Kasus
PEB, Kehamilan Serotinus, Oligohidramnion
Ketuban Pecah Dini
Pembimbing / Konsulen
● Nama: Ny. S
Aterm, 4000 gr,
1999 Spontan
● Umur: 41 Tahun
● Pendidikan: SD
Aterm, 3900 gr,
2012 Spontan
● Pekerjaan: IRT
Anamnesis
Pasien datang dari Poli Kebidanan RSUD Dabo datang
pada pukul 11.00 Wib, dengan keluhan Keluar air-air
sejak 11 hari yang lalu. mules (+), bloodslym (+).
G4P3A0 hamil lebih bulan mengeluh mules mules yang
disertai keluar cairan banyak dari jalan lahir. Riwayat
mules mules dirasakan sejak malam sebelum masuk RS.
Mules dirasakan semakin kuat. mules disertai keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir. tidak berbau dan
tidak disertai peningkatan suhu tubuh.
Pemeriksaan Fisik
KU : Compos Mentis
Tensi : 160/100
Hr : 92x/menit
Rr : 22x/menit
Suhu : 360c
Jantung : BJ murni & reguler
Paru : Sonor, VBS ki=ka
Refleks : Fisiologis +/+
Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSA
G4P3A0 gravida 46-47 minggu + PEB +
Oligohidramniom + KPD
RENCANA PENGELOLAAN
Observasi DJJ dan kemajuan persalinan
MgSO4 4gr/iv bolus
Nifedipin 3x1
Metildopa 3x1
Lapor konsulen onsite, advis : setuju
diagnosis dan tindakan
Observasi KU, tanda vital
Pemeriksaan Penunjang
HBsAg (-)
HIV (-)
Protein (+1)
Follow Up Pasien
Perdarahan : -
Tanggal/Jam Catatan Instruksi
07/11/2020 KU : CM Boleh Pulang
T : 125/80 mmHg
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : afebris
Abd : datar, lembut
DM (-), PS/PP (-/-), NT(-)
TFU 2jbpst,kontraksi baik
1. Kehamilan Serotinus
Kehamilan lebih bulan sebagai kehamilan
yang berlangsung selama 42 minggu atau
lebih sejak periode menstruasi.
1. Preeklampsia Berat
Peningkatan tekanan darah ≥160/110
dengan usia kehamilan >20 mgg,
Trombosit <100.000/ mikroliter,
gangguan organ : ginjal, liver, edema paru
Proteinuria dipstick ≥+1
AKI hipertensi dalam kehamilan di dapatkan
kasus yang paling tertinggi di negara dan di
indonesia yaitu sebesar 30% dan diikuti kasus
perdarahan pada kehamilan sebesar 25%
Permasalahan
Pada pasien ini riwayat ANC di bidan. Pemeriksaan pertama kali pada usia
kehamilan 12 minggu, diketahui HPHT 15 Desember 2019, Taksiran persalinan
pada tanggal 22 September 2020. Pasien ini saat masuk RS tanggal 06 November
2020, Maka pasien ini didiagnosis sebagai 46 – 47 minggu. bayi dalam kondisi baik
tidak didapatkan tanda tanda kelainan atau tanda tanda bayi serotinus.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kehamilan serotinus pada pasien
ini?
a. Pengaruh progesterone
b. Teori oksitosin
c. Teori kortisol/ Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) janin
d. Syaraf uterus
e. Herediter
Pada pasien ini, dari anamnesis risiko kehamilan postterm tidak didapatkan. Dari
faktor risiko pemeriksaan fisik ibu dan janin tidak didapatkan faktor risiko. Maka pada
pasien ini tidak diketahui penyebab kehamilan serotinus.
3. Bagaimana komplikasi akibat kehamilan serotinus pada pasien ini?
Pada kasus ini dari pemeriksaan janin didapatkan bayi makrosomia dengan
berat 4300 gram, dengan skor apgar 8/9/10 proses persalinan lancar tanpa
distosia bahu, pada pemeriksaan pada janin tidak di dapatkan tanda-tanda
serotinus. Pada ketuban di dapatkan oligohidramnion dan plasenta dalam
keadaan utuh.
Tabel Terjadinya Dismaturitas
2 Hipotoni −
3 Kuku Tampak Panjang
−
4 Tampak Keriput
−
5 Tali Pusat Lembek −
4. Bagaimana tatalaksana kehamilan serotinus pada pasien ini?
Setelah usia kehamilan > 40 minggu penting dilakukan monitoring janin sebaik-
baiknya
Lakukan induksi persalinan bila sudah ada kematangan serviks
Operasi SC dapat dilakukan bila:
Pre eklampsia
Infertilitas
Kesalahan letak janin
Terjadi tanda gawat janin
Primigravida tua
Selama setelah observasi yang dilakukan pada pasien ini didapatkan kemajuan
persalinan yang baik, pembukaan serviks, turunnya kepala, dan his nya adekuat
5. Bagaimana tatalaksana PEB pada pasien ini?