PASAL 26 Ayat 1 :
Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui kegiatan penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air
UU dengan mengacu pada POLA pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan
pada setiap WILAYAH SUNGAI.
No. 7/2004
Ayat 5 :
tentang Pendayagunaan sumber daya air didasarkan pada keterkaitan antara air
SUMBER hujan, air permukaan, dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan
DAYA AIR AIR PERMUKAAN.
PASAL 29 Ayat 3 :
Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi
bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada merupakan
PRIORITAS UTAMA penyediaan sumber daya air di atas semua kebutuhan.
PASAL 34 Ayat 1 :
Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Ayat (1) pada wilayah sungai
ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan AIR
BAKU untuk rumah tangga, pertanian, industri, pariwisata, pertahanan, pertambangan, ketenagaan,
perhubungan, dan untuk berbagai keperluan lainnya.
ASPEK LEGAL
PP
UU No. 16/2005 PASAL 10
No. 7/2004 tentang Ayat 2 :
tentang PENGEMBANGAN Unit distribusi wajib memberikan
SISTEM kepastian KUANTITAS,
SUMBER DAYA KUALITAS AIR, dan
PENYEDIAAN AIR
AIR MINUM KONTINUITAS PENGALIRAN.
PASAL 1 PASAL 5
Ayat 1 : Ayat 1 :
AIR BAKU untuk air minum rumah tangga, SPAM dapat dilakukan melalui
yang selanjutnya disebut AIR BAKU adalah sistem jaringan perpipaan
air yang dapat berasal dari sumber air dan/atau bukan jaringan
perpipaan.
permukaan, cekungan air tanah dan/atau
air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu Ayat 2 :
sebagai air baku untuk air minum. SPAM dengan jaringan
perpipaan sebagaimana
Ayat 6 :
dimaksud pada ayat (1) dapat
Sistem penyediaan air minum yang
meliputi unit air baku, unit
selanjutnya disebut SPAM merupakan satu
produksi, unit distribusi, unit
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik pelayanan, dan unit
dari prasarana dan sarana air minum. pengelolaan.
SKEMA SISTEM JARINGAN AIR BAKU / AIR MINUM
P-68 P-74
P-77
SR SR SR SR HU
SR SR SR SR
UNIT PRODUKSI (dapat termasuk Water Meter Induk, Pipa Transmisi & UNIT DISTRIBUSI DAN UNIT PELAYANAN
UNIT AIR BAKU
Reservoir) (APBD Prop/Kab/Kota/DAK)
ARTINYA
Sistem hulu juga PP No. 16/2005
wajib memenuhi 3K Pasal 10 Ayat 2 :
Unit distribusi wajib memberikan
kepastian KUANTITAS,
KUALITAS AIR, dan
KONTINUITAS PENGALIRAN.
B. KETERKAITAN POTENSI AIR BAKU
dengan SIKLUS HIDROLOGI
POTENSI :
Terintegrasi UU No. 7/2004 Pasal 1 Ayat 2 :
1). Air permukaan;
dalam 2). Air hujan;
SIKLUS HIDROLOGI 3). Air tanah; dan
4). Air laut yang berada di darat.
PP No. 16/2005 Pasal 1 Ayat 1
(untuk AIR MINUM rumah tangga) :
1). Air permukaan;
2). Cekungan air tanah; dan
KRITERIA dan INDIKATOR 3). Air hujan.
(sebagai acuan awal
dalam penentuan potensi
air baku)
KEGIATAN PENENTUANNYA
TERINTEGRASI
Sketsa Perkembangan Berbagai Sektor
di Suatu Wilayah
AIR TANAH
Beberapa Pemodelan Matematis :
Debit Optimum
A. Model NRECA.
(Qopt)
B. Model RAINFALL-RUN OFF
(F.J. MOCK).
C. Model RASIONAL CURAH HUJAN.
Sumur Eksplorasi
D. Formula dari Asean Compendium
of Climatic Statistics.
LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN POTENSI AIR PERMUKAAN
PENGUMPULAN DATA-DATA
YA
Pembuatan Kurva Durasi
A
A
Memenuhi TIDAK
Syarat ?
YA
YA
Penilaian Indikator
PENENTUAN POTENSI AIR BAKU
Penentuan prakiraan :
1). Geometri CAT; 2). Konfigurasi akuifer
PENGUMPULAN DATA-DATA
DATA :
Jumlah Penduduk Eksisting
RTRW
RPJM & RPJP
Masterplan Pola Pengelolaan WS
PROYEKSI :
Jumlah Penduduk
Perkembangan Berbagai Sektor di Wilayah
Cakupan/Zona
Layanan
KEBUTUHAN DOMISTIK
KEHILANGAN AIR
BEBERAPA RUMUS PENDEKATAN UNTUK MENGHITUNG
KEBUTUHAN AIR BAKU
Kebutuhan minimal setiap orang akan air bersih sehari-hari (SPM) : 60 lt/jiwa/hari.
Kebutuhan air untuk kawasan industri (Ditjen Cipta Karya) : 0,30 – 0,80 lt/dt/ha
→ Standar kebutuhan yang dipakai = 0,60 lt/dt/ha.
Kebutuhan air untuk penggelontoran (maintenance flow) :
QPS(i) = H(i) x [ (qp/1000) x Pk ]
dimana : QPS(i) = kebutuhan air untuk penggelontoran pada bulan (i) (m3/bulan)
H(i) = jumlah hari pada bulan (i)
qp = kebutuhan air untuk penggelontoran per orang per hari (lt/orang/hari)
= 300 – 360 lt/orang/hari (Perencanana PSDA Terpadu, Ditjen SDA)
Pk = populasi di kota/kab (orang)
Kebutuhan air untuk perikanan :
QPk(i) = H(i) x [ (qfp/1000) x Afp x 10.000 ]
dimana :
QPk(i) = kebutuhan air untuk perikanan pada bulan (i) (m3/bulan)
H(i) = jumlah hari pada bulan (i)
qfp = kebutuhan air untuk kolam per hari (mm/hari)
Afp = luas kolam ikan (ha)
Untuk proyeksi jangka pendek, menengan dan panjang, dilakukan pendekatan sama
dengan proyeksi kebutuhan air untuk irigasi.
JICA memperkirakan kebutuhan air untuk kolam ikan perhari = 7 mm/hari.
F. KESEIMBANGAN ANTARA POTENSI
DENGAN KEBUTUHAN AIR BAKU
Suplai Air
Permukaan
Potensi Suplai Kebutuhan Kebutuhan Non
Sumber Air Baku Air Minum Air Minum
Suplai Air Non
Permukaan
B
Suplai Air Baku misal 120 lt/dt
untuk Air Minum
Ya
misal 150 lt/dt
A A<B RAWAN
Ya
KRITIS
(A – B) < SF(B)
(150 -120) < 10%(100)
30 < 10 Tidak
Ya
AGAK KRITIS
(A – B) < 50%(B)
(150 -120) < 50%(100)
Kategori : 30 < 50 Tidak
AGAK KRITIS SF = Safety Factor
AMAN = misal ditentukan 10%
TIPE PENANGANAN BERDASARKAN
STATUS PEMENUHAN KEBUTUHAN SUMBER AIR BAKU