Kearifan Lokal
Makanan Khas Papua Papeda
ADRIANI SINGKALI
Muatan IPS
• Setelah menemukan pohon sagu yang siap panen, selanjutnya dilakukan pembersihan semak dan pepohonan kecil untuk membuat
jalan masuk ke rumpun puhon yang dituju. Hal ini bertujuan agar memudahkan penebangan dan pengangkutan hasil penebangan
pohon.
• Penebangan pohon sagu secara tradisional menggunakan kapak. Setelah pohon tumbang, pelepahnya dibersihkan dan sebagian
ujung batang dibuang karena pati yang tersimpan di situ rendah. Pohon yang sudah ditebang kemudian dipotong-potong menjadi
bagian yang pendek dengan ukuran 1,5 hingga 2 meter.
Nah, kini tibalah proses memangkur atau menokok sagu. Ini adalah proses
untuk mengekstraksi batang pohon menjadi pati atau tepung.
Batang pohon yang sudah bersih dari pelepah dan duri itu dibawa ke sungai-
sungai kecil yang mengalir. Setelah dibelah, empulur sagu yang sudah
dipangkur diremas-remas sambil dialiri dari sumber air yang ada.
Sekarang, endapan pati sagu sudah mulai menggunung. Pati yang berwarna
putih tersebut lantas dikumpulkan dalam tumang. Tumang adalah wadah
anyaman dari daun sagu yang dibentuk seperti sebuah timba besar. Sagu pun
siap diolah atau dijual ke pasar.
Tepung sagu ini kemudian yang banyak digunakan sebagai olahan makanan
sagu. Kita banyak menemukan aneka olahan sagu seperti kue basah, kue
kering, bubur, dan juga campuran minuman.
Meskipun sagu lebih banyak digunakan di daerah Papua dan Maluku sebagai
bahan makanan pokok, tetapi di daerah lain di Indonesia juga memiliki aneka
olahan dari sagu ini.
Sagu bisa diolah
menjadi “Papeda”.
Biasanya masyarakat di
Indonesia Timur, khususnya
Papua mengonsumsi Papeda
dengan “Ikan Kuah Kuning”
dan “Sayur”.
Muatan Bahasa Inggris
• Sago flour
• Water
• Stove
• Red onion
• Lemongrass
• Chilli
• Garlic
• Lime leaves
• Turmeric
• Salt
Tools and Materials
Vegetable ingredients:
• Spinach
• Red onion
• Garlic
• Salt
Tools and Materials
Tools:
• Stove
• Pan
• Basin
• Spatula
Steps to Make “Papeda”
1. Boil water using a saucepan until it boils.
Laporan Keuangan
No. Bahan yang Dibeli Banyak Bahan Harga Bahan yang Tersisa
1. Kunyit 1 ikat Rp 5.000,- Setengah ikat (3 batang)
2. Bawang merah dan bawang putih 1 tumpuk Rp 5.000,- 5 buah
3. Cabe 1 ikat Rp 3.000,- 2 buah
4. Serai 1 ikat Rp 5.000,- Setengah ikat (3 batang)
5. Daun Jeruk 1 ikat Rp 3.000,- Habis
6. Ikan 1 kg (6 ekor) Rp 50.000,- 3 ekor
7. Sagu 2 tumpuk Rp. 25.000,- -
TOTAL BIAYA Rp 96.000,-
Muatan Agama Kristen
Kekayaan alam di tanah Papua juga sangatlah mengagumkan. Luas daratan Papua yang
begitu besar, membentuk banyaknya wilayah hutan di tempat ini. Sagu adalah salah satu
hasil hutan di tanah Papua ini. Banyak pula makhluk hidup eksotis seperti burung
cendrawasih, kaka tua raja, hiu gergaji, dan binatang lainnya dapat hidup di tempat ini.
Pegunungan yang berbaris indah di setiap wilayah Papua, semakin memperindah tempat
ini. Banyak tempat wisata dan wisatawan asing yang berkunjung untuk menikmati wilayah
Papua.
Kebudayaan yang unik dan khas, pun semakin membuat banyak ketertarikan dunia akan
Tanah Papua.
Siapakah yang menciptakan Tanah Papua yang
subur dan kaya ini?
Ibrani 1:3 “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan…”
Tuhan Allah yang menciptakan seluruh keindahan dan kekayaan di Tanah Papua. Bukan
hanya Tanah Papua, tetapi bumi ini adalah kepunyaan Tuhan.
Allah menata, membentuk dan menetapkan keteraturan
didalamnya. Allah membentuk langit, daratan, dan lautan; bintang-
bintang, bulan, dan matahari, menciptakan dunia yang penuh
warna, indah dalam keanekaragaman— sebuah rumah yang paling
sesuai untuk tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia—sebuah
tempat untuk bekerja dan bermain, menyembah dan mengagumi,
mengasihi dan berbagi tawa.
Di dalam kemurahan Allah, manusia diberikan mandat untuk menjadi penatalayan untuk
mempedulikan sesamanya. Pemberontakan manusia dan kejatuhan didalam dosa telah
mengakibatkan keegoisan dalam penyalahgunaan talenta dan mandat kita ini. Eksploitasi
sumber daya alam, limbah dan sampah adalah bukti nyata dari kerusakan kemanusiaan kita.
Dunia kita sudah jatuh kedalam dosa dan telah kehilangan kebaikan awal penciptaan, tetapi
Allah tidak membiarkan dan membuang hasil karya tangan-Nya. Tuhan Allah yang
menciptakan kita, tetap menjaga dan menopang dunia ini, terus mengirimkan kita musim
berganti, matahari dan hujan, memberi hidup kepada semua makhluk, memperbaharui bumi,
menjanjikan Sang Penebus, mengarahkan kesemuanya ini untuk mencapai tujuan yang
diinginkan-Nya. Allah memeluk dunia ini dengan Kasih-Nya yang agung.
THANK
YOU
JESUS BLESS YOU ALL