Anda di halaman 1dari 17

FAKULTASKEDOKTERAN

GIGI

GIGI PATAH
UNIVERSITAS
HASANUDDIN

DAN
BERLUBAN
G PADA
ANAK
Tutor
Kelompok drg. Hendrastuti Handayani,
4 M.Kes
Kelompok 4

• Andi Apriliqa Megumi Adhila Larasati


J011191014
• Sasmita J011191015
• Cita suci J011191039
• Baiq dhinda Aulia Hidayati J011191061
• Muh.Relaf Akbar J011191062
• Reski Musdalifah Idris J011191082
• Fathul Jihan Achmad J011191083
TUJUAN
PEMBELAJARAN

0 02 03
1
PEMERIKSAAN DIAGNOSI
S
ETIOLOG
I

04 05 06
PERAWATA BAHAN INDIKATOR
N PERAWATA KEBERHASILA
N N
SK ENARIO
Seorang anak laki-laki, usia 8 tahun diantar ibunya ke RSGMP dengan
keluhan gigi depan atas patah ½ mahkota akibat jatuh dari sepeda
beberapa hari yang lalu. Anak tersebut mengeluhkan giginya sering
sakit dan dia juga merasa malu akibat giginya yang patah. Ibunya juga
menceritakan bahwa gigi geraham kiri bawah anaknya berlubang,
pernah sakit. Pada pemeriksaan klinis ditemukan karies profunda
perforasi 74 D6S1S4 dengan sondasi (-), perkusi (-), dan palpasi (-).
Gigi 11 D6S2S4 fraktur mahkota mengenai pulpa, dengan sondasi (+),
perkusi (-), dan palpasi (-). Pada pemeriksaan radiologi tidak nampak
kelainan periapikal gigi 74 dan pada gigi 11 tampak apeks masih
terbuka
PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Subjektif Pemeriksaan Objektif Pemeriksaan Penunjang

1. Intraoral
1. identitas pasien, 2. Ektraoral
2. riwayat medis, 3. Perkusi Pemeriksaan
3. riwayat dental keluhan 4. Palpasi radiografi
pasien 5. Tes Vitalitas
DIAGNOSIS

Pulpitis Irreversible Nekrosis Pulpa

Pada gigi 11 pasien mengalami Pada kasus gigi 74 mengalami nekrpsis


fraktur yang menyebabkan pulpities pulpa. Nekrosis pulpa merupakan
irreversible. Pulpitis Irreversible adalah kematian pulpa gigi dapat sebagian atau
kondisi peradangan pulpa yang seluruh pulpa yang terlibat.
persisten, simtomatik atau asimtomatik
ETIOLOGI

Pulpitis Irreversible Nekrosis Pulpa


a. Etologi --) Infeksi bakteri
Trauma --) Fraktur/Patah --)
Obstruksi Pembuluh darah --) b. Patogenesis --) Reaksi
Dilatasi Pembuluh darah kapiler Inflamasi
PERAWATAN

Pada gigi 11 pasien dengan


diagnosis pulpitis irreversible,
dapat dilakukan perawatan
apeksogenesis.
Prosedur Perawatan
Apeksogenesis
1 3

Kunjungan Kunjungan
Pertama Ketiga

2 4

Kunjungan Kunjungan
Kedua Keempat
PERAWATAN

Pada gigi 74 pasien didiagnosis sebagai nekrosis


pulpa, maka perawatan yang dapat dilakukan yaitu
pulpektomi.
Prosedur Perawatan
Pulpektomi

Membuang Membuka atap ruang


Isolasi gigi
jaringan pulpa dan
dengan
karies mengidentifikasi
rubber dam
orifisium

Membuat radiografi Membersihkan saluran akar


diagnostik dengan dengan
file jarum ekstirpasi dan preparasi
saluran akar lalu diirigasi dengan
NaOCl
Prosedur Perawatan
Pulpektomi
Campur zinc oxide dan
Pengeringan Pilih jarum lentulo eugenol, dan putar
saluran akar dengan bahan dalam saluran
dengan paper ukuran yang sesuai akar menggunakan
point jarum lentulo

Membuat rontgen pasca


Mengisi ruang Restorasi gigi perawatan untuk
pulpa dengan dengan memeriksa pengisian
semen stainless steel saluran akar
crown
BAHAN
Bahan Perawatan PERAWATAN
Pulpektomi

ZINC OXIDE KALSIUM


PASTA IODOFORM
EUGENOL HIDROKSIDA
(Ca(OH)2)
Bahan Perawatan
Apeksogenesis

KALSIUM HIDROKSIDA MINERAL TROXIDEAGGREGATE (MTA)


(Ca(OH)2)
INDIKATOR
KEBERHASILAN

Indikator Keberhasilan Secara


Indikator Keberhasilan Secara Klinis
Radiografis - Tanpa Gejala rasa sakit

- Mengalami Penurunan ukuran


- Tanda dan gejala awal berkurang

- Tidak menunjukkan gambaran radiolensi baru


DAFTAR PUSTAKA
1. Garg N, Garg A. Textbook of endodontics. 4th. :Jaypee; 2019. P. 62-6, 68.
2. Nowak AJ, Christensen JR, Mabry TR, Janice, and Wells MH, Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence. 6th Ed. Philadelphia: Elsevier. 2019.
Pp 702 3.Singh R K, Shakya V K, Khanna R, Singh B P. Interventions for managing immature permanent teeth with necrotic pulps.John Wiley &
Sons.2017.1-2
3. Sharma V, Sharma S, Dudeja P, Grover S. Endodontic management of nonvital permanent teeth having immature roots with one step apexification,
using mineral trioxid
4. aggregate apical plug and autogenous platelet-rich fibrin membrane as an internal matrix: Case series. Contemp Clin Dent. 2016;7(1):67.
5. Duggal M, Curzon SF, Toumba K, Robertson AJ. Restorative Techniques in Paediatric Dentistry. Edisi 2 th. New York: Taylor & Francis e-Library.
2005. 87-94
6. Lin L M, Ricucci D, Saoud T M, Sigurdsson A. Vital Pulp Therapy of Mature Permanent Teeth with Irreversible Pulpitis from the Perspective of Pulp
Biology. Australian Endodontic Journal.2019.
7. Bjorndal L, Kirkevang, Whitworth J. Textbook Endodontology. Edisi 3 th. India : Wiley Blackwell. 2018. 3, 59.
8. Torabinejad M, Fouad A F, Shabahang S. Endodontics Principles and Practice 6th ed.India:Elsevier.2021.p.11
9. Apriyono DK. Kedaruratan Endodonsia. JKG Unej. 2010; 7(1): 46
10. Maulidar. Perawatan apeksogenensis gigi insisivus permanen dengan akar masih terbuka disertai pulpa terbuka karena trauma. Cakradonya Dental
Journal. 2019; 11(1): 59-60
11. Dean JA, Jomes JE, Sanders BJ, Vinson LAW, Yepes JF. Mcdonald and avery’s dentistry for the child and adolescent. 11th ed. Missouri: Elsevier. 2016.
p. 274
12. Duggal M, Curzon SF, Toumba K, Robertson AJ. Restorative Techniques in Paediatric Dentistry. 2nd ed. New York: Taylor & Francis e-Library. 2005.
Pp. 87-94
13. Yoga IG Giri PR, Suarjana K. Gambaran kejadian pulpitis di wilayahkerja Puskesmas Dawan I Klungkung. Bali Dental Journal. 2018; 2(2). p 95-6.
14. Nisha G, Amit G. Textbook of Endodontics. 2nd Ed. India: Jaypee Brothers Medical Publishers(P)Ltd. 2010, Pp 483, 1030-31, 1417-22
15. Rahaswanti, LW. Evaluasi keberhasilan pengisian saluran akar dengan sediaan zinc oxide eugenol dan campuran calcium hydroxide dengan pasta
iodoform. Intisari Sains Medis. 2017. 8(1). p 3-4.
16. 16 Rahman, E. F., & Christiono, S. (2019). Effectivity antibacterial zinc oxide eugenol with zinc oxide propolis for endodontic treatment in primary
teeth Odonto: Dental Journal, 6(2), 113-117.
17. Anggasari, T., Kusuma, A. R. P., & Hadianto, E. (2020). Perbedaan Efektivitas Bahan Pencampur Serbuk Kalsium Hidroksida terhadap Pertumbuhan Bakteri Enterococcus faecalis.
Prosiding Konferensi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Kesehatan. 2020; 2(2). P 43-4, 47-8
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai