanTB sehingga pasien dibawa ke
puskesmas.
Persepsi pasien dan keluarga tentang
penyakit
• Berdasarkan anamnesis dan wawancara dengan pasien
dan keluarga pasien, terlihat bahwa pasien dan keluarga
belum cukup paham mengenai penyakit yang dialami
pasien, penyebab penyakit pasien, faktor risiko penyakit
pasien, dan hal-hal apa sajakah yang dapat
memperparah kondisi pasien serta komplikasi dan
prognosis dari penyakit pasien. Selain itu pasien dan
keluarga juga terlihat belum memahami mengenai cara
penularan penyakit dilihat dari tempat tinggalnya yang
masih tertutup dari sinar matahari dan jendela yang tak
pernah terbuka.
Kekhawatiran pasien dan keluarga
• Saat ini, pasien sudah merasa tidak khawatir
mengenai kesehatannya karena pasien sudah
merasa membaik. Pasien masih sudah bisa aktif
bersekolah setelah beberapa hari izin dari sekolah
karena sakitnya. Mengenai kesehatanya pasien
merasa biasa saja dan tidak begitu memikirkan
penyakitnya. Selain karena pasien masih anak-anak,
pasien juga sering bermain keluar rumah dengan
teman-temannya dan jarang berada di rumah.
Perasaan dan harapan pasien
• Pasien terlihat tidak merasa khawatir akan
penyakitnya. Disamping itu keluarga terutama
ibu yang merasa masih khawatir jika anaknya
jatuh sakit. Ibu khawatir jika penyakit TB nya
akan kambuh. Sehingga ibu selalu segera
memeriksakan anaknya jika sakit. Pasien
berharap penyakitnya tidak kembuh kembali
dan tidak mengganggu waktu belajar dan
bermainnya.
Dampak terhadap Keluarga
• Setelah pasien sakit, keluarga lebih focus
untuk merawat pasien sehingga beberapa kali
tidak pergi untuk bekerja karena harus
mengantar anaknya ke puskesmas dan rumah
sakit. Ibu pasien juga yang terlihat mengurus
anaknya sendirian dan memenuhi kebutuhan
anaknya sementara karena suaminya bekerja
sebagai supir bus antar propinsi sehingga
hanya beberapa hari di rumah dalam sebulan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit serupa : (+) riwayat TB sebelumnya
• Riwayat mondok : (-)
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat penyakit jantung bawaan : disangkal
• Riwayat operasi : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penyakit serupa : (+) Ibu dan bapaknya saat ini.
• Riwayat penyakit jantung : tidak ada
• Riwayat diabetes mellitus : tidak ada
• Riwayat hipertensi : (+) Bapak
• Riwayat operasi : (-)
• Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat Kebiasaan dan Gizi
• Riwayat olahraga setiap kegiatan olahraga di sekolah
• Pasien makan 2-3 kali dalam sehari dengan komposisi nasi
sayur dan lauk seadanya, terkadang daging namun tidak
sering. Dalam setiap makan, pasien selalu mengonsumsi
protein, seperti tahu, tempe, ataupun telur. Waktu makan
pasien tidak teratur.
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien tinggal bersama Ibu, bapak, dan
adiknya. Namun bapak hanya beberapa hari
dirumah karena bekerja sebagai supir bus
antar propinsi. Sehingga sehari-harinya pasien
tinggal Bersama ibu dan adiknya di rumah
yang dikontrakan warga setempat. Pasien
memiliki jaminan kesehatan dari BPJS. Pasien
dan keluarga mengaku masih sering
berinteraksi dengan lingkungan sekitar
Anamnesis Sistemik
• Keluhan utama :
• Batuk berdahak sejak 1 minggu yang lalu

• Sistemik lainnya: dbn


PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Baik
– Derajat Kesadaran : Compos mentis E4V5M6
• Status gizi
– Berat badan : 26 kg
– Tinggi badan : 13 cm
– IMT : 14,9 kg/m2
• Tanda vital
– Suhu : 36,8 oC
– Denyut nadi : 100 x/menit
– Frekuensi pernapasan: 22 x/menit
– Tekanan darah : 120/90 mmHg
Pemeriksaan Fisik
• Kulit
– Warna sawo matang, kelembaban baik, turgor baik, ikterik (-)
• Kepala
– Mesocephal, rontok (-)
• Mata
– Cowong (-), bulu mata hitam lurus tidak rontok, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), strabismus (-), xeroftalmia (-), oedem palpebra (-/-), refleks
cahaya (+/+)
• Hidung
– Bentuk normal, napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-), deformitas
(-), deep nasal bridge (-).
• Mulut
– Sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-), mukosa pucat (-)
• Tenggorokan
– Uvula di tengah, tonsil T1 –T1, faring hiperemis (-), pseudomembran (-)
• Telinga
– Bentuk aurikula dextra et sinistra normal, kelainan liang telinga (-),
serumen (+/+), sekret (-).
• Leher
– Bentuk normal, trakhea di tengah, kelenjar thyroid tidak membesar.
• Limfonodi
– Kelenjar limfe auricular, submandibuler, servikalis, supraklavikularis, aksilaris,
dan inguinalis tidak membesar.
• Thorax
– Bentuk normochest, retraksi (-) interkostal dan sub sternal, iga gambang (-),
gerakan simetris kanan = kiri,
Pemeriksaan Fisik
• Cor
– Inspeksi : Ictus kordis tak tampak
– Palpasi : Ictus kordis teraba di SIC IV 1-2 cm lateral linea
medioclavicularis sinistra, tidak kuat angkat
– Perkusi :
• Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
• Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dekstra
• Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
• Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea midclavicularis
sinistra
– Auskultasi : Bunyi jantung I-II, intensitas normal, reguler,
bising (-) gallop (-).
Pemeriksaan Fisik
• Pulmo
– Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
– Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
– Perkusi : Sonor
• Batas paru-hepar : spatium Intercostae (SIC) V kanan
• Batas paru-lambung : SIC VI kiri
• Redup relatif : SIC V kanan
• Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
– Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi
basah kasar (-/-), ronkhi basah halus (-/-)
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen :
– Inspeksi : dinding dada sejajar dinding perut,
– Auskultasi : bising usus (+) 10x/menit
– Perkusi : timpani
– Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak
teraba, lien tidak teraba.
Pemeriksaan Fisik
• Ekstremitas atas :
– Look : tidak ditemukan adanya tanda inflamasi seperti kemerahan, bengkak, tidak
terdapat luka
– Feel : pulsasi a.radialis kanan dan kiri teraba kuat, pengisian cukup, dan irama
regular, Capillary Refill Time (CRT) < 2 detik, teraba bercak kasar di tangan kanan
dan kiri
– Move : Range of Movement (ROM) secara aktif dan pasif tidak terbatas nyeri
• Ekstermitas bawah:
– Look : tidak ditemukan adanya tanda inflamasi seperti kemerahan, bengkak, tidak
terdapat luka
– Feel : pulsasi a.dorsalis dan a. tibialis posterior teraba kuat, pengisian cukup, dan
irama regular, kuat, pengisian cukup, irama regular, CRT <2 detik, krepitasi kaki kiri
(+)
– Move : Range of Movement (ROM) secara aktif dan pasif tidak terbatas nyeri pada
kaki kanan dan terbatas nyeri pada sendi lutut kaki kiri
Penatalaksanaan
• Medikamentosa
– Rifampicin (R) 10mg/kgBB/hari
– Isoniazid (H) 10mg/kgBB/hari
– Pirazinamid (Z) 15mg/kgBB/hari
– Glyceril Guaicolat
– Ambroxol
• Non Medikamentosa
– Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit meliputi :
– Kepatuhan minum obat
– Menjelaskan dampak yang terjadi jika tidak minum obat teratur
– Keluarga ikut serta memantau kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan
– Menghindari aktivitas berat pada pasien
– Makan-makanan dengan gizi seimbang
Resume
• Keluarga Sdr I (14 tahun) adalah nuclear family yang terdiri dari 4 orang.
Pasien tinggal bersama dengan Ibu, bapak, dan adiknya. Didapatkan
adanya masalah kesehatan pada pasien Sdr I yaitu Suspek relaps TB Paru
anak. Pasien memiliki riwayat pengobatan TB sepuluh tahun yang lalu
dan sudah dinyatakan sembuh. Pasien makan 2-3 kali sehari dengan
komposisi nasi sayur lauk seadanya dan jarang makan daging merah.
• Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan keadaan
umum dan tanda vital pasien baik, tidak ditemukan adanya kelainan.
Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan karena saat dikunjungi
pasien sudah dalam keadaan sehat. Pasien biasanya kontrol ke puskemas
jika ada keluhan. Kebutuhan hidup sehari-hari keluarga pasien dipenuhi
oleh bapak sebagai supir bus antar propinsi dan ibu sebagai buruh
pabrik.

Anda mungkin juga menyukai