Kelompok 2 Farmasetik Jurnal
Kelompok 2 Farmasetik Jurnal
Roll compaction/
dry granulation
Tableting
Tablet breaking
force
Metode
Pencampuran
Serbuk ditimbang dan diputar selama 20 menit
dengan Turbula Mixer tipe T2C. Digunakan 500
g untuk setiap formulasi
RCDG
Roll compactor digunakan untuk granulasi
kering. Pada tahap awal dilakukan pengamatan
gaya kompak spesifik yang berbeda. Lalu tahap
ini dilakukan dengan cara konduksi pada 5
kN/cm, 2 rpm dan lebar gap 1,5 mm. Gap diatur
secara otomatis
Tableting
Granul dikompresi dengan tekanan kompak 50-
350 MPa pada alat rotary press. Kecepatan alat
10 rpm dan lubang berbentuk pipih dan
berdiameter 8 mm. Target tablet yaitu 200 mg
Distribusi ukuran partikel
Bahan baku dianalisis melalui difraksi laser dan
ukuran granul dengan DIA (Dynamic Image
Analysis). Udara yang terkompres diterapkan
pada kedua metode supaya agromelat hancur
pada bahan baku dan mendispersikan partikel
murni dari granul yang lebih besar
Granul Bulk dan Tap Density
Rasio Hausner dihitung berdasarkan EP dengan
konstanta Bulk dan Tap density menggunakan
volumeter Jointing dengan silinder 250 ml
Gaya Hancur Tablet
Alat uji kekerasan tablet (Tablet Hardness Tester)
digunakan untuk menentukan gaya hancur tablet.
Sebelum pengujian, tinggi dan diameter tablet
dihitung dengan mikrometer sekrup untuk
menghitung kekuatan tensil berdasarkan hukum
Fell dan Newton
HASIL
3.1 Sifat Serbuk
Urutan Ukuran
partikel rata-rata
binder
1. PVP CL SF
2. PVP PVAc64F
3. HPC SSL SFP
4. HPC SSL
5. HPC EXF
6. MCC
7. HPC L FP
8. HPMC
3.2 Distribusi ukuran partikel
granul
Setelah granulasi kering, distribusi ukuran granul hasil granulasi tersebut
dibedakan berdasarkan substansinya. Hasilnya berupa distribusi bimodal
dengan penampilan yang berbeda. Bahan pengikat dengan sifat mengikat
yang baik akan membentuk partikel yang lebih besar, memiliki tingkat
kemurnian lebih rendah dan aliran yang lebih baik. Ukuran partikel terbesar
dan nilai kemurnian terendah dihasilkan oleh formulasi dengan PVP PVAc
64 F dan HPC SSL SFP. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, dimana
pengikat-pengikat ini memiliki partikel terkecil. Kaitannya telah
ditunjukkan pada penemuan PVP PVAc 64 F yang sebelumnya. Hanya PVP
CL SF yang diluar konteks. Meskipun menjadi serbuk dengan partikel yang
sangat murni, hasil granulnya memiliki ukuran yang serupa dengan
formulasi yang menggunakan pengikat lain, yang dilasifikasikan sebagai
ukuran menengah (HPC SSL dan HPC EXF). Hal ini dapat dikaitkan
dengan struktur kimianya dan permukaan dari partikel primer.
Formulasi yang terdiri dari HPMC memberikan
hasil yang tidak terduga, karena ia memiliki
kemurnian yang lebih tinggi dan ukuran partikel
median yang lebih kecil daripada formulasi tanpa
bahan pengikat (bahan pengikat digantikan dengan
bahan pengisi). Penjelasan yang memungkinkan
adalah, oleh karena tekanan yang diberikan selama
proses pemadatan, partikel-partikel besar dari dua
basa kalsium pospat anhidrat dapat hancur selama
ia merupakan material yang rapuh. Permukaan-
permukaan baru dihasilkan, dan lebih banyak gaya
Van der Waals yang bekerja.
Dalam percobaan ini, peningkatan 10% bahan pengisi
menghasilkan granul yang lebih besar daripada
HPMC. Meskipun sebuah formulasi sederhana yang
dipilih, efek ikatan tertentu dapat dikaitkan dengan
pengisinya. Alasan kenapa HPMC memberi hasil yang
buruk adalah sifat ikatannya yang sangat lemah atau
tekanan saat proses pemadatan tidak cukup tinggi
untuk sebuah deformasi plastis HPMC yang non-
reversibel. MCC, yang merupakan pengisi yang paling
umum dengan sifat ikatan pada granulasi kering juga
memberikan hasil yang lemah. Biasanya fraksi dari
MCC dalam formulasi adalah paling kurang 20-30%.
Dalam formulasi ini, sebagai aditif 10% MCC dapat
dikatakan sebagai pengikat yang lemah
3.3 Sifat alir granul