Anda di halaman 1dari 86

INTERPRETASI

HASIL LABORATORIUM

JUDMAINNAH
B1D120108
Hitung Darah Lengkap (Complete Blood Count)

• Bersama dengan urinalisis dan uji kimiawi darah,


Hitung Darah Lengkap (HDL) merupakan
komponen dari evaluasi laboratorium klinis
• Ketiganya harus dievaluasi secara bersamaan
untuk menentukan jenis dan lokasi proses
penyakit
• Memberikan gambaran umum tentang status
kesehatan pasien pada suatu waktu tertentu
Hitung Darah Lengkap (Complete Blood Count)
• Meliputi pemeriksaan leukosit, eritrosit dan trombosit
– Kuantitatif (jumlah) dan Kualitatif (morfologi)
• Harus dilakukan pada setiap pasien yang:
– Sedang sakit
– Gejala klinisnya meragukan
– Akan menjalani anestesi
– Ingin diperiksa profil kesehatannya
– Harus diperiksa ulang karena sebelumnya telah didiagnosa
mengalami kelainan leukosit, eritrosit atau trombosit
– Menjalani pengobatan kemoterapi
Hitung Darah Lengkap (Complete Blood Count)

• Interpretasi
– Secara sistematis
• Leukosit  eritrosit dan kadar protein darah 
trombosit
– Dengan pertanyaan yang terstruktur untuk
masing-masing komponen sel darah
Pemeriksaan Leukosit
White Blood Cells –
The defence troops

First line of Antibodies


defence
Cell destruction
Phagocytosis

Toxic proteins
Interplay
Parasites
Phagocytosis
Allergic reactions

Allergic
reactions
Histamin,
heparin

6
Normal granulopoiesis in canine bone marrow

The majority of cells are developing granulocytes. Segmented neutrophils and


bands predominate with fewer numbers of metamyelocytes, myelocytes,
progranulocytes (60x).
Thrombocyte Thrombocyte

Leukosit dan Trombosit Kucing Leukosit dan Trombosit Anjing


NEUTROFIL NORMAL (A&C) DAN TOKSIK (B&D)
KONSEP DASAR EVALUASI LEUKOSIT
 NILAI RELATIF vs ABSOLUT
 Setiap jenis sel leukosit harus dievaluasi berdasarkan Nilai
Relatif (%) dan Absolutnya
Nilai absolut = % x Jumlah Total Leukosit
Netrofil 70%  Normal; tetapi jika Total Leukosit = 20.000 
Nilai absolutnya = 70% x 20.000 = 14.000  TINGGI
 Nilai Absolut lebih konsisten dari pada Nilai Relatif,
kecuali untuk efek Kortikostroid

 JALUR DAN DEPO LEUKOSIT


 Leukogram hanya menggambarkan bagian leukosit yang
bersirkulasi dalam darah
 Neutrofil hanya beredar sekitar 10 jam dalam sirkulasi
darah  berada di jaringan tubuh
KONSEP DASAR EVALUASI LEUKOSIT

• Pemeriksaan leukosit
– Kuantitatif (jumlah total sel leukosit / total white cell counts
dan differential cell count)
– Kualitatif (morfologi hapusan darah)
• Interpretasi yang benar diperoleh dari evaluasi secara
sistematik atas kedua data tersebut
– Semua komponen leukosit (netrofil dan prekursornya,
eosinofil, basofil, monosit dan limfosit) harus dihitung
– Agar efektif, interpretasi sebaiknya dipandu dengan
menggunakan serangkaian pertanyaan yang terstruktur
Harga Normal Sel Leukosit Anjing dan Kucing

Satuan Anjing Kucing


Leukosit (WBC) jumlah/µl (mm3) 8.000 – 17.000 4.200 - 17.500
% 2 – 10 2 – 12
Eosinofil
Jumlah/µl (mm3) (120 – 750) (110 – 750)
% 0–1 0–1
Basofil
Jumlah/µl (mm3) (0 – 170) (0 –190)
Neutrofil % 60 – 70 35 – 75
(Segmen) Jumlah/µl (mm3) (3.600 – 13.100) (1.925 – 14.825)
% 0–4 0–3
Neutrofil (Band)
Jumlah/µl (mm3) (0 – 680) (0 – 585)
% 12 – 30 20 – 55
Limfosit
Jumlah/µl (mm3) (720 – 5.100) (1.100 - 7.000)
% 3 – 10 1–4
Monosit
Jumlah/µl (mm3) (180 – 1.350) (55 – 780)
Key Questions
• Apakah ada bukti terjadinya keradangan?
• Apakah ada bukti terjadinya stres?
• Apakah ada bukti terjadinya nekrosis jaringan?
• Apakah ada bukti terjadinya hipersensitifitas
sistemik?
• Jika ada keradangan, apakah reaksinya akut,
kronik atau fatal?
• Apakah ada bukti terjadinya toksemia sistemik?
Apakah ada bukti terjadinya keradangan?

• Jumlah total leukosit


Monositosis
• Keseimbangan antara
produksinya di sumsum Neutrofil
tulang dan Left Shift
penggunaannya di
jaringan
• Radang Eosinofilia
Netrofilia >
• Jumlah total leukosit 25.000/µl

 rendah, normal atau Radang


tinggi
Apakah ada bukti terjadinya stres?
Stres

>>Glukokortikoid
↓ Limfopenia ±
Neutrofili
Perubahan jumlah (750 - 1.500/µl) a Ringan
sel lekosit darah ±
Monositosis
Ringan

Stre
s
Apakah ada bukti terjadinya nekrosis
jaringan?
Monositosis dapat
terjadi pada:
Radang akut Fagositosis
Radang kronis
Nekrosis

Nekrosis
Monositosis

Makrofag (Monosit dewasa) yang


sedang memfagosit Histoplasma sp.
Apakah ada bukti terjadinya hipersensitifitas
sistemik?
• Penyebabnya:
Eosinofilia • Penyakit parasiter yang disertai dengan
Persisten Basofilia sirkulasi sistemik, misalnya heartworms,
Persisten flea bite dermatitis
• Bronkitis alergi pada anjing  infiltrasi
eosinofil ke paru-paru
• Feline asthma
• Mastositosis sistemik
• Disseminated eosinophilic granuloma
Hipersensitifitas pada kucing
sistemik
• Parasit yang hanya terdapat di
saluran usus (misalnya, Cacing
cambuk) tidak menimbulkan
eosinofilia !!!
Jika radang, apakah keradangannya bersifat
akut, kronik atau fatal?
• Pada umumnya gambaran leukogram tidak dapat
diklasifikasikan lebih lanjut
• Pada kasus tertentu, differential cell count menunjukkan
ciri khas reaksi keradangan akut, kronis atau fatal
• Pola keradangan yang khas ini mencerminkan dinamika
pergerakan sel leukosit atau keseimbangan antara
produksi sel leukosit di sumsum tulang dan
penggunaannya di jaringan tubuh
• Perubahan ini dikendalikan oleh chemotactic factors
dan cytokines
Radang Akut
• Netrofilia
• Cadangan di sumsum tulang banyak
Regenerative
• ↑ ↑↑Netrofil dari sumsum tulang Left Shift

 darah  jaringan tubuh Limfopenia

• Left shift
• Cadangan netrofil di sumsum tulang ±
berkurang Netrofilia
Monositosis

• Sel muda  sirkulasi darah


• Limfopenia
• Radang akut  stres  limfopenia Radang
• Monositosis Akut
• Fagositosis ↑
• Nekrosis
Radang Kronik
Netrofilia
Hebat Toxic Neutrofil
& Left Shift

Leukositosis
Hebat Monositosis
(50.000–120.000/µl)
Radang
Kronik

» Lesi supuratif fokal yang hebat


» Anemia dan hiperglobulinemia
Radang Kronik
» Jumlah netrofil normal / sedikit meningkat
• Produksi di sumsum tulang 
kebutuhannya di jaringan tubuh
• Produksi netrofil oleh sumsum tulang ↑
No Left Shift sebagai reaksi terhadap meningkatnya
Netrofil
Limfosit kebutuhan jaringan tubuh
Agak ↑ Normal
» Tidak ada left shift
• Bukti produksi netrofil di sumsum tulang
mampu mencukupi kebutuhannya di
Leukosit Radang Monositosi
Normal/Agak ↑ Kronik s jaringan tubuh
» Jumlah limfosit normal
• Jumlah leukosit ↓ akibat pengaruh stres
 jumlah leukosit ↑ akibat
stimulasi antigen
» Monositosis
• Kebutuhan fagositosis
• Nekrosis jaringan tubuh
Radang Fatal
• Netrofil ↓
• Sumsum tulang tidak
mampu memenuhi
Left Shift Limfoprnia
kebutuhan jaringan tubuh
• Left shift
• Cadangan netrofil di
Monositosi sumsum tulang terkuras
Netrofil↓ s
Radang • Limfopenia
Fatal
• Ada stres
• Monositosis
• Nekrosis jaringan tubuh
• Kebutuhan fagositosis
Apakah ada bukti terjadinya toksemia
sistemik?
• Toxic neutrophil pada hapusan darah  toksemia
sistemik
• Paling sering dijumpai pada
• Infeksi bakteria
• Nekrosis jaringan yang luas

Toxic neutrophil
General Patterns of Leukocyte Responses
WBC Seg Band Lymph Mono Eos

Acute
↑ ↑ ↑ or Variable Variable
Inflammation
no change

↑ ↑ ↑ ↑
Chronic
or or or or ↑ Variable
Inflammation
no change no change no change no change

↓ ↓ ↓
Overwhelming
or or ↑ or Variable Variable
Inflammation
no change no change no change

↑ in dogs;
No change
Excitement ↑ or
↑ No change in dogs; No change No change
Leukocytosis no change in
↑ in cats
cats

↑ ↓
Stress
↑ ↑ No change ↓ or or
Leukogram
no change no change
Ringkasan
• Parameter pemeriksaan leukosit dalam pemeriksaan darah
lengkap adalah jumlah sel leukosit (white blood cell count) and
differential cell count dari hasil pemeriksaan hapusan darah
• Walaupun differential cell count selalu dievaluasi berdasarkan
prosentase, interpretasinya harus selalu dikembalikan ke jumlah
absolutnya
• Pada umumnya pemeriksaan data leukosit digunakan untuk
menentukan apakah proses penyakitnya berupa radang atau
bukan radang
• Selain itu, dapat juga digunakan untuk menentukan adanya
stres, nekrosis jaringan tubuh, hipersensitifitas sistemik, dan
toksemia sistemik
CONTOH KASUS PENYAKIT
Leukogram
Kasus Interpretasi Data Leukogram
Anamnesa:
Seekor anjing ras campuran yang berumur 9 tahun dibawa ke klinik dengan
gejala depresi dan discharge dari vulva

Hasil Harga Normal


Satuan Laboratorium (Anjing)
WBC Jumlah/µl (mm3) 30.000 8.000 – 17.000

% 1 2 – 10
Eosinofil
Jumlah/µl (mm3) (300) (120 – 750)
% 25 60 – 70
Neutrofil (Segmen)
Jumlah/µl (mm3) (7.500) (3.600 – 13.100)
% 55 0–4
Neutrofil (Band)
Jumlah/µl (mm3) (16.500) (0 – 680)

% 4 12 – 30
Limfosit
Jumlah/µl (mm3) (1.200) (720 – 5.100)

% 10 3 – 10
Monosit
Jumlah/µl (mm3) (3.000) (180 – 1.350)
EVALUASI:

1. LEUKOSIT (WBC)  ; EOSINO ; LIMFO  


2. NEUTRO SEGMEN ; NEUTRO BAND   
3. MONO  

INTERPRETASI:

• Gambaran darah leukosit “left shift” akibat radang 


sumsum tulang tidak mampu memenuhi kebutuhan neutrofil
secara cepat  Neutro Band   .
• Monosit  Fagosit  Respon terhadap radang.
• Limfopenia  stres

PROGNOSA  DUBIEUS
Kasus Interpretasi Data Leukogram
Anamnesa:
Anjing yang sama dengan kasus sebelumnya, 5 hari pasca operasi

Hasil Harga Normal


Satuan Laboratorium (Anjing)

WBC Jumlah/µl (mm3) 37.000 8.000 – 17.000

% 1 2 – 10
Eosinofil
Jumlah/µl (mm3) (370) (120 – 750)

% 70 60 – 70
Neutrofil (Segmen)
Jumlah/µl (mm3) (25.900) (3.600 – 13.100)

Neutrofil % 15 0–4
(Band) Jumlah/µl (mm3) (5.500) (0 – 680)

% 10 12 – 30
Limfosit
Jumlah/µl (mm3) (1.850) (720 – 5.100)
EVALUASI:

1. LEUKOSIT (WBC)  LEBIH TINGGI


2. EOSINO TETAP RENDAH
3. % LIMFO  , TETAPI JUMLAH ABSOLUT  SEDIKIT
4. NEUTRO SEGMEN   ; NEUTRO BAND 

INTERPRETASI:

• Walaupun Leukosit    sebagian besar akibat Neutro


Segmen    dan Neutro Band   Regeneratif Left Shift
• Walau uterus sudah diangkat, Sumsum tulang masih tetap
meningkatkan produksi  Leukositosis selama beberapa hari

PROGNOSA  BAGUS
Kasus Interpretasi Data Leukogram
Anamnesa:
Seekor kucing lokal yang berumur 3 tahun yang menderita batuk kronis dan
sudah diobati dengan kloramfenikol selama 6 minggu

Hasil Harga Normal


Satuan Laboratorium (Kucing)

WBC Jumlah/µl (mm3) 2.000 4.200 - 17.500

% 3 2 – 12
Eosinofil
Jumlah/µl (mm3) (60) (110 – 750)

% 10 35 – 75
Leukosit (Segmen)
Jumlah/µl (mm3) (200) (1.925 – 14.825)

% 86 20 – 55
Limfosit
Jumlah/µl (mm3) (1.720) (1.100 7.000)
% 1 1–4
Monosit
Jumlah/µl (mm3) (20) (55 – 780)
EVALUASI:

1. LEUKOSIT (WBC)  
2. LIMFO, EOSINO dan MONO  DALAM BATAS NORMAL,
TETAPI SANGAT RENDAH

INTERPRETASI:

• Terjadi penurunan produksi sel granulosit akibat penekanan


produksi Sumsum tulang oleh KLORAMFENIKOL
• Kloramfenikol dapat menyebabkan Leukopenia pada kucing
• Jumlah Leukosit akan kembali normal jika pemberian obat
dihentikan

PROGNOSA: BAGUS
Kasus Interpretasi Data Leukogram
Anamnesa: Seekor Anjing Gembala Jerman jantan berumur 3 tahun dengan gangguan respirasi
kronik selama 3-5 bulan. Anjing tersebut kurus, frekuensi respirasinya meningkat
dan dispneu. Suhu tubuh: 40.1oC

Harga Normal
Satuan Hasil Laboratorium
(Anjing)
WBC Jumlah/µl (mm3) 98.000 8.000 – 17.000
% 2 – 10
Eosinofil 54.000
Jumlah/µl (mm3) (120 – 750)
% 60 – 70
Leukosit (Segmen) 35.352
Jumlah/µl (mm3) (3.600 – 13.100)
% 0–4
Leukosit (Band) 3.928
Jumlah/µl (mm3) (0 – 680)
%
12 – 30
Limfosit Jumlah/µl (mm3) 4.910
(720 – 5.100)

PCV % 17 37,0 – 55,0


Protein plasma g/dl 5,3 6,0 – 7,8
EVALUASI:

1. LEUKOSIT (WBC)   ; EOSINO    ; LIMFO  NORMAL;


NEUTRO SEGMEN  ; NEUTRO BAND 
2. PCV   ANEMIA
3. PROTEIN PLASMA   HIPOPROTEINEMIA

INTERPRETASI:
Keradangan pada paru-paru kronis yang mungkin disebabkan
oleh parasit  Terbukti dengan adanya anemia dan
hipoproteinemia

PROGNOSA: JELEK
Pemeriksaan Eritrosit
Data Eritrosit Kuantitatif
• Jumlah sel eritrosit
• Kadar hemoglobin
• Hematokrit
• Indeks eritrosit
– MCV
– MCH
• Total Protein
Data Eritrosit Kualititatif
• Gambaran morfologi sel eritrosit yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan hapusan
darah
PCV atau Hematokrit

• Representasi dari besarnya komponen


eritrosit, dinyatakan dalam % (vol/vol)
• Cara tercepat dan paling akurat untuk
mengukur komponen eritosit dalam
darah
• Ditentukan dengan
– Mengukur tingginya kolom eritrosit pada
tabung hematokrit (lihat gambar) atau
– Mengalikan jumlah Eritrosit dengan MCV,
yang keduanya diukur langsung oleh mesin
penghitung sel otomatis
Kadar Hemoglobin
• Hemoglobin adalah molekul tetramer
yang mengandung 2 rantai alfa dan 2
rantai beta
• Dinyatakan dalam satuan gram per
desiliter (g/dl) darah
• Darah normal mengandung 33%
hemoglobin  konsentrasi Hb dalam
seluruh darah = 33% ( MCHC = 33%)
• Cara lama
– Dengan cara cyanmethemoglobin yang dibaca
dengan spektrofotometer
• Cara baru, ditentukan dengan
– Mengukur langsung kadar hemoglobin dalam
sel eritrosit
– Hasilnya ditampakkan dalam bentuk
histogram (lihat gambar)
Penghitungan Indeks Eritrosit dengan Impedance Counter
• Sampel darah diencerkan, lalu penghitungan sel dilakukan pada
waktu sel melewati lubang kecil di alat ini
• Setiap sel menyebabkan perubahan resistensi listrik pada waktu
melewati lubang tersebut. Pulsanya dideteksi dan diperbesar oleh
alat ini.
• Alat dapat diatur sehingga trombosit tidak terhitung, tetapi
leukosit tetap terhitung sebagai eritrosit. Hanya karena jumlahnya
kecil (ribuan) maka tidak berpengaruh pada jumlah total eritrosit
Mean Cell Volume
(MCV)
• Adalah volume rata-rata dari
sel eritrosit dalam darah
• Cara lama, ditentukan dengan
rumus:
MCV = (PCV : Eri) x 10
• Cara baru, dihitung langsung
secara otomatis dan hasilnya
ditampilkan dg histogram dan
gambar plot
• Tanda ►= Normal
• Tanda → = Agglutinasi
(makrositik normokromik)
mcv atau Polikromasia (makrositik
hipokromik)
Mean Cell Hemoglobin Concentration
(MCHC)
• Dinyatakan dalam g/dl
• Cara lama, ditentukan dengan rumus:
MCHC = (Hb : PCV) x 100
• Cara baru, dihitung langsung secara otomatis dan hasilnya
ditampilkan dg histogram (Impedance Counter) dan gambar
plot (Flow Cytometry Counter)
Harga Normal Sel Eritrosit Anjing dan Kucing

Satuan Anjing Kucing


PCV % 37,0 – 55,0 29,2 – 51,7

Eritrosit 106/mm3 (106/µl) 5,0 – 8,1 5,24 - 10,89

Hemoglobin g/dl 12,0 – 18,0 9,0 – 16,7


% 0,0 – 1,0 0,0 – 1,0
Retikulosit (<80.000) (<60.000)
Jumlah/µl
MCV fl 60,0 – 77,0 41,0 – 56,2
MCH pg 20,0 – 25,0 13,0 – 18,0
%
MCHC 32,0 – 36,0 29,5 – 34,8
(g/dl)

Protein plasma g/dl 6,0 – 7,8 6,2 – 8,0


Key Questions
• Apakah massa eritosit meningkat (polycythemia),
menurun (anemia) atau normal?
• Apabila menurun, apakah anemianya bersifat regeneratif
atau non-regeneratif?
• Apabila regeneratif, apakah akibat perdarahan atau
hemolisis?
• Apabila non-regeneratif, apakah mekanismenya dapat
ditentukan tanpa pemeriksaan sumsum tulang?
• Apabila massa eritrosit meningkat (polycythemia),
apakah relatif atau absolut?
• Jika polycythemia absolut, apakah primer atau sekunder?
Apakah massa eritosit meningkat
(polycithemia), menurun (anemia) atau
normal?

• Evaluasi indikator massa sel eritrosit


(hematokrit, kadar Hb, jumlah sel eritrosit)
• Interpretasinya harus dilakukan secara
bersamaan
• Hasil ketiganya harus sesuai
• Hasil yang sangat berbeda menandakan adanya
kesalahan di laboratorium
Apabila menurun (anemia), apakah anemianya
bersifat regeneratif atau non-regeneratif?

Lihat Gambar

InI Veterinary Service


Caring with Heart and Knowledge
Apabila menurun (anemia), apakah anemianya
bersifat regeneratif atau non-regeneratif?

Polikromasia

Anemia
Regeneratif

Reticulocyte
counts

Regenerasi: Polikromasia
Jumlah absolut sel retikulosit >80.000/µl (anjing) dan >60.000/µl (kucing)
RETIKULOSIT

• HANYA RETIKULOSIT AGREGAT YANG DIHITUNG

• JUMLAH RETIKULOSIT DINYATAKAN DALAM:


• PROSENTASE DARI SELURUH SEL DARAH MERAH
• JUMLAH ABSOLUT: % RETIKULOSIT X JUMLAH SEL DARAH MERAH

• INDIKASI REGENERATIF: ANJING > 80.000//µl & KUCING > 60.00/µL

INDEKS RETIKULOSIT TERKOREKSI


RESPON ANJING KUCING
NORMAL (%) ≤1 ≤0,4
RINGAN (%) 1-4 0,5-2
HEBAT (%) 5-20 3-4

•PCV normal Anjing adalah 45% & Kucing 35%.


•Indeks Retikulosit Terkoreksi = (Nilai PCV sebenarnya / Nilai PCV normal) x jumlah retikulosit (%)
Apabila regeneratif, apakah akibat
perdarahan atau hemolisis?
• Ditentukan dengan anamnesa tentang riwayat penyakit,
gejala klinis dan pemeriksaan fisik
• Sebagian besar perdarahan dapat ditemukan dengan
cara ini
• Hemoglobinemia atau hemoglobinuria menandakan
hemolisis
• Apabila diduga ada hemolisis, periksa morfologi sel
eritrosit terhadap tanda khas kelainan hemolitik, antara
lain:
• Spherocytes, Heinz bodies, Schistocytes, Agen penyebabnya
(Haemobartonella, Babesia), Ghost cells dan Eccentrocytes
Schistocytosis

Heinz Bodies

Spherocyte
Leptocytosis
(Target Cells)

Acanthocytosis

Hypochromasia
Apabila non-regeneratif, apakah mekanismenya dapat
ditentukan tanpa pemeriksaan sumsum tulang? (1)

• Anemia akibat keradangan  paling sering dijumpai


pada anjing dan kucing
• Diagnosanya dengan pemeriksaan hapusan darah:
• Normocytic normochromic anemia derajat ringan - sedang
• Leukogram yang menunjukkan proses keradangan
• Defisiensi zat besi khas yaitu microcytic hypochromic
non-regenerative anemia
• Megaloblastic anemia (nuclear maturation defect
anemia)  giant cell (macrocytes) dan megaloblast
terlihat di hapusan darah pemeriksaan sumsum
tulang.
Apabila non-regeneratif, apakah mekanismenya dapat
ditentukan tanpa pemeriksaan sumsum tulang? (2)
• Myelofibrosis pada sumsum tulang dapat menyebabkan
anemia non-regeneratif dengan tanda khas:
• Poikilocytosis dengan dacryocytes dan ovalocytes
• Leukopenia
• Respon trombosit yang bervariasi  konfirmasi histopatologi
• Anemia non-regeneratif dengan jumlah besar eritrosit
berinti dalam hapusan darah (>10/100 Lekosit), tanpa
polychromasia (respon eritrosit berinti yang aneh) 
Kerusakan stroma sumsum tulang
• Penyebabnya biasanya adalah keracunan Pb pada anjing dan
infeksi FeLV pada kucing
• Anemia non-regeneratif lainnya tidak memiliki tanda khas
dan memerlukan pemeriksaan sumsum tulang
PENYEBAB ANEMIA

REGENERATIF NON-REGENERATIF

Hemoragi (Perdarahan) Penurunan erithropoietin


Operasi Gangguan fungsi endokrin
Trauma Hipotiroidisme
Gastrointestinal Hipoadrenokortisisme
Ulserasi Penyakit Kronis
Parasit Keradangan
Kelainan pembekuan darah Tumor
Kelainan sistem perkemihan Kerusakan sel-sel sumsum tulang
Hemolisis (Lisis darah) Zat kimia (Obat-obatan sitotoksik,Toksin jamur)
Parasit Penyebab fisik (Radiasi)
Gangguan osmotik Immune-mediated cytotoxicity
Membran sel darah Aplasia eritrosit murni
Malamute – stomatosit Penyakit-penyakit myeloftistik
Basenji – defisiensi piruvatkinase Leukemia limfositik, granulosistik, plasmasistik
Kausa imunologis/infeksius Gangguan fungsi inti sel
Trauma Obat-obatan sulfonamida
Zat kimia/toksin Terapi methotrexate
Bawang putih, aseaminofen, fenol, Defisiensi asam folat
Methylene blue, anestesi topikal, nitrat Defisiensi vit. B12
Kelainan pendewasaan erithroid
Erithroleukemia
Infeksi Virus Feline Leukemia
Gangguan sintesa heme
Keracunan timbal
Kloramfenikol
Defisiensi zat besi mikrositik
PENYEBAB ANEMIA NON-REGENERATIF
BERDASARKAN UKURAN SEL ERITROSIT

MCV < 60 MCV 60 – 77 MCV > 77

Defisiensi zat besi Kelaparan Defisiensi asam folat


Kekurangan dalam pakan Kehilangan protein tubuh Sulfonamida
Perdarahan kronis Penurunan kadar hormon Methotrexate
Gastrointestinal Hipotitoidisme Defisiensi vit. B12
Reproduksi Hipoadrenokortisisme
Perkemihan Gangguan ginjal kronis
Sekuestrasi zat besi di Intoksikasi sumsum tulang
paru- paru Kloramfenikol
Hemolysis intravaskuler Keracunan timbal
kronis Kemoterapi tumor
Malabsorbsi Estrogen
gastrointestinal
Keradangan kronis
Penyakit infeksius kronis
Infeksi virus
FelineLeukemia
Penyakit Myeloproliferatif
Erlichiosis kronis
Aplasia Eritrosit murni
Apabila massa eritrosit meningkat (polycythemia),
apakah relatif atau absolut?

• Pada umumnya polycythemia bersifat relatif


• Hal ini terjadi akibat dari dehidrasi yang ditandai
dengan:
• Peningkatan massa eritrosit
• Peningkatan protein total
• Adanya indikator kimiawi yang menunjukkan bukti
dehidrasi dari pemeriksaan serum darah
• Diagnosa polycythemia absolut baru dapat ditentukan
apabila semua kemungkinan adanya polycytemia
relatif telah disingkirkan
Jika polycythemia absolut, apakah primer
atau sekunder?
• Polycythemia sekunder biasanya terjadi akibat dari penyakit-
penyakit berikut:
– Penyakit cardiovasculer
– Penyakit pulmoner
– Penyakit renal
– Tumor renal (primer atau metastatik)
– Cushing’s disease
• Jika tidak ada penyakit -2 tersebut di atas  Polycythemia
primer (Polycythemia vera ) akibat kelainan myeloproliferatif
• Polycythemia vera ditandai oleh:
– Oksigenasi jaringan yang normal (kadar gas dalam arteri yang normal)
– Kadar erythropoetin yang normal
Pemeriksaan Trombosit
Data Trombosit

• Disebut juga Platelet


• Data kuantitatif trombosit adalah jumlah
trombosit
• Data kualitatif trombosit adalah gambaran
morfologi sel trombosit yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan hapusan darah
Trombosit
• Cara lama  dihitung secara manual dengan
hemositometer (gambar atas)

• Cara baru  dihitung secara otomatis dengan


menggunakan Impedance counter atau Flow
cytometry counter
• Metode Flow cytometry counter  hasilnya
dalam bentuk cytogram. Pada gambar tengah
trombosit berada di area 1

• Adanya gumpalan trombosit (gambar bawah)


dapat dideteksi dengan cara ini, tetapi eritrosit
yang berukuran sangat kecil tetap terhitung sebagai
trombosit
Trombosit

Variasi bentuk trombosit


Trombositopenia Semu akibat Trombosit yang
Menggumpal

Trombosit dan gumpalan fibrin

Trombosit yang menggumpal


Harga Normal Sel Trombosit Anjing dan Kucing

Satuan Anjing Kucing

Trombosit
Jumlah/µl (mm3) 200 – 500 300 – 700
(Manual)

Trombosit Jumlah/µl (mm3) 200 – 500 170 – 600


(Otomatis)
Key Questions

• Apabila terjadi peningkatan jumlah sel trombosit


(trombositosis), apakah bersifat reaktif atau primer?
• Apabila terjadi penurunan jumlah sel trombosit
(trombositopenia), apakah mekanismenya dapat
ditentukan?
• Apabila jumah sel trombosit normal tetapi terjadi
perdarahan, apakah hal tersebut akibat disfungsi sel
trombosit (trombositopati)?
• Apakah morfologi sel trombosit abnormal?
Apabila terjadi peningkatan jumlah sel trombosit
(trombositosis), apakah bersifat reaktif atau primer?

• Trombositosis reaktif terjadi sebagai akibat sekunder dari:


– Splenectomy
– Excitement
– Latihan
– Fraktur
– Kadar glukokortikoid yang tinggi dalam darah
– Setelah perdarahan (>24 jam)
– Myeolfibrosis
– Iron deficiency anemia
• Trombositosis primer terjadi akibat trombosit leukemia atau
kelainan myeloproliferatif lainnya
Hypochromasia, ovalocytes, and thrombocytosis; dog with chronic blood loss
anemia
Apabila terjadi penurunan jumlah sel trombosit
(trombositopenia), apakah mekanismenya dapat ditentukan?

• Trombositopenia konsumtif
• Akibat dari keradangan, DIC dan penyakit infeksi
(Erlichiosis dan tickborn disease lain)
• Gejalanya
• Inflamatory leukogram
• Trombositopenia ringan-sedang (>50.000)
• Schistosit (pada anjing)
• Jumlah sel prekursor sumsum tulang normal
• Trombositopenia sekuestrasi
• Akibat hepatosplenomegali
Apabila terjadi penurunan jumlah sel trombosit
(trombositopenia), apakah mekanismenya dapat ditentukan?

• Trombositopenia proliferatif
• Berkaitan dengan penurunan jumlah sel prekursor sumsum
tulang
• Trombositopenia dektruktif
• Akibat immune-mediated disease
• Terjadi sendirian atau bersamaan dengan immune-
mediated hemolytic disease
• Gejalanya
• Trombositopenia hebat (<50.000)
• Jumlah sel prekursor dalam sumsum tulang normal
Apabila jumah sel trombosit normal tetapi terjadi perdarahan,
apakah hal tersebut akibat disfungsi sel trombosit
(trombositopati)?

• Mula-mula singkirkan semua kemungkinan akibat


perdarahan:
• Trauma
• Kelainan koagulasi darah
• Periksa apakah APPT (activated partial throboplasitin time) dan
PT (prothrombine time) normal
• DIC
• Periksa apakah fibrinogen dan fibrin product normal
• Lakukan uji BMBT (buccal mucossal bleeding time)
• Jika lambat, maka penyebabnya adalah trombositopati
Apakah morfologi sel trombosit abnormal?

• Adanya sel trombosit ukuran kecil (micropletelet)


dalam jumlah besar  immune-mediated
Thrombocytopenia
• Platelet anisositosis dengan sel trombosit ukuran besar
(macroplatelet) dalam jumlah besar 
Trombositopenia responsif dan anemia regenatif
• Granulasi berkurang  gangguan pembentukan 
periksa sumsum tulang
• Granulasi berlebihan  inclusion bodies parasit darah
misalnya Ehrlichia platys
Contoh Kasus Penyakit
Eritrogram
Kasus Interpretasi Data Eritrogram
Anamnesa:
Seekor anjing poodle yang berumur 8 tahun dengan gejala depresi, anoreksia,
poliuria dan polidipsia

Hasil Harga Normal


Satuan Laboratorium (anjing)
PCV % 25 37,0 – 55,0
Eritrosit 106/µl 3,5 5,0 – 8,1
Hemoglobin g/dl 8,0 12,0 – 18,0
% 0,0 – 1,0
Retikulosit 63.000
(jumlah/µl) (<80.000)
MCV fl 72 60,0 – 77,0
MCHC g/dl 32 32,0 – 36,0

Protein plasma g/dl 8,0 6,0 – 7,8


EVALUASI:
1. PCV = 25%  < 37%  ANEMIA
2. JUMLAH RETIKULOSIT ABSOLUT = 63.000/µl = 0.79%
Indeks Retikulosit Terkoreksi = 25/45 x 0,79% = 0,43%  RESPON
RINGAN  NON REGENRATIF
3. ERITROSIT  DAN Hb 
4. MCV  NORMAL (NORMOSITIK); MCHC  NORMAL
5. PROTEIN PLASMA NORMAL

INTERPRETASI:
ANEMIA NON-REGENERATIF

TINDAKAN LANJUT:
PERIKSA INDEKS ERITROSIT UNTUK MENENTUKAN TINDAKAN
SELANJUTNYA  HORMONAL, LEUKEMIA ?  PEMERIKSAAN
SUMSUM TULANG?
Kasus Interpretasi Data Eritrogram
Anamnesa:
Seekor kucing yang berumur 8 tahun yang sudah mendapat vaksinasI
lengkap, menderita dermatofitosis pada kulitnya dan sudah diobati dengan
griseofulvin

Hasil Harga Normal


Satuan Laboratorium (kucing)
PCV % 25 29,2 – 51,7
Eritrosit 106/µl 3,5 5,24 - 10,89
Hemoglobin g/dl 8,0 9,0 – 16,7
% 0,0 – 1,0
Retikulosit 63.000
(jumlah/µl) (<60.000)
MCV fl 72 41,0 – 56,2
MCHC g/dl 32 29,5 – 34,8

Protein plasma g/dl 8,0 6,2 – 8,0


EVALUASI:
• PCV = 25%  < 27%  ANEMIA RINGAN
• ERITROSITt  dan Hb 
• RETIKULOSIT = 63.000 = 1,8%
• Indeks Retikulosit Terkoreksi = 25/35 x 1,8% = 1,28%  RESPON SEDANG
 MUNGKIN ANEMIA REGENERATIF
• PROTEIN PLASMA = NORMAL TINGGI

INTERPRETASI:
MUNGKIN ANEMIA REGENERATIF

TINDAKAN LANJUT:
• PASTIKAN SUDAH VAKSIN LENGKAP DAN APA VAKSINNYA
• BILA UJI FeLV NEGATIF PERIKSA SUMSUM TULANG
• PASTIKAN APAKAH AKIBAT OBAT-2-AN (GRISEOFULVIN?)
Kasus Interpretasi Data Eritrogram
Anamnesa:
Seekor anak anjing shihtzu yang berumur 8 bulan yang selaput
mukosanya terlihat pucat

Hasil Harga Normal


Satuan
Laboratorium (anjing)
PCV % 26 37,0 – 55,0
Eritrosit 106/µl 6,0 5,0 – 8,1
Hemoglobin g/dl 7,3 12,0 – 18,0

Ret Indeks (%) Ret Indeks = 1,5 0,0 – 1,0


Retikulosit
(jumlah/µl) 306.000 (<80.000)

MCV fl 43 60,0 – 77,0


MCHC g/dl 28 32,0 – 36,0

Protein plasma g/dl 2,8 6,0 – 7,8


EVALUASI:
1. PCV = 26%  < 37%  ANEMIA
2. Eritrosit  NORMAL dan Hb 
3. Indeks Retikulosit Terkoreksi = 1,5% RESPON SEDANG 
MUNGKIN REGENERATIF
4. Protein Plasma = 2,8    SANGAT RENDAH

INTERPRETASI:
ANEMIA HEMORAGIK

TINDAKAN LANJUT:
PERIKSA PERDARAHAN DI DALAM DAN DI LUAR TUBUH
RINGKASAN
 Sampel darah harus diambil secara benar
 Segera diperiksakan untuk mencegah terjadinya
kerusakan sel akibat dari pengambilan, penyimpanan
dan pengiriman dan artefak akibat antikoagulan
 Informasi yang diperoleh dari evaluasi gambaran darah
lengkap dapat dipakai sebagai petunjuk untuk diagnosa,
terapi dan prognosa, karena jumlah dan karakter dari
sel-sel darah merefleksikan kondisi kesehatan hewan
 Jangan hanya mengandalkan hasil evaluasi gambaran
darah lengkap
 Perhatikan juga gejala klinis dan hasil uji lainnya
Contoh Kasus Penyakit
Kompleks
Case:  Feline 10 Month Old Female Siamese

• History
– Straining in an attempt to deliver kittens
• Physical Examination
– T =104.9ºF
– Depressed
– Dehydrated
– Serohemorrhagic vaginal discharge
– Radiographs reveal macerated fetuses in genital tract
Case:  Feline 10 Month Old Female Siamese
Laboratory Data
Reference
  Patient Range
  Day 1 Day 2 Day 5  
PCV % 46 38 29 (30 - 40)
TPP g/dl 7.0 4.6 4.5 (6.0 - 7.5)
Platelets ADQ ADQ ADQ  
WBC/ul 9,500 9,100 48,400 (5,500 - 19,500)
Neutrophils 2,755 3,003 45,980 (2,500 - 12,500)
Band cells 5,415 4,914 1,452 (0 - 300)
Metarubricytes 95 273 -  
Lymphocytes 665 637 484 (1,500 - 7,000)
Monocytes 570 273 484 (0 - 850)
Eosinophils - - - (0 - 750)
Toxic
3+ 3+ -  
neutrophils
Case:  Feline 10 Month Old Female Siamese
Day 1
• Leukogram
– Severe degenerative left shift, lymphopenia, and toxic
neutrophils (Figure 1, Figure 2, and Figure 3)
1
– Overwhelming or peracute inflammation of a well-
vascularized tissue or body cavity
– The severity of the left shift (bands exceed mature
neutrophils with a normal WBC count) indicates a poor 2
prognosis
– Acute peritonitis or metritis is a likely cause
• Erythrogram 3
– Polycythemia is due to dehydration
– Normal TPP in light of severe dehydration indicates
hypoproteinemia
– Hypoproteinemia is due to protein leakage associated with
acute inflammation 4

• Abdominocentesis reveals a neutrophilic exudate


with rod-shaped bacteria (Figure 4)
INTERPRETATION
Day 2
• Cat was given IV fluids and antibiotics prior to exploratory laparotomy
• Rehydration
– PCV is reduced to normal
– Hypoproteinemia is evident
• Leukocyte values are similar to day 1
– Acute overwhelming inflammation and sepsis
• Severe lymphopenia on day 1 and 2  stress response
• Exploratory surgery
– Acute metritis with a uterine perforation resulting in acute diffuse peritonitis
• Ovariohystorectomy and abdominal lavage were done
INTERPRETATION
Day 5
• CBC is 2 days postoperative
– Marked neutrophilic leukocytosis with left shift and severe lymphopenia
• Leukocyte response from day 2 to day 4
– Caused by the abrupt removal of the site of inflammation
• Rebound neutrophilia
– Continued production and release of neutrophils from a stimulated bone
marrow
• Hypoproteinemia persists and will recover gradually during
the next 2 weeks
• PCV ↓
– Blood loss at surgery
– Severe inflammation
Outcome: Uneventful recovery
Thank you

Anda mungkin juga menyukai