Anda di halaman 1dari 71

ELIMINASI URINE

Usraleli, S.Kep
Anatomi fisiologi Sal Perkemihan
1. GINJAL
 Organ retroperitoneal
 Terdiri atas 1 juta unit nefron yang
bertugas menyaring darah & m’buang
zat sisa
 Ginjal berfungsi mempertahankan
homeostasis cairan tubuh mell 6 cara.
Enam cara ginjal mempertahankan
homeostasis cairan tubuh
A. Pengaturan Volume cairan
● Jumlah cairan & elektrolit fluktuasi
● Jika indiv byk minum  urinenya menjadi
banyak & encer, sebaiknya

B. Pengaturan jumlah elektrolit tbh


● Komposisi elektrolit cendrung konstan krn
dipertahankan mell 2 proses yaitu GFR dan
proses reabsorbsi
“ saat jumlah ion Na+ meningkat mk ginjal
akan mengontrolnya dgn cara meningkatk
GFR & menghambat sekresi aldosteron shgg
reabsorbsi Na+ berkurang, sebaliknya “
C. Pengaturan asam basa tubuh
● Ginjal mrpkan pengatur asam basa paling
kuat
● Dlm menjalankan fungsinya, ginjal tidak
hanya mengubah pengeluaran H+ , ttp jg
menahan/membuang HCO s/d kondisi tbh
D. Eksresi sisa-sisa metabolisme
● Ginjal mengeluarkan zat-zat racun dr tbh
misal : ureum, kreatinin, asam urat,, sulfat
dan obat-obatan dari tubuh.
E. Reabsorbsi bahan yg penting utk tbh
● Normalnya, bahan2 organik spt glukosa
& asam amino diserap kembali scr total
ke darah & tdk dikeluarkan ke urine.

upaya mencegah hilangnya nutrien penting


F. Fungsi hormonal & metabolisme
● Adanya renin – angiotensin – aldosteron
system

B. URETER
 Mrpkan tabung yg berasal dari ginjal dan
bermuara di vesica urinaria
 Panjang 25 cm. Diameter 1.25 cm
 Bag atasnya berdilatasi & melekat pada
hiulus ginjal
 Bag bawahnya memasuki V urinaria pd
sudut dasar vesica urinaria.
 Setiap menit tjd 1 – 4 x gerakan peristalsis
utk mendorong urine melewati ureter ini
 Pada pertemuan ureter –V Urinaria tdpt
katub yg berguna mencegah urine yg sdh
masuk VU kembali ke ureter sehingga
mencegah penyebaran infeksi dr VU ke
atas
C. Kandung kemih ( Vesica Urinaria )
 Mrpkan kantung muskular t4 urine
bermuara dr ureter
 Sgt elastis shgg dpt menahan regangan
yg sgt besar
( Saat terisi penuh , tingginya bisa
melebihi sympisis pubis bahkan tingginy
bisa sampai umbilikus )
 Jika kosong/terisi setengah, VU terletak
di blkg symphisis pubis
 Pada Lk : VU terletak antara prostat &
rektum
Pada Pr : VU terletak antara uterus &
vagina
D. Uretra
 Berapa panjang uretra wanita ? Laki2 ?
 Uretra laki2 membentang dari VU sampai
ujung penis. Uretra wanita membentang dari
VU sampai lubang labia minora & klitoris

Lebih rentan mengalami infeksi sal kemih


PROSES PEMBENTUKAN URINE
Tiga (3) proses dasar dlm pembentukan urine
I. Filtrasi glumerulus
 ± 25 % dari seluruh darah yg dipompakan
jantung ke ginjal mell arteri renalis untuk
difiltrasi ( pada glomerulus nya ginjal )
 Saat darah melewati glumerulus, terjadi
proses filtrasi shgg semua plasma darah &
komponen lainnya disaring
 Filtrat yang lolos a.l : air, natrium, klorida,
glukosa sulfat & bikarbonat yg kemudian
diteruskan ke tubulus

II. Reabsorbsi Tubulus


 Pada tubulus atas tjd reabsorbsi sebagian
zat-zat penting : Glukosa, Na, Cl, H2SO4 &
ion karbonat scr fasif Reabsorbsi Oblogator
 Bila diperlukan , tubulus bawah akan
mereabsorbsi Na & ion karbonat melalui
proses aktif Reabsorbsi Fakultatif.
Zat yang masih diperlukan tsb dibawa
kembali ke jantung untuk diedarkan lagi
III. Sekresi
 Mekanisme ini mrpkn cara kedua darah
masuk ke tubulus
PROSES BERKEMIH ( MIKSI )
Urine masuk ke VU
Stretch reseptors

Tjd peregangan serat otot dinding VU

Impuls berjalan mell serabut aferen  pars


medulla spinalis & ditransmisikan ke cortex
cerebri
Miksi dikontrol saraf aferen
menuju VU, impuls
Timbul keinginan bak berjalan menuju saraf
parasimpatis sakralis
menyebabkab :
● Otot VU berkontraksi
● Sfncter VU berelaksasi
Pengeluaran urine dibantu oleh kontraksi otot

Urine keluar ( miksi )


FAKTOR YG M’PENGARUHI MIKSI

1. Diet & intake cairan


■ Intake yg kurang mybbk volume darah
yg msk ginjal berkurang utk difiltrasi
shgg urine berkurang & mjd pekat
■ Kebiasaan m’konsumsi jenis makanan ttt
/ minuman ttt : teh, kopi, coklat, alkohol
 menghambat hormon ADH sehingga
me pengeluaran urine.
■ Diuresis ( pe pembtkan & produksi urine)
dapat meningkat oleh hal berikut :
 Minum kopi
 Makan coklat
 Minuman yang mengandung kafein
 Buah & sayuran jg dpt me produksi
urine
■ Pemilihan makanan yang kurang
manfaatnya : jengkol  menghambat
proses miksi ( krn asam jengkolat bila byk
dpt mybbkan terbentuk kristal asam
jengkolat shg sal kemih tersumbat

2. Kebiasaan / gaya hidup


■ Life style berkaitan dgn kebiasaan indiv
saat miksi
Mis : terbiasa di sungai akan sulit bila di
toilet atau memakai pispot saat sakit
3. Pertumb dan perkemb
■ Dipengaruhi usia dan BB
Urine normal bayi / anak : 400 - 500 cc
Urine Orang dewasa : 1500 – 1600 cc
Bayi yang BB 10 % BB OD mampu
menghslkan urine 33% lebih banyak dari O.D
■ Anak belum dpt mengontrol mikturisinya
hingga usia 18 – 24 bln
■ Pengontrolan bak siang hari lebih baik drpd
malam hari
■ Bumil mengalami pe miksi karena VU
tertekan
■ Lansia
Seiring dg proses penuaan (aging proses ),
pe fungsi ginjal beriringan dgn pe dlm
pengontrolan kemampuan miksi.
 Pe kecepatan filtrasi glomerulus & pe
kemampuan ginjal dlm pemekatan urine
 Lansia pria resti tjd hypertropy prostat
shgg mengalami retensi & inkontinensia 
Keluhan lansia : sering berkemih, nokturia
, residu urine
Usia Rata-rata produksi urine
Lahir s/d 2 hari 15 – 60 cc
3 hari s/d 10 hari 100 – 300 cc
10 hari s/d 2 bulan 250 – 450 cc
2 bulan s/d 1 tahun 400 – 500 cc
1 tahun s/d 3 tahun 500 – 600 cc
3 tahun s/d 5 tahun 600 – 700 cc
5tahun s/d 8 tahun 700 – 1000 cc
8 tahun s/d 14 tahun 800 – 1400 cc
14 tahun s/d dewasa 1 500 cc
Dewasa 1 500 cc / lebih
4. Faktor psikologis
■ Kondisi stres & kecemasan dpt menyebbk
pe stimulus berkemih sebagai upaya
kompensasinya
■ Meningkatnya stres dpt mengakibatkan
sering munculnya keinginan berkemih
Karena me sensitivitas keinginan utk
berkemih & me jumlah produksi urin
 muncul keinginan miksi hanya setelah
bbrp menit y.l miksi
■ Menggunakan toilet umum pd bbrp indiv
menyulitkan utk Miksi
■ Ancietas dan Stres emosional :
Meningkatkan frekuensi miksi
Muncul keinginan miksi hanya bbrp menit
y.l setelah miksi

5. Kebiasan pribadi
■ Privacy dan waktu yg adekuat utk miksi
biasanya penting bagi seseorang
6. Aktivitas dan tonus otot
■ Eliminasi urine membutuhk konstraksi
otot VU, abdomen & pelvis. Jika tjd G3
kemampuan otot, dorongan berkemih
juga akan berkurang
■ Hilangnya tonus otot VU menyebabkan
kemampuan mengontrol miksi menurun.
■ Aktivitas dapat me kemampuan
metabolisme & produksi urine scr total
7. Kondisi patologis
■ Saat sakit : demam  byk cairan yg
keluar mell penguapan di kulit

Penurunan produksi urine

■ Implamasi & iritasi organ kemih

Retensi urine
■ Peny ttt berpengaruh produksi urin : DM
8. Medikasi / pegobatan
■ Efek pengobatan dpt me & me urin
Diuretik  meningkatkan jumlah urine
Antikolinergik  me jumlah urine

 Retensi urine dpt disebabkan oleh obat :


 Anti-kolinerfik : atropin
 Anti-histamin : Sudafed
 Anti-hipertensi : Aldomet
 Beberapa obat dpt merubah wana urine :
Menjadi berwarna kuning : Vit B2,Piridium
Menjadi berwarna orange s/d karat :
Sulfadinamid, warfarin.
Menjadi berwarna pink s/d merah :
Torazin, dilantin, cascara
 Menjadi berwarna hijau s/d biru :
Amitriptilin, metilen biru
Menjadi berwarna coklat s/d hitam :
Metronidazole, senyawa besi yg diinjeksik
9. Pembedahan
■ Efeknya me filtrasi glomerulus me
jumlah produksi urine krn obat anastesi

10. Sosio – Kultural


■ Petani ( bangsa korea ) menganggap sebuah
lubang di tanah adalah utk miksi
■ Bangsa Amerika “fasilitas toilet merupkan
sesuatu yang pribadi “
■ Bangsa Eropa “fasilitas toilet dpt digunak
bersama-sama”
■ Peraturan di sekolah : jam istirahat, ujian
mempengaruhi miksi seseorg

Jadi, dlm segi kep memenuhi keb eliminasi


praktisi kes harus memperhatikan aspek
budaya & kebiasaan sosial kliennya
11. Temperatur ( Suhu )
■ Demam ( penguapan cairan tbh me krn
aktivitas metabolik me )

Tubuh kekurangan cairan

berpotensi tjd penurunan produksi urine


 Demam juga mempengaruhi nafsu makan,
kelemahan otot dan pe intake cairan
12. Prosedur Bedah
■ Pembedahan struktur panggul/ abdomen
bgn bawah dpt merusak urinasi akibat
truma lokal pd jaringan sekitar karena
mengakibatk edema & perasadangan

Itulah sebabnya klien pasca bedah ureter,


VU, uretra dikondisikan memakai kateter
rutin
■ Analgetik, Narkotik dan anastesi akan
memperlambat laju filtrasi glomerulus
Exp: Klien yg mendpt anastesi & analgetik
seringkali tdk merasakan bhw VUny
penuh dan tdk mampu memulai /
menghambat miksinya

STIMULASI MIKSI
setiap perasaan yg mendahului proses
pengosongan kandung kemih (VU)
CARA MENSTIMULASI KLIEN MIKSI
1. Intake cairan yang adekuat
2. Mendengarkan suara air mengalir
3. Menyiram alat kelamin dg air hangat2 kuku
4. Menempatkan klien di lingk yang dingin

Ketika ginjal berfungsi normal, jumlah urine


yg dikeluarkan setiap hari sebanding dgn
jumlah cairan yang diminum
KOMPOSISI URINE
Air kemih ( 96% )
Larutan ( 4% )
larutan Organik
Urea, ammonia, kreatin, uric acid
larutan An-organik
Natrium (sodium), klorida, kalium, sulfat,
magnesium, fosdor.
Natrium klorida mrpk larutan an-organik
yang paling banyak
KARAKTERISTIK URINE NORMAL
A. Warna
● Normalnya : kekuning-kuningan
● Dipengaruhi diet, obat, kepekatan
● Bila oranye gelap menunjukkan adanya
pengaruh obat.
Bila warna merah & kuning kecoklatan
mengindikasikan adanya penyakit
● Warna merah terang  perdarahan pd uretra /
Vesika Urinaria
● Warna coklat gelap disebabkan konsentrasi
bilirubin yg tinggi akibat disfungsi hepar
B. Kejernihan
● Normalnya : jernih/bening/ terang/transparan
bila dibiarkan lama akan keruh

C. Bau
● Berbau khas atau sedikit aromatik
Bila dibiarkan lama akan berbau spt amoniak
● Semakin pekat warnanya semakin kuat baunya
D. Berat jenis ( Konsentrasi urine )
● Tergantung jumlah zat yg terlarut dlm urine
● Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1,010
Bila sesudah minum air ( : urine diencerkan oleh
ginjal ) maka berat jenis urine kurang dr 1,010
Tetapi bila ginjal memekatkan urine sbgmana
fungsinya maka, berat jenisnya meningkat
● 1,010 – 1,030
E. PH
● Sedikit asam ( 4,5 - 7,5 )
● Dapat menunjukkan asam-basa
Bila bersifat alkali  menunjukkan aktivitas
bakteri

F. Glukosa
● Adanya glukosa dlm urine tidaklah berarti bila
sifatny sementara mis indiv yg mengkonsumsi
banyak gula
● Bila menetap  Diabetes Mellitis
G. Protein
● Molekul protein yg besar spt Albumin, globulin,
Fibrinogen tdk dapat disaring o/ ginjal ( artinya
zat tsb tdk ada dl urine )
● Pd kondisi kerusakan ginjal, molekul tsb dapat
melewati saringan ginjal shgg tdpt dlm urine

H. Jumlah
● 1200 – 1500 ml/24 jam
Intake dan Out Put Cairan
Intake Cairan ( dlm Ml )
1. Air minum : 1500 ( 500 – 3000 )
2. Air dlm makanan : 1000 ( 500 – 1500 )
3. Air hasil oksidasi : 100 ( 50 – 200 )
Total : 2600 ( 1050 – 4700 )

0ut Put Cairan ( dlm Ml )


1. Urine : 1500 ( 600 – 3000 )
2. I W L : 800 ( 400 – 1000 )
3. Faeces : 200 ( 50 – 500 )
Total : 2600 ( 1050 – 4500 )
Empat jenis urine berdasarkan
waktu pemeriksaannya
1. Urine Sewaktu
Urine yang dikeluarkan pada waktu yang
tdk ditentukan secara khusus.
■ Digunakan pd berbagai macam pemeriksaan
seperti pemeriksaan rutin.
2. Urine Pagi
Urine yg pertama-tama dikeluark pd pagi hr.
■ Sering dipakai utk pemeriksaan kehamilan
 PLANO TEST
3. Urine 24 jam
a. Urine siang 12 jam :
Urine yg dikumpulk mulai jam 0800–2000 Wib.
b. Urine malam 12 jam :
Urine yg dikumpulk mulai jam 2000–0800 pagi

4. Urine Post Prandial


Urine yg pertama dikeluarkan dikeluarkan 1,5 -
3 jam sesudah makan ( rata-rata 2 jam sesudah
makan )
■ Sering digunakan utk mengetahui peny DM
Pengumpulan sampel urine
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan urine

1. Urine saat bangun tidur pagi hari baik digunakan


utk urinalysis krn lebih pekat & lebih besar dapat
mengungkapkan keabnormalitasannya
2. Wadah/tempat urine harus bersih dan tertutup
(perlindungan thp kontaminasi bakteri serta perub
kimiawi)
3. Spesimen harus disimpan dlm lemari pendingin
segera setelah diambil,jk tdk urine mjd alkalis
akibat kontaminasi bakteri pemecah urieum
dari lingkungan di sekitarnya.

4. Pemeriksaan mikroskopis hrs dilakukan dlm 30


menit setelah urine dikumpulkan
URINE 24 JAM
 Perlu kerjasama klien, kelg dan tim medis
 Sebelum & sesudah pemeriksaan ini vesika
urinaria hrs kosong
Klien dianjurkan mengosongkan vesika urinaria
pada waktu yang ditentukan ( jam 0800 pagi ) urine
dibuang.
Kemudian semua urine yang dikeluarkan selama
24 jam berikutnya ( s/d jam 0800 pagi berikutny )
dikumpulkan
SPESIMEN CLEAN-CATCH-MIDSTREAM URINE

 Spesimen urine dikeluarkan dgn cara yg umum


biasanya tdk dpt utk pemeriksaan bakteorologi
akibat kontaminasi pd meatus uretra
Hal ini diantisipasi dgn cara clean-catch-midstream
urine yaitu mengambil urine di tengah – tengah
pengeluaran urine saat Bak dgn cara bersih.
Bukan saat mulai / berakhirnya bak
CARA CLEAN-CATCH-MIDSTREAM
URINE PADA LAKI-LAKI
a. Buka glans penis, bersihkan dg sabun s.d daerah
sekitarnya
b. Hilangkan semua bekas sabun dgn kapas yang
dibasahi air
c. Jangan menampung urine yg pertama kali keluar,
buang bagian ini
d. Tampung bgn berikutnya ke botol streil bertutup
e. Jgn menampung bbrp tetes urine terakhir krn
sekresi prostate dpt msk ke dlm urine pd bag akhir
pancaran urine
CARA CLEAN-CATCH-MIDSTREAM
URINE PADA WANITA
a. Pisahkan kedua labia agar orifium uretra tidak
terhalang.
b. Bersihkan daerah meatus uretra dan sekitarnya dgn
air lalu disabuni
c. Hilangkan semua bekas sabun dgn kapas yang
dibasahi air
d. Jangan menampung urine yg pertama kali keluar,
buang bagian ini
e. Tampung bgn berikutnya ke botol streil bertutup

f. Jgn menampung bbrp tetes urine terakhir krn sekresi


prostate dpt msk ke dlm urine pd bag akhir
pancaran urine
Masalah2 umum yang berkaitan dgn
eliminasi urine

Urgensi Poliuria
Retensi Hematuria
Hesistency Pyuria
Dysuria Albuminuria
Oliguria Proteinuria
Anuria Glycosuria
Enuresis Inkontinensia
Nocturia
1. Urgensi
Keinginan kuat untuk berkemih shg tergesa2
ke toilet

Penyebab Urgensi : Inflamasi VU, infeksi akut, G 3


uretra, gangguan prostat
2. Retensi
Penimbunan urine dlm VU serta tidak
mampunya VU benar-benar kosong
Tanda dan gejala Retensi urine :
1. Ketidaknyamanan pd daerah pubis
2. Distensi VU ( pembengkakan VU )
3. Me keresahan & keinginan berkemih
4. Intake & out put tdk seimbang

Penyebab Retensi urine :


a. Operasi daerah abdomen bawah, Pelvis, VU,
uretra, strikture uretra
b. Pembesaran kelenjar prostat
c. Trauma sumsum tulang belakang
3. Hesistency
Kelambatan ( kesulitan ) untuk memulai
berkemih

4. Dysuria
Sukar berkemih dg atau tdk disertai dg
nyeri

5. Anuria
Tidak adanya urine dlm VU shg haluaran
urine kurang dari 100 ml / hari
6. Polyuria
Pengeluaran urine dlm jumlah besar pd
wkt ttt lebih dari 2 – 6 liter tanpa adanya
peningkatan intake cairan
Dapat tjd karena : DM, defisiensi ADH, peny ginjal
kronik
Tanda & gejala : Polydipsi, dehidrasi, hilangnya BB

7. Hematuria
Adanya sel darah merah dlm urine yg
warnanya tergantung jumlah darah & PH
TOILET TRAINING

 Latihan utk berkemih dan defekasi adalah tugas


perkemb anak usia toddler ( 1-3 thn )
● Kemampuan sfincter uretra utk mengontrol
rasa ingin berkemih dan sfincter ani untuk
mengontrol rasa ingin defekasi mulai berkemb.
Kemampuan ini sejalan dgn kemampuan untuk
berjalan.
● Kemampuan sfincter ani lebih dulu tercapai
dibandingkan dg kemampuan sfincter uretra
krn sensasi utk defekasi lebih sensasinya
dirasakan anak lalu dikomunikasikan pd ortu
dibandingkan sensasi utk berkemih.
LATIHAN TOILET TRAINING PADA ANAK
1. Ortu hrs diajarkan bagamana cara mengontrol
berkemih & defekasi.
Selama latihan, ortu hrs mengawasi anak dan
pakaian hrs mudah dibuka
2. Jika ada, gunakan pispot utk anak / langsung
ke toilet pd jam ttt scr reguler (mis setiap 2 jam).
3. Dudukkan anak pd pispot /toilet dengan cara
menapakkan kaki dgn kuat pd lantai shgg dpt
membantunya mengedan.
latihan utk merangsang rasa mengedan ini
± 5 – 10 menit
Empat tanda anak sudah siap
diajarkan toilet training
( Wong,1997 )
A. Siap SECARA fisik, anak :
 Usianya telah 18 – 24 bulan
 Dapat duduk / jongkok ± 2 jam
 Ada gerakan usus yg reguler
 Kemampuan motorik kasar : spt duduk, berjln
Kemampuan motorik halus : membuka baju
B. Siap secara mental , anak :

 Telah mengenal sensasi yg dtg tiba-tiba untuk


berkemih dan defekasi
 mampu berkomunikasi scr verbal & non verbal
jika merasa ingin berkemih dan defekasi
 Sudah mempunyai keterampilan kognitif utk
mengikuti perintah & meniru prilaku orla
C. SIAP SECARA PSIKOLOGIS, anak :

 Dpt duduk/jongkok di toilet selama ± 5–10 mnt


tanpa berdiri
 Mpy rasa ingin tahu / penasaran thp kebiasaan
orang dewasa dalam buang air
 Merasa “ risih ” bila basah dan ada benda
padat di celana dan ingin diganti segera
D. TANDA ORTU SUDAH SIAP
MENGAJARKAN TOILET TRAINING

 Mengenal tingkat kesiapan anak utk berkemih


dan defekasi
 Ada keinginan untuk meluangkan waktu yang
diperlukan utk berkemih & defekasi pd anaknya
 Tidak mengalami konflik / stres keluarga yang
berarti ( misalnya perceraian )
Askep klien dg mas keb eliminasi urine

A. Pengkajian, meliputi :
1. Kebiasaan berkemih
 Bgmn kebiasaan klien & hambatan2 nya
2. Frekuensi berkemih
 Frekuensi berkemih dlm 24 jam
 5 x / hr, tergantung kebiasaan seseorang
 Bangun tdur atau menjelang tidur
 70% miksi di siang hari, 30% pd malam hari
3. Volume berkemih
4. Asupan dan haluaran cairan
Askep klien dg mas keb eliminasi urine

A. Pengkajian, meliputi :
1. Kebiasaan berkemih
 Bgmn kebiasaan klien & hambatan2 nya
2. Frekuensi berkemih
 Frekuensi berkemih dlm 24 jam
 5 x / hr, tergantung kebiasaan seseorang
 Bangun tdur atau menjelang tidur
 70% miksi di siang hari, 30% pd malam hari
3. Volume berkemih
4. Asupan dan haluaran cairan
5. Pemeriksaan fisik
 Abdomen
Kaji dgn cermat adanya pembesaran, distensi
VU, nyeri tekan VU, pembesaran ginjal
 Genitalia
Kaji kebersihan daerah genitalia. Amati adany
bengkak, radang pd meatus uretra, nodul, lesi,
radang pd labia mayora/minora
 Urine
Kaji karakteristik urine klien lalu bandingkan
dengan karakteristik urine yang normal
6. Tes diagnostik
1. Pemeriksaan urine
Warna, kejernihan, bau, PH, berat jenis dll
2. Tes darah
meliputi : BUN, bersihan kreatinin, Non Protein
Nitrogen (NPN)
Asam Urat
 Mendeteksi peny pd ginjal, anemia, asam folat,
luka bakar
 Bila asam urat tinggi indikasi peny : leukemia,
gagal ginjal, malnutrisi

Albumin
 bertujuan mendeteksi kemampuan albumin yg
disintesis o/ hepar
 Digunakan menentukan adanya G 3hepar : sirosis,
luka bakar, G3 ginjal, kehilangan protein dlm jumlah
byk.
Haematokrit
 Bertujuan mengukur konsentrasi sel-sel darah
merah dalam darah
 Mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah,
gagal ginjal kronis, defiensi vit B dan vit C.

Gula darah puasa


 Mendeteksi adanya diabetes / hypoglikemik
Gula darah Post Prandial
 = gula darah puasa ttp darah diperiksa setelah 2
jam klien makan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perub pola eliminasi urine berhub dgn :
● Penurunan kapasitas / iritasi VU akibat peny
● Penurunan tonus otot akibat dampak thyerapy
● Efek pembedahan saluran kemih
● Hambatan lingk ke kamar mandi
● Kurangnya motivasi ( pada klien anak-anak )
2. Inkontinensia fungsional berhub dgn :
● Pe tonus VU akibat dari dampak psikologis
● Gangguan mobilitas
● Kehilangan kemampuan motoris-sensoris(lansia)
3. Retensi berhub dengan :
● Obstruksi jalan keluar VU akibat impaksi faeces

4. Perub body image berhub dg :


● inkontinensia, enuresis, ureteroscopy

5. Resiko terjadinya ISK berhub dgn :


● Pemasangan kateter, kurangnya kebersihan
perineum

6. Resiko perub keseimbangan cairan & elektrolit


berhub dgn : G3 drainage ureteroscopy
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan intervensi kep :
 Memahami arti eliminasi urine
 Membantu mengosongkan VU
 Mengembalikan fungsi VU
 Mempertahankan integritas kulit
 Mencegah infeksi
 Mencegah kerusakan kulit
 Memberikan asupan cairan yg adekuat
 Memberikan rasa nyaman
 memulihkan self esteem/menceha tek emosional
Thanks

Any Question ???

Anda mungkin juga menyukai