Anda di halaman 1dari 16

PERIUNGUAL WARTS

DISUSUN OLEH : ADHITYA SRI HARTANTO


19360001

PEMBIMBING
DR. HJ. HERVINA,SP.KK,FINSDV, MKM 

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2021
DEFINISI

 Periungual Warts (PW), atau kutil di sekitar kuku, juga dikenal sebagai
verruca vulgaris, disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan
umumnya muncul sebagai lesi kulit yang terletak di sekitar lipatan
kuku, namun juga dapat mempengaruhi lempeng kuku.
 Penyakit ini muncul pada hiponikium dan dasar kuku.
ETIOLOGI

 Tipe 1
Human Papilloma  Tipe 2
Virus (HPV)
 Tipe 4

 Virus ini tidak memberikan tanda dan gejala akut namun memiliki tanda dan gejala yang lambat dan ekspansi
fokal dari sel epitel jaringan.
 Lesi dapat muncul secara subklinis dalam jangka waktu yang lama, bahkan dapat muncul sampai berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun.
FAKTOR RESIKO

Penggunaan tempat pemandian umum

Trauma

Daya tahan tubuh yang lemah


EPIDEMIOLOGI

 Penyakit ini dapat timbul pada segala usia, tetapi jarang pada bayi dan anak kecil. Kelainan meningkat selama
umur sekolah dan menurun setelah umur 20 tahun.
 Sering pada penderita yang mempunyai kebiasaan menggigit atau merobek kuku.

 Belum ada data pasti mengenai prevalensi penyakit ini.

 Hal ini disebabkan tidak semua pasien dengan veruka datang untuk mencari bantuan tenaga medis, karena sifat
daripada lesi itu sendiri yang tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari dan terkadang dapat sembuh sendiri
seiring berjalannya waktu.
 Namun lesi ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, sering mengalami rekurensi, serta menimbulkan bekas
berupa jaringan parut.
DIAGNOSA

 Biasanya gejala-gejala bersifat asimtomatik, kecuali jika ada fisura.

 Kutil di hiponikium, akan membesar melalui dasar kuku dan mencapai lempeng kuku. Kutil

yang terletak subungual sering memberi rasa sakit.

 Ditemukan lesi kulit tunggal atau berkelompok, bersisik, memiliki permukaan kasar berupa

papul atau nodul yang seperti duri.

 Lesi muncul secara perlahan dan dapat bertahan dengan ukuran kecil, atau membesar. Lesi

dapat menyebar ke bagian tubuh lain.


DIAGNOSA

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:

Gambaran red-black (hemorrhagic) dot dikelilingi white halo yang


dihubungkan dengan papilomatosis, red-black (hemorrhagic) streaks
Dermoskopi pada weight bearing area palmoplantar, dan hairpin vessels.
Pemeriksaan dermoskopi dapat membantu diagnosis dan evaluasi
terapi.

Gambaran epidermal akantosis dengan papilomatosis, hiperkeratosis,


parakeratosis, terdapat pemanjangan rete ridges kearah tengah veruka,
Histopatologi dan penonjolan pembuluh darah dermis yang memungkinkan terjadinya
trombus. Pemeriksaan histopatologi diperlukan pada lesi yang memiliki
diagnosis banding atau kelainan yang luas.
PATOGENESIS

 Virus menginfeksi dengan inokulasi langsung dan tertangkap oleh sentuhan, kontak seksual atau saat

berenang mandi.

 Epidermis menebal dan hiperkeratotik.

 Keratinosit di lapisan granular mengalami vakuola karena terinfeksi HPV.

 Pada kasus periungual warts, infeksi Papiloma virus humanus menyebabkan tumor yang beningna

dengan permukaan kasar.


PATOFISIOLOGI

Masuknya virus melalui sawar epidermis yang mengalami kerusakan.

Virus di sel kulit akan berada dalam bentuk plasmid ekstrakromosom atau episom di inti sel basal
epitel yang tidak mengganggu keberadaan genom sel inang.

Jika kopi DNA virus telah mencapai jumlah tertentu, keratinosit akan menghasilkan protein L1 dan
L2 yang berperan sebagai kapsid pembungkus virus.

Kapsid akan membungkus DNA virus dengan bantuan protein E2, yang membawa DNA HPV masuk
ke inti dari sel inang.

Partikel virus kemudian akan dilepaskan dari keratinosit yang mengalami deskuamasi pada
permukaan veruka.
DIAGNOSIS BANDING
  Etiologi Gejala Predileksi Efloresensi
Tuberkulosis Kutis Verukosa Mycobacterium Plak verukosa dengan tepi Pada bagian tubuh Eritema, pus, dan
tuberculosis dan tidak teratur, berkonsistensi yang terbuka dan erosive
Mycobacterium atypical kasar atau lunak pada bagian sering mengalami
 
tengah, dikelilingi oleh suatu trauma
 
halo hiperpigmentasi dan
terdapat lesi serpiginosa,
biasanya tidak nyeri dan
tanpa gejala sistemik

Bowen Disesase Pajanan sinar matahari dan Plak tipis eritematosa yang Pada daerah terpajan Eritematosa, skuama,
radiasi ionisasi berskuama di sekeliling matahari, seperti atau krusta (Menaldi,
kutikula, erosif, krusta, kepala dan leher serta 2016)
diskolorisasi kuku, atau tungkai bawah pada
onikolisis, plak verukosa atau perempuan. Walaupun
destruksi nailplate. demikian, semua
bagian tubuh dapat
terkena.
TATALAKSANA
a. Agen destruktif
1) Asam salisilat
2) Fenol liquefaktum 80%
3) Kantaridin
4) Asam trikloroasetat & asam monokloroasetat
5) Perak nitrat 10%
6) Asam format
b. Agen virusidal
Glutaraldehyde
c. Agen antiproliferasi
Medikamentosa 1) Krim 5-florourasil 5%
2) Topical retinoids
d. Terapi imunologi Imiquimod
e. Terapi intralesi
Antiproliferative agents
1) Lima-florourasil, lidokain, dan epinefrin
2) Bleomycin
3) Interferon beta
f. Terapi oral
1) Zinc oral
2) Antagonis reseptor histamin-2
a. Bedah beku
b. Bedah laser
Tindakan c. Bedah pisau
d. Photodynamic therapy
EDUKASI

Mengurangi risiko auto-


Mengurangi risiko transmisi
inokulasi

• Menutup kutil dengan bahan tahan air • Tidak menggaruk lesi


ketika berenang • Tidak menggigit kuku
• Menghindari pemakaian barang pribadi • Tidak mencukur daerah yang terdapat
secara bersamasama kutil.
• Menggunakan alas kaki ketika
menggunakan toilet umum.
EDUKASI
Penyebaran
lesi ke
bagian tubuh
lain

Rekurensi

Timbulnya
bekas berupa
jaringan
parut
Quo ad vitam
PROGNOSIS

bonam

Quo ad functionam
bonam

Quo ad sanactionam
dubia ad bonam
PROFESIONALISME

Pemantauan untuk memonitoring kesembuhan pasien.

Memilih tatalaksana paling non-invasif untuk meningkatkan kenyamanan pasien.


KESIMPULAN
Periungual Warts (PW) disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) dan umumnya muncul sebagai lesi kulit yang
terletak di sekitar lipatan kuku, namun juga dapat mempengaruhi lempeng kuku.
Virus ini tidak memberikan tanda dan gejala akut namun memiliki tanda dan gejala yang lambat dan ekspansi fokal
dari sel epitel jaringan.
Penyakit ini dapat timbul pada segala usia, tetapi jarang pada bayi dan anak kecil.

Sering pada penderita yang mempunyai kebiasaan menggigit atau merobek kuku.

Patofisiologi periungual warts berawal dari masuknya virus melalui sawar epidermis yang mengalami kerusakan.

Semua bagian tubuh dapat terkena.

Pada beberapa kasus dapat bersifat swasirna tanpa pengobatan.

Rekurensi seringkali terjadi, apapun modalitas yang dipakai.

Anda mungkin juga menyukai