Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PRAPERLAKUAN PEMBERIAN JUS

PISANG AMBON TERHADAP PROFIL


FARMAKOKINETIK TETRASIKLIN PADA TIKUS
PUTIH JANTAN

OLEH:

1. SUHARMI NINGSIH (16312009P)


2. DINA HANIFA (16312010P)
3. LESTARI NUNYAI PUTRI (16312006P)
4. NURHAWA KUSUMA ARUM (17312005P)
5. IGA JELITA BUDIONO (17312004P)
6. ATIKAH ANNISA (17312006P)
7. DEFI FITWANDA SIDIQ (17312003P)
PENDAHULUAN
 Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air,
tetapi bentuk garam natrium atau garam HClnya mudah
larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl
tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan
tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya

 Kegunaan tetracycline adalah untuk mengobati infeksi yang


disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap antibiotik ini

 pasien dengan riwayat alergi/hipersensitivitas pada


tetracycline atau derivatnya, Penderita gangguan ginjal
berat, Ibu menyusui, tidak boleh digunakan secara
bersamaan dengan methoxyflurane, vitamin A atau retinoid.
 Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang
berasal dari kawasan di Asia Tenggara

 Kandungan dari buah pisang yaitu flavonoid,


glukosa, fruktosa, sukrosa, tepung, protein, lemak,
minyak menguap, kaya akan vitamin (A, B, C dan E),
mineral (kalium, kalsium, fosfor, Fe), pektin,
serotonin, 5-hidroksi triptamin, dopamin dan
noradrenalin. Kandungan kalium pada buah pisang
cukup tinggi yang kadarnya bervariasi tergantung
jenis pisangnya. Buah muda banyak mengandung
tannin
interaksi obat
 Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai
modifikasi efek satu obat akibat obat lain
yang diberikan pada awalnya atau diberikan
bersamaan; atau bila dua atau lebih obat
berinteraksi sedemikian rupa sehingga
keefektifan atau toksisitas satu obat atau
lebih berubah
Efek dari interaksi obat dengan makanan
adalah :
a. Respon terhadap obat berkurang atau
sebaliknya respon terhadap obat justru
meningkat.
b. Berkurangnya nutrisi makanan tersebut

Pemakaian tetrasiklin bersama-sama dengan


susu atau makanan yang mengandung ion
kalsium, magnesium, atau ion besi dapat
mengurangi absorbsi karena pembentukan
khelat yang tak larut
METODE PENELITIAN
 Penelitian menggunakan 15 ekor tikus jantan galur wistar
yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan.
 Kelompok 1 (kontrol) diberi tetrasiklin dosis 63 mg/kg BB

secara oral.
 Kelompok 2 diberi 2 mL jus pisang ambon 1 jam sebelum

pemberian tetrasiklin dosis 63mg/kg BB.


 Kelompok 3 diberi 2 mL jus pisang ambon bersamaan

dengan pemberian tetrasiklin dosis 63 mg/kg BB (dosis


dihitung berdasarkan konversi dari dosis lazim manusia).
 Pengambilan cuplikan darah sebanyak 0,5 mL diambil dari

vena ekor tikus pada menit ke 30, 45, 60, 90, 120, 180,
240, 300, 360, dan 420 setelah pemberian tetrasiklin.
 Analisis tetrasiklin dalam darah dilakukan dengan KCKT.
HASIL PENELITIAN

1. KURVA HUBUNGAN KADAR TETRASIKLIN DALAM DARAH


TERHADAP WAKTU SETELAH PEMBERIAN
2. Nilai parameter farmakokinetika tetrasiklin (rerata±SD)
setelah pemberian tetrasiklin oral 63 mg/kg BB

FARMAKOKINETI KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3


K
t½ eliminasi (menit) 192,708±23,84 186,91±16,99 177,959±7,52

Kel (menit-1) 0,0036±0,0004 0,0037±0,0003 0,0039±0,0002

Tmax (menit) 105,557±6,95 106,474±5,82 107,801±2,68

Cpmax (µg/mL) 32,346±3,83 31,812±2,24 28,753±1,39

AUC (µg.menit/mL) 8964,065±414,37 8653,027±275,76 8408,999±503,25

Cl (mL/menit) 1,084±0,049 1,19±0,034 1,166±0,083

Ka (menit-1) 0,0198±0,003 0,0197±0,002 0,0182±0,001


KESIMPULAN
 Dari Percobaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa, Gambar 1 memuat profil kurva kadar
tetrasiklin terhadap waktu yang menunjukkan
tidak ada pengaruh terhadap profil kadar
tetrasiklin dalam darah setelah adanya perlakuan
pemberian tetrasiklin oral dosis 63 mg/kg BB
(kelompok 1), pemberian jus pisang ambon 1 jam
sebelum (Kelompok 2) dan bersamaan (kelompok
3) dengan pemberian tetrasiklin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai