Anda di halaman 1dari 45

REHABILITASI

MEDIK
dr, Yenni, Sp.KFR
TIM REHABILITASI MEDIK
Dokter Rehabilitasi Medik
Fisioterapis
Terapi okupasi
Terapi wicara
Ortotis - prostetis
Psikolog
Perawat Rehabilitasi Medik
Pekerja social medik
DOKTER REHABILITASI MEDIS
 Job Desk : membuat diagnosis medik dan fungsional, konsultasi medik pasien yang di tangani
merencanakan program rehabilitasi medik, melakukan evaluasi secara berkala, melakukan kerja sama
antar disiplin ilmu kedokteran yang lain dan membuat prognosis medik & fungsional
 Pendidikan :  Program Pendidikan Dokter Spesialis-I Rehabilitasi Medik (Sp.KFR)
FISIOTERAPIS
 Job Desk : melaksanakan program yang dibuat dokter dengan keterapian fisik (modalitas dan
latihan fisik)
 Pendidikan : Program Pendidikan Fisioterapi, D3 (A.Md.Ft atau A.Md.Fis), D4 (S.St.Ft) S1
(S.Ftr atau S.Ft) dan gelar pendidikan profesi fisioterapi (Ftr).
TERAPI OKUPASI
 Job Desk : memberikan terapi latihan dan edukasi menggunakan alat yang mengarah ke fungsional
( kemampuan ADL ) misalnya keterampilan tangan untuk aktivitas makan –minum, menulis, memakai
pakaian dll
 Pendidikan : Jurusan Okupasi Terapi (OT), D-III Okupasi Terapi (A.Md) dan D-IV Okupasi
Terapi (S.ST).
TERAPI WICARA
 Job Desk : memberikan latihan pasien yang mengalami gangguan komunikasi verbal ( gangguan
bahasa, bicara, menelan ). Misal pada kasus keterlambatan kemampuan bicara pada anak –anak, afasia,
disartria, disfagia, dysfonia, dysaudia, stuttering
 Pendidikan : Pendidikan Profesi Terapi Wicara, D-III (AMd.TW), D-IV (SST.TW)
PEKERJA SOCIAL MEDIS
 Job Desk : membantu penderita dalam permasalahan sosial misalnya pembiayaan, pekerjaan, sekolah,
penanganan dirumah
 Pendidikan : Program Pendidikan pekerja sosial. gelar Ahli Kesejahteraan Sosial (A.K.S.)
PSIKOLOG
 Job Desk : Evaluasi psikologis dan Psikoterapi thd pasien yang mengalami gangguan psikologi
sebagai akibat kecacatan
 Pendidikan : Pendidikan Sarjana (S1) Psikologi (S.Psi)   Program Magister Profesi Psikologi
(S2 Psikologi Profesi) (M.Psi)
PERAWAT REHABILITASI MEDIK
 Jobdesk : memberikan Rehabilitasi diruangan perawatan thd pasien yang mengalami tirah baring lama
misalnya pencegahan dan penanganan ulkus decubitus, pencegahan kontraktur persendian, blader
training.
 Pendidikan : Program pendidikan keperawatan dilanjutkan dengan pelatihan asuhan rehabilitasi
medic.
  
ORTOTIS - PROSTETIS
 suatu bentuk pelayanan keteknisian medik yang ditujukan
kepada individu untuk merancang, membuat, dan mengepas alat
bantu untuk pemeliharaan dan pemulihan fungsi (ortotik), atau
penggantian anggota gerak (prostetik)
DIVISI REHABILITASI MEDIK
DIVISI REHABILITASI CEDERA OLAHRAGA
DIVISI REHABILITASI MUSKULOSKELETAL
DIVISI REHABILITASI NEUROMUSKULAR
DIVISI REHABILITASI KARDIOVASKULAR DAN
RESPIRASI
DIVISI REHABILITASI GERIATRI
DIVISI REHABILITASI PEDIATRI
DIVISI REHABILITASI CEDERA
OLAHRAGA
Cedera olahraga adalah segala macam cedera yang timbul, baik sewaktu kegiatan fisik, latihan
maupun pertandingan.
Cedera yang sering terjadi adalah :
 Cedera jaringan lunak seperti cedera otot, sendi, dll.
 Cedera tulang (patah tulang karena tekanan)

Tujuan: konsultasi, pemeriksaan fungsi, dan program terapi untuk orang yang mengalami
cedera akibat olahraga.
DIVISI REHABILITASI
MUSKULOSKELETAL
Program terapi yang dirancang khusus untuk membantu orang yang mengalami masalah nyeri atau cedera
pada otot, tendon, ligamen dan sendi.
DIVISI REHABILITASI
NEUROMUSKULAR
Melayani konsultasi, pemeriksaan fungsional, dan terapi penyakit saraf dan otot antara lain : Gangguan
menelan, stroke, cedera tulang belakang,infeksi otak,tuberkulosis tulang belakang.
DIVISI REHABILITASI
KARDIORESPIRASI
melayani konsultasi, pemeriksaan fungsional, dan terapi penyakit jandung antara lain Coronary
artery bypass, Gagal Jantung,PPOK, TB paru, Asma Bronkial
DIVISI REHABILITASI GERIATRI
Konsultasi, pemeriksaan fungsi, dan terapi geriatric/usia lanjut antara lain : latihan kekuatan otot,
latihan kebugaran dan keseimbangan.
DIVISI REHABILITASI PEDIATRIC
Konsultasi, pemeriksaan fungsi, dan terapi pada anak anak antara lain:
 latihan spastisitas
 klinik menelan
 sindroma down
 pusat craniomaxillofasialis
 tumbuh kembang
 sensori
 terapi snozelen
ALAT BANTU
JALAN
ALKER STANDAR (STANDAR
WALKER)
WHEELED WALKER ( WALKER
BERODA)
KRUK KETIAK
KANADIANN KRUK ( KRUK
LENGAN )
KUADRIPOT  ( TONGKAT
PIRAMID KAKI 4 )
TRIPOT ( TONGKAT PYRAMID
KAKI 3 )
TONGKAT STANDARD
CARA
PEMERIKSAAN
POLA JALAN
3 ELEMEN POLA JALAN
 Keseimbangan
 Kekuatan
 Fleksibilitas
4 STRATEGI KESEIMBANGAN
Indonesia. 2006.
SUDOYO, Aru W., et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas

RESPON POSTURAL
a. Pergelangan kaki
Tujuan : Paling sering digunakan pd gangguan terhadap keseimbangan kecil, lambat dan
dekat dengan garis tengah, serta dasar permukaan pijakan yang keras, stabil dan luas.
Fungsi :
Mengontrol gerakan ayunan tubuh pd posisi tegak (upright sway)
Mempertahankan pusat gravitasi
Proses :
Membutuhkan kekuatan otot dan lingkup gerak sendi pergelangan kaki yg
utuh
kontraksi otot dari distal ke proksimal.
Gerakan ke depan  kontraksi otot gastrocnemius, otot hamstring &
praspinal  plantarflexi, mempertahankan panggul dan lutut pd posisi
ektensi.
Gerakan ke belakang  kontraksi otot tibialis anterior, kuadrisep dan
abdominal
b. Panggul
Tujuan : mengontrol pusat massa tubuh dengan membuat gerakan
yang kuat dan cepat pada sendi panggul, punggung, dan rotasi
pergelangan kaki
Fungsi :
Untuk mempertahankan keseimbangan sebagai respon terhadap gangguan
yang lebih besar, cepat, dan hampir mendekati batas stabilitas, maupun
ketikan landasan pijakan tidak stabil atau sempit.
Contoh : berdiri dengan kaki tandem atau pada satu kaki
Proses :
Kepala dan panggul bergerak pada arah yang berlawanan
Kontraksi otot dari proksimal menuju distal
Dimulai dari kontraksi otot abdominal, otot kuadrisep, & tibialis anterior.

SUDOYO, Aru W., et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
c. Suspensori
Tujuan : saat kombinasi stabilitas dan mobilitas dibutuhkan dan
mengontrol pusat gravitasi menjadi lebih mudah
Contoh : berselancar angin.

Fungsi : merendahkan pusat gravitasi terhadap landasan penopang


dengan cara flexi kedua ekstremitas bawah atau sedikit berjongkok.
Proses : memendekkan jarak antara pusat gravitasi dan landasan
penopang.
d. Melangkah dan Menggapai
Tujuan :
membuat landasan penopang baru saat strategi pergelangan kaki maupun
panggul tidak memadai untuk memulihkan keseimbangan.
Jika pusat gravitasi sudah melewatu landasan penopang awal.

SUDOYO, Aru W., et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
SUDOYO, Aru W., et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2006.
SIKLUS BERJALAN
 Gait yaitu cara atau gaya berjalan pada umumnya meliputi pula kecepatan bergerak (meter per
detik) dan jumlah langkah per unit waktu (langkah permenit = cadence).
 Durasi satu siklus berjalan dimulai ketika tumit salah satu kaki menyentuh pijakan (heel-
strike/heel on) sampai dengan tumit yang sama kembali menyentuh pijakan.

SUDOYO, Aru W., et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
 Fase satu siklus :

1. Stance phase / fase kaku bersentuhan dengan pijakan.


Proses : ketika kaki bersentuhan dengan pijakan (heel strike) dan
berakhir ketika kaki terangkat meninggalkan pijakan (toe-off).
Kecepatan berjalan 60% dari durasi satu siklus

2. Swing phase / fase kaki berada di udara.


Proses : dimulai ketika kaki terangkat meningggalkan pijakan dan
berakhir kerika kaki kembali bersentuhan dengan pijakan.
Kecepatan berjalan 40% dari durasi satu siklus

SUDOYO, Aru W., et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
PEMERIKSAAN KEKUATAN DAN
TONUS OTOT
 Menilai bagian ekstremitas dan memberi tahanan atau mengangkat serta menggerakan otot
yang akan dinilai.
PEMERIKSAAN
KESEIMBANGAN DAN
MOBILITAS FUNGSIONAL
 Tujuan : mendeteksi perubahan klinis bermakna yang menyebabkan seseorang berisiko untuk
jatuh atau timbul disabilitas dalam mobilitas.
 Uji fungsional : the timed up-and-go (TUG), uji menggapai fungsional (functional reach test),
dan uji keseimbangan berg (the berg balance sub-scale of the mobility index)
TIME UP AND GO
Interpretasi :
Tujuan : mengukur mobilitas, Nilai <10 detik  kemandirian penuh
keseimbangan, dan pergerakan pada Nilai 10-<20 detik  umumnya mandiri
usila. untuk berbagai aktivitas mobilitas deperti
Cara : fungsi mobilitas fungsional aktivitas mandi, naik tangga, berpergian
sendiri.
dasar diukur dari berapa detik waktu
Nilai 20-29 detik  terdapat variasi dalam
yang diperlukan subjek untuk
melakukan aktivitas berturut-turut. mobilitas dan keseimbangan
Contoh : Nilai 30 / > detik  mobilitas terganggu
bangkit dari kursi bertinggi duduk 46 cm dan ketergantungan pada kebanyakan
dengan sandaran lengan dan punggung aktivitas karena risiko tinggi
Berjalan sepanjang 3meter
Berbalik arah kembali menuju kursi dan
duduk kembali
 Keuntungan :
Pemeriksaan valid (tidak menggunakan alat bantu jalan
Berkorelasi tinggi dengan uji keseimbangan berg, indeks barthel, kecepatan
berjalan
Dapat digunakan kemampuan usila untuk bergerak dengan aman
dilingkungannya
Mudah dilakukan hanya membutuhkan perlengkapan, waktu dan tempat yang
minimal
Dapat dikuantifikasi
Dapat digunakan unyuk mengukur perubahan mobilitas setelah dilakukan
intervensi
Sensivitas 87%, spesivitas 87% untuk mengidentifikasi oran dewasa di
komunitas yang berisiko jatuh.
TIME UP AND GO TEST
Perintah:
 Berdiri dari kursi dan berjalan sejauh 3 meter
 Putar balik, langsung
 Berjalan menuju kursi
 Dan duduk kembali

 Catat waktu ketika mulai berjalan

 Hentikan waktu ketika kembali duduk


30 SECOND CHAIR STAND
 Posisi duduk tegak  Perintah
 Letakkan tangan pada bahu dengan  Berdiri tegak di depan kursi, dengan
menyilang kedepan, menempel di dada  Tangan pada posisi
 Kedua kaki menempel pada lantai
 Kembali duduk setelah berdiri
 Posisi duduk tegak tersandar ke kursi
dengan baik
 Lakukan selama 30 detik, dan hitung
jumlahnya
4 STAGE BALANCE TEST
 Berdiri tegak
 Contohkan posisi kaki sesuai gambar, dan
katakana mulai (waktu berjalan)
 Tes dilakukan satu per satu sesuai urutan
gambar
 Hasil normal bila mampu berdiri dengan
waktu > 10 detik

RISIKO JATUH MENINGKAT KETIKA


SALAH SATU TEST KURANG DARI
10 DETIK
 Uji Menggapai Fungsional
Tujuan : menilai kontrol postural dinamis dengan mengukur jarak
terjauh seseorang yang berdiri mampu menggapai atau
mencondongkan badannya kedepan tanpa melangkah

Interpretasi :

Usia Laki-laki perempuan


41 - 69 tahun 14,98 inci ± 2.21 13,81 inci ± 2,2

70 – 87 tahun 13,16 inci ± 1.55 10.47 inci ± 3.4

70 atau lebih 6 inci atau kurang berkorelasi dengan kecepatan berjalan dan risiko untuk
jatuh.
UJI KESEIMBANGAN BERG

 Tujuan : uji aktivitas dan keseimbangan Hal yang dinilai :


fungsinal yang menilai penampilan
Dilakukan penilaian dua dimensi dari
mengerjakan 14 tugas.
keseimbangan yaitu kemampuan subjek
untuk mempertahankan postur tegak
 Interpretasi : diberikan angka 0 (tidak Melakukan penyesuaian yang tepat pada
mampu melakukan) sampai 4 (mampu gerakan yang di kehendaki (volunteer).
mengerjakan dengan normal sesuai
dengan waktu dan jarak yang di tentukan)
dengan skor maksiuman 56.
Skor 56-54 = risiko jatuh 3-4%
Skor bertambah 6-8% ketika
hilang satu poin
Skor kurang dari 36 = risiko
jatuh 100%
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai