Anda di halaman 1dari 16

Fitrah Manusia

Bertuhan
Pendapat Ahli Mengenai
Fitrah Manusia
Muhammad Quraish Ibnu Katsir 
Shihab
fitrah manusia adalah kejadian sejak Oleh Ibnu Katṡīr, bahwa manusia sejak
semula atau bawaan sejak lahirnya. Dari lahir telah membawa tauhid, atau paling
bahasa bermakna suatu kecenderungan tidak berkecenderungan untuk meng-
atau bawaan alamiah manusia. Dari agama Esakan Tuhannya dan berusaha terus
bermakna mencari untuk mencapai ketauhidan
keyakinan agama, bahwa manusia sejak tersebut.
lahirnya telah memiliki
fitrah bertauhid, mengesakan Tuhan.
Ahmad Musthafa Al-
Maraghi

•Al Maraghi mengatakan bahwa


fitrah mengandung arti
kecenderungan untuk menerima
kebenaran. Adakalanya manusia
telah menemukan kebenaran
namun karena faktor eksogen yang
mempengaruhinya, maka manusia
berpaling dari kebenaran yang
diperoleh. 
Louis Ma’luf Muhammad
Menurutnya fitrah berarti Yunus
mencipta/membuat sesuatu belum bahwa agama Islam ini bersesuaian dengan
pernah ada yaitu suatu sifat yang kejadian manusia, sedangkan kejadian itu tidak
setiap yang ada ini disifati olehnya berubah. Manusia sudah dilengkapi dengan
sejak awal penciptaanya, atau sifat kemampuan mengenal dan memahami
pembawaan, agama dan sunnah. kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari
ciptaan-Nya. Melalui akalnya, manusia berusaha
memahami realitas hidupnya, memahami dirinya
serta segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Fitrah Manusia
Menurut Islam
• Kata fitrah ini telah diuraikan pada surat-surat Al-Quran yang

Menurut Al-
memiliki pemaknaan berbagai konsep, seperti fitrah manusia
maupun fitrah langit dan bumi yaitu Q.S. Hud:51, Yasiin:22,
Az-Zhukruf:27, Thaha:72, Al-Isra`:51. Sedangkan secara
tekstual, kata fitrah hanya disebutkan sekali yaitu dalam Q.S.
Ar-Ruum:30

Quran • Dalam ayat tersebut secara harfiah dijelaskan bahwa manusia


diciptakan dengan acuan fitrah Allah, yaitu agama yang lurus.

• Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa fitrah itu milik


Allah yang diberikan kepada manusia melalui proses
penciptaannya tersebut.6 Maka dari itu, fitrah manusia dibawa
sejak lahir dan terus mengalami perkembangan seiring dengan
semakin berkembangnya akal manusia dan pada akhirnya
manusia akan mengakui bahwa Tuhan itu ada sehingga
mereka akan kembai kepada-Nya.
Menurut Hadist
• Hadist tentang fitrah manusia terdapat dalam
kitab-kitab hadist yang diriwayatkan oleh
rawi-rawi yang masyhur antara lain terdapat
pada kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim,
Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan
Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad,
al-Muwatha’ Imam Malik, Sunan Darimi.

1. Hadist riwayat Imam Bukhari dalam kitab shahihnya (4402) 5 .


" Telah menceritakan kepada kami [‘Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami
[Yunus] dari [al-Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abduraahman] bahwa [Abu Huraira
r.a] berkata; Rasulullah saw bersabda; “Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia dalam keadaan kesucian
(fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi –
sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka apakah kalian merasakan adanya cacat?
“kemudian beliau membaca firman Allah yang berbunyi : “....tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (itulah)
• Agama asli umat islam agama yang menyembah Allah SWT.
Hal ini berkaitan dengan keyakinan umat islam berdasarkan Al-
Quran bahwa setelah manusia diicptakan mereka membuat
perjanjian atau ikatan dengan Allah SWT. Sebagaimana

Menurut Ajaran
dilukiskan pada ayat 172 dari surat al-A’râf.

• Berdasarkan ayat tersebut maka fitrah bertuhan sudah


ditetapkan sebelum manusia berada di bumi dan Allah juga

Islam
telah menciptakan manusia pada awalnya dengan kodrat yang
hanif atau ke pihak yang benar sebagaimana islam juga
diciptakan atas kodrat yang hanif sesuai dengan fittrah manusia
sehingga tidak ada alasan manusia untuk tidak mengimani dan
mengamalkan ajaran-ajaran islam.
Bertuhan Menurut
Agama Islam
Allah itu Maha Ada. 
Dia ada dari diri-Nya sendiri. Allah tidak bergantung pada sesuatu
yang lain. Sementara kita berada karena Allah telah menciptakan kita.
Allah bersifat abadi, tanpa awal dan akhir. Alllah selalu berada di
mana-mana. Kemanapun dan dimanapun kita berada, Allahakan
selalu menyertai kita. Tiada sedikit pun ruang tanpa kehadiran-Nya
Tuhan itu sangat dekat
dengan kita, bahkan lebih
dekat dari pada urat leher
kita.
Bagi kita yang meyakini keberadaan-
Nya, tidak cukup kita hanya mengakui
bahwa Allah itu ada, tetapi mengakui
bahwa Allah SWT adalah satu-satunya
yang dapat dipertuhankan, tidak ada
yang bisa menandingi kekuasaan-Nya.
Atas segala nikmat dan anugerah-Nya
pula kita harus bersyukur, berserah diri,
dan melaksanakan segala perintah-Nya
dengan penuh keikhlasan
Al Ibadah

Al Khilafah
TUJUAN PENCIPTAAN
MANUSIA

Al Amanah
• Al ibadah berarti kita melakukan kewajiban kita untuk
beribadah kepada Allah SWT. Ungkapan kata al-Ibadah
dalam al-Quran terulang sebanyak 275 kali . Namun
demikian disini hanya akan dipaparkan beberapa ayat
yang paling relevan dengan pokok kajian, yaitu: AL-IBADAH
1. QS Al-Baqarah ayat 21
2. QS Al-Dzariyat ayat 56
• Al Khilafah berarti bahwa manusia yang memimpin
dalam kehidupan di bumi ini.
• Khalifah adalah pengganti Allah yang mengatur
urusan-Nya di tengah tengah kehidupan manusia.
AL KHILAFAH • Pada Al-Quran ditegaskan bahwa Allah akan
menobatkan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Pengukuhan manusia sebagai khalifah ini mencakup
khilafah (kepemimpinan) antar sesama mereka serta
khilafah terhadap makhluk lainnya di alam ini.
• Ada dua hal menarik terkait dengan makna al-amanah
dalam al-Quran, yaitu al-tha’ah (taat) dan tanggung
jawab. Makna altha’ah nampaknya lebih melihat kepada
korelasi (munasabah) pada ayat-ayat sebelum dan
sesudahnya. Sedangkan makna Tanggung Jawab lebih AL AMANAH
mengarah kepada kesatuan dan keutuhan makna pada
satu ayat terkait, sebab tanggung jawab ini amat terkait
dengan pembalasan (hisab) di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai