Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

 
OLEH:

NILA PRAPTININGTYAS K012171013


ANDI BATARI TOJA MICHDAR K012171014
YORI LAPU K012171028
DIAN EKA PERMATASARI W K012171168

Kemampuan membangun sistem kebijakan untuk mencapai tujuan
kebijakan merupakan kunci utama dalam menilai salah satu parameter
pemerintah yang sedang berkuasa.
MASALAH KESEHATAN
1. Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara
2. Ketimpangan Pelayanan Kesehatan

FAKTA
Indonesia telah mengalokasikan 5% dari belanja negara dalam sektor kesehatan (kemenkes RI,
2017 )
Ketimpangan Pelayanan Kesehatan di Indonesia disebabkan
oleh
economic inequity
geographical inequity

Variasi dari ketersediaan pelayanan kesehatan di suatu daerah


cenderung berkebalikan dengan kebutuhan pelayanan dari
penduduk yang dilayaninya masih tertampakkan di Indonesia
(Julian Tudor Hart)
Vested interested (Kepentingan Seseorang) tidak
sekadar imbalan uang atau materi dan jabatan/ posisi
tetapi juga ideologi, visi atau nilai-nilai pribadi yang
berbeda dengan aspirasi masyarakat


Masalah-Masalah Kesehatan adalah cerminan dari kegagalan
Kebijakan, buruknya formulasi kebijakan, ketidaktepatan
implementasi, rendahnya efektivitas evaluasi kebijakan kurang
mendukungnya aktor internal dan eksternal yang berperan dalam
pengembangan kebijakan

Aktor yang paling berpengaruh dalam pembuatan kebijakan


adalah ANGGOTA LEGISLATIF. Banyak anggota legislatif
belum memiliki kemampuan untuk merusmuskan kebijakan
(Identifikasi masalah tidak dilakukan dengan tepat)
MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Kegagalan Kebijakan
1. Vested Interested (Kepentingan Seseorang)

Penyebab Kegagalan kebijakan adalah


Kurangnya
2. Tidak memadukan Kepatuhan
pendekatan bottomdalam
up dan top down
mengimplementasikan
(Tidak berbagai
mempertimbangkan dampak regulasipada
yang diterima
daerah) atau isi kebijakan itu sendiri

3. Ketidaktepatan evaluasi kebijakan (Sehingga


Pengembangan kebijakan tidak berjalan dengan baik yang
berdampak pada lambatnya pencapaian sasaran kebijakan)
Upaya Pelaksanaan
Kebijakan

OECD mengatakan kegagalan kebijakan dapat diperbaiki dengan pelaksanaan policy


monitoring dan monitoring compliance
(yaitu pengawasan terhadap kepatuhan sebagai bentuk monitoring dan evaluasi)
Monitoring meliputi
1. Penilaian terhadap lingkungan
2. Menilai tingkat dan kualitas
stakeholder engagement’
3. Mendokumentasikan tahap atau
MONITORING kemajuan pengembangan kebijakan
dan dukungan aktor legislatif
terhadap kebijakan
4. Menetapkan kebijakan dalam
praktek-praktek aktual melalui
pendanaan dan perencanaan
Proses atau kegiatan mengikuti dan
menilai kebijakandampak
5. Mengevaluasi untuk
impementasi
menjamin bahwa kebijakan tersebut dapat dikembangkan,
didorong dan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan
ANALISIS KEBIJAKAN

Analisis kebijakan menjadi Instrumen penting dalam proses pengembangan kebijakan



Analisis Kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan
dalam proses pembuatan kebijakan, didalamnya termasuk aktivitas meneliti,
sebab, akibat dan kinerja kebijakan dan program publik.

Hasil Kebijakan tersebut kemudian disajikan kepada pengambil kebijakan publik


agar dapat memanfaatkannnya sebagai upaya memperbaiki proses dan kinerja
kebijakan
Koalisi advokasi:


1. Aktor-aktor yang terlibat
mempunyai keyakinan dan
motivasi kuat untuk
mengubah dan
Analisis Kebijakan- Koalisi Advokasi -memperbaiki kebijakan
yang ada
(policy brief) 2. SPEAKING TRUTH TO
THE POWER
3. Menciptakan Kesadaran
bersama dalam
mengapresikan
kesenjangan kebijakan.
4. MAKING SENSE
TOGETHER

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai