Anda di halaman 1dari 18

“KONSEP DASAR

ANALISIS KIMIA”
Larutan dan satuan konsentrasi
Konsentrasi merupakan satuan yang umum digunakan untuk menggambarkan jumlah zat
terlarut dalam sejumlah larutan tertentu.

Nama Satuan Simbol


Molaritas M
Normalitas N
Molalitas m
% berat %
% volume %
% %
Part per
million
Part per billion
Density
Specific Tanpa satuan
gravity tetapi terkait
dengan densitas
air 1.00 g/mL
Mol dan mmol
Mol dalam satuan SI merupakan jumlah spesi kimia dan terkait dengan jumlah bilangan
Avogadro (6.022 x 1023 partikel) sesuai dengan yang dinyatakan oleh rumus (atom,
molekul, senyawa)
Massa molar suatu zat (m) adalah jumlah massa dalam gram dari satu mol zat tersebut
yang mengandung partikel-partikel sejumlah bilangan Avogadro

Contoh :
Massa molar asam asetat (CH3COOH) adalah jumlah massa atom-atom yang
menyusunnya.

Hubungan yang ada antara jumlah mol dengan massa molar bila diketahui massa
senyawa dinyatakan dengan :
Molaritas
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan (bukan 1L pelarut).
Dikenal molaritas analitik yang menggambarkan jumlah total zat terlarut tanpa
memperhitungkan keadaan kimianya dalam 1 L larutan
Untuk zat-zat yang mengion dalam larutan, seperti 0,1 M KCl dalam larutan, molaritas
analitiknya adalah 0.1 M, namun molaritas kesetimbangannya adalah 0 M. Hal ini
disebabkan karena larutan KCl berdisosiasi menjadi 0,1 M dan 0,1 M
Normalitas
Normalitas suatu larutan didasarkan pada bobot equivalen yang menggambarkan jumlah
spesi kimia yang bereaksi secara stokiometri dengan spesi kimia yang lain. Normalitas
suatu larutan merupakan fungsi dari reaksi kimia yang terkait

Jumlah equivalen, n, diperoleh berdasarkan reaksi yang berlangsung. Misalnya :


1. pada reaksi asam basa
n ditentukan berdasarkan jumlah ion yang dilepaskan oleh suatu asam atau yang diterima
oleh suatu basa. Untuk reaksi di bawah ini, n = 2 untuk H2SO4 dan n=1 untuk NH3:

2. Untuk reaksi pengendapan


n ditentukan oleh muatan kation atau anion yang bereaksi, misalnya untuk reaksi di bawah
ini, n=2 untuk Pb2+ dan n=1 untuk Cl-
3. Untuk reaksi pembentukan kompleks
n berhubungan dengan jumlah pasangan elektron yang diterima oleh ion logam atau
diberikan oleh ligan. Dalam reaksi di bawah ini, nilai n=2 untuk Ag+ dan n=1 untuk
NH3 :

4. Untuk reaksi redoks


n ditentukan oleh banyaknya elektron yang dilepaskan oleh pereduksi atau yang
diterima oleh oksidator. Untuk reaksi di bawah ini, n=1 Fe 3+ untuk dan n=2 untuk :
Sn2+
Jika FW merupakan massa dari satu mol zat, EW merupakan massa yang mengandung satu
EW. Hubungan diantara keduanya dapat dinyatakan dengan

Sehingga hubungan antara normalitas dan molaritas adalah :

Contoh : Hitunglah berat equivalen dan normalitas larutan 3.0 M H3PO4 pada reaksi-
reaksi di bawah ini :
Jumlah equivalen pada reaksi (a), (b) dan (c) adalah 3, 2 dan 1 yang ditentukan oleh
jumlah yang dilepaskan dalam reaksi :
Densitas dan Specific gravity larutan
Densitas suatu zat merupakan massa per unit volume, sedangkan specific gravity
merupakan ratio massa zat terhadap massa air dengan volume yang sama pada suhu
tertentu

Contoh :
Jelaskan bagaimana membuat 200 mL larutan 3.0 M HCl dari larutan HCl pekat dengan
grafitas spesifik 1.18 g/mL dan kadar 37% (w/w) HCl (36.5 g/mol) !

Pembahasan :
Pertama-tama perlu dihitung dahulu konsentrasi HCl pekat

Jumlah mol HCl yang diperlukan untuk membuat 200 mL larutan 3.0 M HCl
:
Jumlah HCL yang digunakan
Merubah Satuan konsentrasi
Hubungan g, mol dan molaritas
Hitunglah konsentrasi molar etanol dalam larutan air yang mengandung 4.60 g C 2H5OH
(46.07 g/mol) dalam 5.00 L larutan.
Pembahasan :
Molaritas menunjukkan banyaknya mol per liter larutan. Jadi pendekatan yang harus
dilakukan adalah merubah g etanol ke dalam mol/L.
Jelaskan bagaimana membuat 250 mL larutan Cl - 0.0800 M dari padatan (244.3 g/mol)

Untuk membuat larutan tersebut dilakukan dengan melarutkan 2.443 g dalam air dan
diencerkan menjadi 250 mL
Dalam mengkonversi unit-unit konsentrasi perlu diperhatikan satuannya.
Informasi yang diketahui dengan unit-unitnya dituliskan telebih dahulu dan dikalikan
Faktor konversi memperhitungkan banyaknya unsur-unsur atau ion-ion yang ada dalam
senyawa, misalnya
PR/ Latihan
•Hitunglah molaritas asam pekat HNO3 (63 g/mol) 70% (w/w) dalam larutan dengan
specific gravity 1.42 g/mL!
•Suatu larutan mengandung 65 ppm K3Fe(CN)6 (329.3 g/mol). Hitunglah molaritas K+
dalam larutan?
•Jelaskan bagaimana membuat 3.00 L larutan 0.200 M BaCl2 dari BaCl2.2H2O (244.3
g/mol)
Stokiometri Kimia
Stokiometri berhubungan dengan hubungan kuantitatif diantara spesi-spesi kimia yang
bereaksi setara. Umumnya, dalam reaksi kimia diberikan massa suatu reaktan atau suatu
produk untuk dihitung banyaknya massa spesi-spesi lain baik reaktan maupun produk.

Contoh :
Berapa massa AgNO3 (169.9 g/mol) yang diperlukan untuk merubah 6.99 g Na2CO3
(106.0 g/mol) menjadi Ag2CO3? b) berapa massa Ag2CO3 (275.7 g/mol) yang terbentuk?
Pembahasan :
Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
Campuran 2 reaktan
Contoh ini berhubungan dengan campuran 2 reaktan dengan salah satu reaktan berlebih
atau sesuai dengan perbandingan stokiometri.
Berapa g Ag2CO3 (257.7 g/mol) dibentuk dan tentukan molaritas dan massa dari zat yang
tersisa bila
a) 25.0 mL AgNO3 0.2 M dicampur dengan 50.0 mL Na2CO3 0.0800 M

b) 25.0 mL AgNO3 0.2 M dicampur dengan 25.0 mL Na2CO3 0.0800 M

c) 25.0 mL AgNO3 0.2 M dicampur dengan 50.0 mL Na2CO3 0.0500 M


Berdasarkan perbandingan stokiometri, 2 mol bereaksi dengan 1 mol . Dari
perbandingan mol dan dalam soal diperoleh reagen pembatas adalah larutan . Berarti
ada kelebihan larutan yang tidak bereaksi.
Massa yang terbentuk ditentukan oleh larutan sebagai reagen pembatas.

Anda mungkin juga menyukai