UKARIOT
2
Tumbuhan Berumah Satu dan Berumah Dua
Sel-sel pada tumbuhan berumah satu berpotensi ganda, bahkan sel-sel itu tidak mempun Marga Melandrium
yai kromosom kelamin. Kedua macam sel kelamin pada tumbuhan berumah satu dihasilk
Melandrium tergolong berumah dua dan merupakan contoh tumbuhan yang jenis
an oleh satu genotip. Diferensiasi yang berbeda semacam ini disebebkan perbedaan posi
kelaminnya juga berkaitan dengan adanya kromosom kelamin. Pada M. album eks
si yang mengakibatkan adanya perbedaan lingkungan internal yang langsung berpengaru
presi kelamin ditentukan adanya pertimbangan antara gen-gen penentu kelamin ja
h terhadap diferensiasi. Ada kasus tentang perubahan sifat dari yang berumah satu menj
adi berumah dua. Conyohnya pada jagung. Keadaan berumah dua biasanya secara geneti ntan pada kromosom Y dan gen-gen penentu pada kelamin betina pada kromoso
k dikendalikan oleh gen pada satu lokus saja. Sekalipun berumah dua, pada bunga betina m X maupun pada autosom. Mengenai pertimbangan X/Y pada Melandrium serta f
Asparagus terdapat stamen yang rudimenter dan pada bunga jantannya terdapat pistil ya enotipe kelaminnya ditunjukkan pada tabel berikut ini: Analisi kromosom Y menunj
ng niasanya tidak berfungsi. Ternyata pistil menghasilkan biji normal yang tidak diragukan ukkan bahwa jika daerah I hilang maka muncul tumbuhan biseks, jika daerah II hila
merupakan hasil penyerbukan sendiri. Diketahui bahwa kelamin pada Asparagus dikenda ng maka muncul tumbuhan betina, dan jika daerah III hilang maka muncul tumbuh
likan oleh sepasang gen pada satu lokus, gen dominan menuju ke kelamin jantan, sedang an jantan steril. Tumbuhan Melandrium yang mempunyai pasangan kromosom kel
kan alelnya yang tidak dominan menuju ke kelamin betina. amin XX berkelamin betina, sedangkan yang mempunyai pasangan XY berkelamin j
antan.
3
Ekspresi Kelamin pada Hewan Avertebrata
4
Ekspresi Kelamin pada Hewan Vertebrata
Pisces
Amphibia
Tidak ada keseragaman pola ekspresi kelamin dan terdapat kromosom kelamin tipe XYXX maupun tipe ZZ-ZW pada amphibia. Ada pula kelompok y
ang tidak memiliki kromosom kelamin contohnya Xenopus Laevis. Heterogami betina (tipe ZZ/ZW) sudah diketahui pada salah satu kelompok Anur
a, Pyxicephalus adspersus dan mungkin pada Discoglossus pictus, serta beberapa salamander, Pleurodeles poireti, P. walti, Triturus cristatus, T. mar
moratus, Siren intermedia, Ambistoma laterale, serta Ancides ferreus. Pada Axoloti, tipe ekspresi kelamin tergolong kromosomal yaitu XX-XY
Banyak jenis reptile, individu heterogametic berkelamin betina (ZW) dan yang homogametic berkelamin jantan (ZZ). Suhu pengeraman telur
berpengaruh besar terhadap ekspresi kelamin turunan.pada penyu Chrysema picta, suhu pengeraman tinggi biasanya menghasilkan turuna
n betina, sedangkan pada kadal suhu pengeraman yang tinggi biasanya menghasilkan turunan jantan. Faktor spesifik dalam lingkungan juga
berpengaruh menhasilkan fenotip betina atau jantan dengan merangsang ekspresi gen.
Reptilia
Aves
Kromosom kelamin pada burung dilambangkan XX atau ZZ untuk jantan dan XO, ZW, atau ZO untuk betina. Penent
uan kelamin pada ayam dan burung secara garis besar sama dengan yang ditemukan pada Drosophila yakni terga
ntung perimbangan Z dan A atau Z/A.
6
Mammalia: Tikus dan Manusia
Terlihat bahwa konstitusi kromosom dalam inti adalah pertama kali
menentukan diferensiasi kelamin dari gonad awal. Bila terbentuk te
stis, akan disekresikan hormone testosteron yang selanjutnya disirk
ulasikan ke seluruh bagian tubuh embrio, dan menginduksikan sel-s
el somatik untuk berkembang dalam jalur jantan. Namun jika ovariu
m terbentuk, maka tidak adanya testosterone ini memungkinkan sel
Kelas Jamur Basidiomycetes Dalam kelas Basi
-sel somatik untuk berkembang dlam jalur betina. Kromosom kelami diomycetes sekitar 90% tergolong heterotalik
n Y pada tikus telah ditemukan gen atau perangkat gen yang menge
ndalikan suatu ciri dominan disebut sex-reversed (Sxr) trait yang me
dan 37% spesies heterotalik tersebut bipolar.
nyebabkan zigot tikus yang bergenotip AAXX tumbuh dan berkemba Kompatibilitas kelamin secara mendasar dipe
ng menjadi tikus berfenotip kelmain jantan lengkap dengan testis, s
ekalipun tidak mengalami spermatogenesis. Dengan teknik DNA rek
ngaruhi oleh 2 pasang faktor AaBb yang terlet
ombinan satelit DNA tida hanya berhibridisasi dengan bagian ujung ak pada kromosom berbeda.
kromosom Y tikus. Satelit DNA juga berhibridisasi dengan DNAdari:
1. Kromosom polytene Drosophila pada bagian dekat basis kromoso
m X 2. Individu heterogametik dari hewan reptil lain maupun burung
3. Manusia yang merupakan individu heterogametik berkelamin jant
an sebagai mana halnay pada tikus. Karna itu satelit DNA disebut Ga
rden of Eden DNA (DNA dari Taman Eden). Apapun wujud alami yang
pasti dari gen atau seperangkat gen pengendali sex-reversed (Sxr) tr
ait, sudah pasti bertanggung jawab langsung atas perkembangan go
nad embrional menjadi sebuah testis. Jika tidak ada gen atau sepera
ngkat gen itu, maka goad embrional berkembang menjadi sebuah in
dung telur. Tikus bergenotip AAXX, ternyata berfenotip kelamin jant
an → selama spermatogenesis, bagian ujung kromosom Y termaksu Perkembangan kelamin pada manusia terbagi
d, karena suatu kejadian telah pindah dan bergabung dengan kromo
som X → “Pindah Silang Nonresiprokal” antara kromosom X dan Y pa
menjadi dua tahap proses: 7
da metaphase meiosis darispermatogenesis.
Thank You fo
r Watching!
“ BILA KAU TAK TAHAN LELAHNYA BELAJAR , MAKA KAU HARUS
SANGGUP MENAHAN PERIHNYA KEBODOHAN”
_IMAM SYAFI’I_