PEMBIMBING
DR. HJ. HERVINA,SP.KK,FINSDV, MKM
Periungual Warts (PW), atau kutil di sekitar kuku, juga dikenal sebagai
verruca vulgaris, disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan
umumnya muncul sebagai lesi kulit yang terletak di sekitar lipatan
kuku, namun juga dapat mempengaruhi lempeng kuku.
Penyakit ini muncul pada hiponikium dan dasar kuku.
ETIOLOGI
Tipe 1
Human Papilloma Tipe 2
Virus (HPV)
Tipe 4
Virus ini tidak memberikan tanda dan gejala akut namun memiliki tanda dan gejala yang lambat dan ekspansi
fokal dari sel epitel jaringan.
Lesi dapat muncul secara subklinis dalam jangka waktu yang lama, bahkan dapat muncul sampai berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun.
FAKTOR RESIKO
Trauma
Penyakit ini dapat timbul pada segala usia, tetapi jarang pada bayi dan anak kecil. Kelainan meningkat selama
umur sekolah dan menurun setelah umur 20 tahun.
Sering pada penderita yang mempunyai kebiasaan menggigit atau merobek kuku.
Hal ini disebabkan tidak semua pasien dengan veruka datang untuk mencari bantuan tenaga medis, karena sifat
daripada lesi itu sendiri yang tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari dan terkadang dapat sembuh sendiri
seiring berjalannya waktu.
Namun lesi ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, sering mengalami rekurensi, serta menimbulkan bekas
berupa jaringan parut.
DIAGNOSA
Kutil di hiponikium, akan membesar melalui dasar kuku dan mencapai lempeng kuku. Kutil
Ditemukan lesi kulit tunggal atau berkelompok, bersisik, memiliki permukaan kasar berupa
Lesi muncul secara perlahan dan dapat bertahan dengan ukuran kecil, atau membesar. Lesi
Virus menginfeksi dengan inokulasi langsung dan tertangkap oleh sentuhan, kontak seksual atau saat
berenang mandi.
Pada kasus periungual warts, infeksi Papiloma virus humanus menyebabkan tumor yang beningna
Virus di sel kulit akan berada dalam bentuk plasmid ekstrakromosom atau episom di inti sel basal
epitel yang tidak mengganggu keberadaan genom sel inang.
Jika kopi DNA virus telah mencapai jumlah tertentu, keratinosit akan menghasilkan protein L1 dan
L2 yang berperan sebagai kapsid pembungkus virus.
Kapsid akan membungkus DNA virus dengan bantuan protein E2, yang membawa DNA HPV masuk
ke inti dari sel inang.
Partikel virus kemudian akan dilepaskan dari keratinosit yang mengalami deskuamasi pada
permukaan veruka.
DIAGNOSIS BANDING
Etiologi Gejala Predileksi Efloresensi
Tuberkulosis Kutis Verukosa Mycobacterium Plak verukosa dengan tepi Pada bagian tubuh Eritema, pus, dan
tuberculosis dan tidak teratur, berkonsistensi yang terbuka dan erosive
Mycobacterium atypical kasar atau lunak pada bagian sering mengalami
tengah, dikelilingi oleh suatu trauma
halo hiperpigmentasi dan
terdapat lesi serpiginosa,
biasanya tidak nyeri dan
tanpa gejala sistemik
Bowen Disesase Pajanan sinar matahari dan Plak tipis eritematosa yang Pada daerah terpajan Eritematosa, skuama,
radiasi ionisasi berskuama di sekeliling matahari, seperti atau krusta (Menaldi,
kutikula, erosif, krusta, kepala dan leher serta 2016)
diskolorisasi kuku, atau tungkai bawah pada
onikolisis, plak verukosa atau perempuan. Walaupun
destruksi nailplate. demikian, semua
bagian tubuh dapat
terkena.
TATALAKSANA
a. Agen destruktif
1) Asam salisilat
2) Fenol liquefaktum 80%
3) Kantaridin
4) Asam trikloroasetat & asam monokloroasetat
5) Perak nitrat 10%
6) Asam format
b. Agen virusidal
Glutaraldehyde
c. Agen antiproliferasi
Medikamentosa 1) Krim 5-florourasil 5%
2) Topical retinoids
d. Terapi imunologi Imiquimod
e. Terapi intralesi
Antiproliferative agents
1) Lima-florourasil, lidokain, dan epinefrin
2) Bleomycin
3) Interferon beta
f. Terapi oral
1) Zinc oral
2) Antagonis reseptor histamin-2
a. Bedah beku
b. Bedah laser
Tindakan c. Bedah pisau
d. Photodynamic therapy
EDUKASI
Rekurensi
Timbulnya
bekas berupa
jaringan
parut
Quo ad vitam
PROGNOSIS
bonam
Quo ad functionam
bonam
Quo ad sanactionam
dubia ad bonam
PROFESIONALISME
Sering pada penderita yang mempunyai kebiasaan menggigit atau merobek kuku.
Patofisiologi periungual warts berawal dari masuknya virus melalui sawar epidermis yang mengalami kerusakan.