Anda di halaman 1dari 77

Macam-macam Flap

Ada beberapa persyaratan yang harus


dilakukan pada prosedur flap yaitu :
• incisi flap harus bersifat continuous (bersambung)
dan jangan terputus – putus. Prinsip ini dilakukan
dengan cara insisi menggunakan scalpel yang
konstan menyentuh tulang dibawahnya.
• desain insisi harus diusahakan menghindari
struktur anatomi yang penting seperti nervus
mentalis, pembuluh darah palatal, foramen
incisivus, nervus infraorbital, nervus lingualis,
kelenjar submandibular, kelenjar parotis, pleksus
venous hupoglossal, arteri bukalis, nervus fasial,
arteri fasialis, dan vena fasialis
Lanjutan Syarat prosedur flap :
• insisi vertical diawali pada daerah vestibulum
bukalis dan diakhiri pada bagian interdental dari
gingival.
• Perluasan flap harus memberikan lapang pandang
yang sesuai. Agar memudahkan akses
pembedahan, atau ukurannya harus lebih besar
dan jangan terlalu kecil. Dan juga tidak boleh
menimbulkan tegangan dan trauma saat
dimanipulasi.
Lanjutan Syarat prosedur flap :
• Dasar flap harus lebih luas dari pada ujung
flap, hal ini dengan tujuan agar suplai darah
ke ujung flap tidak kurang, sehingga
mencegah kematian pada flap.
• insisi tambahan pada bukal harus serong
• insisi harus sejajar dengan pembuluh darah,
guna mempertahankan suplai darah
• Hindari retraksi flap yang terlalu lama
Tipe flap
Telah diuraikan berbagai jenis flap pada
prosedur bedah mulut, dimana nama dari flap
itu sendiri berasal dari bentuk flapnya. Oleh
karena itu banyak sekali bentuk flap pada
perwatan bedah mulut, akan tetapi yang
terpenting pada pembuatan flap adalah
desain dasar pembuatan flap yang harus
dipahami.
Macam flap
• Intraoral • Ekstraoral
a. Flap trapezoid a. Ellips
b. Triangular b. M plasty
c. V plasty
c. Envelope
d. Unilateral / single flap
d. Semilunar
e. Bilateral advancement flap
e. Pedikel
f. Rotation flap
g. Interposition flap
h. W plasty
I. Flap intraoral
A. Flap bentuk trapezoidal

• bentuk trapesium ini dibentuk oleh suatu insisi


horizontal sepanjang tepi gingiva yang mengikuti
alur tepi gingiva, dan ditambah dua insisi vertikal
yang menyerong pada bagian bukal.
• Ujung dari insisi vertikal berujung pada interdental
gingiva tepi. Agar tidak merusak cervik gigi
tetangga pada saat penyembuhan.
Lanjutan flap trapezoid..
• Perluasan pada vertikal flap dipastikan meluas
sekitar satu sampai dua gigi dari gigi yang akan
di ekstraksi. Dan dasar flap harus lebih besar
agar suplai darah ke ujung gingiva tidak kurang.
• Flap ini digunakan untuk prosedur pencabutan
yang luas, terutama ketika flap triangular tidak
memungkinkan untuk mendapatkan akses yang
cukup.
Keuntungan jenis trapezoid:
– perluasan akses yang sempurna
– memungkinkan untuk melakukan pencabutan satu
atau dua gigi
– tidak menghasilkan tegangan jaringan
– penutupan kembali lebih mudah ke posisi awal,
yang akan membantu penyembuhan yang cepat.
Kerugian jenis trapezoid:
• dapat menyebabkan resesi gingiva
B. Flap bentuk triangular
• Bentuk flap jenis ini lebih dikenal sebagai flap
bentuk L.
• Flap ini mirip dengan jenis trapesium, tetapi
perbedaannya terletak pada insisi vertikal pada
bagian bukalnya.
• Pada tipe triangular ini insisi vertikalnya hanya
membutuhkan satu insisi saja, yaitu bisa berbentuk
bidang vertikal lurus dan juga bisa bentuk serong.
• Tipe ini digunakan pada bagian bukal dan labial
pada kedua rahang.
• Indikasi tipe ini adalah pembedahan pada sisa akar
yang terpendam, kista kecil, dan apikoektomi.
Keuntungan flap triangular :

– persediaan darah yang cukup


– visualisasi yang baik
– penyembuhan dan stabilitas sangat baik
– mudah dimodifikasi bila memerlukan insisi vertikal
tambahan
Kerugian flap triangular :

• akses yang terbatas untuk melihat akar yang


panjang.
• Menimbulkan ketegangan yang berlebih pada
saat aplikasi flap retractor. Sehingga
menyebakan kecacatan pada gingiva pada
saat penyembuhan.
Gambar flap triangular :
C. Flap bentuk envelope

• Flap envelope ini merupakan hasil dari insisi


horizontal sepanjang garis servikal gigi.
• Insisi pada flap envelope ini dibuat pada bagian
sulcus gingiva yang diperluas sepanjang 4 – 5 gigi.
• Indikasi dari flap jenis ini adalah untuk bedah gigi
insisivus, premolar, dan molar, di permukaan labial
atau bukal dan palatal atau lingual, dan juga
diindikasikan pada perawatan apikoektomi, kista,
dan gigi impaksi.
Keuntungan flap envelope :

– untuk menghindari pembuatan flap vertikal, dan


juga meningkatkan prognosis pada pengembalian
dan penyembuhan flapnya dengan baik.
Kerugian flap envelope :
– kesusahan pada saat merefleksikan flapnya,
khususnya pada palatum
– tegangan flap baik tetapi memiliki resiko akhir
robek pada flapnya
– visualisasi yang terbatas pada apikoektomi
– akses yang terbatas
– memungkinkan untuk terjadinya kerusakan
pembuluh darah dan saraf pada bagian palatal
– mengalami kerusakan pada gingiva cekat
Gambar flap envelope :
D. Flap bentuk semilunar
• Flap jenis ini merupakan hasil dari insisi yang membengkok.
• Insisi ini dimulai dari lipatan vestibular dan membentuk
seperti busur dengan bagian yang cembung mengarah ke
gingiva cekat.
• Penjahitan akan lebih baik apabila tepi bawah dari flap ini
berada pada 2-3 mm di atas pertemuan mukosa bergerak
dan cekat.
• Akhir dari masing – masing sisi yang diinsisi ini harus meluas
minimal satu gigi dari area pengurangan tulang. Flap
semilunar digunakan untuk apikoektomi, penghilangan
kista berukuran kecil, dan sisa ujung akar.
Keuntungan flap semilunar :

– insisi yang kecil


– refleksi yang mudah
– tidak menyebabkan resesi gingiva
– tidak mengintervensi jaringan periodontal
– oral higiene yang tinggi bila dibandingkan dengan
tipe flap lainnya
Kerugian flap semilunar :

• kemungkinan salah perhitungan lokasi flapnya


tinggi, karena flap diawali pada bagian yang
menjauhi tepi gingiva
• akses dan visualisasi yang terbatas
• pengembalian flap yang susah
Gambar flap semilunar :
E. Flap bentuk Y
• Insisi dibuat sepanjang midline palatum,
ditambah dua insisi anterolateral, dimana
kedua cabang flap diinsisi mengarah ke gigi
kaninus kanan dan kiri.
• Prosedur flap ini diindikasikan untuk
perawatan pembedahan eksositosis yang kecil
pada palatum.
F. Flap bentuk X
• jenis flap ini digunakan untuk pembedahan eksositosis
yang besar. Yang memiliki desain dasar seperti pada
flap bentuk Y.
• dari bentukY flap adalah ditambah dua insisi arah
posterolateral.
• Flap jenis ini akan mendapatkan akses yang lebih baik
dan luas daripada bentukY.
• Flap jenis ini didesain untuk menghindari
terpotongnya arteri pada palatum karena sejajar
dengan pembuluh darah arteri.
Gambar :
G. Flap pedikel

• Pada flap jenis ini terdapat 3 bentuk flap


yang digunakan untuk menutup oroantral
yaitu bukal, palatal, dan bridge.
Flap bukal

• Flap tipe ini merupakan flap trapesium pada bukal,


yang disesuaikan dengan daerah yang akan ditutup.
Flap jenis ini biasanya digunakan pada pasien yang
memiliki daerah tidak bergigi. Flap ini dihasilkan dari
2 insisi serong pada bagian bukal. Setela flap dibuat,
periosteum diinsisi secara melintang, hal ini
bertujuan agar flap semakin elastis untuk ditarik
menutupi socket gigi pasca pencabutan.
Flap palatal

• Flap jenis ini dilakukan bila vestibulum bukal dari


daerah socket gigi tidak memungkinkan untuk
dilakukan flap bukal. Flap jenis ini menggunakan
bagian mukoperiosteal palatum yang dari posterior
dibawa ke bukal dari socket gigi. Flap ini selalu diikuti
oleh pembuluh darah palatum (arteri palatina
mayor). Setelah dirotasi ke bukal, flap di jahit. Lalu
daerah insisi ditutup dengan gingival pack selama
beberapa hari, agar daerah palatum bekas insisi
tertutup oleh jaringan granulasi atau epitelisasi
ulang.
Gambar :
Flap bridge

• Flap jenis ini adalah flap palatobukal dan


perpendicular pada alveolar ridge. Setelah
diinsisi, flap dibawa ke posterior atau anterior
tergantung dari kasusnya. Flap ini digunakan
untuk menutup lubang oroantral dengan
tanpa melibatkan bagian vestibular, dan
digunakan hanya pada daerah sebelahnya
yang kosong atau edentulous.
Gambar :
Penutupan Flap
• Persiapan jahit
• Penjahitan flap
Metode flap pada kepala dan leher
Prinsip Eksisi dan Insisi kepala - leher
• Perencanaan yang baik dalam melakukan
eksisi dan insisi lesi pada kepala dan leher 
mendapatkan hasil akhir yang baik.
• perencanaan yang baik tersebut berupa
mengetahui anatomi kepala dan leher dan
juga yang lebih penting adalah mengetahui
batas anatomi penting terhadap prinsip
estetika.
Garis ideal insisi pada wajah

Garis anatomi
wajah
Garis ideal insisi pada bibir
Relaxed Skin Tension Lines
• Disebut juga bagian dari garis kulit yang
bertegangan lemah terutama pada wajah
• Prinsip dari RSTL biasa digunakan pada saat
melakukan eksisi membulat pada kulit.
• Garis ini dihasilkan dari hubungan antara kulit
dengan serat muskulus wajah dibawah kulit.
Gambar garis RSTL yang Gambar garis RSTL pada aplikasi
dihubungkan dengan serat eksisi di wajah
muskulus wajah
1. Ellipse form
Merupakan suatu jenis eksisi simpel yang
digunakan untuk suatu lesi pada wajah. Seperti
jaringan tumor, jaringan cicatrix, dll
2. M- plasty
• Merupakan modifikasi dari eksisi bentuk ellips.
• Eksisi ini digunakan apabila membutuhkan
pengurangan dari garis panjang akhir dan juga
mengurangi terlibatnya jaringan sehat
• Sudut lengan pada M plasty sebaiknya kurang
dari 30° untuk menghindari terjadinya kelainan
pada bentuk lengan cabang.
• Metode M-plasty ini juga dapat digunakan pada
bibir
Gambar M - Plasty
3. V plasty
• V plasty bisa digunakan untuk memperbaiki bentuk
bibir dari lesi pada bibir, membentuk bibir yang
asimetri, dan juga karena trauma, V plasty jenis ini
disebut juga (V-Lip Procedure).
• V plasty dibuat berbentuk triangular dengan 2 garis
insisi.
• Bentuk V plasty merupakan salah satu pilihan yang
sesuai untuk eksisi dan memperbaiki pada bagian
tengah bibir, sedangkan bentuk V yang miring atau
disebut juga “”Hound’s tooth” lebih baik pada bibir
bagian lateral.
• Metode ini juga menggunakan prinsip RSTL
Gambar V plasty pada bibir

Central Lateral
4. Unilateral / single flap
• Merupakan flap pedikel tunggal
• Flap ini biasa digunakan pada lesi di dahi dan
bibir
5. Bilateral Advancement Flap
• Flap jenis ini lebih fleksibel daripada unilateral
flap, walaupun menggunakan prinsip desain
yang sama dengan flap unilateral.
• Panjang kedua lengan flap harus sama
panjang.
• Flap ini biasa diaplikasikan pada philtrum bibir
atas
Gambar bilateral flap
6. Rotation flap
• Flap ini merupakan flap serbaguna atau dapat
digunakan pada lesi yang besar pada kepala
dan leher.
• Panjang lengan flap didapat dari 4 kali lebar
lesi.
• Flap dibuat dengan cara bagian lesi dibentuk
triangular, lalu diinsisi semicircular, lalu
dirotasikan menutup lesi.
Gambar Rotation Flap
7. Interposition Flap
• Flap ini kadang disebut juga sebagai flap transposisi.
• Karena flap ini didapat dari kulit bagian lain sebagai
pendonor yang dirotasikan ke sisi eksisi lesi.
• Interposisi ini harus menggunakan flap yang fleksibel
untuk menutup beragam bentuk lesi besar dan kecil
pada kepala dan leher.
• Terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Bilobed flap
2. Rhomboid flap
3. Z-plasty
A. Bilobed Flap
• Bilobed flap merupakan dua transposisi flap,
dimana terdiri dari:
1.Lesi primer
2.Flap pendonor besar: sedikit lebih kecil
daripada lesi primer
3.Flap pendonor kecil: setengah dari diameter
flap pendonor besar.
Gambar Bilobed Flap
B. Rhomboid flap
• Flap ini merupakan alternatif lain yang baik
untuk menutup lesi yang kecil pada kepala
dan leher
• Flap ini didapat dari bagian kulit yang fleksibel
yang nantinya akan dirotasikan ke lesi.
Gambar Rhomboid Flap
C. Z-Plasty
• Z-plasty yaitu jenis flap interposisi yang
memiliki 2 garis flap yang saling berlawanan
dan 1 garis flap yang berada pada garis lesi.
• Flap ini disebut juga sebagai “double
triangular flap”
• Lengan lateral flap harus sama keduanya dan
juga sudut keduanya juga harus sama, hal ini
merupakan prinsip keberhasilan z-plasty
Z - Plasty
• Panjang axis yang menutupi daerah lesi dapat
dipengaruhi oleh sudut cabang yang dibuat.
Seperti :
1.Sudut 30° : meningkatkan panjang axis
mencapai 25%
2.Sudut 45 ° : meningkatkan panjang axis
mencapai 50%
3.Sudut 60 ° : meningkatkan panjang axis
mencapai 75%
Z - Plasty
• Lengan pada z-plasty sebaiknya :
1.Tidak lebih dari 1 cm pada wajah
2.Tidak lebih dari 1,5cm pada leher
• Apabila ingin menutup lesi yang besar
sebaiknya menggunakan multipel z-plasty
Komplikasi Z-plasty
Beberapa komplikasi yang terjadi pada z-plasty :
1.Nekrosis flap
2.Hematoma (pembekuan darah) yang terjadi di
bawah flap
3.Infeksi
4.Terbukanya flap : dikarenakan flap dibuat di
daerah tegangan kulit yang kuat dan juga
dikarenakan suplai darah yang tidak adekuat.
Gbr. Z-plasty yang dihubungkan Suturing akhir paz-plasty
dengan RSTL
Gambar single Z-Plasty
Gambar multiple Z-Plasty
Penggunaan z-plasty pada palatoplasty
• Z – plasty juga dapat diaplikasikan pada kelainan
cleft palate
• Furlow. L, 1978, menemukan suatu metode
palatoplasty yang disebut “Double – Reversing Z-
Plasty”
• Teknik ini hanya digunakan pada cleft submukosa
dan cleft palatum lunak
• Flap dibuat menjadi dua bagian yaitu oral mukosa
dan otot palatum lunak
• Kedua flap ini dibuat dengan cara berlawanan
pada lengan flap.
Gambar. Penampang sagital soft palate
8. W-Plasty dan Geometric Broken
Line Closure
• Berfungsi sebagai :
1.Menyamarkan lesi pada wajah yang tidak
sejajar dengan RSTL
2.Baik pada lesi dengan panjang lebih dari 2cm
Gambar W-Plasty
W-Plasty
Gambar GBL
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai