Anda di halaman 1dari 48

KASUS LAPORAN KASUS

TUBERKULOSIS
PARU

Oleh:
dr. Joko Prasetio
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Umur :52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Cilincing, Jakarta
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMU
MRS tanggal : 18 Juli 2021 (IGD)
ANAMNESIS (S)
KELUHAN
UTAMA
Sesak Napas

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang dengan keluhan Sesak Napas terus menerus
sejak 3 hari yang lalu disertai Batuk lama berdahak kurang
lebih 3 bulan yang lalu. Dada terasa berat dan panas. Sulit
tidur. Ada Mual dan Muntah. Nafsu makan menurun. Pasien
merasa badannya lemas dan pasien juga merasa mengalami
penurunan berat badan akhir-akhir ini. Pasien juga mengeluh
panas badan dan disertai pusing sewaktu-waktu.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat keganasan : disangkal

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Tidak ada yang memiliki keluhan serupa
Tidak ada yang memiliki keluhan batuk lama
Riwayat tekanan darah tinggi (-), kencing manis (-),
asma (-),keganasan (-), TBC ( - )
RIWAYAT PENGOBATAN
Riwayat alergi obat pasien tidak tahu

RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL


Pasien sebagai pedagang, tinggal satu rumah dengan 2 anak dan 1
istri.
Pasien sering mengkonsumsi jamu-jamu an dan kopi
PEMERIKSAAN FISIK (O) [TGL. 18/JULI/2021]
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran/GCS : compos mentis/E4V5M6
Tekanan Darah : 160 / 100 mmHg
Nadi : 80 x/m (reguler, kuat angkat cukup)
Pernafasan : 25 x/m (pakai 02 Nasal)
Suhu : 37oC (Axilla)

Kepala
Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor 3mm/3mm
LEHER
Simetris (-), Kaku kuduk (-), Limfadenopati (-), Trakea terletak di
tengah, JVP : tidak meningkat, pembesaran thyroid (-), Retraksi M.
Sternocleidomastoideus (+)
THORAX (PULMO)
Inspeksi
bentuk simetris, ukuran dinding dada normal, pergerakan dinding dada
simetris, retraksi intracosta (+)
Palpasi
Pergerakan dinding dada simetris, Fremitus raba : Lobus superior : D/S
sama, Lobus medius dan lingua: D/S sama, Lobus inferior : D/S sama,
Nyeri tekan (-), edema (-), krepitasi (-).
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru, nyeri ketok (-)
Auskultasi
Suara napas vesikuler (+/+), Suara tambahan rhonki basah (+/+) pada
Apex Paru, Suara tambahan wheezing (-/-), Suara gesek pleura (-/-)
ABDOMEN
Supel, bising usus +
EKSTREMITAS
Akral hangat, CRT < 2 detik
PROBLEM LIST

• Sesak Napas terus menerus 3 hari yang lalu


• Batuk lama berdahak kurang lebih 3 bulan yang lalu
• Dada terasa berat dan panas
• Penurunan berat badan
• Dulu pernah sakit seperti ini dgn pengobatan tb 2 bulan
• Tekanan Darah = 160/100 mmHg (Hipertensi)
• RR = 25 x/menit (pakai 02 nasal)
• Retraksi m.sternocleido mastoideus (+) & intra costa (+)
• Terdengar suara Rhonki basah (+/+) pada apex paru
ASESSMENT

Tuberkulosis Paru Aktif


PLANNING (TGL 18-JULI-2021)
• Infus RL 20 tpm
• Injeksi Cefotaxime 3x1 Amp iv
• Injeksi Ranitidin 2x1 Amp iv
• Terapi OAT
• Sohobion Tab 1x1 p.o
• Laboratorium hematologi rutin
• Rontgen Thorax
• Diet TKTP
LABORATORIUM DARAH LENGKAP
LABORATORIUM KIMIA KLINIK
RONTGEN THORAX (TGL 18-JULI-2021)
KESIMPULAN HASIL RONTGEN THORAX

Rontgen Thoraks
Sudut costoprenicus sinistra tidak terlihat, Bercak infiltrat
dan Jaringan Fibrotik pada paru dextra sinistra disertai
dengan peningkatan corakan bronkovaskuler yang
meningkat merupakan gambaran TB Paru in aktif (usul cek
Sputum BTA)
Cek Sputum BTA
Pemeriksaan anti HbSAg (Tidak Dilakukan)
TUBERKULOSIS

Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis

MENYERANG JARINGAN PARU MENYERANG ORGAN TUBUH


(TIDAK TERMASUK PLEURA) LAIN ( PLEURA, SELAPUT OTAK,
PERIKARDIUM, KELENJAR
TUBERKULOSIS PARU LIMFE, TULANG PERSENDIAN,
KULIT, USUS, SALURAN
KENCING DAN LAIN LAIN

TUBERKULOSIS EKSTRA
PARU
EPIDEMIOLOGI
Angka kematian TB 8000
orang setiap hari di seluruh
dunia, 2-3 orang per tahun
Kematian terbesar pada
dewasa dan dewasa muda
1/3 penduduk dunia telah
h terinfeksi kuman TB
1 detik 1 orang terinfeksi

WHO 2004  jumlah terbesar kematian akibat  Asia tenggara yaitu


625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk.
Angka mortaliti tertinggi  Afrika --. 83 per 100.000 penduduk, dimana
prevalensi HIV yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB
yang muncul
INDONESIA ?

Menempati urutan ketiga di dunia setelah india


dan cina untuk kasus TB
Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB
dan sekitar 140.000 kematian akibat TB
TB merupakan pembunuh nomor satu diantara
penyakit menular dan merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung
dan penyakit pernapasan akut pada seluruh
kalangan usia
Mycobacterium tuberculosis
ETIOLOGI
Basil tuberkel yang
merupakan batang
ramping dan kurus,
berukuran 3 x 0,5
mikronmeter, non motil
tidak berspora
tidak bersimpai Di dalam jaringan hidup sebagai
parasit intraseluler yakni dalam
Dinding kompleks  lapisan sitoplasma makrofag
lemak (60%)  as. Mikolat
yang dihubungkan dengan OBLIGAT AEROB --> bagian apikal
aribionogalaktan oleh ikatan merupakan tempat predileksi
glikolipid dan peptidoglikan  penyakit tuberkulosis
bakteri tahan asam
CARA PENULARAN
DROPLET
INFECT.

PASIEN TUBERKULOSIS BTA (+) Menyebar dari paru ke organ


 daya penularan tergantung lainnya melalui sistem perdarahn,
banyaknya kuman yang limfe atau penyebaran langsung ke
dikeluarkan organ
PATOGENESIS

 TB Primer
Penularan karena droplet kuman dibatukkan atau
dibersinkan keluar dalam udara. Droplet ini dapat menetap
dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada
tidaknya sinar UV dan kelembaban udara yg baik.

Droplet terisap oleh orang sehat dan menempel pada


jalan nafas atau paru-paru.
Kuman menetap di jaringan paru maka akan membentuk
sarang TB pneumonia kecil dan disebut sarang primer. Sarang
primer ini dapat terjadi dibagian mana saja jaringan paru.

Sarang primer  peradangan saluran getah bening menuju


hilus (limfangitis local) juga diikuti pembesaran getah bening
hilus (limfadenitis regional).

Sarang primer + limfangitis local + limfadenitis regional =


kompleks primer.
 kompleks primer akan menjadi :
 Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat
 Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-
garis fibrotik, kalsifikasi di hilus atau kompleks (sarang)
Ghon.
•Berkomplikasi dan menyebar secara :
a. Per kontinuitatum = menyebar kesekitarnya.
b. Secara bronkogen pada paru yang sama maupun paru
sebelah. Dapat juga tertelan bersama sputum dan ludah
sehingga menyebar ke usus.
c. Secara limfogen = ke organ tubuh lainnya
d. Secara hematogen = ke organ tubuh lainnya.
 TB Post Primer
Kuman dormant pada TB primer muncul bertahun-tahun
kemudian sebagai infeksi endogen menjadi TB dewasa (TB post
primer), berinvasi ke daerah parenkim paru.
Tergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas penderita,
sarang dini ini dapat menjadi :

1.Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa cacat

2.Sarang meluas, tapi segera menyembuh dengan jaringan


fibrosis. Ada yang menimbulkan perkapuran dan akan sembuh
dalam bentuk perkapuran.

3.Sarang dini meluas dan granuloma berkembang


menghancurkan jaringan sekitarnya lalu bagian tengahnya
mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan
keju. Bila jaringan keju dibatukkan akan terjadi kavitas pada paru.
DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- Radiologis
- Bakteriologis
DIAGNOSIS KLINIS

• Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
• Gejala lain yang sering dijumpai :
- Dahak bercampur darah
- Batuk darah
- Sesak Napas, nyeri dada
- Badan lemas, nafsu makan menurun, penurunan berat badan,
malaise
- Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan
- Bemam/meriang lebih dari sebulan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
kulit yang pucat karena anemia, suhu demam(subfebris),
badan kurus atau berat badan menurun
Pemeriksaan Fisik
Pada TB paru umumnya terletak pada lobus superior
terutama daerah apeks dan segmen posterior serta daerah
apeks lobus inferior, ditemukan :
Suara napas bronkial, amforik, ronki basah. Bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan KGB yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pada saat TB baru mulai (aktif) akan didapatkan :


• Jumlah leukosit yang sedikit meninggi dengan pergeseran
hitung jenis ke kiri.
• Jumlah limfosit masih di bawah normal.
• Laju endap darah (LED) mulai meningkat.
 Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali ke
normal dan jumlah limfosit masih tinggi, LED mulai turun ke
arah normal lagi.
 Hasil pemeriksaan darah lain juga didapatkan: anemia ringan
dengan gambaran normokrom normositer, gama globulin
meningkat, dan kadar natrium darah menurun
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Px. standart adalah foto thorax PA. Pemeriksaan lain atas
indikasi: foto lateral, oblique, CT- Scan.
•Gambaran radiologis TB inaktif:
–Fibrotik
–Kalsifikasi (Schwarte)
•Gambaran radiologis lesi TB aktif :
–Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan
posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus
bawah
–Kavitas, dikelilingi oleh bayangan berawan atau nodular
–Bayangan bercak milier
–Efusi pleura
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI

Pemeriksaan Bakteriologi
Bahan untuk px. bakteriologi dapat berasal dari dahak, cairan pleura, Liquor
cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, Bronchoalveolar Lavage, urin,
feses, jaringan biopsi.
•Cara pengambilan dahak
Pengambilan dahak lakukan 3 kali yaitu SPS dikumpulkan 3 kali berturut-
turut
•Cara pemeriksaan
Dapat dilakukan dengan mikroskopik biasa atau biakan. Pemeriksaan
mikroskopik dapat dengan pewarnaan BTA, Ziehl Neelsen atau Kinyoun
Gabbett
Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua
dari tiga pemeriksaan dahak SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu)
BTA hasilnya positif (Depkes RI,2006)
TES TUBERKULIN
Anak  masih banyak dipakai untuk membantu
menegakkan diagnosis TB

Dewasa  tes tuberkulin hanya untuk menyatakan apakah


seorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi
Mycobacterium tuberculosis atau Mycobacterium patogen
lainnya

Menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin P.P.D(Purified Protein


Derivative) secara intrakutan

Dasar tes tuberkulin  reaksi alergi tipe lambat


Setelah 48-72 jam tuberkulin
disuntikkan  reaksi berupa
indurasi kemerahan yang
terdiri dari infiltrat limfosit
yakni reaksi persenyawaan
antara antibodi seluler dan
antigen tuberkulin

a). Indurasi 0-5 mm (diameternya) : Mantoux negatif = golongan no sensitivity. Di sini


peran antibodi humoral paling menonjol.
b). Indurasi 6-9 mm : Hasil meragukan = golongan normal sensitivity. Di sini peran
antibodi
humoral masih menonjol.
c). Indurasi 10-15 mm : Mantoux positif = golongan low grade sensitivity. Di sini peran
kedua antibodi seimbang.
d). Indurasi > 15 mm : Mantoux positif kuat = golongan hypersensitivity. Di sini peran
antibodi
seluler paling menonjol.
KOMPLIKASI

Komplikasi dini
pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus Poncet’s
arthropathy.

Komplikasi Lanjut
dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas, kerusakan
parenkim paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru,
dan sindrom gagal napas (sering terjadi pada TB milier dan
kavitas TB)
TIPE PENDERITA TB
Kasus baru
 Pasien belum mendapat pengobatan OAT atau sudah
pernah menelan OAT <1 bulan.
Kasus kambuh (relaps)
 Pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat OAT dan
dinyatakan sembuh atau pengobatan sudah lengkap
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil
pemeriksaan BTA + atau biakan +.
Kasus Drop out
 Pasien yang menjalani OAT >1 bulan, dan tidak
mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih
sebelum masa pengobatan selesai.
•Kasus gagal
 Pasien TB pada PX.BTA masih +, atau kembali menjadi +
pada akhir bulan ke-5 atau akhir pengobatan.
•Kasus kronik
 Pasien dengan hasil BTA masih + setelah selesai
pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2
dengan pengawasan yang baik.
•Kasus bekas TB
 - Hasil BTA (–) dan gambaran radiologi paru
menunjukkan lesi TB tidak aktif. Riwayat pengobatan
OAT adekuat akan lebih mendukung.
 - Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan
dan telah mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta
pada foto thorax ulang tidak ada perubahan gambaran
radiologi.
PENGOBATAN

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase


intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. 

Terdapat 2 macam aktifitas/sifat obat terhadap TB


- BAKTERISID  membunuh bakteri yang sedang tumbuh
(metabolismenya masih aktif)
- STERILISASI (BAKTERIOSTATIK)  membunuh bakteri
yang pertumbuhannya lambat (metabolismenya kurang
aktif)
Obat-obat TB diklasifikasikan menjadi 2 jenis regimen, yaitu
- LINI I
Isoniazid
Rifampisin
Pirazinamid
Etambutol
Streptomisin
- LINI II (dicadangkan untuk pengobatan kasus-kasus MDR)
Kanamisin
Amikasin
Kuinolon
Makrolid dan amoksilin+ asam klavulanat

Dimana kedua regimen ini bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan


basil, pengurangan basil dormant dan pencegahan resistensi
EFEK SAMPING PENGOBATAN
HASIL PENGOBATAN
World Health Organization (1993) menjelaskan bahwa
hasil pengobatan penderita tuberkulosis paru dibedakan
menjadi
1. Sembuh
bila pasien tuberkulosis kategori I dan II yang BTA nya
negatif 2 kali atau lebih secara berurutan pada sebulan
sebelum akhir pengobatannya
2. Pengobatan Lengkap
pasien yang telah melakukan pengobatan sesuai jadwal
yaitu selama 6 bulan tanpa ada follow up laboratorium
atau hanya 1 kali follow up dengan hasil BTA negatif pada 2
bulan terakhir pengobatan
3. Gagal
Pasien tuberkulosis yang BTA-nya masih positif pada 2
bulan dan seterusnya sebelum akhir pengobatan atau
BTAnya masih positif pada akhir pengobatan.

Pasien putus berobat lebih dari 2 bulan sebelum bulan ke-


5 dan BTA terkhir masih positif.

Pasien tuberkulosis kategori II yang BTA menjadi positif


pada bulan ke-2 dari pengobatan.
4. Putus Berobat / defaulter
pasien TB yang tidak kembali berobat lebih dari 2 bulan
sebelum bulan ke-5 dimana BTA terakhir telah negatif

5. Meninggal
penderita TB yang meninggal selama pengobatan tanpa
melihat sebab kematiannya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai