Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN

UTANG DAERAH

Dr. Nizwan Zukhri., SE., MM


Pengertian

Merupakan suatu proses penyusunan dan pengimplementasian strategi


pengelolaan utang pemerintah daerah yang terkait dengan upaya
memperoleh dana pinjaman pada tingkat risiko terkendali dan biaya terendah
serta menggunakan pinjaman tersebut secara efisien dan efektif.
Jenis Utang Daerah

Utang Jangka Utang Jangka Utang Jangka


Pendek Menengah Panjang
• Utang Jangka Pendek: Pinjaman utk menutupi defisit dalam aliran kas, dan
harus dikembalikan secara penuh dalam waktu setahun.
• Utang Jangka Menengah: Pinjaman yang dapat digunakan untuk
membiayai proyek penghasil non pendapatan, dan harus dikembalikan
secara penuh selama periode yang tidak melebihi masa jabatan kepala
daerah.
• Utang Jangka Panjang: Pinjaman yang dapat digunakan untuk membiayai
proyek penghasil pendapatan, dan harus dengan persetujuan DPRD.
Manfaat Utang

• Memperbaiki struktur neraca


• Memperbaiki struktur fiskal (pembiayaan anggaran defisit)
• Menjaga kesinambungan fiskal
• Membiayai investasi yang membutuhkan dana besar untuk akselerasi pembangunan
• Membangun prasarana publik yg dapat menghasilkan penerimaan untuk
pembayaran kembali utang
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
• Mengoptimalkan manajemen kas daerah
Risiko Utang

1. Utang yg terlalu besar (over leveraged) dapat melemahkan struktur fiscal


2. Kegagalam membayar utang (Default)
3. Kredit macet (nonperforming loan/NPL)
4. Penggelembungan utang karena kurs mata uang.
Jenis Resiko Utang:
1. Resiko pasar (Market Risk) terjadi karena timbulnya perubahan pasar seperti
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, dll.
2. Resiko Perpanjangan Utang (Rollover risk) terkait dengan biaya bunga yang
tinggi atau tidak dapat diperpanjang sama sekali.
3. Resiko Likuiditas (Liquidity Risk) terkait dengan asset likuid yang tidak
mencukupi untuk memenuhi kewajiban.
4. Resioko Kredit (Credit Risk) resiko tidak terbayarnya utang.
5. Resiko Perjanjian (Settlement Risk) yaitu kerugian potensial yang di tanggung
pemerintah sebagai mitra jika gagal memenuhi ketentuan dalam perjanjian
dengan pihak lain.
6. Resiko Operasional (Operational Risk) Resiko yang disebabkan oleh
kegagalan operasi, kesalahan transaksi, dll.
7. Resiko Pendanaan (Funding Risk) yaitu resiko yang berkaitan dengan akses
pasar.
Prinsip Manajemen Utang Daerah :
1. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas Biaya
Dalam melakukan pinjaman daerah diupayakan pemerintah daerah memperoleh pinjaman dengan biaya
pinjaman yang rendah.
2. Prinsip Kehati-hatian (Prudence)
Proses pengambilan keputusan pengadaan pinjaman dengan menghindari keputusan yang bersifat spekulatif.
3. Diversifikasi
Digunakan untuk memperluas basis investor dan kreditor sehingga pemerintah daerah tidak bergantung pada
satu golongan investor dan kreditor yang dapat melemahkan posisi tawar pemerintah daerah.
4. Transparansi dan Akuntabilitas
Prinsip transparansi dan akuntabilitas juga menekankan perlunya kejelasan peran dan tanggungjawab bagian
keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan utang.
5. Bebas Ikatan
Penerimaan hibah luar negeri tidak boleh didasari oleh ikatan politik maupun ikatan lainnya yang dapat
merugikan negara.
6. Menjamin Hubungan Fisikal
Pengajuan utang harus dikaitkan dengan kemampuan membayar kembali.
7. Mekanisme APBD
Pengadaan utang dalam pelaksanaannya dituangkan dalam bentuk program dan proyek.
8. Menunjang Kebutuhan Ekonomi
Kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan hibah luar negeri harus memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Prosedur Utang Daerah

1. Prosedur Umum
• Setiap utang daerah wajib mendapatkan persetujuan DPRD, kecuali pinjaman jangka
pendek.
• Berdasarkan Persetujuan DPRD, daerah megajukan utang kepada calon pemberi
utang.
• Setiap utang daerah dituangkan dalam surat perjanjian utang antara daerah dan
pemberi utang yang ditandatangani oleh kepala daerah atas nama daerah pemberi
utang.
• Setiap Perjanjian yang dilakukan oleh daerah diumumkan dalam lembaran daerah.
2. Prosedur Utang yang Bersumber dari Pemerintah Pusat
• Daerah mengajukan usulan utang kepada Menteri Keuangan disertai surat persetujuan
DPRD, studi kelayakan dan dokumen lain.
• Perjanjian ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
3. Prosedur Utang yang Bersumber dari Luar Negeri :

> Daerah mengajukan usulan utang luar negeri kepada Pemerintah pusat disertai
surat persetujuan DPRD, studi kelayakan dan dokumen lain.
> Menteri Keuangan selanjutnya akan melakukan perjanjian penerusan utang.
> Penerusan utang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui perjanjian
penerusan utang antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.
> Penerusan utang dilakukan melalui Lembaga keuangan independen yang
mayoritas sahamnya dimiliki oleh Menteri Keuangan.
> Perjanjian penerusan pinjaman dapat dinyatakan dalam mata uang rupiah atau
mata uang asing.
> Utang daerah dapat disalurkan ke BUMD sebagai penyerta modal.
Obligasi Daerah

Untuk pembiayaan keuangan daerah, pemerintah daerah dapat menerbitkan


obligasi daerah dalam mata uang rupiah. Penerbitan obligasi daerah dapat
dilakukan untuk membiayai investasi sektor publik yang menghasilkan
penerimaan bagi daerah dan memberikan keuntungan kepada masyarakat.
Pengelolaan Obligasi Daerah
Pengelolaan obligasi daerah diselenggarakan oleh Gubernur/Bupati/Walikota
yang dapat dikuasakan kepada Ketua PPKD sebagai Bendahara Umum
Daerah. Pengelolaan obligasi daerah meliputi :
1. Penetapan strategi dan kebijakan pengelolaan obligasi daerah termasuk
kebijakan pengendalian resiko.
2. Perencanaan dan penetapan struktur portofolio pinjaman Daerah.
3. Penerbitan obligasi Daerah.
4. Penjualan obligasi daerah melalui lelang dan atau tanpa lelang.
5. Pembelian kembali obligasi daerah sebelum jatuh tempo.
6. Pelunasan.
7. Aktivitas lain dalam rangka pengembangan pasar perdana dan pasar
sekunder obligasi daerah.
Manajemen Investasi Daerah
Tujuan utama dilakukannya investasi daerah,
yaitu : Investasi Daerah bersifat luas meliputi :

1. Untuk memperoleh keuntungan investasi (yield). 1. Investasi asset keuangan (financial assets), antara lain :
• Deposito
2. Untuk keamanan asset daerah (safety).
• Saham
3. Untuk Optimalisasi manajemen kas dan • Obligasi
menjaga likuiditas keuangan (liquidity).
• Sukuk (Obligasi Syariah)
• Reksadana
Kebijakan investasi daerah : • Surat berharga lainnya
4. Instrumen investasi apa yang akan dibeli. • Penyetaraan modal

5. Seberapa banyak dana yang akan di 2. Investasi Aset Nonkeuangan, meliputi :


investasikan.  Aset Berwujud (Tangible Assets) :
6. Seberapa lama dana tersebut dapat • Tanah dan Bangunan

diinvestasikan. • Jalan, irigasi dan jembatan


• Infrastruktur dan jaringan
7. Seberapa besar manfaat dan resiko investasi.
• Mesin dan peralatan

 Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets) :


• SDM
• Data base dan system informasi
Resiko Kredit (credit risk) adalah resiko
yang terkait dengan kegagalan
peminjaman dana pemerintah untuk
mengembalikan dana yang di pinjam
tersebut dalam jatuh tempo.

Resiko Reinvestasi (reinvestment rate) Resiko Likuiditas (liquidity risk) terkait


terjadi jika pendapatan dari investasi dengan kemudahan untuk menjual
RESIKO INVESTASI
tidak dapat diinvestasikan kembali instrument investasi sebelum jatuh
dengan tingkat keuntungan yang sama tempo tanpa menderita kerugian.
dengan pokok yang diinvestasikan.

Resiko Pasar dan Suku Bunga (market &


interest rate) adalah resiko yang terkait
dengan penurunan nilai invetasi yang
disebabkan dengan terjadinya perubahan
pasar keuangan.
Prinsip Managemen Investasi Daerah
1. Legalitas
Investasi daerah harus memenuhi aspek legalitas, misalnya undang- undang, peraturan pemerintah,
dan peraturan daerah tentang pokok- pokok pengelolaan keuangan daerah.
2. Keamanan
Keputusan investasi daerah harus mempertimbangkan aspek keamanan investasi. Oleh karena itu,
setiap keputusan investasi daerah harus didukung dengan analisis yang memadai tentang manfaat
dan risiko investasi.
3. Likuiditas
Likuiditas investasi adalah seberapa mudah investasi tersebut dapat dicairkan kembali menjadi kas
tanpa mengalami kerugian berarti. Semakin likuid suatu investasi, maka semakin mudah pemerintah
daerah memperoleh dana untuk memenuhi kebutuhan kas yang mendadak atau tidak terduga
4. Keuntungan
Keuntungan Tujuan utama investasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Investasi yang dilakukan
daerah harus memberikan keuntungan yang optimal. Manajer keuangan daerah harus berupaya
untuk membuat portofolio investasi yang memberikan keuntungan terbesar bagi daerah dengan
tingkat resiko tertentu.
5. Kesesuaian
Karena organisasi pemerintah daerah bukan seperti perusahaan bisnis, bukan juga l embaga
keuangan, maka tidak semua jenis instrumen investasi cocok untuk daerah. Sebagai contoh,
pemerintah daerah tidak dibenarkan ikut bermain valas meskipun investasi pada zero coupon bond
dan surat berharga yang jatuh temponya lebih dari lima tahun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai