Anda di halaman 1dari 38

PERDARAHAN

POST PARTUM
- Benediktus R. Kayame
- Elisa P. Wilujeng
- Bunga P. Bemba
- Chindy P.G Lay KELOMPOK - Margareth T. Raya
- Rosalia S. Kuway
- Christera M.D.S Filipe
- Dionisia I. Madin 14 - Wa Juliani Djampaka
- Yerni Palulun
DEFINISI

 PPS ( Perdarahan pasca-salin) secara umum


didefinisikan sebagai kehilangan darah dari
saluran genitalia >500 ml setelah melahirkan
pervaginam atau >1000 ml setelah melahirkan
secara seksio sesarea
Why do we care ?

 PPS merupakan penyebab terbesar kematian maternal


¼ dari seluruh kematian di seluruh dunia dan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal.
 Tahun 2012 AKI mengalami kenaikan 359 per
100.000 atau meningkat 57% dibandingkan tahun
2007 hanya 228 per 100.000 penduduk
Klasifikasi

 PPS primer (Primary post partum haemorrhage)


merupakan perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama pasca-salin sedangkan PPS sekunder
(secondary post partum haemorrhage) merupakan
perdarahan yang terjadi setelah periode 24 jam.
 PPS dapat bersifat Minor (500-1000 ml) atau mayor
(>1000 ml), PPS sedang (1000 -2000 ml) atau berat
(>2000 ml)
Manifestasi klinis perdarahan
postpartum
ETIOLOGI
4T
THROMBIN
Akibat abnormalitas
koagulasi yang jarang
terjadi sekitar <1%

TISSUE
Kejadiannya sekitar
TONE
10% seperti adanya 70% disebabkan
retensio plasenta atonia Uterus

TRAUMA
20% oleh karena
trauma jalan lahir
TONE (Atonia Uterus )

 Kegagalan atau lemahnya kontraksi pada rahim


sehingga perdarahan dari tempat melekatnya
plasenta tidak dapat tertutup.
 Rahim ditemukan lembek dan pembulu darah darah
pada placental bed terbuka lebar.
Faktor risiko
Keadaan Regangan rahim yang berlebihan

Dapat disebabkan oleh kehamilan kembar, polihidramnion, dan bayi yang berukuran besar >3500 gr

Multiparitas

Dapat menyebabkan timbulnya jaringan fibrosis pada oto rahim sehingga kontraksi rahim tidak sebaik sebelumya →atonia uteri

Persalinan lama

Dapat menyebabkan inersia uteri, dimana rahim tidak lagi berkontraksi

Plasenta previa

Keadaan plasenta terletak pada segmen bawah rahim dapat menyebabkan segmen bawah rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik untuk menghentikan perdarahan

Abrupsio plasenta

Menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi dan dapat juga terjadi koagulasi dan produk2 degradasi fibrin yang menghambat kontraksi rahim

Riwayat atonia uterus sebelumnya


TRAUMA (Trauma jalan lahir)

 Dapat terjadi karena episiotomi yang melebar,


robekan spontan pada perineum, vagina, dan serviks
serta ruptura uteri, trauma karena forceps atau
ekstraksi vakum dan memulai persalinan sebelum
pembukaan lengkap
Faktor risiko

Episiotomi
Persalinan Penggunaan
malpresen makrosomi persalinan Insisi Distonia
pervagina cervical
tasi a terlalu cerclage duhrssen bahu
m operatif
cepat
TISSUE (Retensio Plasenta)

 Adalah keadaan dimana plasenta masih belum bisa


dilahirkan setelah setengah jam bayi lahir.
 Waktu rata2 dari kelahiran janin sampai ekspulsi
plasenta adalah 8-9 menit.
 Bila melebihi 10 menit maka risiko kemungkinan
terjadinya perdarahan postpartum menjadi 2x lipat
(dikarenakan adanya adhesi yang kuat antara
plasenta dan uterus)
JENIS PERLEKATAN PLASENTA
Plasenta Akreta Plasenta Inkreta Plasenta Perkreta

Implantasi plasenta menembus Bila vili korialis sampai melewati


Implantasi plasenta hingga desidua basalis miometrium (masuk ke dalam miometrium hingga lapisan perimetrium
(menempel pada permukaan miometrium) miometrium) (menembus sampai serosa)
Kehamilan usia
lanjut (usia ibu
diatas 35 tahun)

multiparitas
berulang dan
Riwayat kuret
Faktor risiko
caesarea
Bekas sectio
previa
Plasenta
THROMBIN
(Gangguan pembekuan darah)

 Kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara


faktor pembekuan darah dan sistem fibrinolisis.
 Namun gangguan ini tidak selalu mengakibatkan
perdarahan yang pasif, umumnya menyebabkan
perdarahan postpartum tipe lambat atau eksaserbasi
perdarahan dan umumnya bersifat persisten.
DIC (Disseminated
intravascular
coagulation)

Preeklamsia

Solusia plasenta

Kematian janin dalam


kandungan

Emboli air ketuban


DIAGNOSIS PERDARAHAN
POSTPARTUM
1. ANAMNESIS
 Pada anamnesis dapat ditemukan adanya
perdarahan setelah melahirkan yang jika dihitung
jumlahnya > 500 cc
 Pasien mengeluhkan rasa lemas, berkeringat
dingin, pucat dan menggigil
 Faktor-faktor risiko juga dapat ditanyakan pada
pasien
Diagnosis lanjutan….
2. PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda-tanda vital pasien
- Perhatikan adanya takikardia, hiperpnea,
hipotensi, tanda2 syok
 Pemeriksaan obstetrik, perhatikan kontraksi letak
dan konsistensi uterus
 Perlu dilakukan pemeriksan dalam untuk menilai
adanya perdarahan, melihat keutuhan plasenta, tali
pusat dan robekan di daerah vagina.
Diagnosis lanjutan….

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Menilai Hb darah ( terutama bila Hb <8 gr/dL)
 USG : untuk melihat adanya gumpalan darah dan
retensi plasenta.
- USG periode antenatal dapat dilakukan untuk
mendeteksi pasien dengan resti yang memiliki faktor
predisposisi terjadinya perdarahan postpartum.
Diagnosis lanjutan….

4. PENEGAKAN DIGNOSTIK
 PPS bukanlah sebuah diagnosis, tetapi suatu akibat yang
perlu dicari penyebabnya.
 Diagnosis yang tepat adalah :
- PPS karena atonia uteri
- PPS karena robekan jalan lahir
- PPS karena sisa plasenta
- PPS karena retensio plasenta
- PPS karena ruptura uteri
- PPS karena gangguan pembekuan darah
PENCEGAHAN PPS
Masase fundus uteri, dilakukan untuk Rangsang putting, untuk merangsang
membantu menimbulkan kontraksi pada keluarnya oksitosin secara alami untuk
rahim. Namun WHO tidak membantu timbulnya kontraksi rahim
merekomendasikan hal ini sebagai untuk mencegahn PPS
tindakan pencegahan PPS pada wanita Jika rangsang puting tidak berhasil,
yang sudah mendapatkan oksitosin berikan uterotonika.
profilaksi
Lanjutan…
Peregangan tali pusat terkendali, dilakukan
pada saat ada kontraksi. Manual plasenta, diawali dengan memasukan
Diawali dengan meletakkan tangan di tangan menyusuri tali pusat. Lakukan
corpus uteri (tepat diatas simpisi pubis). gerakan menyusur di antara plasenta dan
Selama kontraksi lakukan gerakan uterus untuk melepas plasenta. Tahan fundus
mendorong ke arah dorsokranial ibu untuk sewaktu melepas plasenta, jika sudah
mencegah inversi uteri. berhasil, keluarkan tangan dari uterus.
Tangan lain memegang tali pusat didepan
vulva, selama kontraksi lakukan tarikan
terkendali pada tali pusat.
TATALAKSANA PERDARAHAN
POST PARTUM
Penatalaksaan dilakukan dengan prinsip ‘ HAEMOSTASIS’

H
Ask for HELP
- Segera meminta pertolongan/ dirujuk ke RS bila persalinan di bidan/PKM.
- Kehadiran ahli obstetri, bidan, ahli anastesi dan hematologis
Lanjutan….

A
ASSESS (vital parameter, blood loss) and Resuscitate
- Penilaian jumlah darah yang keluar mungkin untuk menentukan derajat perubahan hemodinamik
- Nilai tingkat kesadaran, nadai, tekanan darah, satursi oksigen harus dimonitor
Lanjutan…

E
Establish aetiology, Ensure Availability of Blood, Ecbolic (Oxytocin, Ergometrin or
Syntometrine bolus IV/IM
- Sementara resusitasi sedang berlangsung, dilakukan upaya menentukan etiologi PPS
- Nilai kontraksi uterus, cari adanya cairan bebas diabdomen, bila ada risiko trauma (bekas seksio, partus
buatan sulit), bila kondisi pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar
Lanjutan…

M
Massage the Uterus
- Perdarahan banyak yang terjadi setelah plasenta lahir ditangani dengan massase dan pemberian obat
uterotonika
- Bila uterus tetap lembek, ;akukan kompresi bimanual interna dengan menggunakan kepalan tangan di
dalam untuk menekan forniks anterior hingga terdorong keatas & telapak tangan di luar melakukan
penekanan pada fundus belakang sampai uetrus terkompresi
Lanjutan…

O
Oxytocin infusion/prostaglandins –IV/per rectal/IM/Intramyometrial
- Oksitosin 40 unit dalam 500cc salin
- Lini kedua: Ergometrin via IV/IM, dosis awal 0,2 mg,dosis lanjutan 0.2 mg stelah 15 menit(bila
diperlukan), MAX 1 mg/5 dosis/hr
Bila belum berhasil berikan misoprostol per rektal 800-1000ug
Lanjutan…

S
Shift to theatre-exclude retained products and trauma/bimanual compression
- Bila perdarahan masih masif, segera evakuasikan ke ruang operasi
- Pastikan pemeriksaan untuk menyingkirkan adanya sisa plasenta/selaput ketuban
- Bila ada sisa jaringan segera lakukan kuretase
Lanjutan…

T
Tamponade ballon/uterine packing
- Bila perdarahan masih berlangsung, pikirkan adanya koagulopati yang menyertai atonia yang refrakter
- Dapat dilakukan tamponade test dengan menggunakan tube sengstaken untuk menilai keberhasilan
penanganan PPS
- Tindakan ini dapat menghentikan perdarahan dan mencegah koagulopati karena perdarahan masif
Lanjutan…

A
Apply compression sutures – B-Lynch/modified
- Keputusan untuk laparotomi dilakukan setelah informed consent terhadap segala kemungkinan
tindakan yang akan dilakukan
- Bila tindakan B-Lynch tidak berhasil, pertimbangkan untuk dilakuka histerektomi
Lanjutan…

S
Systematic pelvic devascularization-uterine/ovarium/quadruple/internal iliac
- Ligasi a. uterina dan ligasi a. hipogastrika
Lanjutan…

I
Interventional radiologis, if appropriate, uterine artery
embolization
Lanjutan…

S
Subtotal/ total abdominal hysterectomy
TERIMA KASIH
Peralatan yang terkait dengan
perdarahan post partum
1. MENGUKUR DARAH YANG HILANG
- BRASSS-V DRAPE
2. MENGHENTIKAN PERDARAHAN
- BALLOON TAMPONADE

Anda mungkin juga menyukai