Farkin Fix
Farkin Fix
TERHADAP BIOAVAIBILITAS
SUATU OBAT DENGAN MENGGUNAKAN
DATA DARAH
Kelompok 5 :
Niswatul Imro’ah 201310410311048
Ratna puspita sari 201310410311062
Meilan Hiviani 201310410311075
Andi Ilham Pratama N. 201310410311163
Rizky ilhamsyah pratama 201310410311192
Ivana Rambu Sada Rewa 201310410311257
Firdia Tsani 201310410311272
Wulan Megasari 201310410311287
Tujuan
Tujuan umum : membandingkan bioavaibilitas suatu
obat dari rute pemakaian yang berbeda.
Tujuan khusus :
Disposable syiring 1 cc 1
Feeding tube 1
Mounth block , dll. 1
i.v : 0, 5, 10, 15, 20, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150, 165, dan
180 menit setelah pemberian obat
i.m : 0, 10, 20, 30, 45, 60, 90, dan 120 menit setelah pemberian
obat
p.o : 0, 10, 20, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135,
150, 165, dan 180 menit setelah pemberian obat
Dilarutkan dalam NaOH 0,1 N dan H2SO4 4 N (1:5), + air suling sampai
100 ml
Reaksikan larutan baku kerja 10 dan 100 mcg/ml dan amati nilai serapan
pada panjang gelombang 520 – 560 nm
Buatlah kurva serapan dari larutan Baku Kerja 10 dan 100 mcg/ml pada
kertas grafik berskala
Pembuatan Kurva Baku
Buatlah table hasil pengamatan dan buat kurva kadar larutan Baku Kerja
terhadap serapan pada kertas grafik berskala sama
Sulfametoksazol
1 12,6801 12,7809 0,1008
(Baku Kerja)
Su;fametoksazol
2 12,6801 12,7809 0,1008
(Recovery)
Perhitungan pembuatan baku kerja
sulfametoksazol
Baku kerja 1 = N5 x V5 = N1 x V1
= (100,8 ppm x 1 ml): 10 ml= 10,08 ppm
Baku kerja 2 = N5 x V5 = N2 x V2
1 10,08 0,072
2 20,16 0,145
3 30,24 0,224
4 50,4 0,362
5 100,8 0,725
Nilai : a = 0,0177
b = 5,32 x 10-3
r = 0,9944
Menghitung kadar yang didapat kembali (x)
Y= bx +a
a = 1,65 x 10-3
b = 7,18 x 10-3
r = 0,9999
x = y-a/b
Baku Kerja 1 :
y =bx+a
0,083 = (7,18 x 10-3)x + 1,65 x 10-3
X = 11,33 µg/ml
Baku Kerja 2 :
y =bx+a
0,120 = (7,18 x 10-3)x + 1,65 x 10-3
X = 16,48 µg/ml
Baku Kerja 3 :
y =bx+a
0,193 = (7,18 x 10-3)x + 1,65 x 10-3
X = 26,65 µg/ml
Baku Kerja 4 :
y =bx+a
0,252 = (7,18 x 10-3)x + 1,65 x 10-3
X = 34,87 µg/ml
Baku Kerja 5 :
y =bx+a
0,566 = (7,18 x 10-3)x + 1,65 x 10-3
X = 78,61 µg/ml
Menghitung % Recovery
% recovery =
BK 1 : % Recovery =
BK 2 : % Recovery =
BK 3 : % Recovery =
BK 4 : % Recovery =
BK 5 : % Recovery =
Rata-rata =
= 85,89%
BK Konsentrasi (ppm) Kadar perolehan % Recovery
kembali (µg/ml)
Eliminasi
t ½ : 0,5 Jam
Kel : 1,39 / Jam
Absorbsi
t ½ : 0,25 Jam
Kab : 2,8 / Jam
Menghitung kadar (cu) obat sulfametoksazol dalam darah
Persamaan kurva recovery
A = 0,0177
B = 5,32 x 10-3
r = 0,9944
Cuplikan 1 Cuplikan 3
Y = bx +a Y = bx +a
-0,043 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177 0,082 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
X = -11,41ppm X = 12,10ppm
Cuplikan 2
Y = bx +a Cuplikan 4
0,041= 5,32 x 10-3x+ 0,0177 Y = bx +a
X = 4,39 ppm 0,151 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
X = 25,07 ppm
Cuplikan 5 Cuplikan 8
Y = bx +a Y = bx +a
0,214 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177 0,107 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
X = 36,92 ppm x = 16,80 ppm
Cuplikan 9
Cuplikan 6
Y = bx +a
Y = bx +a
0.057 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
0,042 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
x = 7,40 ppm
x = 23,38ppm
Cuplikan 7
Cuplikan 10
Y = bx +a Y = bx +a
0,136 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177 0.051 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
x = 22,25ppm x = 6,27 ppm
Cuplikan 11
y = bx +a
0,031 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
x = 2,51 ppm
Cuplikan 12
Y = bx +a
-0,602 = 5,32 x 10-3x+ 0,0177
x = -116,52 ppm
KURVA AUC
AUC
40
35
30
25
AUC
20
15
10
5
0
10 20 30 60 75 90 120 135 150 165
Menghitung AUC Sulfametoksazol dalam darah dengan rute per oral
•AUC 1=½Xaxt •AUC 4 = ½ x(a3+a4) x (t4-t3)
= ½ x 4,39 x 10 = ½ x 61.99 x 30
= 21,95 µg.menit/ml =929,85 µg.menit/ml
Absorpsi : absorpsi melalui saluran cerna mudah dan cepat, kecuali beberapa
macam sulfonamide yg khusus digunakan untuk infeksi lokal pada usus. Kira-
kira 70%-100% dosis oral sulfonamide di absorpsi melalui saluran cerna dan
dapat ditemukan dalam urine 30 menit setelah pemberian. Absorpsi terutama
terjadi pada usus halus, tetapi beberapa jenis sulfa dapat di absorpsi melalui
lambung.
Distribusi : semua sulfonamide terikat pada protein plasma terutama albumin
dalam derajat yg berbeda-beda. Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh,
karena itu berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk
bebas mencapai 50%-80% kadar dalam darah.
Metabolisme : dalam tubuh, sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi. Hasil
oksidasi inilah yang sering menyebabkan reaksi toksik sistemik berupa lesi pada
kulit dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan
hilangnya aktivitas obat.
Ekskresi : hampir semua obat di ekskresi melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil
Pada praktikum dilakukan percobaan menggunakan kelinci
yang diberikan sulfametoksazol dengan beberapa rute, yakni
intravena, intramuskular dan per oral. Terdapat beberapa
parameter farmakokinetik yang dapat dibandingkan dari rute-
rute pemberian tersebut.
Per oral Intravena Intramuskular
Sejauh ini rute peroral Digunakan ketika Obat dapat diinjeksikan
merupakan rute yang dibutuhkan respon klinis pada lengan, paha atau
paling umum digunakan. yang cepat. Rute ini pantat. Karena adanya
Jalur lintasan obat dari membuat konsentrasi obat perbedaan vaskularisasi
saluran cerna hingga yang tepat didalam plasma besar absorpsi berbeda:
masuk kedalam darah seperti yang dimasukan, lengan > paha > pantat.
dipengaruhi oleh faktor sehingga bioavailabilitas Absorpsi obat dapat
biologis dan fisiko-kimia obat dengan rute intravena terjadi lmbat dan tidak
obat dan bentuk sediaan. sangat tinggi. Sebagian menentu. Volume dari
besar obat yang injeksi, osmolalitas
diinjeksikan antara 1-2 larutan, lipid solubility
menit untuk mencegah dan derajat ionisasi
konsentrasi obat yang mempengaruhi absorpsi.
sangat tinggi pada vena
FARMAKOKINETIKA ABSORPSI ORAL
RUTE PEMBERIAN
IV IM P.O
1 2 3 4 5 6
Kd 0,3465 - -
Dosis (/kgBB) 20 mg 20 mg 50 mg 50 mg 50 mg 50 mg