Kelompok 1
1
Anggota Kelompok
0 03015162 Resy Eka Herawati
0 03015164 Ristianti Dwi Prawita
0 03015166 Rizka Amelia Djalumang
0 03015168 Rosalina Angeline Fatem
0 03015172 Safinah Aulia Sani
0 03015174 Sandi Irawan
0 03015176 Savira Zalita Damayanti
0 03015178 Sekarningrum Damayanti
0 03015180 Shania Halimah Sukova
0 03015182 Shifa Nurzahra Zaki
Skenario Kasus
Seorang anak laki 4 tahun dibawa ibunya ke poliknik dengan
keluhan berat badan sulit naik. Anak tersebut tempak kecil
dibandingkan teman sebayanya.. Riwayat batuk panas berulang
hampir setiap beberapa minggu sekali.
Pasien anakke 2 dari 2 bersaudara. Lahir cukup bulan ditolong
bidan. Riwayat kulit kebiruan disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/50mmHg,HR
100x/menit. Terdengar bising pansistolik di ICS4 parasternal kiri
dan bising ejection systolic di ICS 2 parasternalis kiri.
Foto thoraks menunjukkan apeks bergeser ke lateral bawah,
pinggang jantung mendatar, segmen pulmonal menonjol, paru
tampak plethora.
Klarifikasi Istilah
0 Bising pansistolik : timbul akibat aliran yang melalui
jantung yang masih terbuka (seharusnya dalam
keadaan tertutup pada kontraksi jantung) dan
mengisi seluruh fase sistolik
0 Bising ejection sistolik : timbul akibat darah yang
dipompakan melalui bagian yang menyempit dan
mngisi sebagian fase sistolik
0 Paru plethora : peningkatan vaskularisasi paru
Identifikasi Masalah
0 Anak laki-laki 4 tahun berat badan sulit naik
0 Tampak kecil dari teman sebayanya
0 Riwayat batuk panas berulang
0 Riwayat kulit kebiruan disangkal
0 Pemeriksaan fisik : TD 90/50mmHg, HR 100x/menit,
bising pansistolik di ICS 4 parasternal kiri, bising
ejection systolik di ICS 2 parasternal kiri
0 Foto thoraks menunjukkan apeks bergeser ke lateral
bawah, pinggang jantung mendatar, segmen pulmonal
menonjol, parutampak plethora.
Mind mapping
Laki 4 tahun PP :
Apeks bergeser ke
PF : lateral bawah
Anamnesis: Pinggang jantung
TD 90/50
BB sulit naik mendatar
HR 100x
Tampak kecil Segmen pulmonal
Bising pansistolik di
Batuk panas menonjol
ICS 4
Kulit kebiruan Paru tampak plethora
Bising ejection
sistolik di ICS 2
Penyakit jantung
SIANOTIK ASIANOTIK
bawaan
TOF
ASD VSD PDA
Epidemiologi
Mencakup 10 % dari kesuluruhan penyakit jantung bawaan
Etiologi
0 Chromosome 22 Deletion
0 Di George Syndrome
Kalsifikasi PJB sianotik
a. Pulmonaris
menyempit (bisa Meningkatkan Aorta berpindah
pada tekanan darah Aliran pirau diantara ventrikel
valvula/infundibulu pada ruang Dari tekanan kanan dan sinistra
m) kanan > Tinggi
Rendah
Tek. yg dibutuhkan Menerima darah dari
untuk melewati kedua ventrikel.
katup pulmonal > (darah kaya o2 & co2
bercampur
Shunt
Right Left
Aliran Sistemik
=
Appear SIANOTIC
Gejala
0 Hipoksia yang menyebabkan peningkatan resistansi vaskular
pulmonal dan penurunan resistensi sistemik. Biasanya terjadi
pada aktivitas yang perlu energi tinggi (olahraga)
0 Tet Spell (cyanotic spell) adalah suatu keadaan dengan ciri
anak tiba-tiba menangis, iritabel, dan bernafas cepat dan
dalam. Terjadi pada anak 2-4 bulan.
0 Takipnea, peningkatan sianosis seringkali menyebabkan
pasien kelelahan dan tertidur sehingga menurunkan
intensitas bising.
0 Pada pemeriksaan fisik ditemukan bunyi jantung II tunggal
akibat sianosis pulmonal berat (obstruksi RVOT).
https://yayanakhyar.wordpress.com/2010/01
/29/tetralogi-fallot-tetralogy-of-fallot-tof/
Pemeriksaan Penunjang ToF
1. Elektrokardiografi
Pada pemeriksaan ini, dapat ditemukan right axis deviation (RAD), terutama pasien ToF
dengan sianosis. Pada pasien asianosis, umumnya aksis QRS normal. RVH juga dapat
ditemukan dengan pola yang tidak biasa, karena tekanan RV bukan suprasistemik. Pada
kondisi asianotik, dapat ditemukan hipertrofi ventrikel bilateral. Hipertrofi atrium kanan juga
dapat ditemukan dengan pemeriksaan EKG.
2. Ekokardiografi
Pemeriksaan ini dapat mendiagnosis adanya ToF dan mengetahui derajat keparagannya.
Pasien dengan ToF menunjukkan adanya VSD perimembranosa infundibular yang berukuran
besar dan aorta yang overriding pada gambaran di daerah parasternal long-axis view. Pada
tampilan shor-axis view di bagian parasternal, dapat terlihat anatomi RVOT, katup pulmonal,
anulus pulmonal, dan arteri pulmonal utama beserta percabangannya. Dengan menggunakan
studi Doppler, dapat diukur perkiraan gradien tekanan pada daerah obstruksi. Distribusi arteri
koroner yang anomali dapat terlihat dengan menggunakan ekokardiografi. Gambaran anomali
yang berhubungan dengan ToF, seperti ASD dan vena kava superior sinistra yang persisten
dapat pula terlihat.
3. Foto X-Ray3
Pada foto rontgen toraks pasien ToF sianotik, ukuran jantung normal atau lebih kecil dari
normal. Corakan vaskular pulmonal cenderung menurun. Lapang paru yang “hitam” terlihat
pada pasien ToF dengan atresia pulmonal. Segmen arteri pulmonal dalam bentuk konkaf
dengan apeks yang berbentuk melengkung ke atas (berbentuk “boot-shaped” atau “coueur en
sabot” merupakan ciri khas dari ToF. Pembesaran atrium kanan (25%) dan arkus aorta kanan
(25%) dapat ditemukan. Sementara itu, pada pasien ToF asianotik, hasil foto toraks tidak
dapat dibedakan pada kondisi VSD ukuran kecil hingga sedang.
0 Gagal Jantung
Gagal jantung sering ditemukan pada penderita ToF yang tidak menjalani terapi
bedah. Umumnya terjadi pada penderita ToF usia dewasa, juga sering ditemukan pada
usia remaja.Penyebab gagal jantung multifaktorial, biasanya bergantung pada
besarnya pirau antara aorta dan arteri pulmonalis.
0 Endokarditis
Kejadian endokarditis paling sering ditemukan pada ToF di antara semua penyakit
jantung bawaan sianotik. Penyebab tersering adalah streptokokus.
0 Polisitemia dan Sindrom Hiperviskositas
Polisitemia pada ToF terjadi akibat hipoksemi kronik karena pirau kanan ke kiri. Hal
ini merupakan respons fi siologis tubuh untuk meningkatkan kemampuan membawa
oksigen dengan cara menstimulasi sumsum tulang melalui pelepasan eritropoetin
ginjal guna meningkatkan produksi jumlah sel darah merah (eritrositosis).
Tatalaksana
0 Operasi, bertujuan meningkatkan sirkulasi arteri
pulmonal.
0 Prostaglandin (0,2 μg/kg/menit) dapat diberikan
untuk mempertahankan duktus arteriosus sambil
menunggu operasi.
Tatalaksana Komplikasi
Abses serebri •Kombinasi ampisilin dan kloramfenikol
•Abses dengan diameter lebih dari 2 cm
perlu dioperasi.
Gagal Jantung •Kombinasi digoksin dan diuretik
• ACE inhibitor
Endokarditis • Antibiotik, sebaiknya disesuaikan
dengan hasil kultur, biasanya selama 4-8
minggu.
Penyakit jan
tung
bawaan
Asianotik
Kalsifikasi PJB asianotik
Vaskularisasi Pulmonal meningkat Vaskularisasi pulmonal normal
ECD PVOD RM SM
(Sindrom Eisenmenger)
Manifestasi klinis
PDA
0 Bayi 3-6 minggu dapat ditemukan dengan takipnea, diaforesis,
kesulitan makan dan penurunan berat badan.
0 PDA dengan pirau ukuran sedang hingga beasr sering mengalami
tangisan serak, batuk, infeksi saluran nafas bawah dan
pneumonia.
0 Pasien dengan defek besar biasanya memiliki riwayat gagal
tumbuh.
0 Pemeriksaan fisik pasien biasanya memiliki frekuensi pernafsan
dan nadi yang normal. Jika terdapat sirkulasi berlebih di
pulmonal maka dapat ditemukan takipnea, takikardia, dan
pelebaran tekanan nadi.