Nim : 526080718005 Identitas atau biodata klien Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register, dan diagnosa keperawatan. 2. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan dahulu Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus. Riwayat kesehatan sekarang Riwayat pada saat sebelun inpartus didapatkan cairan ketuban yang keluar pervagina secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan. Riwayat kesehatan keluarga Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien Riwayat psikososial Riwayat klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya, berat badan yang semakin meningkat dan membuat harga diri rendah. ( Depkes RI, 1993:66) Pola-pola fungsi kesehatan pola persepsi dan tata leksana hidup sehat Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya. Pola nutrisi dan metabolisme Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk menyusui bayinya. Pola aktifitas Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri. Pola eleminasi Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB. Pola istirahat dan tidur Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan Pola hubungan dan peran Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain. Pola penagulangan sters Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas. Pola sensori dan kognitif Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya Pola persepsi dan konsep diri Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri Pola reproduksi dan sosial Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas. Pola tata nilai dan kepercayaan Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total setelah partus sehingga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya. ( Sharon J. Reeder, 1997:285) Pemeriksaan fisik Kepala Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan Leher Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tiroid, karena adanya proses menerang yang salah. Mata Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning. Telinga Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga. Hidung Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang ditemukan pernapasan cuping hidung Dada Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mamae dan papila mamae. Abdomen Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat. Genitaliua Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak. Anus Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur. Ekstermitas Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal. Muskulis skeleta Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena adanya luka episiotomi. Tanda-tanda vital Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun. (Ibrahim christina, 1993: 50) Diagnose keperawatan Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan ketegangan otot rahim. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan pengakuan persalinan premature. Ansietas berhubungan dengan persalinan premature dan neonatus berpotensi lahir premature. (NANDA, 2012) No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Kaji tanda-tanda infeksi 1. Untuk mengetahui tanda- dengan ketuban pecah dini 3×24 jam diharapkan pasien tidak menunjukan Pantau keadaan umum pasien tanda infeksi yang muncul tanda-tanda infeksi dengan kriteria hasil : Bina hubungan saling percaya 2. Untuk melihat melalui komunikasi Tanda-tanda infeksi tidak tidak ada. perkembangan kesehatan terapeutik pasien Berikan lingkungan yang Tidak ada lagi cairan ketuban yang keluar dari nyaman untuk pasien pervaginaan. 3. Untuk memudahkan Kolaborasi dengan dokter untuk perawat melakukan DJJ normal memberikan obat tindakan antiseptik sesuai terapi Leukosit kembali normal 4. Agar istirahat pasien terpenuhi Suhu tubuh normal (36,5-37,5ºC) 5. Untuk proses penyembuhan pasien 2. Gangguan rasa nyaman: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Kali tanda-tanda Vital pasien 1. Untuk mengetahui keadaan nyeri berhubungan dengan ketegangan otot rahim 3×24 jam di harapkan nyeri berkurang atau Kaji skala nyeri (1-10) umum pasien nyeri hilang dengan kriteria hasil : Ajarkan pasien teknik relaksasi 2. Untuk mengetahui derajat Atur posisi pasien Tanda-tanda vital dalam batas normal. nyeri pasien dan Berikan lingkungan yang TD:120/80 mm Hg menentukan tindakan yang nyaman dan batasi akan dilakukan pengunjung N: 60-120 X/ menit. 3. Untuk mengurangi nyeri Pasien tampak tenang dan rileks yang dirasakan pasien
Pasien mengatakan nyeri pada perut berkurang
4. Untuk memberikan rasa nyaman
5. Untuk mengurangi tingkat
stress pasien dan pasien Implementasi Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan. Tujuan implementasi adalah mengatasi masalah yang terjadi pada manusia. Setelah rencana keperawatan disusun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan Implementasi ini juga dilakukan oleh perawat dan harus menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang unik(Hidayat, 2002) Evaluasi Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan(Hidayat, 2002). Menurut Rohman dan Walid (2009), evaluasi keperawatan ada 2 yaitu: Evaluasi proses (formatif) yaitu valuasi yang dilakukan setiap selesai tindakan. Berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna. Berorientasi pada masalah keperawatan dan menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan. Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.