Usraleli, S.Kep
Anatomi fisiologi Sal Perkemihan
1. GINJAL
Organ retroperitoneal
Terdiri atas 1 juta unit nefron yang
bertugas menyaring darah & m’buang
zat sisa
Ginjal berfungsi mempertahankan
homeostasis cairan tubuh mell 6 cara.
Enam cara ginjal mempertahankan
homeostasis cairan tubuh
A. Pengaturan Volume cairan
● Jumlah cairan & elektrolit fluktuasi
● Jika indiv byk minum urinenya menjadi
banyak & encer, sebaiknya
B. URETER
Mrpkan tabung yg berasal dari ginjal dan
bermuara di vesica urinaria
Panjang 25 cm. Diameter 1.25 cm
Bag atasnya berdilatasi & melekat pada
hiulus ginjal
Bag bawahnya memasuki V urinaria pd
sudut dasar vesica urinaria.
Setiap menit tjd 1 – 4 x gerakan peristalsis
utk mendorong urine melewati ureter ini
Pada pertemuan ureter –V Urinaria tdpt
katub yg berguna mencegah urine yg sdh
masuk VU kembali ke ureter sehingga
mencegah penyebaran infeksi dr VU ke
atas
C. Kandung kemih ( Vesica Urinaria )
Mrpkan kantung muskular t4 urine
bermuara dr ureter
Sgt elastis shgg dpt menahan regangan
yg sgt besar
( Saat terisi penuh , tingginya bisa
melebihi sympisis pubis bahkan tingginy
bisa sampai umbilikus )
Jika kosong/terisi setengah, VU terletak
di blkg symphisis pubis
Pada Lk : VU terletak antara prostat &
rektum
Pada Pr : VU terletak antara uterus &
vagina
D. Uretra
Berapa panjang uretra wanita ? Laki2 ?
Uretra laki2 membentang dari VU sampai
ujung penis. Uretra wanita membentang dari
VU sampai lubang labia minora & klitoris
5. Kebiasan pribadi
■ Privacy dan waktu yg adekuat utk miksi
biasanya penting bagi seseorang
6. Aktivitas dan tonus otot
■ Eliminasi urine membutuhk konstraksi
otot VU, abdomen & pelvis. Jika tjd G3
kemampuan otot, dorongan berkemih
juga akan berkurang
■ Hilangnya tonus otot VU menyebabkan
kemampuan mengontrol miksi menurun.
■ Aktivitas dapat me kemampuan
metabolisme & produksi urine scr total
7. Kondisi patologis
■ Saat sakit : demam byk cairan yg
keluar mell penguapan di kulit
Retensi urine
■ Peny ttt berpengaruh produksi urin : DM
8. Medikasi / pegobatan
■ Efek pengobatan dpt me & me urin
Diuretik meningkatkan jumlah urine
Antikolinergik me jumlah urine
STIMULASI MIKSI
setiap perasaan yg mendahului proses
pengosongan kandung kemih (VU)
CARA MENSTIMULASI KLIEN MIKSI
1. Intake cairan yang adekuat
2. Mendengarkan suara air mengalir
3. Menyiram alat kelamin dg air hangat2 kuku
4. Menempatkan klien di lingk yang dingin
C. Bau
● Berbau khas atau sedikit aromatik
Bila dibiarkan lama akan berbau spt amoniak
● Semakin pekat warnanya semakin kuat baunya
D. Berat jenis ( Konsentrasi urine )
● Tergantung jumlah zat yg terlarut dlm urine
● Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1,010
Bila sesudah minum air ( : urine diencerkan oleh
ginjal ) maka berat jenis urine kurang dr 1,010
Tetapi bila ginjal memekatkan urine sbgmana
fungsinya maka, berat jenisnya meningkat
● 1,010 – 1,030
E. PH
● Sedikit asam ( 4,5 - 7,5 )
● Dapat menunjukkan asam-basa
Bila bersifat alkali menunjukkan aktivitas
bakteri
F. Glukosa
● Adanya glukosa dlm urine tidaklah berarti bila
sifatny sementara mis indiv yg mengkonsumsi
banyak gula
● Bila menetap Diabetes Mellitis
G. Protein
● Molekul protein yg besar spt Albumin, globulin,
Fibrinogen tdk dapat disaring o/ ginjal ( artinya
zat tsb tdk ada dl urine )
● Pd kondisi kerusakan ginjal, molekul tsb dapat
melewati saringan ginjal shgg tdpt dlm urine
H. Jumlah
● 1200 – 1500 ml/24 jam
Intake dan Out Put Cairan
Intake Cairan ( dlm Ml )
1. Air minum : 1500 ( 500 – 3000 )
2. Air dlm makanan : 1000 ( 500 – 1500 )
3. Air hasil oksidasi : 100 ( 50 – 200 )
Total : 2600 ( 1050 – 4700 )
Urgensi Poliuria
Retensi Hematuria
Hesistency Pyuria
Dysuria Albuminuria
Oliguria Proteinuria
Anuria Glycosuria
Enuresis Inkontinensia
Nocturia
1. Urgensi
Keinginan kuat untuk berkemih shg tergesa2
ke toilet
4. Dysuria
Sukar berkemih dg atau tdk disertai dg
nyeri
5. Anuria
Tidak adanya urine dlm VU shg haluaran
urine kurang dari 100 ml / hari
6. Polyuria
Pengeluaran urine dlm jumlah besar pd
wkt ttt lebih dari 2 – 6 liter tanpa adanya
peningkatan intake cairan
Dapat tjd karena : DM, defisiensi ADH, peny ginjal
kronik
Tanda & gejala : Polydipsi, dehidrasi, hilangnya BB
7. Hematuria
Adanya sel darah merah dlm urine yg
warnanya tergantung jumlah darah & PH
TOILET TRAINING
A. Pengkajian, meliputi :
1. Kebiasaan berkemih
Bgmn kebiasaan klien & hambatan2 nya
2. Frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih dlm 24 jam
5 x / hr, tergantung kebiasaan seseorang
Bangun tdur atau menjelang tidur
70% miksi di siang hari, 30% pd malam hari
3. Volume berkemih
4. Asupan dan haluaran cairan
Askep klien dg mas keb eliminasi urine
A. Pengkajian, meliputi :
1. Kebiasaan berkemih
Bgmn kebiasaan klien & hambatan2 nya
2. Frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih dlm 24 jam
5 x / hr, tergantung kebiasaan seseorang
Bangun tdur atau menjelang tidur
70% miksi di siang hari, 30% pd malam hari
3. Volume berkemih
4. Asupan dan haluaran cairan
5. Pemeriksaan fisik
Abdomen
Kaji dgn cermat adanya pembesaran, distensi
VU, nyeri tekan VU, pembesaran ginjal
Genitalia
Kaji kebersihan daerah genitalia. Amati adany
bengkak, radang pd meatus uretra, nodul, lesi,
radang pd labia mayora/minora
Urine
Kaji karakteristik urine klien lalu bandingkan
dengan karakteristik urine yang normal
6. Tes diagnostik
1. Pemeriksaan urine
Warna, kejernihan, bau, PH, berat jenis dll
2. Tes darah
meliputi : BUN, bersihan kreatinin, Non Protein
Nitrogen (NPN)
Asam Urat
Mendeteksi peny pd ginjal, anemia, asam folat,
luka bakar
Bila asam urat tinggi indikasi peny : leukemia,
gagal ginjal, malnutrisi
Albumin
bertujuan mendeteksi kemampuan albumin yg
disintesis o/ hepar
Digunakan menentukan adanya G 3hepar : sirosis,
luka bakar, G3 ginjal, kehilangan protein dlm jumlah
byk.
Haematokrit
Bertujuan mengukur konsentrasi sel-sel darah
merah dalam darah
Mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah,
gagal ginjal kronis, defiensi vit B dan vit C.