Anda di halaman 1dari 24

PENENTUAN POTENSI AIR BAKU

(KUANTITAS DAN KONTINYUITAS)


dan
KESEIMBANGAN ANTARA POTENSI
dengan KEBUTUHAN AIR BAKU

Ir. WAHYU NUGROHO, Sp.PSDA


TIADA KEHIDUPAN TANPA AIR
FRAME :
A. APA ITU AIR BAKU ? (ASPEK LEGAL)

B. KETERKAITAN POTENSI AIR BAKU dengan


SIKLUS HIDROLOGI

C. KUANTITAS dan KONTINUITAS POTENSI AIR BAKU

D. KRITERIA dan INDIKATOR PENENTUAN


POTENSI AIR BAKU (SEBAGAI ACUAN AWAL)

E. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BAKU

F. KESEIMBANGAN ANTARA POTENSI dengan


KEBUTUHAN AIR BAKU
A. APA ITU AIR BAKU ?
ASPEK PASAL 1 Ayat 2 :
AIR adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
LEGAL permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,
air hujan, dan air laut yang berada di darat.

PASAL 26 Ayat 1 :
Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui kegiatan penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air
UU dengan mengacu pada POLA pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan
pada setiap WILAYAH SUNGAI.
No. 7/2004
Ayat 5 :
tentang Pendayagunaan sumber daya air didasarkan pada keterkaitan antara air
SUMBER hujan, air permukaan, dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan
DAYA AIR AIR PERMUKAAN.

PASAL 29 Ayat 3 :
Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi
bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada merupakan
PRIORITAS UTAMA penyediaan sumber daya air di atas semua kebutuhan.

PASAL 34 Ayat 1 :
Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Ayat (1) pada wilayah sungai
ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan AIR
BAKU untuk rumah tangga, pertanian, industri, pariwisata, pertahanan, pertambangan, ketenagaan,
perhubungan, dan untuk berbagai keperluan lainnya.
ASPEK LEGAL
PP
UU No. 16/2005 PASAL 10
No. 7/2004 tentang Ayat 2 :
tentang PENGEMBANGAN Unit distribusi wajib memberikan
SISTEM kepastian KUANTITAS,
SUMBER DAYA KUALITAS AIR, dan
PENYEDIAAN AIR
AIR MINUM KONTINUITAS PENGALIRAN.

PASAL 1 PASAL 5
Ayat 1 : Ayat 1 :
AIR BAKU untuk air minum rumah tangga, SPAM dapat dilakukan melalui
yang selanjutnya disebut AIR BAKU adalah sistem jaringan perpipaan
air yang dapat berasal dari sumber air dan/atau bukan jaringan
perpipaan.
permukaan, cekungan air tanah dan/atau
air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu Ayat 2 :
sebagai air baku untuk air minum. SPAM dengan jaringan
perpipaan sebagaimana
Ayat 6 :
dimaksud pada ayat (1) dapat
Sistem penyediaan air minum yang
meliputi unit air baku, unit
selanjutnya disebut SPAM merupakan satu
produksi, unit distribusi, unit
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik pelayanan, dan unit
dari prasarana dan sarana air minum. pengelolaan.
SKEMA SISTEM JARINGAN AIR BAKU / AIR MINUM

UNIT DISTRIBUSI DAN PELAYANAN


UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI

P-68 P-74
P-77

SR SR SR SR HU

P-67 P-69 P-75 P-79P-76 P-78


P-71
P-70
E-32
Unit Produksi (IPA, SPL, dll)
E-37 E-33 E-38
E-34
HU
P-73
P-72

SR SR SR SR

UNIT PRODUKSI (dapat termasuk Water Meter Induk, Pipa Transmisi & UNIT DISTRIBUSI DAN UNIT PELAYANAN
UNIT AIR BAKU
Reservoir) (APBD Prop/Kab/Kota/DAK)

APBN Pusat dan Propinsi

ARTINYA
Sistem hulu juga PP No. 16/2005
wajib memenuhi 3K Pasal 10 Ayat 2 :
Unit distribusi wajib memberikan
kepastian KUANTITAS,
KUALITAS AIR, dan
KONTINUITAS PENGALIRAN.
B. KETERKAITAN POTENSI AIR BAKU
dengan SIKLUS HIDROLOGI

PENENTUAN Merupakan kegiatan untuk menentukan 3K :


POTENSI KUANTITAS, KONTINUITAS dan KUALITAS potensi
air baku yang tersedia dalam suatu wilayah sungai.
AIR BAKU

POTENSI :
Terintegrasi UU No. 7/2004 Pasal 1 Ayat 2 :
1). Air permukaan;
dalam 2). Air hujan;
SIKLUS HIDROLOGI 3). Air tanah; dan
4). Air laut yang berada di darat.
PP No. 16/2005 Pasal 1 Ayat 1
(untuk AIR MINUM rumah tangga) :
1). Air permukaan;
2). Cekungan air tanah; dan
KRITERIA dan INDIKATOR 3). Air hujan.
(sebagai acuan awal
dalam penentuan potensi
air baku)
KEGIATAN PENENTUANNYA
TERINTEGRASI
Sketsa Perkembangan Berbagai Sektor
di Suatu Wilayah

PERKEMBANGAN BERBAGAI SEKTOR DI BERBAGAI WILAYAH


MEMBERIKAN DAMPAK, antara lain :
 Degradasi lingkungan ;
 Perubahan iklim;

 Penurunan kuantitas, kontinuitas dan kualitas akan


ketersediaaan air baku;
 Peningkatan kebutuhan akan air baku.
C. KUANTITAS dan KONTINUITAS
POTENSI AIR BAKU
ALIRAN PERMUKAAN
KUANTITAS Debit Andalan Q90%
dan untuk AIR BAKU
KONTINUITAS
POTENSI Debit Andalan Q80%
AIR BAKU untuk IRIGASI

AIR TANAH
Beberapa Pemodelan Matematis :
Debit Optimum
A. Model NRECA.
(Qopt)
B. Model RAINFALL-RUN OFF
(F.J. MOCK).
C. Model RASIONAL CURAH HUJAN.
Sumur Eksplorasi
D. Formula dari Asean Compendium
of Climatic Statistics.
LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN POTENSI AIR PERMUKAAN
PENGUMPULAN DATA-DATA

DATA SUMBER AIR : DATA HIDROKLIMATOLOGI :


Debit rata-rata bulanan sungai 5-10 thn 1). Suhu udara; 2). Kelembaban udara;
Volume danau/situ 5-10 thn 3). Tekanan udara; 4). Kecepatan angin;
5). Curah hujan; 6). Penyinaran matahari.

Tes konsisitensi data


Tes konsisitensi data

Memenuhi Pemodelan air limpasan :


Syarat ? NRECA
TIDAK Perbaikan
F.J.Mock parameter
YA Rasional Curah Hujan pemodelan
Pembuatan Lainnya
Kurva Durasi
Prediksi Q5-10thn TIDAK

Tentukan Debit Andalan Q90%


Tes konsisitensi data Memenuhi
Syarat ?

YA
Pembuatan Kurva Durasi

Tentukan Debit Andalan Q90%

A
A

Cek kalibrasi eror debit hasil pemodelan Perbaikan


dengan debit hasil survey parameter
pemodelan

Memenuhi TIDAK
Syarat ?

YA

APA ADA INTRUSI TIDAK


AIR LAUT ?

YA

MUSIM KERING MUSIM BASAH

Kurangi debit Kurangi debit


sebesar 20% sebesar 10%

Penilaian Indikator
PENENTUAN POTENSI AIR BAKU

DEBIT ANDALAN POTENSI AIR BAKU


POTENSI AIR PERMUKAAN BEBERAPA SUNGAI DI P. JAWA
TINGGI ALIRAN TINGGI ALIRAN
LUAS (mm/hari) (mm/hari)
NO NAMA DAS NO NAMA DAS LUAS (km2)
(km2) Rata- TA TA Rata- TA TA
rata Q80% Q90% rata Q80% Q90%
1 Ciliman 968,15 6,26 2,15 1,03 19 Kali Juana 1.806,33 3,35 0,81 0,60
2 Ciujung 2.066,77 5,30 2,32 1,55 20 Kali Klero 1.089,98 1,39 0,38 0,23
3 Cidurian 945,83 4,53 2,11 1,22 21 Bengawan Solo 16.562,05 2,04 0,25 0,12
4 Cisadane 1.506,06 5,11 3,02 2,09 22 Kali Opak Oyo 1.344,67 3,14 0,96 0,68
5 Kali Bekasi 1.327,92 5,54 2,20 1,47 23 Kali Progo 2.410,97 2,21 1,03 0,78
6 Citarum 7.399,62 3,79 1,52 0,92 24 Kali Babakan 716,84 0,89 0,15 0,12
7 Cipunegara 1.560,41 6,95 2,05 0,86 25 Kali Bogowonto 946,05 3,40 1,07 0,81
8 Cimanuk 3.390,70 3,75 0,89 0,49 26 Kali Lamong 678,81 1,96 0,13 0,04
9 Kali Kosta 989,23 5,68 1,13 0,47 27 Kali Brantas 12.192,28 2,34 1,07 0,80
10 Cisanggarung 726,10 7,62 1,37 0,44 28 Kali Sampean 1.297,76 1,76 0,46 0,20
11 Citanduy 3.673,83 5,43 1,48 0,69 29 Kali Setail 1.920,75 4,22 1,22 0,71
12 Ciwulan 1.341,29 6,48 3,04 1,96 30 Kali Sanen 2.041,00 1,36 0,55 0,25
13 Cibuni 1.502,42 5,98 3,00 2,43 31 Kali Blambang 1.071,50 2,04 1,10 1,04
14 Cimandiri 1.778,53 4,41 1,91 1,23 32 Kali Lorok 1.521,54 2,51 1,82 1,47
15 Kali Pemali 1.319,44 4,43 0,77 0,33 33 Kali Welang 454,94 3,78 2,91 0,28
16 Kali Comal 843,71 5,25 1,49 0,84 34 Kali Rejoso 621,07 4,26 3,52 0,10
17 Kali Tuntang 1.301,16 1,85 0,35 0,19 35 Kali Kramat 765,36 2,30 0,55 0,46
18 Kali Serang 4.717,54 1,41 0,16 0,08 36 Kali Bajulmati 560,03 0,88 0,63 0,52
Sumber : Balitbang SDA (2005), berdasarkan data 459 pos duga air (AWLR),
data 241 pos > 10 tahun, data 218 pos < 10 tahun.
Mata Air BANYUMUDAL Mata Air KLUWUNG

Mata Air BANTIMURUNG Mata Air MAU

BEBERAPA POTENSI AIR PERMUKAAN


LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN POTENSI AIR TANAH
PENGUMPULAN DATA-DATA

DATA PRIMER : DATA SEKUNDER :


1). Log Litologi; 2). Log Geolistrik; 3). Log Pengeboran 1). Peta Topografi; 2). Peta Geologi; 3). Geohidrologi

Penentuan prakiraan :
1). Geometri CAT; 2). Konfigurasi akuifer

Pengamatan dan Pengkajian di Lapangan :


1). Kenampakan morfologi; 2). Stratigrafi; 3). Struktur geologi; 4). Geohidrologi
rinci; 5). Perkiraan potensi air tanah; 6). Penentuan daerah imbuh (recharge)

Penelitian keterdapatan air tanah :


Memanfaatkan sumur gali
Penelitian geofisik permukaan

Pengeboran SUMUR EKSPLORASI :


Penentuan kapasitas air tanah
Penentuan kualitas air tanah

Penilaian indikator penentuan potensi air baku

DEBIT POTENSI AIR BAKU


BEBERAPA TAHAP KEGIATAN UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIR TANAH
POTENSI AIR TANAH NASIONAL BERDASARKAN
WILAYAH PULAU

JML CEKUNGAN LUAS CEKUNGAN DEBIT AIR TANAH


NO WILAYAH
(unit) (ha) (juta m3/tahun)
1 Sumatra 65 27.075.600 128.249
2 Jawa + Madura 80 8.114.700 40.897
3 Bali 8 438.100 1.598
4 Nusa Tenggara Barat 9 947.500 2.015
5 Nusa Tenggara Timur 38 3.192.900 8.429
6 Kalimantan 22 18.136.200 69.065
7 Sulawesi 91 3.777.800 20.244
8 Maluku 68 2.583.000 13.174
9 Papua 40 26.287.000 231.622
INDONESIA 421 90.552.800 515.295
Sumber : Direktotar Geologi dan Tata Lingkungan, Kementerian ESDM (2004)
D. KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN
POTENSI AIR BAKU
(SEBAGAI ACUAN AWAL)
NO KRITERIA INDIKATOR KUANTITATIF KUALITATIF
1 Karakteristik a Intensitas curah hujan > 3500 mm/thn Potensi besar
HIDROLOGI 2000-3500 mm/thn Potensi sedang
< 2000 mm/thn Potensi kecil
b Penyebaran curah < 3 bulan hujan Potensi besar
hujan dalam waktu 3 - 6 bulan hujan Potensi sedang
> 6 bulan hujan Potensi kecil

NO KRITERIA INDIKATOR KUANTATIF KUALITATIF


2 Karakteristik a Debit yang mengalir Q95 > 5 Qmtncflow Potensi besar
AIR PERMUKAAN di sungai Q95 = 3-5 Qmtncflow Potensi sedang
Q95 < 3 Qmtncflow Potensi kecil
b Debit yang tersedia Elv > 0,5 Elv min + Free board Potensi besar
di danau/situ Elv = 0,25-0,5 Elv min + Free board Potensi sedang
Elv < 0,25 Elv min + Free board Potensi kecil
NO KRITERIA INDIKATOR KUANTATIF KUALITATIF
3 Karakteristik a Debit Optimum Qopt > 20 lt/dt Potensi besar
AIR TANAH Qopt = 5 - 20 lt/dt Potensi sedang
Qopt = 1 -5 lt/dt Potensi kecil
Qopt < 1 lt/dt Tidak berpotensi
b Jenis Formasi Sedimen lepas, pasir, kerikil Potensi sangat besar
Sedimen klastik, batu pasir, batu lanau Potensi besar
Batu gamping tersesarkan, terlipatkan Potensi sedang
Batuan produk gunung berapi Potensi kecil
Batuan beku, batuan pasu, metamorf Potensi sangat kecil
c Akuifer Dangkal (2-20 mbmt) Mudah didapatkan
Sedang (20-25 mbmt) Sedang didapatkan
Dalam (> 25 mbmt) Sukar didapatkan

NO KRITERIA INDIKATOR KUANTATIF KUALITATIF


4 Karakteristik a Vegetasi Pohon/Tanaman keras/Hutan Potensi besar
DAS yang tumbuh Semak belukar Potensi sedang
Padang rumput / Tanah kosong Potensi kecil
b Ketertutupan > 50% luas area Potensi besar
lahan < 50% luas area Potensi kecil
E. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BAKU

PENGUMPULAN DATA-DATA

DATA :
Jumlah Penduduk Eksisting
RTRW
RPJM & RPJP
Masterplan Pola Pengelolaan WS

PROYEKSI :
Jumlah Penduduk
Perkembangan Berbagai Sektor di Wilayah

Cakupan/Zona
Layanan
KEBUTUHAN DOMISTIK

Tipe Layanan KEBUTUHAN NON DOMISTIK :


Pertanian KEBUTUHAN AIR BAKU
Perkotaan Pedesaan Industri DI WTP
Perikanan
Penggelontoran

KEHILANGAN AIR
BEBERAPA RUMUS PENDEKATAN UNTUK MENGHITUNG
KEBUTUHAN AIR BAKU
 Kebutuhan minimal setiap orang akan air bersih sehari-hari (SPM) : 60 lt/jiwa/hari.
 Kebutuhan air untuk kawasan industri (Ditjen Cipta Karya) : 0,30 – 0,80 lt/dt/ha
→ Standar kebutuhan yang dipakai = 0,60 lt/dt/ha.
 Kebutuhan air untuk penggelontoran (maintenance flow) :
QPS(i) = H(i) x [ (qp/1000) x Pk ]
dimana : QPS(i) = kebutuhan air untuk penggelontoran pada bulan (i) (m3/bulan)
H(i) = jumlah hari pada bulan (i)
qp = kebutuhan air untuk penggelontoran per orang per hari (lt/orang/hari)
= 300 – 360 lt/orang/hari (Perencanana PSDA Terpadu, Ditjen SDA)
Pk = populasi di kota/kab (orang)
 Kebutuhan air untuk perikanan :
QPk(i) = H(i) x [ (qfp/1000) x Afp x 10.000 ]
dimana :
QPk(i) = kebutuhan air untuk perikanan pada bulan (i) (m3/bulan)
H(i) = jumlah hari pada bulan (i)
qfp = kebutuhan air untuk kolam per hari (mm/hari)
Afp = luas kolam ikan (ha)
Untuk proyeksi jangka pendek, menengan dan panjang, dilakukan pendekatan sama
dengan proyeksi kebutuhan air untuk irigasi.
JICA memperkirakan kebutuhan air untuk kolam ikan perhari = 7 mm/hari.
F. KESEIMBANGAN ANTARA POTENSI
DENGAN KEBUTUHAN AIR BAKU
Suplai Air
Permukaan
Potensi Suplai Kebutuhan Kebutuhan Non
Sumber Air Baku Air Minum Air Minum
Suplai Air Non
Permukaan
B
Suplai Air Baku misal 120 lt/dt
untuk Air Minum

Ya
misal 150 lt/dt
A A<B RAWAN

150 < 120


Tidak

Ya
KRITIS
(A – B) < SF(B)
(150 -120) < 10%(100)
30 < 10 Tidak

Ya
AGAK KRITIS
(A – B) < 50%(B)
(150 -120) < 50%(100)
Kategori : 30 < 50 Tidak
AGAK KRITIS SF = Safety Factor
AMAN = misal ditentukan 10%
TIPE PENANGANAN BERDASARKAN
STATUS PEMENUHAN KEBUTUHAN SUMBER AIR BAKU

STATUS TIPOLOGI PEMENUHAN


* Fokus utama : mempertahankan suplai dari sumber air baku.
AMAN
* Pendistribusian ke wilayah lain yang memiliki status lebih rendah untuk pemerataan
potensi.
* Fokus utama : optimalisasi suplai dari sumber air baku eksisiting.
AGAK KRITIS
* Efisiensi pemanfaatan sumber air baku.
* Fokus utama : optimalisasi suplai dari sumber air baku eksisiting.
* Efisiensi pemanfaatan sumber air baku.
KRITIS
* Pengalokasian suplai sumber air baku sesuai prioritas kebutuhan, prioritas utama adalah
pemenuhan kebutuhan minimal sehari-hari dan irigasi eksisting pertanian rakyat.
* Fokus utama : identifikasi sumber air baku baru.
* Melakukan proteksi dan konservasi daerah recharge dan lokasi sumber air baku potensial.
* Pengalokasian suplai sumber air baku sesuai prioritas kebutuhan, prioritas utama adalah
RAWAN pemenuhan kebutuhan minimal sehari-hari dan irigasi eksisting pertanian rakyat.
* Dukungan regulasi/kebijakan dari pemerintah.
* Menerapkan teknologi daur ulang pakai air.
* Meningkatkan manajemen pengelolaan dan pemanfaatan air.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai