Anda di halaman 1dari 34

Genetika

Kelamin

Kelompk 7

Aisyatur Robia (150341600791)

Yulista Trias R. (150341605343)


BAB I
KAJIAN GENETIK
EKSPRESI KELAMIN
Ekspresi Kelamin pada Makhluk Hidup Prokarotik

E. coli memiliki sel kelamin jantan dan betina yang tidak berfusi
sempurna
Transfer kromosom berlangsung satu arah
Sel kelamin E. coli ada tidaknya Faktor F
Faktor F berupa badan/bentukan terpisah atau bisa dalam keadaan
integrasi dengan kromosom utama sel.
Faktor F merupakan DNA unting ganda sirkuler
1/3 DNA faktor F mengandung 19 gen transfer (tra)
Sel-sel E. coli Jantan (F+)

E. coli dinyatakan jantan jika mengandung faktor F+ dan betina jika


mengandung F- (didalam sel tidak terkandung faktor F)
Transfer gen dari Sel kelamin jantan sel betina melalui konjugasi (pelekatan
pilus jantan ke betina) dibantu gen transfer.
Konjugasi mendorong replikasi DNA faktor F dan mentransfer DNA hasil
replikasi ke sel betina (F-), tidak ada kromosom utama yang ditansfer
Akibatnya sel betina (F-) berubah menjadi sel jantan (F+).
Sel-Sel E.coli Berkelamin Jantan (Hfr)

Faktor F dapat terintegrasi ke dalam kromosom utama melalui


mekanisme pindah silang.
Sel E. coli berkelamin jantan (F+) yang faktor F-nya terintegrasi ke
kromosom utama disebut sel Hfr (high frequency of recombination).
Jika sel Hfr melakukan konjugasi, maka seluruh materi genetiknya akan
tertransfer.
Transfer materi genetik utuh, jarang terjadi
Sel betina tidak berubah mejadi sel jantan
EKSPRESI KELAMIN
PADA MAKHLUK HIDUP
EUKARIOTIK

Ekspresi kelamin pada Tumbuhan


Eukariotik
Chlamydomonas

haploid dan bereproduksi vegetatif dengan pembelahan


Reproduksi seksual sel motil berlawanan kelamin bersatu membentuk zigot diploid yang
kemudian membelah meiosis menjadi 4 sel haploid.
Perkelaminan Chlamydomonas terkait dengan fungsi senyawa-senyawa tertentu, yaitu:
(1)pertumbuhan flagel (2)konjugasi gamet, (3)penentuan jenis kelamin, (4)faktor kemandulan,
dan (5)prekursor senyawa penyebab kemandulan
Chlamydomonas memiliki 2 kelamin (mating type) , yaitu tipe (+) dan (-) dan dikontrol oleh 1 gen
(monogenik).
Sel kelaminnya bersifat relatif dan terbagi dalam lima tingkat (valensi)
Satu individu jantan dari tingkat apapun dapat berkonjugasi betina dari tiap tingkat
Individu jantan juga dapat berkonjugasi dengan jantan lainnya jika jarak tingkatnya cukup jauh
Saccharomyces dan
Neurospora
S. cerevisiae dan N. crassa dibedakan menjadi kelamin (mating type) tipe (+) dan (-) yang
bersifat monogenic dan tidak dapat dibedakan secara morfologis.
Watson dkk. (1987) membedakan kelamin S. cerevisiae menjadi tipe a (dispesifikasi alel
MAT a) dan (dispesifikasi alel MAT ).
Kelamin tsbt terwujud jika salah satu alela tersebut menempati lokus MAT pada
kromosom 3.
Sel haploid yang memiliki alela belawanan dapat bergabung membentuk zigot.
Basidiomycetes

Sekitar 90% Basidiomycetes tergolong heterotalik.


1. Sekitar 37%-nya adalah bipolar, kompatibilitas kelamin dipengaruhi
sepasang faktor Aa seperti pada Murocales heterotalik atau
Ascomycetes.
2. 63% sisanya merupakan tetrapolar, kompatibilitas kelamin dipengaruhi
2 pasang faktor AaBb yang terletak pada kromosom berbeda.
Lumut Hati

Perangkat kromosom Sphaerocarpos terdiri dari 7 pasangan kromosom setangkup &


sepasang (pasanagan ke-8) yang tidak setangkup.
Pada pasangan ke-8 ini romosom yang lebih besar disebut kromosom X, dan yang lebih kecil
disebut kromosom Y.
Ketika meiosis, kromosom X dan Y memisah dari keempat meiospora yang dihasilkan tiap
meiocyte, dua di antaranya menerima kromosom Y.
Meispora yang mengandung kromosom X gametofit betina, sedangkan yang mengandung
kromosom Y gametofit jantan.
Genotip betina adalah X sedangkan genotip jantan adalah Y; sedangkan genotip sporofit
adalah XY.
Tumbuhan Berumah
Satu dan Berumah Dua
Tumbuhan Jagung

Jagung tumbuhan monocious


Kedua macam sel kelamin pada tumbuhan monocious dihasilkan oleh satu genotip
Diferensiasi disebabkan perbedaan posisi, yang menyebabkan perbedaan
lingkungan internal yang langsung berpengaruh terhadap diferensiasi.
Terdapat kasus perubahan sifat dari berumah satu menjadi berumah dua.
Pada jagung terdapat gen mutan ba (barren stalk) dan ts (tassel seed), bila
homozigot baba jagung hanya berbunga jantan, bila homozigot tsts jagung hanya
berbunga betina
Kelainan ini dikendalikan oleh 2 gen pada lokus yang berlainan.
Ecballium elaterium

Pada Ecballium elaterium jenis kelamin ditentukan oleh kombinasi pasangan 3


alela aD, a+, ad.
aD dominan terhadap a+ dan ad.
Kombinasi pasangan aD aD, aDa+, aD ad individu berkelamin jantan.
Kombinasi pasangan a+a+, a+ad individu berumah satu
Kombinasi pasangan ad ad individu berkelamin betina.
Sehingga Ecballium elaterium dapat berupa tumbuhan monocious maupun
diocious.
Asparagus

Asparagus termasuk tumbuhan berumah dua


Bunga betina memiliki stamen yang rudimenter dan pada bunga jantan terdapat pistil yang tidak
berfungsi.
Pistil pada bunga jantan menghasilkan biji normal yang merupakan hasil penyerbukan sendiri.
Kelamin pada Asparagus dikendalikan oleh sepasang gen pada satu lokus. Gen dominan = kelamin
jantan dan alel tidak dominan = kelamin betina.
Penyerbukan sendiri memperlihatkan telah terjadi persilangan Jantan>< jantan. Jika alela jantan
diberi simbol A (dengan genotip jantan A-) dan alel betina adalah (dengan genotip betina ) maka
rekonstruksi persilangn anatar jantan dapat dibuktikan sebgai berikut
Induk : A >< A
Turunan I : A- dan
Oleh karena itu, 1/3 dari A- adalah AA dan 2/3 dari A- dalah A
Marga Melandrium

Pada Melandrium kromosom Y lebih besar dibandingkan kromosom X.


Gen penentu kelamin jantan terletak pada kromosom Y daan gen penentu kelamin
betina terletak pada kromosom X maupun autosom.
Ekspresi kelamin Melandrium tergantung pada suatu keseimbangan antara
kromosom kelamin Y, X dan autosom.
Perimbangan X/A tidak berkaitan dengan kelamin, yang paling berkaitan dengan
kelamin adalah perimbangan X/Y.
Rasio X/Y sebesar 0,5 1,0 dan 1,5 memunculkan tubuhan jantan dan rasio X/Y
sebesar 2 dan 3 membentuk bunga sempurna.
Tumbuhan mempunyai 4 perangkat autosom dan 4 kromosom X serta 1 kromosom Y
ditemukan bunga sempurna.
Analisis kromosom kelamin Y
Melandrium menunjukkan bahwa:
(a) daerah I hilang, akan muncul
tumbuhan bisex.
(b) (b) daerah II hilang, akan muncul
tumbuhan betina.
(c) (c) daerah III hilang akan muncul
tumbuhan jantan steril.
Ekspresi Kelamin pada
Hewan Avertebrata
Paramecium bursaria

Memiliki 8 kelamin (mating type)


Tidak dapat berkonjugasi dengan
tipenya sendiri tetapi dapat
berkonjugasi dengan satu dari ke 7
tipe lain.
Ophryotrocha

Kelamin terpisah (individu jantan


dan individu betina)
Tipe kelamin ditentukan oleh
ukuran tubuh, ketika masih kecil
(karena masih muda/ akibat
amputasi) berkelamin jantan, dan
ketika tumbuh besar berkelamin
betina karena perubahan
lingkungan gonad.
Cacing tanah

Hermafrodit, terdapat 2 gonad


yang terpisah pada segmen yang
berbeda, satu gonad menghasilkan
kelamin jantan, gonad yang lain
menghasilkan gamet betina.
Helix

Keong dalam marga helix


kelompok hewan hermafrodit.
Telur dan sperma dihasilkan oleh
sel-sel yang kadang sangat dekat
satu sama lain pada satu gonad.
Crepidula

Andrian dan Owen tiap individu mengalami suatu urutan perkembangan,


mulai dari tahap aseksual yang diikuti oleh suatu tahap jantan.
Tahap jantan tahap perantara tahap betina.
Selama tahap jantan, individu sudah cukup matang dan sedenter, transformasi
ke tahap betina akan menurun
Jika bebas mengembara, maka individu jantan relatif cepat berubah menjadi
betina.
Perubahan dari jantan ke betina sangat kuat dipengaruhi oleh lingkungan.
Lygaeus turcicus

Jenis kutu tanaman


Memiliki kromosom kelamin X dan Y.
Kromosom X lebih kecil dibandingkan kromosom Y.
Zigot yang mempunyai kromosom kelamin XX akan menjadi individu betina
sedangkan yang mempunyai kromosom kelamin XY akan menjadi individu
jantan.
Mekanisme perkelaminan spesies ini tergolong XX-XY.
Hymenoptora

Telur yang tidak dibuahi individu jantan yang haploid


Telur yang dibuahi menajdi betina diploid.
Semua gamet yang dihasilkan mempunyai komposisi kromosom
yang identik (alel tidak sama).
Lingkungan menentukan sterilitas atau fertilitas, tetapi tidak
mengubah kelamin secara genetic yang telah ditetapkan.
Mekanisme ini disebut haplo-diploidy.
Continue...

Eksperimen whiting status segmen kromosom tertentu yang homozigot, heterozigot,


atau hemizigot menentukan ekspresi kelamin.
Jika ada tiga segmen Xa, Xb, Xc
Individu yangmemiliki koposisi segmen XaXb, XaXc, XbXc tergolong kelamin betina.
Individu hemizigot tergolong kelamin jantan.
Habrobracon juglandis

Ditemukan individu jantan diploid hasil


fertilisasi.
Terjadi pada induk yang berkerabat dekat.
Terdapat suatu seri alela ganda yang
berperan
Pada Habrobracon terdapat ggynandromorph aneh yang disebut Gynandroid
Gynandroid berasal dari sel telur berinti ganda yang tidak dibuahi, kedua inti
mempunyai alela x yang berbeda.
Perangkat alela pada Habrobracon juglandis merupakan perangkat alela ganda
dan terdapat pada satu lokus.
Perangkat alela tersebut disimbolkan sebagai sa , sb , sc , ...., si bahkan disebutkan
paling sedikit berjumlah 9 buah.

Anda mungkin juga menyukai