Dosen Pembimbing Dr. Lia Ratna Sari, M.Si Disusun Oleh: 1. Fadillah Fitriyantie 181103 2. Maharany Kartini Woda 181110 3. Nabilah Farid 181112
Dosen Pembimbing Dr. Lia Ratna Sari, M.Si Disusun Oleh: 1. Fadillah Fitriyantie 181103 2. Maharany Kartini Woda 181110 3. Nabilah Farid 181112
Adapun beberapa faktor yang meningkatkan resiko seseorang menderita leukimia mieloblastik akut, yaitu :
• Radiasi dosis tinggi
• Paparan terhadap zat kimia tertentu
• Obat-obatan
• Faktor keluarga atau genetik
• Sindrom Down
• Kondisi perinatal
• Human T-cell leukimia virus-1 (HTLV-1)
• Sindroma mielodisplastik.
GEJALA
1) Tes darah
Dilakukan tes darah lengkap untuk memeriksa jumlah sel darah putih dalam tubuh dan apusan darah tepi
untuk memeriksa bentuk dan ukuran sel darah putih serta mendeteksi sel darah putih yang belum matang.
2) Aspirasi sumsum tulang
Pemeriksaan terhadap sampel jaringan sumsum tulang.
3) Fungsi lumbal
Pemeriksaan terhadap sampel cairan serebrospinal, yaitu cairan yang berada disekitar otak dan sumsum
tulang belakang untuk mendeteksi sel kanker.
4) Tes pencitraan
Untuk mendeteksi infeksi atau gangguan lain yang disebabkan oleh leukimia mieloblastik akut.
Jenis tes pencitraan adalah :
• USG
Untuk mendeteksi pembengkakan yang terjadi pada organ hati, kelenjar getah bening,
limfa, dan ginjal.
• Foto rontgen
Untuk mendeteksi infeksi yang terjadi pada paru-paru.
• CT-Scan
Untuk menunjukkan apakah leukimia mieloblastik akut telah menyebabkan pembesaran
pada limfa dan kelenjar getah bening.
5) Pemeriksaan genetik
Untuk mendeteksi dan memeriksa perubahan yang terjadi pada kromosom didalam sel.
PENGOBATAN
1. Kemoterapi lanjutan
Kemoterapi ini dilakukan untuk menghilangkan sel yang
masih tersisa dan mencegah kekambuhan.
• Berhenti merokok
• Hindari paparan bahan kimia berbahaya
• Mengkonsumsi makanan bernutrisi
• Olahraga secara rutin.