Respon Perilaku
• Klien banyak diam
•
•
•
Klien menolak melukan aktivitas ibadah yang diadakan di RS
Klien menolak mengikutsertakan tokoh agama
Klien mengatakan tidak tertarik dengan kegiatan agama yang dianutnya.
Penilaian
Terhadap
• Klien mengaku kalau ia tidak mampu berdo’a dan bermaksud mempelajari
agama lain yang bisa memaafkan dosa-dosanya.
Stressor
Sumber Koping
• Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu
memberikan nasehat, petunjuk dan umpan balik
bagaimana seseorang harus berperilaku berdasarkan
keyakinan spiritualnya.
• Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, Kepada perawat klien mengaku kalau ia tidak mampu
memfokuskan pada kepentingan orang lain. berdoa dan bermaksud mempelajari agam lain yang bisa
memaafkan dosa-dosanya
klien tidak mendapat dukungan dari keluarganya
• Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network
• Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas
ekspresi positif thingking, mendorong atau setuju dengan menyediakan dukungan kelompok untuk berbagai tentang
pendapat orang lain. aktifitas spiritual. Taylor, dkk (2003) menambahkan
dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk
-
meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual
• Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.
menyediakan pelayanan langsung yang berkaitan dengan
dimensi spiritual. Perawat menyusun intervensi keperawatan, salah satunya
adalah menginstruksikan tokoh agama , namun klien
Aktivitas ibadah yang diadakan di RS dan Perawat
menyusun intervensi keperawatan, salah satunya adalah menolak dan mengatakan tidak tertarik dengan kegiatan
menginstruksikan tokoh agama keagamaan yang ia anut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
No. Data fokus
1. DS:
1. Klien mengatakan bahwa penyakit yang ia derita karena Tuhan marah dan mengutuknya akibat
perilaku menyimpang yang ia lakukan selama ini.
2. Klien merasa tidak ada yang memahami dirinya bahkan keluarga tidak mau memaafkan klien,
tidak pernah membesuk dan merasa diasingkan.
3. Klien marah pada diri sendiri mengapa ia melakukan kesalahan.
4. Klien merasa hidup sudah tidak bermakna.
5. Klien mengaku kalau ia tidak mampu berdo’a dan bermaksud mempelajari agama lain yang bisa
memaafkan dosa-dosanya.
6. Klien mengatakan tidak tertarik dengan kegiatan keagamaan yang ia anut.
DO:
7. Klien menunjukkan perilaku banyak diam.
8. Klien menolak melakukan aktivitas ibadah di RS.
DT:
9. Klien tampak murung.
NO. ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Distres Spiritual Sakit
1. Klien merasa tidak ada yang memahami dirinya bahkan keluarga tidak
mau memaafkan klien, tidak pernah membesuk dan merasa diasingkan.
2. Klien marah pada diri sendiri mengapa ia melakukan kesalahan.