Anda di halaman 1dari 33

MACAM2 TITRASI KOMPLEKSOMETRI

5. Titrasi Alkalimetri Larutan logam yang diendapkan dengan


metode ini sebelum titrasi harus dalam suasana netral
terhadap indicator yang digunakan.
 Penetapan titik akhir titrasi menggunakan indicator asam-
basa atau secara potensiometri.
 Dalam Farmakope Indonesia, titirasi kompleksometri
digunakan untuk menentukan kadar : bismuth subkarbonat,
kalsium karbonat, kalsium klorida, dan sediaan injeksinya;
kalsium glukonat, kalsium hidrogen fosfat, kalsium
hidroksida dan larutan topical kalsium hidroksida; kalsium
laktat dan sediaan tabletnya; kalsium pantotenat; kalsium
sulfat; magnesium karbonat; magnesium stearat;
magnesium sulfat, mangan sulfat; zink klorida; dan zink sulfa
Reaksi Pembentukan Kompleks
• Analisis anorganik kualitatif banyak digunakan
reaksi2 yang menghasilkan pembentukan
kompleks.
• Suatu ion /molekul kompleks terdiri dari satu
atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat
erat dengan atom (ion) pusat.
• Atom pusat ini ditandai oleh bilangan
koordinasi.
Bilangan koordinasi
• Bil Koordinasi 6 (Fe2+, Fe 3+, Cr 3+,Co3+ ,Ni2+ ,Cd2+)
• Bil Koordinasi 4 (Cu2+, Cu+, Pt 2+)
• Bil Koordinasi 2 (Ag+)
• Bilangan koodinasi 8 (beberapa ion logam dari
golongan platinum)

• `NH3, Cn-, Cl -,Co3+ H20 membentuk ligan


monodentat
•  

muatan ion
Atom ligan bilangan
pusat
koordinasi

Aturan IUPAC pemberian nama ion komplek


 Bil. Koordinasi + nama ligan + ion pusat dengan biloks
 Muatan (-) nama logam diberi akhiran AT
 Muatan (+) nama logam tetap`
 Heksa siano ferrat (II)
• 1 pasang elektron disumbangkan oleh setiap
ion nitrogen kepada ion tembaga.

  𝑁𝐻 3

[ ↓
𝐻 3 𝑁 → 𝐶𝑢 ← 𝑁𝐻 3

𝑁𝐻 3
]
Terima Kasih
Sudah
menyimak

Anda mungkin juga menyukai