LTA NEFROLITIASIS No Fix
LTA NEFROLITIASIS No Fix
02 TINJAUAN PUSTAKA
.
03 METODE PENELITIAN
.
1-2%
Rata-rata penduduk dari seluruh
dunia yang menderita
batu ginjal.
Di Amerika serikat sendiri penyakit terbanyak
pada system perkemihan yaitu penyakit batu ginjal
dengan presentase 30% dari jumlah 100.000 jmlh
penderita batu ginjal. Di Negara barat lebih
90%batu saluran kemih diterapi secara minimal
invasif atau endourologi,dan sisanya secara
medikamentosa maupun operatif (Septianingsih,
2016).
DATA INDONESIA
1,2%
1,2% Jogjakarta
Prevalensi penyakit ini diperkirakan sebesar 50% Aceh
7% pada perempuan dewasa dan 13% pada 0.9%
laki-laki dewasa.Empat dari lima pasien adalah Jawa Barat
laki-laki. Di Indonesia sendiri, penyakit ginjal
yang paling sering ditemui adalah gagal ginjal 40% 0,9%
0,9%
Jawa Timur
dan
Nefrolitiasis . Sulawesi
70% Selatan
Text Here
Berdasarkan survey di Rumah Sakit Umum
Jendral Ahmad Yani Metro di ruang bedah
diperoleh data pada tahun 2019 selama 3
bulan kedepan sebanyak 180 pasien
Nefrolitiasis.
Asuhan keperawatan adalah segala bentuk tindakan
atau kegiatan pada praktek keperawatan yang
diberikan kepada klien yang sesuai dengan standar
operasional prosedur (SOP) (Carpenito, 2009).
Sedangkan keperawatan perioperatif merupakan
proses keperawatan untuk mengembangkan rencana
asuhan secara individual dan mengkoordinasikan
serta memberikan asuhan pada pasien yang
mengalami pembedahan atau prosedur invasif
(AORN, 2013).
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Khusus
01 KONSEP PERIOP
02 ASKEP PERIOP
04 JURNAL TERKAIT
Konsep Penyakit Nefrolitia
sis
pelvis ginjal
03
METODELOGI
1. Fokus Asuhan Keperawatan
Pada laporan tugas akhir ini penulis melakukan pendekatan asuhan
keperawatan Perioperatif. Asuhan ini berfokus pada kasus
nefrolitiasis dengan tindakan operasi nefrolitotomi di Ruang bedah
sentral RS Jendral Ahmad Yani Metro Provinsi Lampung.
2. Subyek Asuhan
Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
Pasien yang terdiagnosis nefrolitiasis yang dirawat di Ruang bedah
RS Jendral Ahmad Yani Metro Provinsi Lampung
02
Pasien dengan usia dewasa lanjut 60-kematian
Pasien yang dilakukan tindakan operasi Nefrolitotomi
Pasien dewasa lanjut yang bersedia dijadikan objek asuhan.
Pasien dewasa lanjut yang kooperatif.
Kriteria eksklusi:
Tidak kooperatif,
Tidak ada kesediaan yang dileliti,
Tidak bisa membaca ataupun penulis,
Mengalami gangguan pendengaran.
Pasien yang bukan tergolong dewasa lanjut
Identitas Pasien Riwayat Praoperatif
Umur : 63 Tahun
menjalani prosedur tindakan URS di RSUD Ahmad Yani
Metro dan dilakukan pemasangan J-stent. Namun, 1
Askep
Jenis Kelamin: Perempuan bulan kemudian saat akan dilakukan pengecekan untuk
pelepasan J-stent pasien mengatakan nyeri pada Perio-
Suku/Bangsa : Jawa bagian pinggang kanan dan nyeri menyebar sampai ke
Agama : Islam bagian perut bawah kanan hingga selangkangan. Nyeri
dirasakan bertambah apabila melakukan aktifitas yang
peratif
Pekerjaan : Petani berat. Pasien juga mengatakan skala nyeri yang
Pendidikan : Tidak tamat SD dirasakan 7 yaitu nyeri berat yang mengganggu
aktivitas dan saat dilakukan Ct-scan Urologi ulang
Gol.Darah : B+ terdapat batu yang berukuran 2cm pada bagian kaliks
Alamat : Marga Tiga, Lampung Timur dan pelvis renalis ginjal. Sehingga pasien disarankan
untuk dilakukan tindakan operasi nefrolitotomi atau OSS
Tanggungan : BPJS untuk pengangkatan batu pada ginjal di RSUD Ahmad
No.RM : 381065 Yani Metro. Pasien juga merasa saat tiba diruang
operasi pasien tampak cemas, pasien tampak terus
Tgl Masuk Rs: 18 Februari 2020 menanyakan prosedur yang akan dilakukan, pasien
Tgl Pengkajian: 19 Februari 2020 mengatakan ia takut untuk melakukan prosedur operasi.
Pasien juga megatakan ini adalah operasinya yang
Diagnosa : Nefrolitiasis kedua kali tetapi dirinya tetap merasa cemas
dan takut.
Lanjutan Pengkajian Preoperatif
Kesimpulan :
Pindah ke PICU
Tanda-tanda Vital
• Keluhan saat di RR/PACU :
TD : 141/90 mmHg Pasien mengeluh dingin
Nadi : 78 x/m • Airway : Tidak ada masalah pada
Suhu : 35,30C A B jalan nafas
Pernafasan : 25 x/m • Breathing : Pasien terpasang O2
Saturasi O2 : 98 % nasal kanul 2L/m SPO2 : 98%
• Sirkulasi : pasien terpasang infus RL
C D
Balance Cairan
Aldert Score Pasien
Jumlah pemeriksaan Aldert = Intake- Output
Score pasein 9 = 1000 – 1328,1 = - 328,1 cc
ANALISA DATA
ANALISA DATA
Rencana Keperawatan
Insert the title of your subtitle Here
Rencana Keperawatan
Insert the title of your subtitle Here
Rencana Keperawatan
Insert the title of your subtitle Here
Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Rencana keperawatan
Pengkajian Preoperasi Sesuai dengan literatur bahwa jika
perawat sudah menegakkan diagnosa
Pada pengkajian preoperatif yaitu mengecek Tanda-tanda vital : maka rencana keperawatan dapat
Kesadaran : Composmentis, GCS : 15 Orientasi : Baik, TD: 140/80 dirumuskan menggunakan SDKI untuk
mmHg, Nadi: 90 x/m, Suhu: 36,8 0C, Pernafasan: 23 x/m. Pada saat menyelesaikan masalah keperawatan.
dilakukan pemeriksaan fisik head to toe ditemukan data abnormal pada
bagian abdomen terdapat distensi abdomen, dan nyeri tekan pinggang
kanan yang menjalar hingga perut bagian kanan bawah.
Implementasi
Implementasi ansietas yaitu Mengidentifikasi
Dari hasil pengkajian preoperasi bahwa tindakan seperti mengukur
tingkat ansietas. Misalnya ( kondisi pasien,
tanda-tanda vital, head to toe, pemeriksaan lab, sampai dengan hasil
waktu ), Memonitor tanda-tanda ansietas ,
Ct-Scan Urologi tanpa kontras sudah dilakukan sesuai dengan prosedur
Menciptakan suasana teraupetik untuk
yang berlaku. Hal ini sesuai dengan buku panduan yang telah diberikan
menumbuhkan kepercayaan, Menemani pasien
oleh pihak kampus.
untuk mengurangi kecemasan, Memahami situasi
yang membuat ansietas, Mendengarkan dengan
Diagnosa keperawatan penuh perhatian, Mengunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan, Menjelaskan prosedur
Pada hasil pengkajian diagnosa pre operasi, Masalah yang ditemukan tindakan, termasuk sensasi yang mungkin akan
yaitu Pasien mengatakan merasa cemas, dan sering bertanya tentang dialami, Melatih teknik relaksasi dan kegiatan
prosedur operasi open Nefrolitotomi. Hal ini Sesuai dengan teori pengalihan untuk mengurangi ketegangan
(Muttaqin & Sari, 2009) bahwa diagnosa yang sering muncul saat
preoperasi adalah Kecemasan berhubungan dengan suasana
menjelang pembedahan , (SDKI, 2016).
Pengkajian Intraoperasi Rencana keperawatan
Pada saat pengkajian intra operasi data-data yang di dapat yaitu
Intervensi yang bisa dilakukan pada
pasien operasi Nefrolitotomi, posisi pasien Lumbotomi, posisi kedua
pasien intra operasi dengan diagnosa
tangan memeluk guling, pasien anastesi general, durasi operasi ±
resiko cidera yaitu identifikasi area
1jam 15 menit.
lingkungan yang berpotensi
menyebabkan cedera hilangkan bahaya
Pengkajian intra operasi secara ringkas mengkaji hal-hal yang
keselamatan lingkungan (mis, hazat
berhubungan dengan pembedahan. Diantaranya adalah validasi
kimia), identifikasi obat yang dapat
identitas dan prosedur jenis pembedahan yang dilakukan, serta
menyebabkan cidera, identifikasi
konfirmasi kelengkapan data penunjang laboratorium dan radiologi
kesesuaian alas kaki atau stoking elastis
(Muttaqin & Sari, 2009).
pada ekstremitas bawah , sediakan
Diagnosa keperawatan pencahayaan yang memadai, Gunakan
Hasil pengkajian diagnosa intra operasi yang ditemukan yaitu resiko pengaman tempat tidur sesuai dengan
cidera . Sesuai dengan teori (Muttaqin & Sari, 2009). Respon kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan,
pengaturan posisi bedah lumbotomi akan menimbulkan peningkatan Tingkatkan frekuensi observasi dan
resiko cedera peregangan, tekanan berlebihan pada tonjolan-tonjolan pengawasan pasien, sesuai kebutuhan .
tulang yang berada dibawah, tekanan pada vena femoralis atau Intervensi ini sesuai dengan teori SIKI
abdomen 2018
Implementasi
Evaluasi