Anda di halaman 1dari 16

Asuhan keperawatan terkait kasus

kanker ovarium

KELOMPOK 2
1. MARESKI CHANDRA
2. M A Y A N G A U D I N A JE F F RY
3. MELIANI INDRIA LOVA
4. MESSA
5. MIFTAHUL NOVIARTA
6. MITHA ELMINIA
definisi

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium


(indung telur) yang paling sering ditemukan pada
wanita berusia 50 - 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui
sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh
darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan
kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal
dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
etiologi

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak
teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium
untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan
sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.
2.Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.
Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung
reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal ovarium.
                
Faktor resiko

Diet tinggi lemak


merokok
alkohol
penggunaan bedak talk perineal
riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
nulipara
infertilitas
menstruasi dini
tidak pernah melahirkan        
Tanda dan gejala

Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
haid tidak teratur
ketegangan menstrual yang terus meningkat
menoragia
nyeri tekan pada payudara
menopause dini
rasa tidak nyaman pada abdomen
dispepsia
tekanan pada pelvis
sering berkemih
flatulenes
rasa begah setelah makan makanan kecil
lingkar abdomen yang terus meningkat
Jenis- jenis kanker ovarium

    
1.     Tumor epitelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar
ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial
adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial
ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis
tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian
terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang
secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker
dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi
ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).
Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa
serous, mucous, endometrioid dan sel jernih.
2.     Tumor germinal
          Tumor sel germinal berasal dari sel yang
menghasilkan ovum atau telur, umumnya tumor germinal
adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk
keganasan sel germinal terutama adalah teratoma,
dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden
keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang
dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi
harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal
stadium dini hanya mencapai 10 – 19% sekarang ini 90 %
pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan
dengan fertilitas dapat dipertahankan.
3.     Tumor stromal
          Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan
penyokong ovarium yang memproduksi hormon
estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang
ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca
dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan
derajat keganasan yang rendah.
 
 
Penegakan diagnosa medis

Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada
seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker
ovarium).
Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :
Kista cepat membesar
Kista pada usia remaja atau pascamenopause
Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
Kista dengan bagian padat
Tumor pada ovarium
Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti :
USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah
Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta - HCG dan alfafetoprotein
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan
tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.
penatalaksanaan

Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan


kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a
dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak
memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan
sebanyak 6 seri dengan interval 3 - 4 minggu sekali dengan
melakukan pemantauan terhadap efeh samping kemoterapi secara
berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem
saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem
kardiovaskuler.
Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
Operasi (stadium awal)
Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal)
Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)
Pengkajian

 Data diri klien


 Data biologis/fisiologis –> keluhan utama, riwayat
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat reproduksi –> siklus haid, durasi haid
 Riwayat obstetric –> kehamilan, persalinan, nifas, hamil
 Pemeriksaan fisik
 Data psikologis/sosiologis–> reaksi emosional setelah penyakit diketahui
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut b.d agen cidera biologi


 Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi
dan peran
 Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi
tubuh, perubahan kadar hormone
Tujuan dan Intervensi

Diagnosa 1
Nyeri akut b.d agen cidera biologi

Tujuan : Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan

Intervensi :
Kaji karakteristik nyeri : lokasi, kualitas, frekuensi
Kaji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, marah pasien
Kolaborasi dengan tim medis dalam memberi obat analgesic
Jelaskan kegunaan analgesic dan cara-cara untuk mengurangi efek samping
Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan: imajinasi,
relaksasi, stimulasi kutan
Diagnosa 2
Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi dan
peran

Tujuan : Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.

Intervensi :
Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan
keputusan
Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi
kekhawatiran tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk ekspresi
seksual yang lazim
Diagnosa 3
Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh, perubahan
kadar hormon

Tujuan :
Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara
mengekspresikan keinginan seksual

Intervensi:
Mendengarkan pernyataan klien dan pasangan
Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu
Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh prosedur
pembedahan
Identifikasi faktor budaya/nilai budaya
Bantu klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
Dorong klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnya
Berikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus
seksual saat kelelahan.

Anda mungkin juga menyukai