0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan26 halaman
Dokumen tersebut membahas definisi kualitas menurut empat guru kualitas yaitu Joseph M. Juran, Philip B. Crosby, W. Edwards Deming, dan Taguchi. Masing-masing guru memiliki pendekatan dan filosofi tersendiri dalam mendefinisikan kualitas dan meningkatkannya. Tak satupun definisi yang sempurna namun merupakan upaya untuk memberikan pemahaman operasional mengenai kualitas.
Dokumen tersebut membahas definisi kualitas menurut empat guru kualitas yaitu Joseph M. Juran, Philip B. Crosby, W. Edwards Deming, dan Taguchi. Masing-masing guru memiliki pendekatan dan filosofi tersendiri dalam mendefinisikan kualitas dan meningkatkannya. Tak satupun definisi yang sempurna namun merupakan upaya untuk memberikan pemahaman operasional mengenai kualitas.
Dokumen tersebut membahas definisi kualitas menurut empat guru kualitas yaitu Joseph M. Juran, Philip B. Crosby, W. Edwards Deming, dan Taguchi. Masing-masing guru memiliki pendekatan dan filosofi tersendiri dalam mendefinisikan kualitas dan meningkatkannya. Tak satupun definisi yang sempurna namun merupakan upaya untuk memberikan pemahaman operasional mengenai kualitas.
DEFINISI MENURUT PARA GURU KUALITAS Ada empat guru yang mengemukakan definisi kualitas dan banyak dikutip oleh berbagai literatur. 1. Joseph M. Juran Strategiperbaikan Juran menekankan implementasi proyek-per-proyek dan rangkaian tahap terobosan. Ia juga menegaskan pentingnya identifikasi dan pemecahan/ eliminasi penyebab suatu masalah. 1. Joseph M. Juran Menurutnya langkah ini sangat krusial, karena bila mencari jalan pintas –dari gejala langsung diberi solusi-, maka sumber persoalan sesungguhnya belum teratasi dan sewaktu-waktu bisa terulang lagi. Juran mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakai (fitness for use). Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan. Filosofi Joseph M. Juran 1. Menetapkan prioritas pada proyek2. 2. Analisi Pareto terhadap gejala2. 3. Menyusun teori mengenai penyebab gejala. 4. Uji teori tersebut, kumpulkan data dan analisislah. 5. Persempit daftar teori tersebut. 6. Rancanglah eksperimen. Filosofi Joseph M. Juran (lanjutan) 7. Tetapkan rancangan, berikan wewenang. 8. Lakukan eksperimen, kumpulkan bukti penyebab. 9. Kemukakan cara /langkah perbaikan. 10. Uji rencana perbaikan tersebut. 11. Bertindaklah untuk mengadakan perbaikan. 12. Kendalikan level baru Filosofi Joseph M. Juran (lanjutan) Catatan: Item no. 1 sampai 8 menentukan peralihan dari gejala ke penyebab dan item no. 9 sampai 12 menentukan peralihan dari penyebab ke perbaikan/solusi. Juran menyaring filosofinya menjadi trilogi terkenalnya yang mengidentifikasi upaya: 1. Perencanaan, 2. Pengendalian, 3. Perbaikan. 2. Philip B. Crosby Pendekatan Crosby menaruh perhatian besar pada transformasi budaya kualitas. Ia mengemukakan pentingnya melibatkan semua orang dalam organisasi pada proses, yaitu dengan jalan menekankan kesesuaian individu terhadap persyaratan/tuntutan. Pendekatan Crosby merupakan proses Top-Down. Filosofi Philip B. Crosby 1. Komitmen manajemen. 2. Tim penyempurnaan kualitas 3. Pengukuran kualitas. 4. Evaluasi biaya kualitas. 5. Kesadaran (awareness). 6. Tindakan korektif. 7. Perencanaan zero defects. 8. Pendidikan kualitas Filosofi Philip B. Crosby (lanjutan) 9. Zero defect day. 10. Penempatan tujuan. 11. Eliminasi penyebab kesalahan. 12. Pengakuan (recognition). 13. Dewan kualitas. 14. Lakukan semuanya lagi. Filosofi Philip B. Crosby (lanjutan) Catatan: Crosby menyaring 14 poin ini menjadi empat dalil: 1. Definisi kualitas adalah kesesuaian dengan persyaratan. 2. Sistem kualitas adalah pencegahan. 3. Standar kinerja yang berlaku adalah zero defect. 4. Ukuran kualitas adalah biaya kualitas. 3. W. Edwards Deming Strategi Deming didasarkan pada alat2 statistik. Strategi ini cendrung bersifat bottom-up. Penekanan utama strategi ini adalah perbaikan dan pengukuran kualitas secara terus menerus. Strategi Deming berfokus pada proses untuk mengeliminasi variasi, karena sebagian besar variasi (kurang lebih 92%) dapat dapat dikendalikan manajemen. 3. W. Edwards Deming Deming sangat yakin bahwa bila karyawan diberdayakan untuk memecahkan masalah (dengan catatan manajemen menyediakan alat2 yang cocok), maka kualitas dapat disempurnakan terus menerus. Filosofi W. Edwards Deming 1. Ciptakan keajegantujuan demi perbaikan produk dan jasa. 2. Adopsilah falsafah baru yang menolak segala macam cacat/kerusakan. 3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam membentuk kualitas produk dan bergantunglah pada pengendalian statistikal. Filosofi W. Edwards Deming (lanjutan) 4. Hentikan praktek menghargai kontrak pemasok berdasarkan tawaran rendah. 5. Perbaiki secara konstan dan terus menerus sistem produksi dan jasa. 6. Lembagakanlah on the job training. 7. Berikan semua karyawan alat2 yang tepat untuk merampungkan tugasnya dengan baik. Filosofi W. Edwards Deming (lanjutan) 8. Kembangkan komunikasi dan produktifitas. 9. Doronglah semua departemen untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah. 10. Hilangkan slogan, desakan, dan target yang tidak mengarah pada metode perbaikan yang spesifik. Filosofi W. Edwards Deming (lanjutan) 11. Gunakan metode statistik untuk memperbaiki kualitas dan produktifitas. 12. Hilangkan segala penghalang yang bisa merampok kebanggaan karyawan atas kelahilannya. 13. Berikan pelatihan ulang secara berkelanjutan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan produk, metode, dll. Filosofi W. Edwards Deming (lanjutan) 14. Tentukan secara jelas komitmen permanen manajemen puncak terhadap kualitas. Filosofi W. Edwards Deming (lanjutan) Catatan: • Deming merangkum 14 poin ini menjadi model PDCA: Plan-Do-Check-Act • Model ini (1) melambangkan proses analisis masalah dan siklus perbaikan kualitas dan (2) memberikan fokus pada koreksi kesalahan dan pencegahan kerusakan. 4. Taguchi Filosofi Taguchi didasarkan pada premis bahwa biaya dapat diturunkan dengan cara memperbaiki kualitas dan kualitas tersebut secara otomatis dapat diperbaiki dengan mengurangi variasi dalam produk atau proses. Strategi Taguchi di fokuskan pada loss function, yang mendefinisikan setiap penyimpangan dari target sebagai kerugian yang dibayar konsumen. 4. Taguchi Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai kerugian yang ditimbulkan oleh suatu produk bagi masyarakat setelah setelah produk tersebut dikirim, selai kerugian- kerugian yang disebabkan fungsi intrinsik produk. Filosofi Taguchi 1. Dimensi penting dari kualitas suatu produk/jasa adalah kerugian total yang disebabkan produsen tersebut pada masyarakat. 2. Dalam lingkungan kompetitif, perbaikan kualitas dan pengurangan biaya secara terus-menerus sangat penting agar dapat bertahan dalam bisnis. Filosofi Taguchi (lanjutan) 3. Perbaikan kualitas secara terus menerus mencakup pengurangan secara terus menerus atas variasi karakteristik kinerja produk terhadap nilai targetnya. 4. Kerugian pelanggan akibat variasi kinerja jasa kurang lebih proporsional dengan kuadran deviasi karakteristik kinerja dari nilainya. Filosofi Taguchi (lanjutan) 5. Kualitas akhir dan biaya produk/jasa sangat ditentukan oleh disain teknis produk/ jasa dan proses. 6. Variasi kinerja dapat dikurangi dengan mengeksplorasi pengaruh non-linier parameter produk atau proses terhadap karakteristik kinerja. Filosofi Taguchi (lanjutan) Catatan: Taguchi menyaring filosofinya menjadi loss function, yang menyatakan bahwa semua penyimpangan dari nominal (target) menimbulkan kerugian dan seseorang akan menanggungnya. Pendapat para guru belum sempurna Tak satu pun dari para guru kualitas tersebut yang sempurna. Akan tetapi definisi2 tersebut merupakan usaha mereka untuk menunjukan bahwa setiap orang memerlukan definisi operasional mengenai kualitas. Coba cari di internet tentang pendapat para ahli dalam hal kualitas!
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional