Anda di halaman 1dari 12

ADAPTASI

KEBIASAAN BARU
Program Studi Ners
Universitas Negeri Gorontalo
Judul
“Praktik Profesi Ners stase Keperawatan Jiwa di masa
Pandemi Covid 19”
Potensi Masalah
• Keterbatasan pencapaian target
• Kompetensi Klinik kurang maksimal
• Eksplorasi keterampilan praktikan kurang maksimal
• Aplikasi komunikasi terapeutik kurang maksimal
• Aplikasi Terapi Aktivitas Kelompok tidak dapat dilakukan
Kebijakan Institusi
• Melakukan kegiatan melalui daring
• Target yang dapat dicapai melalui media daring
dilaksanakan dengan melibatkan preseptor akademik dan
klinik
• Sebelum stase Keperawatan Jiwa dimulai, terlebih dahulu
dilaksanakan rapat pertemuan preseptor untuk penyamaan
persepsi
• Untuk pencapaian target daring dilaksanakan selama lebih
kurang satu pekan lamanya.
• Setelah pelaksanaan daring, dilakukan evaluasi terhadap
target yang telah dicapai dan kendala apa saja yang
ditemui serta rencana tindak lanjut.
Mekanisme Pembelajaran
Target Tugas Jumlah Pelaksanaan
Keperawatan Jiwa Melaksanakan asuhan 1 Askep risiko DARING
Masyarakat keperawatan jiwa   Askep Risiko
masyarakat   1. Setiap mahasiswa profesi melakukan pengkajian pasien risiko
    dan wajib disaksikan secara virtual (daring) oleh preceptor klinik
    dan akademik. Hasil pengkajian didokumentasikan.
    2. Setelah melakukan pengkajian, setiap mahasiswa profesi
    melakukan intervensi keperawatan minimal 2 kali implementasi
    yang salah satu implementasi disaksikan secara virtual (daring)
    oleh preceptor klinik dan akademik. Hasil implementasi dan
    evaluasi didokumentasikan.
    3. Dokumentasi proses asuhan keperawatan dikirimkan kepada
    preceptor klinik dan akademik melalui email atau pun Whatsapp.
    4. Mahasiswa profesi melakukan responsi terkait laporan asuhan
    keperawatan jiwa risiko mulai dari proses pengkajian,
    penegakkan diagnosis, penetapan intervensi, pelaksanaan
  implementasi, serta evaluasi keperawatan yang dilaksanakan
  secara virtual (daring) bersama preceptor klinik dan akademik.
   
  DARING
Pendidikan Pendidikan Kesehatan
Kesehatan 5. Setiap mahasiswa profesi menyiapkan topik, SAP, dan media
  pendidikan kesehatan yang dikonsulkan H – 2 pada preceptor
  klinik dan akademik.
  6. Setiap mahasiswa profesi wajib melakukan pendidikan kesehatan
  pada pasien kelolaan (risiko) dan disaksikan secara virtual oleh
  preceptor klinik dan akademik.
 
Sistem Penilaian
No. Aspek Penilaian Frekuensi Pelaksanaan Persentase

1. Laporan Asuhan Keperawatan Gangguan, Risiko, Daring untuk Askep 10%


Kelolaan Sehat Risiko  
Klinik untuk Askep 10%
Sehat  
Klinik untuk Askep 10%
Gangguan

2. Resume URJ dan UGD RSJ Klinik 5%


2. Penyuluhan Kesehatan Kelompok 2 kali Daring 10%

3. Ujian Klinik Stase 2 kali Klinik 30%


4. Literature review 1 kali Daring 15%
5 TAK 1 kali Klinik 10%
Kurikulum 2020/2021
• Mata ajar : Keperawatan kesehatan Jiwa
• Beban Studi : 3 SKS
• Deskripsi Mata Ajar
Praktik profesi keperawatan kesehatan jiwa merupakan
tahapan program yang menghantarkan mahasiswa ketika
adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan jiwa yang diberikan kepada individu, keluarga
dan masyarakat baik yang sifatnya preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif serta memberikan pendidikan
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.
• Praktik profesi keperawatan kesehatan jiwa berfokus
pada penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah kesehatan jiwa dalam konteks keluarga dan
masyarakat melalui penerapan terapi modalitas
keperawatan.
Capaian pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan kesehatan Jiwa
mahasiswa mampu:
• Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa.
• Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim.
• Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan
secara efektif dan bertanggung jawab.
• Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan
keluarga yang mengalami masalah adaptasi bio-psiko-sosio-
spiritual terutama masalah gangguan jiwa dengan core
problem; Halusinasi, Waham, Harga Diri Rendah, Isolasi
Sosial, Bunuh Diri, Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan
Diri. Peserta pratik melakukan proses keperawatan jiwa.
• Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan
etis dan legal.
• Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai
etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik.
• Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien.
• Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara
kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien
dan efektif.
• Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan jiwa.
• Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten.
• Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
• Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
• Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
• Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
• Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
• Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
• Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan.
Tiada Kesehatan tanpa Kesehatan Jiwa

Odu’olo
Hatur Nuhun
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai