MPD:
Kebijakan Pemantauan
Pertumbuhan Balita di Indonesia
Hasil Belajar
• Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami permasalahan gizi balita,
serta mampu memahami kebijakan pemantauan pertumbuhan balita di Indonesia
Kebijakan Operasional
02
Besaran Masalah
01 Gizi
a. Pentingnya 1000 HPK
bagi status Kesehatan
Pemantauan
Pertumbuhan Balita
a. Tujuan pembangunan SDM
dan gizi masyarakat dalam RPJMN 2020-2024
Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Jendela Kritis
Perkembangan
Janin
8 minggu
pertama sejak
konsepsi
terjadi
pembentukan
semua cikal
bakal organ
tubuh
Mengapa 1000 HPK?
* Akibat pada periode ini Bersifat Permanen
* Akibatnya berjangka panjang – Transgenerasi
* Sering dilupakan konsentrasi program gizi selama ini pada
balita
• Investasi pada kelompok ini Cost effective untuk invesmen
SDM
* Program efektif untuk kelompok ini tersedia
* Fakta di Indonesia mengindikasikan masih diperlukan upaya
besar untuk memperbaiki
KEBIJAKAN Manfaat menanggulangi masalah gizi pada balita:
YANG TEPAT
Meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto
sebanyak 11% di Afrika and Asia.
INTERVENSI
BERBASIS BUKTI
Meningkatkan lama belajar di sekolah sedikitnya 1 tahun
INVESTASI GIZI =
INVESTASI
CERDAS Meningkatkan penghasilan 5 – 50%
AGENDA
3 Meningkatkan kualitas dan
ARAH
cakupan kesehatan universal, khususnya penguatan
Pelayanan Kesehatan Dasar dengan mendorong
sumber daya manusia yang berdaya saing peningkatan upaya promotif dan preventif yang
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi,
melalui:
a) percepatan penurunan stunting STRATEGI
dengan peningkatan efektivitas intervensi
spesifik, perluasan dan penajaman Percepatan Meningkatkan kesehatan
b)
intervensi sensitif secara terintegrasi;
peningkatan intervensi yang bersifat life Perbaikan Gizi 02 01 ibu, anak, keluarga dan
kesehatan reproduksi
saving dengan didukung data yang kuat Masyarakat
(evidence based policy) termasuk fortifikasi
dan pemberian multiple micronutrient;
c) penguatan advokasi, komunikasi sosial dan
perubahan perilaku hidup sehat terutama
mendorong pemenuhan gizi seimbang
berbasis konsumsi pangan (food based
03 Membudayakan
gerakan masyarakat
approach); untuk hidup sehat
d) Penguatan sistem surveilans gizi;
e) peningkatan komitmen dan pendampingan 04 Meningkatkan pengendalian penyakit
bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi Memperkuat sistem
dengan strategi sesuai kondisi setempat;
dan
05 kesehatan dan
f) respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi
pengawasan obat
darurat dan makanan
Source: Presidential Regulation No.18 of 2020
12
Indikator Sasaran dan Keluaran (Output) dalam Lampiran Perpres 72/2021
Terkait Kementerian Kesehatan
Warna hijau adalah indikator dan output dengan penanggung jawab Kemenkes
NUTRITION AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
14
SPM BIDANG KESEHATAN
• Dasar: 1. Setiap bumil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
• Peraturan Pemerintah nomor 2 Tahun 2018 standar;
2. Setiap bulin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai
tentang Standar Pelayanan Minimal standar;
• Permenkes nomer 4 tahun 2019 tentang 3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan yankes sesuai
standar;
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU 4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
PELAYANAN DASAR PADA STANDAR standar;
PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN 5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar;
• Pemda wajib memenuhi hak dasar rakyatnya 6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 - 59 tahun
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar;
• Meliputi seluruh kelompok umur (bumil, 7. Setiap warga negara Indonesia usia >60 tahun
bulin, bayi, balita, usia sekolah, usia produksi mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar;
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan yankes sesuai
dan usia lanjut) standar;
• Meliputi 5 penyakit utama: TB, HIV/AIDS, 9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan yankes
sesuai standar;
Hipertensi, DM, ODGJ 10.Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan
yankes sesuai standar;
• Sifatnya: promotif, preventif & deteksi dini 11.Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB
sesuai standar;
• Cakupan harus 100% (berbasis hak azasi manusia) 12.Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB,
pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan
warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar.
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019
Mendapat vitamin A
Penimbangan ≥ 8 kali Pengukuran ≥ 2 kali
minimal 2 kali setahun
setahun 54,6% setahun 77,8% 53,5% Sumber: Riskesdas 2018
Pemantauan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pendekatan siklus hidup (1000 HPK + remaja) dengan upaya optimalisasi cakupan
STRATEGI INTERVENSI
Promosi dan konseling Promosi dan
1. Peningkatan Kapasitas PMBA konseling menyusui
SDM 1 2
2. Peningkatan Kualitas
Pemantauan
program tatalaksana 6 3 pertumbuhan dan
3. Penguatan Edukasi Gizi gizi buruk perkembangan
4. Penguatan manajemen
Intervensi Gizi di 5 4
Puskesmas dan Penanganan masalah Pemberian suplementasi
Posyandu gizi dengan pemberian TTD ibu hamil dan remaja,
makanan tambahan serta pemberian vitamin A
SURVEILANS GIZI
Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 14 Tahun 2019
Tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
PREVALENSI STUNTING PADA BALITA
SURVEY
BERKALA:
Riskesdas
Susenas: SSGBI
2020
Intervensi Tepat Sasaran berdasarkan
data by name by address dari ePPGBM
MONEV
SURVEILANS GIZI
– ePPGBM
RUTIN
REKAP CAKUPAN PENIMBANGAN (D/S) BALITA 0-59 BULAN
90.0
80.1
80.075.4
70.0
60.0 56.3
50.0
42.0
40.0
28.8
30.0
21.7 22.2
20.0
10.0 7.4
Sumber: ePPGBM 22
Dampak Pemantauan Pertumbuhan
Tidak dilakukan Secara RUTIN
Kita akan selalu terlambat mengintervensi karena “DETEKSI DINI” masalah gizi terlewatkan
IMPLIKASI adanya Perubahan kebijakan
DIPERLUKAN
Direktorat Gizi Masyarakat
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
bit.ly/PedomanGiziMasyarakat Kementerian Kesehatan RI
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9 Jakarta12950
Referensi
1. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Upaya Percepatan Perbaikan Gizi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta, 2013.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun
2010. Jakarta, 2010.
7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun
2007). Jakarta, 2008.
8. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, deOnis M et al. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health
consequences. Lancet 2008; 371: 243-260.
9. Black RE, Victora CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, deOnis M et al. Maternal and child undernutrition and overweight in low-income
and middle-income countries. Lancet 2013; 382: 427-451.
10.Kementerian PPN/Bappenas. Rancangan Teknokratik. Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Indonesia
Berpenghasilan MEnengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan. Jakarta, 2020.
11.UNICEF. The state of the world’s children 1998. Oxford University Press for UNICEF. Oxford and New York. 1998.
12.Shekar M, Kakietek J, Eberwein JD, Walters D. An Investment Framework for Nutrition. Reaching the Global Targets for Stunting, Anemia,
Breastfeeding, and Wasting. Directions in Development. Washington, DC: World Bank. doi:10.1596/978-1-4648-1010-7. License: Creative
Commons Attribution CC BY 3.0 IGO.