Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan Kognitif

Teori Vygotsky
Siapa Vygotsky?
• Lev Vygotsky lahir pada tahun 1896, di Rusia.
• Ia tertarik pada psikologi saat berusia 28 tahun.
Sebelumnya, ia lebih menyukai dunia sastra. Awalnya, ia
menjadi guru sastra di sebuah sekolah, namun pihak sekolah
juga memintanya untuk mengajarkan psikologi. Padahal, ia
sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan formal di
fakultas psikologi sebelumnya. Namun, inilah skenario yang
membuatnya menjadi tertarik untuk menekuni psikologi,
hingga akhirnya ia melanjutkan kuliah di program studi
psikologi Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925.
Judul disertasinya mengenai ”Psychology of Art”.
• Perkembangan teori kognitif Vygotsky, anak
dibentuk oleh konteks budaya tempat mereka
hidup.
• Pertumbuhan kognitif anak-anak tidak semata-
mata terjadi karena hubungannya dengan
obyek, namun juga dalam hubungannya
dengan orang dewasa atau teman sebaya yang
berpengetahuan lebih.
• Menurut Vygotsky, banyak proses berpikir
berakar dari hubungan sosial yang dilalui oleh
anak dengan orang-orang lain.
• Dialog dengan orang lain merupakan kondisi
yang mendasar untuk meningkatkan
perkembangan kognitif.
• Proses aktivitas mental sosial berkembang
menjadi aktivitas mental internal disebut
sebagai internalisasi.
contoh
• Anak menemui kesulitan dalam pelajaran
matematika di sekolah, ia bertanya kepada ibu
dan bersama-sama dengan ibunya mengatasi
kesulitan yang ditemui (anak bicara dengan
orang dewasa). Kemudian, anak dengan
bantuan ibu berhasil mengatasi masalah dan
menggunakan dalam situasi lain (dapat
menginternalisasi dan digunakan dalam sosial
secara independen).
Zone of proximal development (ZPD)
• Vygotsky membedakan tingkat kemampuan seseorang
menjadi tingkat kemampuan aktual dan tingkat
kemampuan potensial.
• Tingkat kemampuan aktual mengacu pada batas
kemampuan lebih tinggi yang dapat dicapai anak saat
memecahkan masalah secara mandiri tanpa bantuan
orang lain.
• Tingkat kemampuan potensial mengacu pada batas
kemampuan yang lebih tinggi yang dapat dicapai oleh
seorang anak saat memecahkan masalah dengan bantuan
orang yang lebih kompeten.
• Berkenaan dengan kedua jenis tingkat
kemampuan tersebut, Vygotsky menggunakan
istilah ZPD.
• Zone of proximal development
menggambarkan suatu jarak atau ruang antara
perkembangan aktual dengan tingkat
perkembangan potensial.
Perancah/Scaffolding
• Perancah berarti mengubah tingkat dukungan.
• Ketika siswa belajar tugas baru, orang yang
terampil dapat menggunakan instruksi langsung.
Seiring dengan peningkatan kompetensi siswa,
bimbingan berkurang diberikan.
• Mengajukan pertanyaan yang menyelidik adalah
cara terbaik untuk pembelajaran siswa perancah
dan membantu mereka untuk mengembangkan
keterampilan berpikir lebih maju.
Contoh pertanyaan perancah
• Apa yang akan kamu contohkan?
• Mengapa kamu berpikir begitu?
• Sekarang, apa hal berikutnya yang perlu kamu
lakukan?
• Bagaimana kamu dapat menghubungkan
mereka?
Bahasa dan Pemikiran
• Dalam pandangan Vygotsky, bahasa memainkan
peranan penting dalam perkembangan anak
• Anak berbicara tidak hanya untuk berkomunikasi,
namun juga untuk membantu mereka menyelesaikan
tugas-tugas.
• Vygostky menyatakan bahwa anak-anak menggunakan
bahasa untuk merencanakan, membimbing, dan
memonitor perilaku mereka sendiri.
• Penggunaan bahasa untuk pengaturan diri disebut
dengan pembicaraan sendiri (self talk).
Contoh self talk
• Pada saat mengerjakan teka teki, anak
berbicara: “bagian ini mudah, mungkin aku
akan mencoba yang satu.” namun beberapa
menit kemudiaan, “ini sulit.”
• Anak yang menggunakan self talk lebih penuh
perhatian dan meningkatkan kinerja mereka
lebih dari anak-anak yan tidak menggunakan
self talk.
Strategi dalam menerapkan Teori Vygotsky
dalam pendidikan
1. Nilai ZPD anak dengan memberikan tugas-tugas
dari berbagai kesulitan untuk menentukan
tingkat terbaik di mana untuk memulai instruksi.
2. Gunakan ZPD anak dalam mengajar. Pengajaran
harus dimulai menuju batas atas zona, sehingga
anak dapat mencapai tujuan dengan bantuan
dan pindah ke tingkat keterampilan dan
pengetahuan yang lebih tinggi.
3. Gunakan rekan sebaya yang lebih terampil
sebagai guru.
4. Pantau dan dorong anak dalam penggunaan
berbicara sendiri.
5. Tempatkan instruksi dalam konteks yang
bermakna, beri kesempatan siswa untuk
mengalami pembelajaran dalam pengaturan
dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai