kanker ovarium
KELOMPOK 2
1. MARESKI CHANDRA
2. M A Y A N G A U D I N A JE F F RY
3. MELIANI INDRIA LOVA
4. MESSA
5. MIFTAHUL NOVIARTA
6. MITHA ELMINIA
definisi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak
teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium
untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan
sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.
2.Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.
Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung
reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal ovarium.
Faktor resiko
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
haid tidak teratur
ketegangan menstrual yang terus meningkat
menoragia
nyeri tekan pada payudara
menopause dini
rasa tidak nyaman pada abdomen
dispepsia
tekanan pada pelvis
sering berkemih
flatulenes
rasa begah setelah makan makanan kecil
lingkar abdomen yang terus meningkat
Jenis- jenis kanker ovarium
1. Tumor epitelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar
ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial
adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial
ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis
tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian
terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang
secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker
dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi
ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).
Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa
serous, mucous, endometrioid dan sel jernih.
2. Tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang
menghasilkan ovum atau telur, umumnya tumor germinal
adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk
keganasan sel germinal terutama adalah teratoma,
dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden
keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang
dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi
harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal
stadium dini hanya mencapai 10 – 19% sekarang ini 90 %
pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan
dengan fertilitas dapat dipertahankan.
3. Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan
penyokong ovarium yang memproduksi hormon
estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang
ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca
dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan
derajat keganasan yang rendah.
Penegakan diagnosa medis
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada
seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker
ovarium).
Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :
Kista cepat membesar
Kista pada usia remaja atau pascamenopause
Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
Kista dengan bagian padat
Tumor pada ovarium
Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti :
USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah
Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta - HCG dan alfafetoprotein
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan
tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.
penatalaksanaan
Diagnosa 1
Nyeri akut b.d agen cidera biologi
Tujuan : Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
Intervensi :
Kaji karakteristik nyeri : lokasi, kualitas, frekuensi
Kaji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, marah pasien
Kolaborasi dengan tim medis dalam memberi obat analgesic
Jelaskan kegunaan analgesic dan cara-cara untuk mengurangi efek samping
Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan: imajinasi,
relaksasi, stimulasi kutan
Diagnosa 2
Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi dan
peran
Tujuan : Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
Intervensi :
Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan
keputusan
Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi
kekhawatiran tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk ekspresi
seksual yang lazim
Diagnosa 3
Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh, perubahan
kadar hormon
Tujuan :
Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara
mengekspresikan keinginan seksual
Intervensi:
Mendengarkan pernyataan klien dan pasangan
Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu
Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh prosedur
pembedahan
Identifikasi faktor budaya/nilai budaya
Bantu klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
Dorong klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnya
Berikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus
seksual saat kelelahan.