Anda di halaman 1dari 8

STUDI ISLAM DENGAN

PENDEKATAN
FILOSOFIS

SYAILENDRA SABDO DJATI PS


191765028
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM B
PASCASARJANA IAIN PURWOKERTO
STUDI ISLAM

Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Dengan kata lain “usaha sadar dan
sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara
mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang
sejarahnya
ARTI FILSAFAT

 Filosofis diambil dari kata Filsafat, dalam Bahasa Yunani yang berarti Cinta
pengetahuan atau kebijaksanaan. Berasal dari gabungan kata philos (cinta) dan
shophis (kebijaksaan).
 Filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, menautkan sebab dan akibat serta
berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
 Dalam bahasa Arab dikenal kata hikmah dan hakim, kata ini bisa diterjemahkan
dengan arti filsafat atau filosof. Kata hukkam al-Islam bisa berarti falasifat al-Islam.
Hikmah adalah perkara tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia dengan melalui alat-
alat tertentu, yaitu akal dan metode-metode berpikirnya.
Louis O. Kattsof mengatakan, bahwa kegiatan
kefilsafatan ialah merenung. Tetapi merenung
bukanlah melamun, melainkan dilakukan secara
mendalam, radikal, sistematik dan universal.

Menurut Abuddin Nata maksud dari mendalam


artinya dilakukan sedemikian rupa hingga dicari
sampai ke batas di mana akal tidak sanggup lagi.
Radikal artinya sampai ke akar-akarnya hingga tidak
ada lagi yang tersisa, dan sistematik maksudnya
adalah dilakukan secara teratur dengan menggunakan
metode berpikir tertentu, dan universal maksudnya
tidak dibatasi hanya pada suatu kepentingan
kelompok tertentu, tapi untuk seluruhnya.
PERSAMAAN, PERBEDAAN DAN TITIK SINGGUNG

ILMU FILSAFAT AGAMA


“ Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang
bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai
sesuatu yang berada di balik objek formalnya. Dengan kata lain,
pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang dilakukan untuk


menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak.

Memahami ajaran Islam dengan pendekatan filosofis ini dimaksudkan agar


seseorang melakukan pengamalan agama sekaligus mampu menyerap inti,
hakikat atau hikmah dari apa yang diyakininya, bukan sebaliknya melakukan
tanpa makna.
APLIKASI PENDEKATAN FILOSOFIS

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Tidak


akan diterima shalat seseorang yang berhadats hingga dia
berwudlu.” (HR Bukhari)

Dari Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu


‘anhu, ia berkata, “Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ‘Bersuci itu sebagian
dari iman.....’” (HR. Muslim No. 223)
HIKMAH SYARIAT BERSUCI
 Pertama, bersuci merupakan dorongan fitrah manusia. Di mana manusia dengan fitrahnya tersebut pasti akan condong pada
kebersihan. Dan ia akan menghindar dari hal-hal yang kotor serta menjijikkan. Maka, Islam juga agama fitrah yang
memerintahkan (umatnya) untuk bersuci dan menjaga kebersihan (sesuai fitrah manusia itu sendiri).
 Kedua, menjaga kemuliaan umat Islam. Di mana watak manusia itu pasti condong pada kebersihan, senang berkumpul dan duduk-
duduk (dengan kawannya) di tempat yang bersih. Sebaliknya, mereka pun tidak suka, meremehkan dan menghindari tempat yang
kotor. Sehingga mereka tidak suka duduk-duduk (bersama kawannya) di tempat yang kotor.
 Ketiga, menjaga kesehatan. Kebersihan adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab seseorang dapat terhindar dari
penyakit. Karena banyak sekali penyakit itu menyerang manusia disebabkan karena kurang menjaga kebersihan.
Oleh karena itu, dengan membersihan badan, membasuh wajah, kedua tangan, hidung, dan kedua kaki dapat menjaga dari segala
penyakit. Di mana anggota-anggota tubuh tersebut sangat rentan terkena kotoran setiap waktunya. Maka, betapa bersihnya umat
Islam yang selalu membersihkan anggota-anggota tubuh rentan kotor tersebut berkali-kali setiap harinya.
 Keempat, menghadap Allah ‫ﷻ‬. dalam keadaan suci dan bersih. Manusia pastinya di dalam shalat akan berkomunikasi dan
bermunajat kepada Tuhannya. Maka, sepatutnya ia telah dalam keadaan suci dhahir dan batinnya, dan bersih hati dan badannya.
Karena Allah swt menyukai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.

Anda mungkin juga menyukai