Fauna punung
Berupa subfosil gigi dari Elephas maximus yang ditemukan dalam
suatu penggalian di Gua songterus di daerah punung(pacitan) oleh
soejono dan Basoeki pada tahun 1953.
Fauna flores
Ditemukan dalam penggalian di Gua Toge dekat Warukia(flores
barat) oleh Heekren pada tahun 1954. hasil penyelidikan tulang
hewan dari flores menurut hoojier adalah sebagai berikut:
1. Dobsonia cf. Peroni (jenis kalong)
2. Macaca fascicularis subsp. (jenis monyet berekor panjang)
3. Rattus rattus (jenis tikus besar)
4. Papogomys armandvillie (jenis tikus besar)
5. Speleomys florensis (jenis tikus besar)
6. Acanthion brachyurus subsp. (jenis landak)
7. Sus scrofa subsp. (jenis babi)
C. Manusia
1. Ras pokok
semenjak sekitar 10.000 tahun yang lalu, ras manusia seperti yang
kita kenal sekarang sudah mulai ada di indonesia dan sekitarnya.
Menurut yang umum diperkirakan sekarang, terutama ada dua ras
yang terdapat di indonesia pada kala holosen, yaitu Australomelanesid
dan Mongoloid.
orang Australomelanesid berbadan lebih tinggi meskipun
variasinya cukup besar pula. Tengkorak relatif kecil, dengan dahi yang
agak miring. Bagian pelipisnya tidak membulat benar. Rengkoraknya
lonjong atau sedang, dan bagian belakang kepalanya, tengkorak
menonjol seakan-akan sanggul.
sebaliknya ras Mongoloid variasi tinggi badannya tidak selebar
pada Australomelanesid, dan rata-rata lebih kecil sedikit.
Tengkoraknya bundar atau sedang, dengan isi tengkorak rata-rata lebih
besar.
2. Penduduk
jika kita tinjau populasi manusi di indonesia di masa berburu
tingkat lanjut, nyatalah bahwa kedua ras pokok yang kita bicarakan
pada uraian ini jelas sekali kehadirannya. Di bagian barat dan utara
kita lihat sekelompok populasi dengan ciri-ciri utama
Australomelanesid dan hanya sedikit campuran mongoloid.
Di Jawa pada waktu itu hidup juga orang-orang Australomelanesid
yang lebih sedikit lagi dipengaruhi oleh unsur mongoloid. Lebih ke
timur, di Nusa Tenggara sekarang, hidup pada waktu yang bersamaan,
atau lebih belakang, populasi Australomelanesid pula, yang tidak
banyak berbeda dengan populasi disana sekarang. Keadaan berlainan
di Sulawesi, di Sulawesi selatan kita jumpai pada waktu itu populasi
yang lebih banyak memperlihatkan ciri-ciri Mongoloid. Ini mungkin
disebabkan oleh pengaruh Mongoloid yang datang melalui filipina ke
Kalimantan dan Sulawesi.