Anda di halaman 1dari 33

Sifat-Sifat Umum,

Klasifikasi, Pertumbuhan
dan Isolasi Jamur

Kelompok 1
1.
2.
3.
ABDUL M. KASTELLA
ACHMAD NUR AFFENDICK
ADE RESTI
(0120840001)
(0120840312)
(0120840002)
OUR TEAM
4. ADOLOF DEPAMETOUW (0110840102) KELOMPOK 1 MIKOLOGI
5. ADRIANA WULANDARI (0120840004) 26. ANISA PUTERI TILAMSARI
6. AGUS (0120840005) (0120840021)
7. AGUS RUMPEDAI (0120840006) 27. ANITA IRIANTI PALA
(0120840022)
8. AGUSTINA E. K. HASEGEM (0110840) 28. ANITHA R. SENTUF
9. AGUSTINA D. M. AMPASOI (0110840) (0120840)
10. AIDA D. MARPAUNG (0120840007) 29. ANNA MARIA I. RUMABAR
11. ALBERT MANIANI (0110840100) (0120840302)
12. ALBERTO B. H. MANURUNG (0120840008) 30. ANNA VERONICA KARUBABA
13. ALEX STENDLY NUBURI (0120840009) (0120840023)
14. ALEXANDRA MENTARI K. YOM (0120840010) 31. ANUGERAH A. P. LESOMAR
(0120840024)
15. ALFRIDA M TIWOW (0120840012) 32. APER HIKTAOP
16. ALIXILLIUS F. BARU (0120840) (0120840)
17. ALTIRZA W. SAMARA (0120840308) 33. APRILLIYANTI B. ABDULLAH
18. ALVONS MANDERI (0090840164) (0120840027)
19. AMOS R. HUTAPEA (0120840013) 34. APRY Y. JITMAU
20. ANASTASIA K. S. I. PERANGIN A. (0120840014) (0120840028)
21. ANDRI PRATAMA HANDOYO (0120840015) 35. APRYANA DAMAYANTI AR
(0120840029)
22. ANGELA S. A. TAMPUBOLON (0120840017) 36. ARIF SETIAWAN
23. ANGGI FATMALA (0120840018) (0120840030)
24. ANGGRAENI F. SEKARWANGI (0120840019) 37. ARMAND FAKNIK
25. ANGGRAENI TAMPANG RARA (0120840020) (0120840)
38. ARNALDO G. FONATABA
(0120840)
1. Sifat-Sifat Umum
Jamur
Jamur

• Jamur memiliki dinding sel kaku yang esensial dan menentukan bentuknya.
• Dinding selnya sebagian besar tersusun atas lapisan karbohidrat-rantai
panjang polisakarida-serta glikoprotein dan lipid
• Polisakarida dinding sel dapat mengaktifasi kaskade komplemen dan
mencetuskan reaksi peradangan.
• Pigmen coklat atau hitam pada dinding sel bermelanin yang dimiliki oleh
beberapa ragi dan kapang, jamur seperti demikian dinamakan dematiaseus.
SPORA
• Spora dapat dihasilkan dari reproduksi aseksual maupun seksual.
• Jamur dalam dunia medis membentuk 2 jenis spora aseksual utama
yaitu konidia dan sporangiospora.
• Pada beberapa jamur, sel vegetatif dapat berubah menjadi konidia
(seperti artrokonidia, klamidospora).
• Pada jamur yang lain, konidia dihasilkan oleh sel konidogenus, seperti
hialid yang dapat melekat ke hifa khusus yang disebut konidiofora.
• Pada zigomisetes, sporangiospora berasal dari replikasi mitotik dan
produksi spora di dalam struktur seperti kantong yang disebut
sporangium yang ditunjang sporangiospora
Jamur

Khamir/ragi Mold/kapang
Kapang/mold
• Multiseluler
• Hidup pada suhu 22-25 0C, suhu ruang
• Umumnya hanya dapat hidup dengan adanya oksigen (obligat aerob)
- Hifa bersepta, non-septa (coenocytic)
• Pertumbuhan dalam bentuk kapang membentuk koloni setiap koloni terdiri atas
tubulus silinder yang disebut hifa (2-10μ)
• Miselium merupakan masa hifa yang bertaut dan bertambah banyak selama masa
pertumbuhan aktif.
GAMBARAN
MOLD
MAKROSKOPIS

GAMBARAN
MOLD
MIKROSKOPIS
Bentuk dan Fungsi Hifa

Bentuk

Bersepta Jarang Bersepta


Bentuk Hifa
Hifa septa

• Hifa pada jamur ada yang bersekat (a. hifa


septa) dan ada pula yang tidak bersekat.
• Pada hifa yang tidak bersekat, inti selnya
menyebar dalam sitoplasma.
• b. Hifa jamur tidak bersekat ini disebut juga
hifa senositik hifa yang jarang bersepta yaitu
Zigomisetes
• Selain itu ada pula hifa khusus. Pada jamur
parasit. Hifa pada jamur ini berfungsi
menyerap makanan dari inangnya. Hifa ini
dinamakan c. hifa haustoria.
Fungsi Hifa

• Hifa vegetatif/substrat merupakan hifa yang


memenetrasi medium penunjang dan menyerap zat
gizi
• Hifa aerial (menonjol diatas permukaan micelium
merupakan struktur reproduksinya kapang)
Ragi/khamir
pseudo hifa

• Uniseluler
• Sel tunggal berbentuk sferis-elipsoid dan diameter 3-
15μm
• Reproduksi dengan pertunasan, beberapa spesies
secara khas tidak melepaskan diri dan menjadi
memanjang
• Proses pertunasan kemudian menghasilkan rantai sel
ragi yang panjang disebut pseudohifa
• Bentuk koloni: bertekstur lembut, opak, berukuran: 3-
5mm, warna: krem.
Pseudohyphae mikroskopisV

Jenis Ragi mikroskopis


Cunninghamella bertholletiae
Penicillium
Mikosis yang Utama dan Jamur Penyebabnya
Kategori Mikosis Agen Jamur Penyebab Penyakit
Superfisial Pitiriasis versikolor Malassezia sp.
Tinea nigra Hortaea werneckii
Piedra putih Trichosporon sp.
Piedra hitam Piedraia hortae
Kutan Dermatofitosis Microsporum sp., Trichophyton sp., dan Epidermophyton
Kandidiasis kulit, mukosa atau floccosum
kuku Candida albicans dan Candida sp. yang lain
Subkutan Sporotrikosis Sporothrix schenckii
Kromoblastomikosis Phialophora verrucosa, Fonsecaea pedrosoi, dan lainnya
Misetoma Pseudallescheria boydii, Madurella mycetomatis, dan lainnya
feohifomikosis Exophiala, Bipolaris, Exserohilum, dan kapang dematiaseus lain
Endemis (primer, Koksidioidomikosis Coccidioides posadasii dan Coccidioides immitis
sistemik) Histoplasmosis Histoplasma capsulatum
Blastomikosis Blastomyces dermatitidis
Parakoksidioidomikosis Paracoccidioides brasiliensis
Oportunistik Kandidiasis sistemik Candida albicans dan Candida sp. yang lain
Kriptokokosis Cryptococcus neoformans dan Cryptococcus gattii
Aspergilosis Aspergillus fumigatus dan Aspergillus sp. yang lain
Hyalohifomikosis Spesies Fusarium, Paecilomyces, Trichosporon dan kapang hialin
Feohifomikosis yang lain
Cladophialophora bantiana; spesies Alternaria, Cladosporium,
Mukormikosis (zigomikosis) Bipolaris, Exserohilum dan berbagai kapang dematiaseosa lain
Penisiliosis Spesies Rhizopus, Absidia, Cunninghamella, dan zigomisetes lain
Penicillium marneffei
2. Klasifikasi Jamur
Klasifikasi Jamur berdasarkan

cara reproduksi seksualnya


1. Zygomycotina
• Zygomycota adalah jamur yang menggunakan zigosporangium
sebagai alat reproduksi seksual dan zigospora sebagai hasil reproduksi
seksual.
• Selain itu, zygomycota juga dapat melakukan reproduksi aseksual
dengan fragmentasi miselium atau spora aseksual (spora vegetatif)
yang dihasilkan oleh sporangium.
• Contoh zygomycota adalah Rizopus stolonifer, Rhizopus oligosporus
(jamur tempe), dan Rhizopus oryzae (jamur tapai), Mucor mucedo
(kotoran ternak), Beauveria bassiana (parasit pada wereng).

Rhizopus stolonifer (Jamur pada roti basi)


Berikut adalah ciri-ciri zygomycota:

1. Memiliki hifa soenositik (bersekat dan tidak bersekat)


2. Alat reproduksi seksual berupa zigosporangium
3. Membentuk zigospora
4. Dinding sel tersusun dari zat kitin
5. Hidup saprofit
6. Miselium bercabang banyak
7. Mempunyai haustoria
8. Tidak memiliki zoospora
9. Spora berupa sel-sel berdinding
2. Ascomycota
• Ascomycota adalah jamur yang berkembang biak dengan
membentuk spora di dalam selnya  yang disebut askus.
• Askus berbentuk seperti kantung kecil. Alat reproduksi aseksual
berupa hifa.
• Contoh ascomycota adalah Saccharomyces cerevisiae (fermentasi
alkohol) dan Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin),
Morchella esculenta, Sarcosypha coccinea (dimakan).

Penicillium notatum antibiotik


Morchella esculenta Sarcosypha coccinea

Saccharomyces sp
Berikut adalah ciri-ciri ascomycota:
1. Hifa bersekat
2. Alat reproduksi seksual berupa askus
3. Umumnya hidup saprofit
4. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan
5. Memiliki banyak inti sel
6. Sebagian besar multiseluler
7. Spora tidak berflagela
8. Bentuk tubuh seperti mangkuk
3. Basidiomycota
• Basidiomycota adalah jamur yang bereproduksi aseksual dengan
membentuk spora di atas sel yang disebut basidium.
• Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk spora konidia.
• Contoh basidiomycota adalah Volvariella volvacea (bahan
makanan),  Puccinia graminis (penyakit pada tebu), dan Ustilago
scitamanae (parasit pada Graminae).
Berikut adalah ciri-ciri basidiomycota:

1. Hifa bersekat
2. Multiseluler
3. Vegetatifnya memiliki satu inti haploid
4. Memiliki basidiokarp
5. Badan buah berbentuk seperti payung atau kuping
6. Umumnya hidup saprofit
7. Beberapa jenis dapat dijadikan sumber makanan
4. Deuteromycetes
• Deuteromycetes/deuteromycota/deuteromycotina adalah jamur yang
belum diketahui proses reproduksi seksualnya.
• Reproduksi aseksual dilakukan dengan konidia.
• Contoh deuteromycetes adalah Aspergillus wenti, Tinea versicolor, dan
Trichophyton, Epidermophyton floocosum (menyebabkan kutu air),
Epidermophyton, Microsporum (penyebab penyakit kurap, Melazasia fur-
fur (penyebab panu), Fusarium (hidup pada tanaman tomat), Trychophyton
tonsurans (menimbulkan ketombe di kepala).
Berikut adalah ciri-ciri deuteromycota:
1. Hifa bersekat
2. Reproduksi aseksual dengan konidia
3. Dinding sel terbuat dari zat kitin
5. Chytridiomycota
• Chytridiomycota adalah jamur yang bereproduksi dengan zoospora.
• Divisi ini sering disebut sebagai peralihan antara protista dan fungi.
Chytridiomycota dinyatakan termasuk ke dalam kingdom fungi setelah
membandingkan susunan DNA pada divisi tersebut.
• Contoh chytridiomycota adalah Synchytrium endobioticum (patogen pada
umbi kentang), Chytridium, dan  Physoderma maydis (noda pirang pada
jagung).

Physoderma maydis
Synchytrium endobioticum
Berikut adalah ciri-ciri chytridiomycota:
1. Sebagian besar hidup di air
2. Beberapa bersifat saprofitik
3. Bersifat parasit pada invertebrata di air
4. Mendapatkan nutrisi dengan cara absorpsi
5. Dinding sel tersusun atas senyawa chitin
6. Memiliki hifa senositik
7. Bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel
3. Pertumbuhan dan
Isolasi Jamur
Jamur dijumpai di alam dan cepat tumbuh di tempat
sederhana yang mengandung nitrogen dan karbohidrat.
Medium jamur yang biasa dipakai yaitu agar Sabouraud
yang mengandung glukosa dan pepton yang sudah dimodifikasi
(pH 7,0), digunakan karena tidak menunjang pertumbuhan
bakteri.
Medium lain yang digunakan seperti agar kapang yang
bersifat menghambat, memudahkan diperolehnya jamur dari
spesimen klinis.
Spesimen yang digunakan untuk mengisolasi jamur
diuraikan pada tabel berikutnya.
Spesimen
Mikosis invasif (letak-dalam)
Aspergilosis: Aspergillus fumigatus, spesies
Aspergillus lainnya
Paru Sekresi pernapasan.
Diseminata Spesimen biopsi, darah.
Blastomikosis: Blastomyces dermatiditis
Paru Sekresi pernapasan.
Ulkus di mulut dan dikulit Spesimen apusan atau biopsi.
Tulang Biopsi tulang.

Koksidioidomikosis: Coccidioides immitis


Paru Sekresi pernapasan.
Diseminata Spesimen biopsi dari lokal infeksi, misalnya
kulit, tulang.
Histoplasmosis: Histoplasma capsulatum
Paru Sekresi pernapasan.
Diseminata Sumsum tulang, darah, spesimen biopsi dari
lokal infeksi.
Nokardiosis: Nocardia asteroides complex
Paru Sekresi pernapasan.
Subkutan Aspirat atau biopsi abses.
Otak Materi dan abses otak.
Spesimen
Sporostrikosis: Sporothrix schenckii
Nodul kulit dan subkutan Spesimen biopsi.
Diseminata Spesimen biopsi dari lokasi yang terinfeksi.
Zigomikosis: Rhizopus sp., Mucor sp., lain
Rinoserebral Jaringan nasal-orbital.
Kutaneus; paru dan diseminata Sekresi pernafasan, spesimen biopsi.
Infeksi ragi
Kandidiasis: Candida albicans dan ragi yang
serupa
Membran mukosa Sekresi.
Kulit Spesimen apusan.
Sistemik Darahj, spesimen biopsi, urin.

Kriptokokosis: Cryptococcus neoformans


Paru Sekresi pernafasan.
Meningitis CSS.
Diseminata Sumsum tulang, tulang, darah.

Infeksi kulit primer Rambut, kulit, kuku dari lokasi yang terinfeksi.
Dermatofitosis: Microsporum sp,
Epidermophyton sp, Trichophyton sp
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai