Anda di halaman 1dari 23

Kalimat Efektif Pengertian

1. Unsur Wajib (S dan P)


Struktur Kalimat Umum
2. Unsur tak wajib (tambahan)
Struktur a) Kesejajaran Bentuk
Kalimat Struktur Kalimat Paralel b) Kesejajaran Makna
Efektif c) Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
Struktur Kalimat Periodik
1. Hindari Pengualangan Subjek
2. Hidari penggunaan Hiponim
3. Hindari Pemakaian kata depan ‘dari’ dan
1. Kesatuan
‘daripada’

2. Kehematan 1. Pemindahan Letak Frase


Ciri-Ciri
Kalimat 3. Penekanan
2. Pengualangan kata yang sama
Efektif 1.variasi dalam pembukaan kalimat
4. Kevariasian
2. Variasi dalam pola kalimat
5. Kecermatan
3. Variasi dalam jenis kalimat
6. Kesepadanan 4. Variasi bentuk aktif-pasif
Pengertian Kalimat Efektif
 Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau
tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subyek (S) dan predikat (P),
jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan itu bukanlah kalimat,
melainkan frase.
 Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan
berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.
 Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa
baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh
pembaca atau pendengarnya.
Unsur Kalimat (S-P-O-K)

 S = Subjek  Pelaku yang mengenai objek


 P = Predikat  bagian kalimat yg menandai apa yg dikatakan oleh
pembicara (Subjek)
 O = Objek  Hal yang menjadi pokok Bahasan,
sesuatu yang menjadi sasaran,
sesuatu yang dikenai tindakan.
 K = Keterangan  sesuatu yg berisi penjelasan
Struktur Kalimat Efektif
 Struktur Kalimat Umum
1) Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur S/ subjek
dan P/ predikat).
2) Unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada
(yaitu kata kerja bantu: harus, boleh; keterangan aspek: sudah, akan; keterangan: tempat, waktu, cara,
dan sebagainya).
Struktur Kalimat Paralel

 Kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasan yang sama
yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frase
(kelompok data), maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide didalam
suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide lain yang sederajat
harus dengan kata benda juga.
 Penyakit Alzheimer alias pikun adalah suatu penyakit yang sering menyerang manusia pada usia tua
yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan cara pengobatannya tak ada yang
tahu.
Dalam kalimat tersebut, ide yang sederajat adalah kata “mengerikan dan berbahaya” dan kata
“pencegahan dengan cara mengobatinya”. Oleh sebab itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang
sederajat dalam kalimat tersebut harus sama (pararel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi
kalimat berikut.
Penyakit Alzheimer alias pikun adalah suatu penyakit yang sering menyerang manusia pada usia tua
yang paling mengerikan dan membahayakan, sebab pencegahannya dan cara pengobatannya tak ada
yang tahu.
Struktur Kalimat Paralel

c) Kesejajaran dalam
a) Kesejajaran Bentuk
Perincian Pilihan

b) Kesejajaran Makna
a) Kesejajaran Bentuk
Imbuhan biasanya digunakan untuk membentuk kata yang berperan dalam menentukan kesejajaran.
Berikut ini contoh yang memperlihatkan ketidak-sejajaran bentuk.
 Kegiatan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
 Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarkan dengan kata membuat (katalog) dan
mengatur (peminjaman buku). Agar sejajar, ketiga satuan itu dapat dijadikan nomina semua, ubahannya
seperti terlihat pada kalimat (1a) dan jika dijadikan verba semua, ubahannya seperti terlihat pada kalimat
(1b).
 (1a) Kegiatan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman buku. (Agar
sejajar Diberi Imbuhan “Pe-an”)
 (1b) Kegiatannya ialah membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
b) Kesejajaran Makna

Bentuk dan makna dalam satuan fungsional berkaitan erat. Keduanya dapat diumpamakan sebagai dua
sisi dari kepingan uang yang sama.
Berikut uraian makna yang terkandug dalam satuan fungsional. Satuan fungsional adalah unsur kalimat yang
berkedudukan sebgai subjek, predikat, objek, dan sebagainya. Status fungsi itu ditentukan oleh relasi makna
antar satuan. Kalimat (1) berikut ini terasa janggal karena tidak ada kesejajaran subjek dan predikat dari segi
makna.
 (1) Dia berpukul-pukulan.
 Kata berpukul-pukulan bermakna ’saling pukul’. Hal itu berarti pelakunya harus lebih dari satu. Karena
kata dia bermakna tunggal, subjek kalimat (1) itu perlu diubah, misalnya menjadi mereka, atau kalimat itu
perlu ditambahkan keterangan komitatif (penyerta) dengan temanya, misalnya.
c) Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
Kadang-kadang, soal ujian dbuat dalam bentuk pilihan ganda. Soal yang baik harus memuat perincian pilihan
yang sejajar sehingga memberi peluang yang sama untuk dipilh. Berikut ini contoh perincian pilihan yang tidak
sejajar.
1. Pemasangan telepon akan menyebabkan …
a. melancarkan tugas
b. menambah wibawa
c. meningkatkan pengeluaran
Pada contoh tersebut, jawaban yang diharapkan adalah (a), tetapi kalimat Pemasangan telepon akan
menyebabkan melancarkan tugas bukanlah kalimat yang baik. Pilihan (b) meskipun memang bukan jawaban
yang tepat, tidak mempunyai peluang untuk dipilih karena kalimat Pemasangan telepon akan menyebbkan untuk
menambah wibawa bukanlah kalimat baik. Kalimat yang memuat pilihan (c) justru paling baik, tetapi pilihan itu
bukan jawaban yang diharapkan. Soal (1) itu dapat diubah sebagai berikut.
1. Pemasangan telepon akan megakibatkan ….
a. Kelancaran
b. Wibawa
c. Pengeluaran
Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum, unsur-unsur yang lebih dahulu dikemukakan cenderung unsur intinya, tetapi pada
kalimat periodik sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih daluhu dikemukakan kemudian
muncul bagian intinya. Hali ini dilakukan untuk menarik perhatian para pembaca atau pembicara terhadap
pendengaranya. Misalnya:
 Oleh mahasiswa kemarin jenazahyang busuk itu dikuburkan (O – K – S – P).
 Oleh awan panas yang tersembur dari kepundan, dengan bantuan angin yang berkecepatan tinggi, hutan
lindung di lereng bukit terbuka itu terbakar habis (O- K – S -P).
 Kemarin rombongan Mahasiswa PKL dari Unnes disambut oleh mahasiswa jurusan PBSID Undiksha (K –
S – P – O).
 Tanggal 22 Desember 2006 Hari Ibu dirayakan oleh Dharma Wanita Undiksha (K – S – P – O).
Ciri- Ciri Kalimat Efektif

1. Kesatuan (unity); 6. Kesepadanan

2. Kehematan (economy) 5. Kecermatan

3. Penekanan (emphasis) 4. Kevariasian (variety)


1) Kesatuan (Unity)
sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat luas, agar tetap berkedudukan sebagi kalimat efektif, haruslah
mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran.
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek- predikat, predikat – objek, dan predikat –
keterangan.
1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.
S P
2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia.
S P
Bagian yang digarisbawahi disebut subjek, sedangkan yang bagian lainnya disebut predikat.
 Bandingkan denga kalimat-kalimat berikut.
1. Kepada para mahasiswa diharapkann mendaftarkan diri di sekertariat.
2. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
3. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat tersebut subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel (kata-kata yang digarisbawahi).
Oleh karena itu, partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi:
1. Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekertariat.
2. Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
3. Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
2) Kehematan
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu.
Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat karena
jumlah katanya terlalu banyak.
 Untuk penghematan kata-kata, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1. Mengulang subjek kalimat
2. Hiponim dihindarkan
3. Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’
1. Pengulangan Subjek Kalimat
Contoh:
a) Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pimpinan perusahaan itu.
b) Hadirin serentak berditri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
 Kalimat-kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan akhiran – nya kata dia (pada kalimat
a), dan kata mereka (pada kalimat b) sehingga menjadi:
a) Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pimpinan perusahaan itu.
b) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki ruangan.
 2. Hiponim dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau uangkapan yang lebih tinggi. Di dalam
makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan. Contohnya:
1. Presiden mengahiri Rapin ABRI hari Senin lalu.
2. Bulan Maret tahun ini, Presiden akan mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa Negara
tetangga antara lain Malaysia.
3. Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhum ibu mereka.
 Kalimat-kalimat tersebut diperbaiki dengan menghilangkan kata hari, bulan dan warna sehingga menjadi:
1. Presiden menghadiri Rapin ABRI Senin lalu.
2. Maret tahun ini, Presiden akan mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa Negara
tetangga antara lain Malaysia.
3. Kuning dan ungu adalah warna kesayangan almarhum ibu mereka.
3. Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam
bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal (asal-usul), sedangkan daripada berfungsi
untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
Perhatikan contoh yang benar berikut.
 Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 7.30.
 Perhiasan yang indah ini terbuat dari perak.
 Kalimat A lebih sukar daripada kalimat B.
 Penjelasan dalam buku cetakan kedua mengenai cara menanam cengkih lebih mudah diapahami
daripada yang terdapat dalam buku cetakan kesatu.

Berikut Contoh penggunaan kata dari dan daripada yang tidak benar.
 Anak dari tetangga saya Senin ini akan dilantik menjadi dokter.
 Presiden menekankan, bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus
diutamakan.
3) Penekanan
 Yang dimaksud dengan penegasan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan
atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang
diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.
 Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara: 1)
pemindahan letak frase dan 2) mengulangi kata-kata yang sama.
1. Pemindahan letak frase
 Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiensinya
pertamina adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai pertamina dan produksi
minyaknya.
 Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya pertamina, menurut pendapat Prof. Dr.
Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai pertamina dan produksi
minyaknya
Kalimat-kalimat tersebut menunjukkan, bahwa ide yang dipentingkan diletakkan di bagian awal kalimat.
Dengan demikian, walaupun kedua kalimat tersebut mempunyai pengertian yang sama, tetapi ide pokok
menjadi berbeda.
2. Mengulang kata-kata yang sama

Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud memberi
penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yag demikian di anggap dapat
membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.
 Dalam pembiayaan harua ada keseimbangan antara pemerintah dan swasta, keseimbangan domestik luar
negeri, keseimbangan perbankan dan lembaga keuangan nonbank.
 Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi
ekonomi, tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya.
Kedua kalimat tersebut lebih jelas maksudnya dengan adanya pengulangan pada bagian kalimat (kata) yang
dianggap penting.
4) Kevariasian (Variety)
Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola kalimat yang sama akan membuat suasana menjadi
monoton atau datar sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. Oleh sebab itu, dalam penulisan
diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi.
Macam-macam variasi dalam kalimat
1. variasi dalam pembukaan kalimat;
2. Variasi dalam pola kalimat;
3. Variasi dalam jenis kalimat;
4. Variasi bentuk aktif-pasif.
1. variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektivitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan
kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan:
frase keterangan (waktu,tempat,cara), frase benda, frase kerja, dan partikel penghubung.
Contoh:
 Gemuruh suara teriakan penonton serempak ketika penyerang tengah menyambar umpan dan
menembus jala kipper pada menit kesembilan belas. (frase keterangan cara)
 Karena bekerja terlalu berat ia jatuh sakit. (partikel penghubung)
2. Variasi dalam pola kalimat
Untuk efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan,
pola kalimat subjek – predikat – objek dapat diubah menjadi predikat – objek – subjek atau yang lain.
Perhatikan contoh berikut!
 Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat Desa Sukamaju. (S – P – O)
 Belum dikenal oleh masyarakat Desa Sukamaju dokter muda itu. (P – O – S)
3. Variasi dalam jenis kalimat
Kalimat tanya atau kalimat perintah dapat diungkapkan dalam sebuah kalimat berita Untuk mencapai
efektivitas. Perhatikan contoh berikut!
 ... Presiden sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar dan energy dalam
negeri. Apakah kita menangkap makna peringatan tersebut?
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat
mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektivitas, ia memilih menggunakannya
dalam kalimat tanya.
4. Variasi bentuk aktif-pasif
a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula
kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi
pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragraf (a) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada paragraf (b) berupa
kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan
paragraf (b) bervariasi aktif-pasif.
5) Kecermatan
Artinya kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Syarat kecermatan bagi
kalimat yang efektif mengharuskan penggunaan bagian-bagian yang benar-benar diperlukan. Kecermatan suatu
kalimat ditunjukkan oleh penggunaan ungkapan penghubung secara tepat.
 Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi)
 Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan. (berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau
dua puluh lima ribu rupiah)
6) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan atau pikiran struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan bahasa yang kompak dan kepaduan pikiran yang
baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri yaitu:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas, yaitu dengan menghindarkan pemakaian kata
depan di, dalam, bagi, untuk, pada, di depan subjek.
Contoh :
 Di daerah-daerah sudah mempunyai lembaga bahasa. (salah)
 Daerah-daerah sudah mempunyai lembaga bahasa. (benar)
2. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh :
 Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)
 Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)
3. Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh :
 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)
 Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (benar)
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh :
 Sekolah kami yang terletak di depan bioskop gunting. (salah)
 Sekolah kami terletak di depan bioskop gunting. (benar)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai