UTANG DAERAH
1. Prosedur Umum
• Setiap utang daerah wajib mendapatkan persetujuan DPRD, kecuali pinjaman jangka
pendek.
• Berdasarkan Persetujuan DPRD, daerah megajukan utang kepada calon pemberi
utang.
• Setiap utang daerah dituangkan dalam surat perjanjian utang antara daerah dan
pemberi utang yang ditandatangani oleh kepala daerah atas nama daerah pemberi
utang.
• Setiap Perjanjian yang dilakukan oleh daerah diumumkan dalam lembaran daerah.
2. Prosedur Utang yang Bersumber dari Pemerintah Pusat
• Daerah mengajukan usulan utang kepada Menteri Keuangan disertai surat persetujuan
DPRD, studi kelayakan dan dokumen lain.
• Perjanjian ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
3. Prosedur Utang yang Bersumber dari Luar Negeri :
> Daerah mengajukan usulan utang luar negeri kepada Pemerintah pusat disertai
surat persetujuan DPRD, studi kelayakan dan dokumen lain.
> Menteri Keuangan selanjutnya akan melakukan perjanjian penerusan utang.
> Penerusan utang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui perjanjian
penerusan utang antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
> Penerusan utang dilakukan melalui Lembaga keuangan independen yang
mayoritas sahamnya dimiliki oleh Menteri Keuangan.
> Perjanjian penerusan pinjaman dapat dinyatakan dalam mata uang rupiah atau
mata uang asing.
> Utang daerah dapat disalurkan ke BUMD sebagai penyerta modal.
Obligasi Daerah
1. Untuk memperoleh keuntungan investasi (yield). 1. Investasi asset keuangan (financial assets), antara lain :
• Deposito
2. Untuk keamanan asset daerah (safety).
• Saham
3. Untuk Optimalisasi manajemen kas dan • Obligasi
menjaga likuiditas keuangan (liquidity).
• Sukuk (Obligasi Syariah)
• Reksadana
Kebijakan investasi daerah : • Surat berharga lainnya
4. Instrumen investasi apa yang akan dibeli. • Penyetaraan modal